• Tidak ada hasil yang ditemukan

Crotaderm, eurax

Dalam dokumen bimbingan ukdi (Halaman 52-64)

CRUSTED IMPETIGO Sinonim

6. Crotaderm, eurax

•Anti gatal •Anti bakteri •Iritasi mukosa 7. Nix

• Obat baru

• Paling aman dan efektif

8. Krotamiton 10% krim/losio. Antiskabies dan antigatal, Jauhkan dari mukosa

9. Permetrin 5% krim. Kurang toksis dibanding gameksan .Aplikasi 1x selama 10 jam, Tidak dianjurkan untuk bayi < 2 bulan

10. Malation 0,5 % dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian 11. Monosulfiran, tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2 – 3 bagian dari air dan digunakan selam 2 – 3 hari.

17. Seorang perempuan usia 27 tahun berobat ke puskesmas dengan keluhan bercak putih kecoklatan di punggung dan dada. Pada pemeriksaan ditemukan macula hipopigmentasi dan kecoklatan disetai skuama halus. Pemeriksaan dengan lampu wood menunjukkan kuning emas. Apa etiologi yang paling mungkin untuk kasus diatas?

a. Mallassezia furfur b. Microsporn cnis c. Mallassezia globosa d. Trichopyton rubrum e. Epidermophyton floccosum Pembahasan :

UKK macula hipopigmentasi/hiperpigmentasi dengan skuama halus di atasnya , pada px.lampu wood warnanya kuning emas  khas pada P. versikolor

Pitiriasis Versicolor

 Sinonim : tinea versikolor, kromofitosis, panu,lepra alphos

• Definisi:penyakit infeksi jamur superfisial pada lapisan tanduk kulit, ditandai adanya makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal ringan yang umumnya muncul saat berkeringat bersifat kronik dan asimptomatik.

• Terutama menyerang ketiak, lipat paha, paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, dan kulit kepala yang berambut  Penyebab: Malassezia furfur

 Patogenesis: bila terjadi perubahan keseimbangan hubungan antara hospes dengan ragi sebagai flora normal kulit.  Faktor predisposisi menjadi patogen:

• eksogen (suhu, kelembaban udara dan keringat) • endogen (defisiensi imun)

Gambaran klinis:

Keluhan subyektif: biasanya tidak ada (gatal jarang), hanya kosmetis

Obyektif: perubahan warna putih, merah,coklat makula dalam berbagai warna, bervariasi dari lesi hipopigmentasi sampai hiperpigmentasi, berbagai ukuran dan bentuk, ditutupi skuama halus.

Pemeriksaan penunjang dengan lampu wood akan terlihat warna kuning keemasan, Px. Dengan larutan KOH 10% akan terlihat adanya gambaran hifa dengan “meatball and spaghetti”

 Diagnosis banding:

Dermatitis seboroika , Eritrasma (warna merah), vitiligo (warna putih), leukoderma (warna putih)  Pengobatan:

 Solutio selenium sulfide 2,5%  Solutio Tinver

 Solutio Whitfield

 Solutio Tiosulfas natricus 25%: dioleskan 2xsehari setelah mandi selama 2 minggu  Derivat azol, misal: mikonazol, klotrimazol, isokonazol, dan ekonazol

 Sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20%  Ketokonazol:dosis 1x200mg sehari selama 10 hari

18.Seorang laki-laki usia 25 tahun, pekerjaan kuli bangunan, datang dengan keluhan timbul bercak putih bersisik haus hamper diseluruh tubuh. Dari anamnesis didapatkan hal tersebut sudah diderita sejak 3 bulan yang lalu dan sudah diberikan bermacam pengobatan. Bercak tidak terasa gatal. Tidak terdapat riwayat atopic pada diri dan keluarga. Dari pemeriksaan dermatologi didapatkan macula hipopigmentasi, skuama halus di dada, punggung, perut, sedikit di ekstrimitas. Apakah etiologi yang paling mungkin?

a. Auto imun b. Peradangan c. Malassezia furfur d. Candida albicans e. Mycobacterium leprae Pembahasan :

Sama seperti nomor sebelumnya, pada P.versikolor bias disertai gatal atau tidak, kebanyakan tidak menyebabkan gatal. Keluhan utama biasanya karena kosmetik saja.

