• Tidak ada hasil yang ditemukan

injeksi pericornea E. –

Dalam dokumen bimbingan ukdi (Halaman 40-50)

Pembahasan : gejala pada pasien  glaucoma pemeriksaan nya pemeriksaan tekanan intraokuler dengan tonometri Pernyataan berikut untuk soal 68 dan 69

Seorang laki2 65 thn datang dengan keluhan mual, muntah, nyeri kepala. Sebelumnya punya riwayat katarak immature namun tidak berobat. Dari pemeriksaan di dapat: edema cornea, edema limbus, COA dangkal.

68. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnose: A. Gonioskopi B. Funduskopi C. Tonometri D. Kampimetri E. Perimetri 69 diagnosis…….. A. Keratitis B. Ulkus cornea C. Uveitis anterior D. Glaukoma sekunder E. ,,,

70. Seorang bayi berumur 3 hari di bawa ke RS yang diantar oleh neneknya dengan keluhan mata merah dan bernanah sejak 1 hari yang lalu. Pada pemeriksaan di dapatkan konjungtivitis hiperemis, secret mukopurulen, hepertrofi papilar. Hasil pemeriksaan yang di lakukan dengan pewarnaan giemsa di dapatkan inclusion bodies yang brwarna ungu. Penyebab mata merah di sebabkan oleh : A. Neisseria gonorhoe B. Streptococcus pyogenes C. Chalamydia trachomatis D. Haemophilus aegypticus E. Straphylococcus aureus

Pembahasan : adanya inclusion bodies khas pada infeksi Chlamydia trachomatis

71.Seorang perempuan umur 21 tahun dating dgn keluhan mata kanan merah dan berair. Terdapat adanya ganbaran halo (pelangi). Pasien sering menggunakan kontak lens. Kornea keruh karena ada infiltrat.

Penyebab mata merah diatas yang mungkin adalah : A. injeksi konjungtiva bulbi

B. injeksi konjungtiva tarsal C. injeksi episklera

D. injeksi pericornea E. –

Pembahasan : pada glaucoma terdapat injeksi silier atau disebut juga injeksi perikornea

72. Seorang anak perempuan berusia 5 tahun datang dibawa oleh orang tuanya ke dokter dengan keluhan pandangan menurun terutama menjelang sore hari. Riwayat trauma kepala dan mata (-). Kulit terasa kering. pasien tidak suka minum susu, makan buah dan sayur. Diagnosa :

a. Presbiopia b. Xerophtalmia c. Konjungtivitis d. Ablasio Retina Pembahasan :

Gejala awal defisiensi vitamin A adalah buta pada malam hari (niktalopia), mata kering, sensasi benda asing, dan hilangnya penglihatan secara perlahan. Defisiensi vitamin A dalam jangka waktu yang lama terdapat atrofi serta keratinisasi jaringan epitel dan mukosa yang memberikan gambaran (1) xerosis konjungtiva dan kornea(xeroftalmia) (2) keratinisasi konjungtiva (bercak Bitot), (3) ulkus kornea steril dan parut kornea, dan (4) nekrosis kornea (keratomalasia).

73. Seorang wnaita 25 thn kepuskesmas, mata merah seminggu terakhir, mata terdapat kotoran hijau dan lengket, pf:dbn, visus ods 20/20, reaksi folikuler tarsalis atas dan bawah, pemeriksaan gram negative, diplococcus. apakah diagnosis

a. Konjungtivitis Gonorhe b. Vernalis

c. Atopi

d. Flikten

e. Alergi

74. Wanita 21 tahun mengeluh mata merah sejak 2 hari. Keluhan disertai panas, bengkak, gatal dan berair. Keluhan-keluhan tersebut terutama dirasakan saat menggunakan lensa kontak. Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya injeksi konjungtiva bulbi. Dari pemeriksaan sekret mata didapatkan eosinofil yang meningkat. Diagnosis?

a. Blefaritis b. Skleritis c. Episkleritis d. Konjungtivitis e. Keratitis Pembahasan :

Mata merah tidak didapatkan informasi mengenai penurunan pandangan, riwayat penggunanan lensa kontak lebih mengarahkan diagnosis kepada konjungtivitis.

