• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERKEMBANGAN PELABUHAN AIR BANGIS SUMATERA

4.2 Aktivitas Perdagangan

4.2.3 Cukai/Pajak

Pelabuhan Air Bangis sebagai tempat keluar masuknya arus barang, tentu saja menerima cukai atau pajak atas barang-barang yang masuk ke daerah ini. Cukai di Pelabuhan Air Bangis ditentukan oleh Pemerintah Belanda yang berkuasa di daerah tersebut. Kebijakan-kebijakan ekonomi yang diperkenalkan Pemerintah Belanda di Pelabuhan Air Bangis tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di sepanjang Pantai Barat Sumatera. Kebijakan ekonomi Belanda ini, dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari apa yang pernah VOC terapkan di daerah ini, yang bersifat monopolistik.

Monopoli pertama yang Pemerintah Belanda lakukan di Pelabuhan Air Bangis adalah terhadap komoditas garam dan candu, seperti yang di praktikkan masa VOC, hak penjualan kedua komoditas ini diberikan kepada para pachter160 (pemegang hak penjualan suatu komoditas niaga).161

160 Sebelum abad XIX monopoli garam dan candu merupakan hak prerogatif kepala daerah setempat (penghulu) dan diawasi langsung oleh VOC. Namun setelah Pemerintah Belanda membuat kebijakan monopoli terhadap dua komoditas tersebut pada abad XIX, hak penjualan candu diberikan Pemerintah Belanda kepada pedagang-pedagang Cina. Hal ini disebabkan Pemerintah Belanda tidak percaya kepada para penghulu, karena pihak penghulu masih banyak berhubungan dengan pedagang-pedagang Aceh. Kesempatan ini dimanfaatkan orang-orang Cina untuk menggantikan peranan penghulu sebagai pedagang perantara di wilayah Air Bangis. Lihat John Ball, Indonesian Legal History: British West Sumatra 1685-1825, Sydney: Oughtershaw Press, 1984, hal. 154-155.

161 P. H. van der Kemp, Handboek tot de Kennis van ’S Jands Zout Middel in Nederlandsch

106

Kebijakan kedua yang dijalankan Pemerintah Belanda yakni pada tahun 1823 untuk kawasan Pantai Barat Sumatera, dan tahun 1825 mulai diberlakukan di Pelabuhan Air Bangis. Kebijakan ini memberlakukan berbagai macam pajak, seperti pajak ekspor-impor, pajak daerah, pajak pasar, pajak pelabuhan, dan uang tambat.162 Hasil penarikan pajak, masuk ke anggaran pendapatan pemerintah. Berikut ini beberapa daftar pendapatan pajak/cukai di Pelabuhan Air Bangis tahun 1839.

Tabel 14.

Daftar Pendapatan Pajak di Pelabuhan Air Bangis Tahun 1839

No. Jenis Pajak Nilai (Gulden)

1 Pajak Candu 204,84

2 Pajak Ekspor-Impor 5.986,66

3 Pajak Garam 192,00

4 Pajak Segel di Pelabuhan 218,55

Total 6.602,05

Sumber: Arsip Sumatra’s Westkust (Swk.) No. 125/7, Algemeene Verslag van Ayer

Bangies,1840, ANRI.

Besarnya pendapatan dari penarikan pajak, membuat Pemerintah Belanda semakin meningkatkan dan menambah jenis barang yang dikenakan pajak. Disamping jenis yang telah disebutkan di atas, pajak-pajak baru yang dikenakan itu antara lain berupa pajak kepala, pajak penjualan candu, tembakau, gambir, pajak pasar, pajak ayam, pajak perjalanan, dan pajak tambang (kerajinan) besi.163 Besar

162 Gusti Asnan, op.cit., hal. 90.

163 Pajak penjualan terhadap berbagai komoditas misalnya berkisar antara 10-15% dari nilai komoditas tersebut, sedangkan pajak kepala merupakan pajak yang diberlakukan kepada semua orang dewasa laki-laki atau pun perempuan yang mempunyai komoditas yang dimonopoli oleh pemerintah yang jumlahnya melebihi ketetapan yang telah diberlakukan. Besar pajak tersebut adalah f 1,- per tahun. Ibid., hal 91.

107

pajak yang harus dibayar bervariasi nilainya. Nilai tersebut ada yang didasarkan kepada jumlah barang dan ada pula yang hanya berdasarkan ketetapan pemerintah.164 Pajak ini berlaku di seluruh Pelabuhan Pantai Barat Sumatera, tidak terkecuali di Pelabuhan Air Bangis. Berikut daftar pendapatan pajak di beberapa pelabuhan yang ada di Sumatra’s Westkust.

Tabel 15.

Daftar Pendapatan Pajak di beberapa Pelabuhan Sumata’s Westkust.