19.Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke dokter dengan keluhan gatal di bokong sejak1 tahun yang lalu. Keluhan gatal dirasakan berulang tiap bulan dan biasanya sehabis menstruasi. Pemeriksaan fisik didapat plakat dan macula hiperpigmentasi, pada bagian tepi tampak papul-papul eritem, hiperpigmentasi dan tersebar erosi dan ekskoriasi. Skuama kasar+penderita sudah berobat ke puskesmas, keluhan membaik tetapi timbul lagi. Pasien gemar memakai celana pendek. Apakah diagnosis untuk kasus tersebut?

a. Psoriasis b. Eritrasma c. Tinea kruris d. Kandidiasis kutis e. Dermatitis intertriginosa Pembahasan :

Kata kuncinya adalah bagian tepi tampak papul eritem  tepi lebih aktif, disertai keluhan gatal  khas pada tinea. Karena lokasi di bokong  T.kruris

Faktor predisposisi adalah sehabis menstruasi  karena saat menstruasi kelembaban tinggi Tinea Kruris

Sinonim : Eczema marginatum, Dhobi itch, Jockey itch, Crotch itch

Merupakan infeksi jamur dermatofita pada kulit lipat paha, genitalia, sekitar anus, dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah.

Etiologi : T.rubrum, T.mentagrophycus, E. floccosum.

Efloresensi: Makula eritematosa numular sampai geografis, berbatas tegas dengan tepi lebih aktivf terdiri daripapula atau pustula. Jika kronik makula menjadi hiperpigmentasi dengan skuama di atasnya.

Diagnosis Banding :

Kandidiasis inguinalis, eritrasma, Psoriasis intertriginosa, dan Dermatitis seboroika Penatalaksanaan :

Terapi topikal: Salep Whitfield, krim mikonasol 2%, krim Klotrimasol 1%, Krim Tolnafat 2% Terapi sistemik:

Griseofulvin : Pemberian griseofulvin 250mg/ hari per oral dimaksudkan untuk mempertinggi kemanjuran terapi yang diberikan secara topikal

20.Seorang pria 48 tahun bekerja sebagai buruh di pelabuhan, datang ke PKM dengan keluhan adanya bercak berwarna putih di punggung. Keluhan dirasakan dejak 1 bulan yang lalu, tidak gatal, mulai dari punggung kemudian makin meluas. Gejala lain yang menyertai adalah rasa tebal pada telapak kaki dan sering kesemutan. Pemeriksaan dermatologis menunjukkan pada punggung dada, dan tungkai terdapat bnayak macula hipopigmentasi, kira-kira 1-2 cm sampai 5-6 cm dengan lesi yang berbatas tegas dengan jumlah seluruhnya 7 lesi. Apkah pemeriksaan yang paling teapt dilakukan?

a. Saraf tepi b. Sensibilitas kaki c. Mata

d. Motoric tangan kaki e. Refleks tendon Pembahasan :

Makula pigmentasi + rasa tebal dan kesemutan/ parestesi/anestesi khas pada lepra

Jumlah lesi 7 buah  tipe MB (>5 lesi)  Diagnosis lepra tipe MB, pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan syaraf tepi.

Tambahan : KUSTA/LEPRA

Penyakit menular yang menahun. Primer menyerang saraf tepi dan sekunder menyerang sistem RES (Retikuloendotelial sistem), kulit, testis dan organ lain. Penularan penyakit kusta adalah:

a. Melalui sekret hidung, basil yang berasal dari sekret hidung penderita yang sudah mengering, diluar masih dapat hidup 2–7 x 24 jam.

b. Kontak kulit dengan kulit. Etiology:

 Mycobacterium leprae(M.leprae)

 Basil tahan asam tahan alkohol, batang, ukuran 1-8 µ

 Hidup dalam sel (Obligat intrasel), terutama jaringan suhu dingin  Tidak dapat dikultur dalam media buatan

 Dapat diisolasi dan diinokulasi, tetapi tidak dapat dibiakkan  Membelah diri : 12-21 hari

 Masa inkubasi : rata-rata 3-5 tahun

 Mengenai semua usia, terbanyak 25-35 tahun Tanda dan Gejala

Tanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat atau tipe dari penyakit tersebut.

a. Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia .Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama-lama semakin melebar dan banyak.

b. Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus, aulicularis magnus seryta peroneus. Kelenjar keringat kurang kerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat.

c. Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yang tersebar pada kulit d. Alis rambut rontok

e. Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leonina (muka singa) Gejala-gejala umum pada lepra, reaksi :

a. Panas dari derajat yang rendah sampai dengan menggigil. b. Anoreksia.

c. Nausea, kadang-kadang disertai vomitus. d. Cephalgia.

e. Kadang-kadang disertai iritasi, Orchitis dan Pleuritis.

f. Kadang-kadang disertai dengan Nephrosia, Nepritis dan hepatospleenomegali. g. Neuritis.

Gambaran klinis: Kelainan kulit:

 Makula anastesi (panas/dingin;nyeri;raba)  Nodule , ichtyosis

 Ulkus (malperforan du pied)  Madarosis

Kelainan Saraf:

 Pembesaran saraf tepi dengan gangguan sensibilitas kulit yang dipersarafinya.  Dapat disertai cacat akibat kerusakan saraf tepi,

sensorik, otonom maupun motorik Kelainan organ lain:

 Penebalan cuping telinga  Facies leonina

 Saddle nose  Orchitis

 Claw hand, drop hand, drop foot, mutilasi dll Perbedaan tipe PB dan MB

Lesi kulit PB MB

(makula datar,papul, 1-5 lesi > 5 lesi

Nodus) hipopigmentasi erytema

distribusi asimetris simetris hilangnya sensasi jelas tidak jelas Kerusakan syaraf hanya satu cabang syaraf banyak

Pemeriksaan 1. Anamnesis

- keluhan penderita

- riwayat kontak dengan penderita - latar belakang sosio ekonomi 2. Pemeriksaan Fisik

 Inspeksi pasien dapat dilakukan dengan penerangan yang baik, lesi kulit harus diperhatikan dan juga dilihat kerusakan kulit.

 Palpasi dan pemeriksaan dengan menggunakan alat – alat sederhana yaitu jarum untuk rasa nyeri, kapas untuk rasa raba, tabung reaksi masing – masing dengan air panas dan es, pensil tinta Gunawan (tanda

Gunawan) untuk melihat ada tidaknya dehidrasi di daerah lesi 3. Pemeriksaan Saraf Tepi

 Untuk saraf perifer, perlu diperhatikan pembesaran, konsistensi dan nyeri atau tidak.

 saraf yang diperiksa yaitu N.fasialis, N.aurikularis magnus, N.radialis, N. Ulnaris, N. Medianus, N. Poplitea lateralis, N. Tibialis posterior.

 Pada pemeriksaan saraf tepi dapat dibandingkan saraf bagian kiri dan kanan, adanya pembesaran atau tidak, pembesaran reguler/irreguler, perabaan keras/kenyal, dan yang terakhir dapat dicari adanya nyeri atau tidak (Daili, 21:2003).

 Pada tipe lepromatous biasanya kelainan sarafnya billateral dan menyeluruh, sedangkan tipe tuberkoloid terlokalisasi mengikuti tempat lesinya

 Tes Fungsi Saraf a. Tes Sensoris

Gunakan kapas, jarum, serta tabung reaksi berisi air hangat dan dingin. b. Tes Otonom

Berdasarkan adanya gangguan berkeringat di makula anestesi pada penyakit kusta, pemeriksaan lesi kulit dapat dilengkapi dengan tes anhidrosis.

c. Tes Motoris (Voluntary muscle test) Pengobatan

 PB dengan lesi 2 – 5.Lama pengobatan 6 dosis ini bisa diselesaikan selama (6-9) bulan. Setelah minum 6 dosis ini dinyatakan RFT (Release From Treatment) yaitu berhenti minum obat

 MB dengan lesi > 5.Lama pengobatan 12 dosis ini bisa diselesaikan selama 12-18bulan. Setelah selesai minum 12 dosis obat ini, dinyatakan RFT/=Realease From