75. Seorang anak laki – laki 12 tahun datang untuk memerikssan koreksi kacamata. Pada pemeriksaan didapatkan ODS=6/17, dikoreksi dgn S- 0,5 menjadi 5/7, dikoreksi S- 0,75 menjadi 5/5, dikoreksi S-1,0 menjadi 5//5, dikoerski S-1,25 menajdi 5/7, -1,5 menjadi 5/6. Manakah pilihan yang tepat untuk pasien ini ?

a. -0,5 b. -0,75 c. -1,0 d. -1,25 e. 1,50

Pembahasan : Pada myopia, koreksi dengan lensa sferis negative yang terkecil yang dapat memberikan tajam penglihatan paling baik

76. Pasien seorang anak berusia 2 tahun, orangtua mengeluhkan mata anaknya juling ketika melihat dekat sedang melihat jauh normal. Keadaan umum baik,pemeriksaan fisik normal. D/ ...

a. Eksotropia intermiten b. Eksotropia konstan c. Esotropia infantilis d. Esotropia akomodatif e. Esotropia non-akomodatif

Pembahasan : Esotropia: deviasi konvergen(mata berputar kedalam) yang bermanifes Eksotropia : deviasi divergen (mata berputar keluar) yang bermanifes

pada kasus ini juling ketika melihat dekat, melihat jauh normal  esotropia dan sifat nya dipengaruhi oleh akomodasi

77. Pasien laki-laki usia 40 tahun, mengeluh rabun saat melihat dekat sedang melihat jauh tetap normal. Keadaan umum baik,pemeriksaan fisik normal. Untuk mengoreksinya diperlukan kacamata ...

a. S + 1.0 D (utk usia 40 th) b. S + 1.5 D (utk usia 45 th) c. S + 2.0 D (utk usia 50 th) d. S + 2.5 D (utk usia 55 th) e. S + 3.0 D (utk usia 60 th)

78. Bayi umur 3 hari,orangtua mengeluhkan mata anaknya sering berair, memalingkan wajah jika melihat cahaya. Pada pemeriksaan mata didptkan kornea agak suram dan diameter kornea 16 mm. D/ ...

a. Ambliopia

b. Katarak kongenital c. Sindrom Reiter d. Glaukoma kongenital e. Sindrom Marfan

KULIT

dr. Siti Aminah, Sp.KK // Jum’at, 27 Januari 2012 // Notulen : Lita

1. Pria 28 th, mengeluh dysuria dan keluar cairan putih/kemaluan. 5 hari lalu berhubungan intim dengan PSK tanpa kondom.Terapi:

a. Sefiksim 1x400 mg dosis tungal dan doksisiklin 2x100 mg 7 hari b. Sefiksim 4x400 mg selama 7 hari dan tetrasiklin 4x500 mg selama 7 hari c. Sefiksim 1x400 mg dosis tunggal dan azitromisin 1x100 mg selama 7 hari d. Sefiksim 2x400 mg selama 7 hari dan doksisiklin 2x100 mg Selama 7 hari e. Sefiksim 1x400 mg dosis tunggal dan ciprofloxacin 2x500 mg selama 3 hari Pembahasan :

Kata Kunci kasus di atas adalah disuria menunjukkan ISK

Keluar cairan putih, riwayat berhubungan dengan PSK, kemungkinan diagnosis : - Gonorea, Masa inkubasi GO rata-rata 2-5 hari

- UNG (Uretritis Non Gonorea)

Pada pasien dengan factor resiko, terapi yang diberikan adalah terapi kombinasi untuk GO dan UNG Pilihan terapi GO adalah terapi tunggal  yang terbaru adalah dengan Sefiksim 400 mg