(dalam Gulden) Tahun Cukai Barang Impor Cukai Barang Ekspor Sewa Entrepot Sewa Kapal Sewa Gudang Pajak Konsumsi Tembakau Biya Tambahan (5 %) Jumlah 1857 194.206,115 345.469,45 212,65 9, - 2.281,67 - 26.993,24 569,172,125 1858 247.459,23 478.360,94 1.063,91 221,20 523,50 - 36,357,445 763,986,225 1859 365.341,87 353,847,975 587,76 36,87 605,405 1.465,43 35.996,595 757.881,905 1860 340.133,11 356.941,46 903,33 327,95 594,255 - 34.915,965 733.816,10 1861 421.647,885 433.977,915 1.311,80 627,58 1.897,95 - 42.883,45 902,346,58 1862 384.668,225 443.739,68 2.030,33 45,43 3.401,655 - 41.451,82 875.337,14 1863 281.922,715 442.335,58 2.265,655 18,15 4.442,495 - 36.321,745 767.406,34 1864 304.556,96 463.208,265 3.120,23 35,97 4.316,62 - 38.542,395 813.790,47 1865 320.234,99 478.967,71 2.997,77 646,85 6.917,57 - 39.828,02 849.592,91 1866 288.242,985 438.788,93 - - 3.066,895 55,675 - 730.154,485 1867 358.044,08 347.639,01 - - 6.030,18 - - 711.673,27 1868 230.432,685 527.290,08 - - 11.452,145 - - 769.174,91 Total 9.244.332,46

Sumber: Overzigt van den Handel en de Scheepvaart in de Nederlandsche Bezettingen in de Oost-Indie Buiten Java en Madura, (dirangkum dari tahun 1857-1868).

164 Ibid.

108

Pajak daerah yang dikenakan di berbagai pelabuhan Pantai Barat Sumatera oleh Pemerintah Hindia Belanda adalah 20% dari nilai komoditas yang diekspor. Pajak ekspor-impor ditagih berkisar antara f 4,- per pikul untuk barang yang dibawa ke pelabuhan asing dan f 2,- per pikul untuk barang yang dibawa ke pelabuhan-pelabuhan lain di wilayah Hindia Belanda.165

Kebijakan ekonomi politik Pemerintah Belanda di Pantai Barat Sumatera, membuat para pedagang harus mengeluarkan banyak pengeluaran, tidak itu saja prosedur administrasi di pelabuhan untuk komoditas ekspor sangat berbelit-belit. Akibatnya, kapal-kapal asing menjadi malas singgah di beberapa pelabuhan Pantai Barat Sumatera. Hal ini juga terasa di Pelabuhan Air Bangis, jumlah kapal yang datang ke Pelabuhan Air Bangis menurun drastis, begitu juga jumlah nilai ekspor-impor dari dan ke pelabuhan Air Bangis. Penurunan jumlah komoditi ekspor-impor ke Pelabuhan Air Bangis mengakibatkan harga komoditi ini mahal, dan pajak yang diberlakukan untuk cukai impor semakin meningkat. Adapun pendapatan pajak/cukai barang impor di Pelabuhan Air Bangis untuk tahun 1866 sebesar f 916,48, tahun 1867 sebesar f 403,82, dan tahun 1868 sebesar f 268,07.166

Jika ada pendapatan maka ada pengeluaran. Adapun pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan dari kas Pemerintah untuk Pelabuhan Air Bangis, bisa dilihat pada tabel yang ada di bawah ini.

165E. B. Kielstra, “Sumatra’s Westkust van 1819-1825”, BKI, Deel 36 a, 1887, hal. 91; dan E. B. Kielstra, “Sumatra’s Westkust van 1826-1832”, BKI, Deel 37 a, 1888, hal. 240-241.

166 Overzigt van den Handel en de Scheepvaart in de Nederlandsche Bezettingen in de Oost-Indie Buiten Java en Madura, (dirangkum dari tahun 1866-1868).

109 Tabel 16.

Daftar Biaya yang Dikeluarkan di Pelabuhan Air Bangis (dalam Gulden)

No. Jenis Pengeluaran Nilai (Gulden)

1 Biaya Pelabuhan 600,00

2 Biaya Rumah Sakit 956,00

3 Biaya Benteng 200,00

4 Biaya Peternakan 8.252,10

5 Biaya Pengadilan 100,00

6 Biaya Perumahan 13.176,15

7 Biaya Reparasi 1.000,00

8 Biaya Perlengkapan Kapal 700,00

9 Biaya Operasional Kapal 800,00

10 Biaya sehari-hari 8.072,70

11 Biaya tambahan (lain-lain) 500,00

Total 34.356,95

Sumber: Senarai Arsip Nationaal Archief Belanda, No. 69 a, Biaya Transportasi Barang di Pelabuhan Pariaman, Tiku dan Air Bangis.

Biaya-biaya ini diperhitungkan untuk masa satu kali dalam setahun. Dari data tabel di atas maka biaya yang paling tinggi mengacu pada biaya perumahan. Biaya perumahan disini maksudnya biaya pembangunan gedung-gedung, baik untuk gedung pemerintahan (bangunan negara), fasilitas umum, maupun untuk gudang-gudang di pelabuhan.

110