Treatment yaitu berhenti minum obat

21.Seorang wanita berusia 26 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan gatal pada lengan bawah kanan sejak 3 bulan yang lalu. Pasien telah berobat ke mantri, diberi obat oles selama 4 minggu. Lesi membaik selama pengobatan tetapi cepat kambuh kembali. Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan lesi eritematosa berukuran plakat di region lengan bawah kanan, berbatas tegas, terdapat papul, skuama erosi linear dan krusta milier, terutama di bagian tepi lesi, sebagian membentuk konfigurasi polisiklik. Apakah diagnosis yang paling mungkin?

a. Scabies b. Eriseplas c. Tinea korporis d. Kandidiasis kutis e. Dermatitis numularis Pembahasan :

Lesi eritematosa, batas tegas, terutama di bagian tepi  tepi lebih aktif +polisiklik  khas pada infeksi jamur /Tinea. Predileksi di lengan  tinea korporis

Tambahan : Tinea Korporis

Sinonim : Tinea circinata = Tinea glabrosa

Definisi: infeksi jamur dermatofita pada kulit leher, ekstremitas dan batang tubuh. Sering dijumpai pada orang dewasa.

Manifestasi klinis: berupa lesi anuler dengan tepi polisiklis, lesi berbatas tegas, polisiklik, polimorfik, tepi lebih aktif (central healing). Pada daerah tepi tampak vesikel-vesikel kecil dengan skuama halus dan aktif. Di sini dijumpai daerah penyembuhan sentral. Rasa gatal bertambah pada waktu berkeringat.

 Bentuk lain ialah tinea imbrikata. Lesi berupa plakat, polisiklis atau bulat dengan susunan skuama membentuk lingkaran konsentris

Penyebab utama adalah Trycophyton. violaceum, T.rubrum, T.mentagrophytes, M. gypseum, M.canis, M.audolini. Diagnosis Banding:

 Morbus Hansen (terutama tipe tuberkuloid),Pitiriasis rosea, psoriasis, dermatitis seboroika, dermatitis numularis. Penatalaksanaan:

 Terapi sistemik: Griseofulvin per oral 250mg/hari selama 4 sampai 6 minggu.

Terapi topikal: Salep Acidum Salicylicum 3%, Salep Sulphur praecipitatum 3%, salep Whitfield, krim mikonasol 2%, krim klotrimasol 1%, krim haloprogin.

22. Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat untuk pasien diatas (nomer 21)? a. Pemeriksaan tzank test

b. Pemeriksaan KOH 10% c. Pemeriksaan Pengecatan gram d. Pemeriksaan Pengecatan Giemsa

e. Pemeriksaan sediaan langsung dengan NaCl Pembahasan :

Pemeriksaan penunjang pada kasus Tinea korporis/infeksi jamur  pemeriksaan dengan KOH 10 %  ditemukan hifa sejati. Px. Tzank  pada infeksi virus, c:/ herpes

Pengecatan Gram  infeksi bakteri

23.Bayi lak-laki berusia 3 bulan dibawa berobat ke puskesmas dengan keluhan kulit mengelupas hamper diseluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya terdapat demam. Pemeriksaan fisik: temperature 39oC. Pemeriksaan dermatologi: ditemukan bula kendur, skuama dan erosi, serta kulit tampak mengelupas hampir diseluruh tubuh. Apkah diagnosis yang paling mungkin untuk kasus tersebut?

a. Impetigo bulosa b. Pemphigus vulgaris

c. Sindroma Steven Johnson (SJS) d. nekrolisis epidermal Toksik (NET)

e. Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) Pembahasan :

Pada kasus di atas UKK utama adalah bula dengan skuama  dermatitis vesikobulosa Impetigo bulosa  jarang terjadi dalam waktu singkat (> 2 hari)

Pemfigus vulgaris  jarang terjadi pada anak, biasanya keadaan umumnya buruk

SJS  merupaka reaksi alergi akibat obat, jadi ada riwayat minum obat, biasanya UKK utama adalah krusta berwarna kehitaman yang selain di kulit juga terdapat di mukosa terutama mulut

NET  sama seperti SJS merupakan reaksi alergi obat, NET mempunyai UKK utama adalah Bula yang berukuran besar dan hamper seluruh tubuh, tidak mengenai mukosa.