Sedangkan untuk terapi UNG  Doksisiklin 2x 100 mg diberikan selama 7 hari, atau Azitromicin 1000 mg dosis tunggal. Tambahan :

Gonorea

Etiologi : Bakteri Neisseria gonorrhoeae

- Termasuk golongan bakteri diplokok berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 µ dan panjang 1,6µ, dan bersifat tahan asam. Bersifat gram negatif, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada suhu kering, tidak tahan suhu di atas 390 C. Gambaran Klinis

 Pada laki-laki gejala jelas :

- Rasa sakit dan panas pada waktu kencing (disuria)

- Adanya sekret seropurulen  purulen hemoragis, dari OUE - Edema OUE  ektropion uretra

- Pada Gonorea kronis (>2bln) gejala lebih ringan, sekret sedikit purulen saat bangun tidur di pagi hari di OUE (ecoulement)

 Pada wanita tidak segera menimbulkan keluhan  gejala laten (asymptomatic female carrier of gonococcus). - Biasanya mengenai serviks  servisitis  gejala keputihan.

- Uretritis  disuria

- Gejala peradangan vesika urinaria  polakisuria  nyeri perut bagian bawah dan terminal hematuri - Sekret uretra jarang keliahatan

Pemeriksaan

 Pem. Sediaan langsung

Sekret uretra  dengan pewarnaan Gram  tampak kuman diplokokus Gram negatif berbentuk seperti biji kopi yang terletak intra/ekstra seluler

 Pem. Dengan biakan

- Media transport : Stuart, Transgrow

Memakai media pertumbuhan Thayer Martin, spesimen diinokulasi  diletakkan dalam suhu 370C + mengandung CO23% 24-48 jam  tumbuh koloni  pewarnaan gram

 Lab :

› urin : lekosit pmn > 10/lp › SU: lekosit pmn > 5/lp › DGNI +

Terapi

 Ceftriaxone 125mg IM; ALWAYS presume chlamydia and treat

Fluoroquinolones are OUT: no longer recommended due to resistance.  (cefixime 400mg PO)

 Doxycycline 100mg bid (2x1) selama 7 hari

2. Seorang laki-laki berusia 17 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan keluhan bercak-bercak kemerahan bersisik di hamper seluruh tubuh yang terasa gatal. Bercak tersebut setelah minum obat sakit gigi tanpa disertai mengigil. Pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi generalisata erupa macula eritem berskuama halus yang tersebar simetris. Apakah diagnosis yang paling mungkin?

a. Eritem anular sentrifugal b. Tinea korporis

c. Eritroderma d. Drugs eruption e. Dermatitis kontak alergi Pembahasan :

Kata kuncinya adalah bercak eritem generalisata , dengan riwayat minum obat  kemungkinan adalah drug eruption (erupsi karena obat). Salah satu jenis drug eruption adalah eritroderma, bila luas lesi > 60-70% luas tubuh, bentuknya bias bermacam-macam, bila disertai skuama  dermatitis exfoliativa

Tambahan :

Allergic drug eruption

Erupsi obat : reaksi alergik yg timbul di kulit /mukokutan akb pemberian obat secara sistemik Macam Drug eruption :

1. Urtikaria dan angioudema 2. Eritema multiformis 3. Purpura 4. Eksantema fikstum 5. Erupsi morbiliformis 6. Fotosensitivitas 7. Eritroderma

8. Sindrom Stevens Johnson 9. Nekrolisis epidermal toksik Eritroderma

Sinonim  Dermatitis eksfoliativa

Eritroderma : Kelainan yg ditandai dg eritema difus, generalisata sp universalis disertai dg skuama luas Penyebab a.l. :

a. Obat : Alupurinol, sulfa, preparat emas, fenitoin, fenobarbital, isoniazid & yodida

b. Peny. dermatosis luas : psoriasis, neurodermatitis, pitiriasis rubra pilaris, dermatitis seboreik; infeksi sistemik : TBC paru, keganasan : sindrom Sezary, mikosis fungoides, Hodgkin, leukemia limfositik

c. Penyebab lain : tidak diketahui Tanda dan Gejala Klinis :

Kelainan utama : eritema luas, difus, seluruh / hampir seluruh tbh (90 % / >) + skuama halus /kasar Bl terdpt vesikel / bula → pikirkan kemungkinan akan → NET

Biasanya rasa gatal ringan sampai berat (+)

Kasus berat : gangguan sirkulasi gangguan fungsi ginjal / hati

Keluhan : berkaitan ggg regulasi suhu (hipo /hipertermia), ggg metabolisme protein, hiperestrogenemia (ginekomastia) Bl akb keganasan, disertai dg kelainan primernya : alopesia, limfadenopati, hepatosplenomegali

Diagnosis Banding

1. Eksantema skarlatiniformis / morbiliformis akb bakteri, virus : Eritemnya tidak difus, biasanya akut 2. Eritroderma akb dermatosis luas, peny sistemik & keganasan : Biasanya kronik & kelainan primer (+) 3. Skabies Norwegia : Eritroderma + Sarcoptes scabiei (+)

Pengobatan

Pasien dirawat di RS, Hentikan obat terduga Terapi sistemik :

a. a. Kortikosteroid : prednison 3-4 x 10 mg/h, sth peubahan (+) dosis di ↓ scr bertahap b. b. Anti histamin : bila gatal (+)

Terapi. Topikal : Emolien : salep lanolin 10 %, luas pengolesan hny 1/3 luas tbh setiap x oles Tindakan lain :

a. Bl menggigil : selimut. Selimut yg be>an → hiperpireksia → memberatkan kerja jantung b. Konsult ke peny dlm u kelainan sistemik & ggg keseimbangan cairan & elektrolit Prognosis

Kematian biasanya akibat gangguan sirkulasi darah, ginjal / hati

3. Anak laki-laki 6 tahun, datang dengan kleuhan pitak di kepala. Pemeriksaan dermatologis: alopecia diameter 6 cm dengan titik hitam ditengah. Periksa KOH: hifa sejati di batang rambut. Terapi sistemik:

a. Krim mikonazol b. Shampoo bifonazol c. Tablet griseofulvin d. Tablet ketokonazol e. Tablet amfoterisin B Pembahasan :

Pada kasus di atas, terdapat keluhan di kepala, hasil pemeriksaan KOH didapat hifa sejati  Tinea kapitis. Terapi yang paling efektif adalh dengan terapi sistemik dengan Griseofulvin (diberikan pada malam hari dan lebih baik diminum dengan susu, karena dapat meningkatkan efektivitasan obat). Pada Tinea pedis dan kapitis terapi topical tidak bersifat efektif sehingga deiberikan terapi sistemik langsung.

Pada pilihan di atas ada amfoterisin  obat ini hanya diberikan secara IV Tambahan :

Tinea Kapitis

Sinonim : Scalp ring worm; Tinea tonsurans

 Definisi: nfeksi jamur superfisial yang menyerang kulit dan rambut kepala.

Etiologi : Microsporuim(M. audouinii, M.gypseum) dan Trichopyton (T.tonsurans, T.mentagrophytes, T.verrucosum,

T.violaceum).

Jamur dapat masuk ke dalam kulit kepala atau rambut, dan selanjutnya berkembang membentuk kelainan di kepal tergantung dari bentuknya. Biasanya memberi keluhan gatal atau nyeri.

 Berdasarkan bentuk yang khas, tinea kapitis dibagi dalam 3 bentuk, yaitu: a. Grey Patch Ring Worm

• Penyakit ini dimulai dengan adanya papul merah, kecil di sekitar folikel rambut yang melebar ke sekitarnya, dan membentuk bercak warna pucat dan bersisik. Warna rambut abu-abu dan tidak mengkilat lagi, mudah patah, dan terlepas dari akarnya  alopesia setempat.