Kemungkinan diagnosis adalah SSSS  karena pada anak, sering didahului dengan batuk pilek , dan disertai dengan demam. Tambahan :

SSJ NET

Usia Anak sp dewasa Dewasa

KU Ringan sp berat Berat

Kesadaran Kompos mentis Sering menurun

Tanda Nikolsky (-) (+)

Epidermolisis (-) (+)

Nekrosis epidermis (-) (+)

Prognosis Lebih baik Buruk

NET SSSS

Usia pasien > tua > muda

Lesi target Sering ditemukan Tidak ada

Nyeri kulit Ringan sp sedang Sangat nyeri

Lesi oral Umumnya ada Jarang

Tanda Nikolsky (+) hanya di daerah lesi (+) pada lesi & klt (N) Derajat eksudasi 4+ (tampak dermis) 1+ (tampak epdermis

superfisial)

Penyembuhan > lama 10 – 14 hari

Jaringan parut Srg ditemukan, dpt disertai hiper / hipopigmentasi

Jarang

Mortalitas Tinggi (20 – 50 %) Rendah, umumnya sembuh

spontan

24.Seorang anak laki-laki usia 8 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena koreng di kedua tungkai bawahnya sejak 2 minggu yang lalu. Sehari-hari anak tersebut serig bermain bola dilapangan. Sebelum timbul koreng, tidak ada gelembung. Pada pemeriksaan pada kedua tungkai bawah didiapatkan lesi berupa krusta yang tersebar dengan dasar berupa ulkus yang kotor. Apakah diagnosis untuk kasus tersebut?

a. Ektima b. Ulkus tropikum c. Impetigo krustosa d. Impetigo bockhart

e. Impetigo vesikobulosa Pembahasan :

Krusta dengan dasar ulkus, predileksi di tungkai bawah, pada anak-anak  khas untuk ektima. Kadang sulit dibedakan dengan impetigo krustosa maka di bawah dicantumkan perbedaannya.

Tambahan : ECTHYMA

 Pioderma ulceratif

Biasanya disebabkan oleh Streptococcus β haemolyticus grup A  Pada lokasi cedera ringan

 Secara predominan mengenai tulang kering dan punggung kaki

 Umumnya menyembuh dengan pembentukan jaringan parut yang bervariasi

Diferensiasi IMPETIGO KRUSTOSA ECTHYMA

Durasi Hari - Minggu Minggu – Bulan

Gejala Tak ada s/d pruritus Sakit - lembut

Lesi Kulit - Type - Warna

- Ukuran & bentuk - Palpasi

- Susunan

- Distribusi

Vesikel – pustula pecah + erosi Golden Yellow Crusts

Kecil, bulat/ oval Nyeri ringan- kasar Scattered (menyebar jauh) Discrete (menyebar dekat) Confluent (lingkaran jadi 1) Lesi satelit (khas pada candida)

Ulcerasi + krusta tebal erat Krusta hemorrhagik Lebar, bulat/ oval Tender & indurated Soliter/ multipel

Distribusi Muka

peri – oral / nasal Pergelangan kaki, dorsal kaki, paha, gluteus, “daerah dekat trauma”

DD Perioral/ Dermatitis seborrheic

Dermatitis kontak alergi Herpes Simplex Labialis

Ekskoriasi gigitan serangga Neurotic excoriation

Ulkus hati kronik

25.Seorang wanita berusia 20 tahun berobat ke dokter dengan keluhan bercak merah di dada, perut, punggung dan lengan atas disertai sedikit gatal jika berkeringat sejak 1 minggu yang lalu. Bercak merah tersebut berawal dari sebuah lesi skuama halus kolaret tersebar dengan pola “inverted Christmas tree appearance”. Apa diagnosis yang paling tepat untuk kasus diatas? a. Eritoderma b. Pitriasis rosea c. Psoriasis vulgaris d. Dermatitis atopic e. Dermatitis seboroik Pembahasan :

Bercak merah + tersebar seperti Christmas tree/pohon natal biasanya di daerah dada, perut punggung  khas pada Ptiriasis rosea. Tambahan, pada ptiriasis rosea juga ada gambaran herald patch, lesinya menyebar dan mengikuti lipatan kulit. Bersifat self limited disease.