Biasanya disebabkan oleh spesies Microsporum. audouinii. b. Black dot ring worm

Terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans, T. violaceum, dan T. mentagrophytes.

Pada ujung rambut tampak titik-titik hitam di atas permukaan kulit yang berwarna kelabu  gambaran black dot

 Sering terdapat pada wanita c. Kerion

 Peradangan berat pada tinea kapitis berupa pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat sekitarnya

 Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah dicabut.  Bila sembuh akan terjadi sikatrik.

Bentuk ini terutama disebabkan oleh Microsporon canis, M.gypseum, Trichophyton tonsurans, dan T.

violaeum. Diagnosis Banding :

Alopesia areata, dermatitis seboroik, pioderma, psoriasis Terapi sistemik:

a. Griseofulvin: Dewasa 500mg/hari , Anak 10-25 mg/kgbb/hari (BB 15-25), Anak 125-250mg/hari (BB >25kg). Cara pemberian 4x sehari, 2x sehari atau 1x sehari selama 3-6 minggu atau paling sedikit 2minggu setelah pemberian mikroskopik negatif.

b. Ketokonasol: Diberikan dengan dosis 200mg/hari

Terapi topikal: Krim mikonasol 1% , Krim klotrimasol 1%, Krim tolnafat 2%

4. Pria 40 tahun, datan ke pskesmas dengan keluhan gatal di perut dengan diameter 3 cm, hiperpigmentasi, eritematous, skuama halus dengan likenifikasi. Pemeriksaan yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis:

a. KOH b. Biopsi c. Immunofluorensi d. Kerokan kulit e. Patch test Pembahasan :

Gatal di perut dengan gambaran hiperpigmentasi, eritematous (sebenarnya kurang relevan, hiperpigmentasi tidak dibarengi dengan eritematous), skuama halus, likenifikasi  kemungkinan DD :

- Tinea Korporis  px. Penunjang dengan KOH 10 %  ditemukan hifa sejati

- P. versikolor  px.penunjang dengan KOH 10%  ditemukan hifa dengan gambaran meatball and spaghetti, atau dengan lampu wood  warna kuning keemasan/kehijauan

- P.Rosea  Bila kausa adalah HPV  sebaiknya dilakukan biopsy kemudian dilakukan px.serologi

- Psoriasis  px.penunjang dengan biopsy kulit  didapat hasil penebalan stratum korneum dengan mikroabses monro - DKA  px.penunjang dengan patch test/ tes temple

Jadi sebenarnya karena pertanyaannya kurang begitu jelas, sebenarnya bias dipilih KOH atau biopsy

Tapi bila dilihat dari keluhan dan gambaran yang paling menyerupai adalah T.korporis atau P.versikolor  maka jawabannya kemungkinan adalah KOH

5. Seorang anak datang dengan keluhan gatal-gatal pada wajah dan hamper seluruh badan, sebelumnya memakan tablet putih dan terdapat riwayat alergi penicillin. Apakah tindakan pertama yang paling tepat?

a. Pemberian antibiotic b. Kortikosteroid sistemik c. Rehidrasi d. Pemberian antipiretik e. ….. (Pemberian antihistamin) Pembahasan :

Pada kasus di atas, keluhan gatal seluruh tubuh dan riwayat minum obat  alergi obat Terapi utama pada reaksi alergi obat diberikan antihistamin dan kortikosteroid sistemik

6. Pasien 10 tahun mengelh terdapat bintil-bintil (papul) pada dada, perut dan pungung. Awalnya keluhan terdapat pada leher kemudian menyebar pada dada dan punggung. Keluhan tidak disertai dengan nyeri dan gatal. Apabila dipencet maka akan keluar seperti beras. Pada pemeriksaan kulit didapatkan eritem multiple. Diagnosis:

a. Veruka Vulgaris

c. Nevus Amelonicus

d. Papular Granulosum Annular e. Xanthogranulomatosis Pembahasan :

Papul pada anak-anak, keluar seperti besar  khas untuk molluskum kontagiosum. Moluskum Kontagiosum  Kutil bulat ( sering pada anak-anak)

Tambahan : Definisi

Penyakit infeksi virus di kulit & selaput lendir, ditandai adanya papel-papel dan cekungan di tengah berisi massa putih (Badan Moluskum)

Etiologi

• Virus Molluscum contagiosum (Pox Virus) • (Virus DNA ; terbesar ∅ ± 300 nm) Epidemiologi

• Penularan kontak langsung :

 Kontak erat  orang dewasa (PHS)  Auto inokulasi

• Penularan tak langsung :  Benda digunakan penderita  Kolam renang, dll

Insiden

Anak2 ± 5–10 th ♂ > ♀

Simptom

• Papulae (milier  lentikuler) tersebar, diskrit, • ∅ 2 – 5 mm

1½ cm – GIANT MOLUSCUM

• Khas bulat, menonjol, bentuk kubah + “delle” • Warna putih abu-abu/ merah muda (spt daging) • Konsistensi kenyal  lunak

• Pijat  massa putih – kuning ( = beras)

• Menetap berbulan2  tahun2 cenderung banyak kadang2 regresi sendiri  sembuh Masa tunas :

• 14 – 60 hari (2 minggu – 2 bulan) Predileksi

• muka, badan & ekstremitas

• pubes, genital & perineum (pd orang dewasa) • kdg2 mukosa bibir, lidah, conjunctiva Diagnosis

• Klinis yang khas • Histopatologi Diagnosis Diferensial • Lichen Planus • Veruca Vulgaris • Epithelioma • Kerato Achantoma Therapy

Prinsip!! Keluarkan massanya (moluscum bodies) dengan: – Ekstraktor komedo, kuret, jarum + chlor etil

– Elektro-kauterisasi – Bedah beku

Prognosis  Baik, Berantas seluruh lesi  residif (-)/ jarang

7. Pasien 3 bulan mengeluh terdapat kemerahan pada leher, dada, dan perut. Mempunyai riwayat sering berkeringat, dan memeakai baju berlapis. Pasien merasa gelisah dan rewel. Tindakan yang tepat adalah:

a. Mencegah berkeringat b. Melakukan tes allergen c. Memandikan lebih sering d. Memberi steroid topical e. Merujuk ke spesialis Pembahasan :

Keluhan kemerahan terutama saat berkeringat  khas untuk miliaria (keringat buntet). Terapi utama sebaiknya dengan mencegah berkeringat.

Tambahan : Miliaria

Sinonim:  Keringat buntet  Biang keringat  Liken Tropikus  Prickle Heat  Sweat Rash Definisi:

Dermatitis akut yang disebabkan retensi keringat akibat obstruksi saluran keringat dan pori Tidak ada hubungan dengan seks/ ras , Banyak pada infant

Berdasarkan kedalaman letak sumbatan

 Miliaria kristalina (sudamina) Sumbatan terjadi di dalam stratum korneum

 Miliaria rubra (Prickly heat) Sumbatan terjadi di lapisan dalam epidermis/ sratum granulosum  Miliaria profunda (mamillaria)Sumbatan di dalam dermoepidermal junction

 Miliaria pustulosa Miliaria kristalina

• Ditandai dengan adanya vesikel berdiameter 1-2 mm, berisi cairan jernih, (seperti percikan air/ tetesan embun) tanpa tanda radang, berdinding tipis,bergerombol dan tidak disertai eritema

• Umumnya tidak memberi keluhan

• Predileksi : Sering terdapat di daerah intertriginosa (misalnya aksila) kulit yang sering terkena matahari daerah dada, leher, dan punggung.