Tambahan : Pitiriasis Rosea

Definisi: Erupsi papuloskuamosa akut yang agak sering dijumpai. Morfologi khas berupa makula eritematosa lonjong dengan diameter terpanjang sesuai dengan lipatan kulit serta ditutupi oleh skuama halus. Sinonim:Penyakit GILBERT,Pityriasis

maculata et circinata. Pitiriasis rosea merupakan suatu dermatosis yang ditandai dengan erupsi papulo-skuamosa akut dengan

morfologi yang khas dan prognosis uniform serta jarang residif. Etiologi

Secara pasti belum dapat diketahui. Diduga disebabkan oleh virus karena penyakit ini dapat sembuh sendiri tanpa diobati (self limited disease) Selain itu juga diduga akibat alergi dan jamur.

Insidens

Umumnya mengenai usia dewasa muda. Lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria tetapi perbedaannya tidak begitu menyolok.Lebih sering pada cuaca dingin.

Gejala singkat penyakit:

Timbul bercak seluruh tubuh terutama daerah yang tertutup pakaian berbentuk bulat panjang mengikuti lipatan kulit. Diawali suatu bercak yang agak kecil. Ukuran bercak dari seujung jarum pentul sampai sebesar uang logam. Dapat didahului oleh gejala prodormal ringan seperti badan lemah, sakit kepala, dan sakit tenggorok.

Dapat tersebar seluruh tubuh terutama pada tempat yang tertutup pakaian. Efloresensi

Makula eritroskuamosa anular dan solitar, bentuk lonjong dengan tepi hampir tidak nyata meninggi dan bagian sentral bersisik, agak berkeringat. Sumbu panjang lesi sesuai dgn lipatan kulit dan kadang2 menyerupai gambaran pohon cemara. Lesi inisial (herald patch=medallion) biasanya solitar, bentuk oval, anular, berdiameter 2-6cm. Jarang terdapat lebih dari 1 herald patch.

Gambaran histopatologi

Tidak spesifik. Pada epidermis ditemukan spogiosis dan vesikel di atas lapisan malpigi dan subkornea, si samping itu terdapat juga parakeratosis.

Pemeriksaan pembantu/ Laboratorim

1. Karena dapat menyerupai sifilis stad II, perlu dilakukan pemeriksaan serologis 2. Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%

Diagnosis Banding

1. Dermatitis seboroik: Biasanya gatal; lesi eritematosa difus yang ditutupi skuama halus/kasar. 2. Tinea korporis : Biasanya bulat, polisiklis dan pinggirnya tampak aktif.

3. Sifilis stad II : Biasanya berupa eritema ditutupi oleh skuama berwarna coklat tembaga. Penatalaksanaan:

1. Sistemik: Anti gatal (antihistamin) seperti klortrime 3x1 tab, Roborantia (vitamin B12) 1000mg/hari 2. Topikal: Bedak kocok yang mengandung asam salisilat 2% atau mentol 1%.

26.Seorang wanita berusia 20 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan luka berwarna kemerahan pada kedua siku lengannya. Keluhan dialami 2 bulan yang lalu setelah pasien bermain tenis. Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan jaringan keratin yang tebal dengan dasar berupa macula eritem pada siku lengan dan lutut. Apakah tanda/ gejala yang ditemukan? a. KOH b. Tzank smear c. Tanda Nikolsky d. Tanda Asboe e. Tanda Auspitz Pembahasan :

Jaringan keratin tebal dengan dasar macula eritem predileksi di lipatan  khas untuk psoriasis Tanda khas untuk psoriasis adalah tanda auspitz.

KOH  untuk jamur Tzank  untuk virus

Nikolsky  pada bula, untuk membedakan pemfigus bulosa dan pemfigoid bulosa, positif pada pemfigus bulosa Psoriasis

Definisi

Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan : disertai fenomen tetesan lilin, Auspitz, dan Köbner.

Epidemiologi

- Insiden pada orang kulit putih lebih lebih tinggi daripada penduduk kulit berwarna - Insiden pada pria > wanita

- Terdapat pada semua usia - Tidak menyebabkan kematian.