• Tidak perlu pengobatan karena mudah pecah • dengan mandi atau pergerakan anggota tubuh

Manajemen

• Pengobatan tidak diperlukan, cukup menghindari panas yang berlebihan, ventilasi yang baik, pakaian tipis dan menyerap keringat

Miliaria rubra

• Ditandai adanya makula/ papul eritematosa dengan vesikel punctata di atasnya, ekstrafolikuler,banyak tersebar kadang-kadang menjadi pustul bila luas dan kronis

• Bila berat dan luas dapat menyebabkan demam

• Disertai rasa gatal dan kadang-kadang rasa panas bila ada keringat

• Bila serangan miliaria berlangsung lama,vesikel dapat mengalami infeksi sekunder dan menjadi pustul • Predileksi: Terutama di daerah badan dan leher dan tempat tertutup pakaian atau terkena gesekan pakaian. Manajemen

• Pakaian tipis dan menyerap keringat, bedak salicyl 2% dibubuhi menthol 0,25-2% Miliaria profunda

• Papul milier berwarna putih berukuran 1-3 mm

• Tidak gatal dan tidak eritem (berwarna seperti kulit normal) • Lokasi pada badan dan ekstremitas

• Sering ditemukan pada iklim panas

• Dapat berasal dari miliaria rubra yang berulang

• Bila luas dapat menyebabkan gangguan evaporasi, yang dapat mengakibatkan demam, takikardi, heat stres, kolaps; disebut sebagai tropical anhydrotic asthenia

Manajemen

• Menghindari panas, kelembaban yang berlebihan, regulasi suhu yang baik, pakaian yang tipis, dapat diberi lotio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorsin 3% dalam alkohol

8. Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke dokter untuk perawatan kecantikan klitnya. Dokter kemudian memberikan suntikan vitamin. Beberapa menit setelah suntikan diberikan, pasien mengeluh pusing dan lemas. Dokter kembali membaringkan pasien. Pda pemeriksaan fisik tekanan darah tak terukur dan nadi tak teraba, respirasi 32x/menit, dan pasien tidak sadar. Apakah terapi farmakologis utama pada pasien tersebut?

a. Ephedrine b. Hidrokortison c. Epinefrin d. Digoksin e. Klorpeniramin Pembahasan :

Kasus di atas terjadi syok anafilaktik, tanda syok anafilaktik : - Penurunan tekanan darah secara signifikan

- Takikardi +++

- Sering disertai tanda rash, urtikaria - Mungkin ada dispneu/takipneu Penanganan :

a. Tentukan agen penyebab b. Hentikan semua jenis obat c. Langsung beri epinefrin/adrenalin

Anak : cairkan 0,25 mg dalam 9 ml water injeksi dan injeksi secara perlahan IV sampai TD normal dan takikardi menurun

Dewasa : dosis 1 mg dalam 9 ml aquade injeksi per IV

Pada kasus menetap bias diberikan dengan syringe pump dosis 0,1-0,5 microgram/kgBB/menit d. Penggantian cairan dengan RL/NaCl

e. Kortikosteroid tidak berefek pada fase akut, tapi harus diberikan segera setelah kondisi stabil

9. Seorang laki-laki berusia 30 thun datang ke puskesmas dengan keluhan mengalami bercak merah yang tersa perih pada lengan dalam kiri. Pada pemeriksaan didapatkan 2 patch eritem yang serupa di region brachii dan antebrachii sinistra. Patch eritem tersebut berbatas kurang tegas, berbentuk linier dengan nekrosis di tengahnya. Diagnosis apakah yang paling mungkin>

a. Dermatitis kontak iritan b. Dermatitis numularis c. Dermatitis seboroik d. Dermatitis atopic e. Dermatitis kontak alergi Pembahasan :

Gambaran UKK bentuk linier dengan nekrosis di tengahnya  khas pada dermatitis kontak iritan , jenis dermatitis chantarides

10.Seorang perempuan usia 33 tahun datang ke poliklinik umum dengan keluhan keputihan. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, keputihan berwarna kuning kehijauan disertai bau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan inspekulo terdapat gambaran strawberry appearance pada dinding vagina. Diagnosis dari kasus tsb?

a. Infeksi genital non spesifik b. Servisitis gonore

c. Kandidiasis vulvovaginal d. Vaginosis bacterial e. Trikomoniasis Pembahasan :

Keputihan kuning kehijauan, bau busuk dan berbusa + Strawberry appearance (erosi di portio) khas pada trikomoniasis. Pada servisitis gonore, ada riwayat kontak seksual, pada pemeriksaan fisik discharge mukopurulen terlihat di portionya, bahkan bias juga tidak terlihat ada discharge

Kandidiasis  keluhan utama gatal, warna putih seperti susu pecah, tak berbau. Pada pemeriksaan fisik vulva tampak eritem, edema dan terdapat ekskoriasi akibat garukan

Vaginosis bakteri  warna keabu-abuan, bias disertai dengan nyeri ataupun gatal, bau amis. Tambahan :

Trichomoniasis vaginalis Etiologi : Trichomonas vaginalis

bersifat patogen dan dijumpai di traktus genitalis. Berbentuk ovoid dengan ukuran 10-20 mu. T.vaginalis mempunyai membran undulans pendek. Mudah terlihat pada sediaan basah karena gerakan badannya. T. vaginalis cepat mati bila mengering, terkena sinar matahari dan terpapar air selama 35-40 menit

Gambaran klinis

Pada wanita : flour albus/keputihan yang banyak, warna kuning kehijauan, disertai rasa gatal pada vulva dan vagina, rasa terbakar.

Di dinding vagina dan portio tampak bercak merah, sekret berbusa, dan berbau khas. Pada serviks tampak bintik merah kebiruan. Seringkali disertai disuria dan disparenia.

Pada laki-laki : uretritis tanpa keluhan, kadang perasaan basah pada meatus uretra atau sedikit sekret keluar di pagi hari. Pemeriksaan

• Pem. Sediaan langsung

sekret dari vagina/pengurutan prostat  diteteskan garam fisiologis/ pengecatan Giemsa • Pem. Dengan biakan

Sumber bahan makanan modifikasi Flinburg Whitington • Tes imunofluoresens Teknik ELISA

Terapi

• Metronidazole 500mg : 2gr single dose (kaps)

11. seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke dokter praktek swasta dengan keluhan bercak-bercak kemerahan yang membasah dan terasa pada lengan iri bawah. Hasil pemeriksaan pada lengan kiri bawah bagian ekstensor didapatkan vesikel kecil multiple mengelompok di atas macula eritem berbatas tegas dengan membentuk sesuai arloji yang dikenakannya. Mekanisme manakah dibawah ini yang mendasari keadaan tersebut?

a. Reaksi hipersenstivitas tipe I b. Reaksi hipersensitivitas tipe IV c. Reaksi hipersensitivitas tipe II d. Non imunologis

e. Reaksi hipersensitivitas tipe III Pembahasan :

Mekanisme Imunologik

1. Rx alergi tipe I (IgE mediated mast cell degranulation) atau merupakan reaksi hipersensitivitas tipe cepat/anafilaksis, merupakan reaksi yang timbul segera setelah terpapar allergen (15-30 menit) : alergi thd penisilin, urtikaria, konjungtivitis, rinorea, rhinitis, asma

2. Rx alergi tipe II (rx sitotoksik) , timbul dalam hitungan menit sampai jam, antigen berasal dari endogen tapi bias berupa zat kimia , respon dimediasi IgM atau IgG: rx akibat transfusi drh dg golongan drh yg tdk cocok , kerusakan jaringan pada kasus autoimun

3. Rx alergi tipe III (rx kompleks imun), timbul 3-8 jam setelah terpapar, dimediasi komplek imun, dan komplemen : serum

sickness, SLE, Arthritis reumatoid

4. Rx alergi tipe IV (Reaksi hipersensitivitas lambat / imunitas selular), reaksi timbul 48-72 jam setelah terpapar, tak ada

Dalam dokumen bimbingan ukdi (Halaman 40-50)