- Keturunan : biasanya diturunkan secara autosomal dominan. Infeksi lokal dan gangguan metabolik dapat menjadi faktor pencetus penyakit ini

- Stres dan emosi, serta kehamilan dapat memperberat penyakit. - Faktor genetik

orangtua tidak menderita psoriasis, resiko→12%

salah seorang orangtua menderita psoriasis resiko → 34-39% - Berdasarkan awitan dikenal dua tipe:

psoriasis tipe I dengan awitan dini bersifat familial psoriasis tipe II dengan awitan lambat bersifat nonfamilial - Faktor imunologik

limfosit T  sebukan limfosit T CD4 (lesi matang) dan limfosit T CD8 (lesi baru) penyaji antigen (dermal), eksogen/endogen oleh sel Langerhans  keratinosit pembentukan epidermis (turn over time) 3-4 hari, pada kulit normal 27 hari - Faktor pencetus

 stres psikik (faktor pencetus utama)  infeksi fokal (psoriasis gutata o/ Streptococcus)  trauma (fenomena Köbner)

 endokrin (puncak insiden pubertas&menopause, hamil membaik, pascapartus memburuk)  gangguan metabolik (hipokalsemia&dialisis)

 alkohol dan merokok

Ada beberapa hal yang diperkirakan dapat memicu timbulnya Psoriasis, antara lain adalah:

• Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya pada saat gatal digaruk terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat beraktivitas. Bila Psoriasis sudah muncul dan kemudian digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit bertambah tebal.

• Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik. • Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.

• Emosi tak terkendali.

• Sedang mengalami infeksi saluran nafas bagian atas, yang keluhannya dapat berupa demam nyeri menelan, batuk dan beberapa infeksi lainnya.

• Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi merah , misalnya mengandung alcohol. Gejala klinis

 Gatal ringan

 Predileksi : skalp, perbatasan skalp dengan muka, ekstremitas bag. ekstensor terutama siku serta lutut, daerah lumbosakral, areola mamae, lipatan mamae dan umbilikus, punggung kaki dekat pergelangan, kuku.

 Kelainan kulit : bercak-bercak eritem yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya , eritema sirkumkrip&merata, pd st.p’buhan eritem dtengah m’hilang&t’dapat dtepi skuama b’lapis2, kasar&b’warna putih spt mika,transparan, ukuran;lentikular, numular/plakat, dpt b’konfluensi

Menurut ukuran, psorisis dibedakan :

Psoriasis ‘punctata/punctiformis’  ukuran lesi milier/titik-titik

Psoriasis ‘guttata’  ukuran lesi lebih besar daripada ‘punctata’ yang seperti titik-titik air Psoriasis ‘numuler’  ukuran lesi numuler

Bentuk klinis Fenomena:

 Fenomene Auspitz lesi dikerok sampai skuama habis kemudian dikerok sedikit lebih ke dalam lagi maka timbul bintik-bintik perdarahan atau ‘pintpoint bleeding’. Hal ini terjadi karena adanya papilomatosis

Fenomena tetesan lilin (‘Tallow’s sign’ ; ‘Kaarvetvlek’)  bila skuama tersebut digores dengan vascinostyl atau pinggir gelas obyek maka terjadi garis putih dan warnanya berubah menjadi keruh seperti tetesan lilin yang digores. Hal ini terjadi karena diantara skuama yang berlapis-lapis itu terdapat udara dan bila digores indeks biasnya akan berubah

 Fenomena Koebner  fenomena ini tidak khas untuk psoriasis karena fenomena ini dapat timbul pada penyakit-penyakit liken planus; liken nitidus; dermatitis numularis

Kelainan kuku (pitting nail/nail pit)

 Kelainan pada sendi (poliartikuler) pada sendi interfalangs distal, sendi membesar, tjd ankilosis dan lesi kistik subkorteks

Histopatologi

 Parakeratosis (adanya inti abnormal dr st. Korneum)  Akantosis (p’balan dr st.spinosum/st.malpigi)  Hiperkeratosis (p’balan dr str.korneum)

 Abses Munro (kelompok leukosit pada stratum spinosum) merupakan abses yg kecil2 ddlm epidermis dbwh str.korneum. Ini akibat perembesan lekosit dari kapiler dbag.atas papil. Proses perembesan ini dsebut ‘exocytosis’Papilomatosis dan vasodilatasi disubepidermis papil m’bengkak, m’manjang&m’jol katas. Sering b’bentuk ‘golf

Dalam dokumen bimbingan ukdi (Halaman 52-64)