• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG

B. Dār

Dār yang berasal dari kata da wa ra (

رود

)ََ yang memiliki arti bergerak dan kembali kepada asalnya. Maksud kata tersebut adalah aktivitas seharian. Semakin meluas arti dari kata terebut yaitu tempat tinggal/rumah.

Karena fungsi dari rumah ialah tempat manusia kembali setelah melakukan aktivitas sehari-hari. Jika berbicara perkampungan ternyata tidak hanya ada di dunia saja, tetapi di akhirat pun ada.6

6 M. Quraish Shihab, Ensiklopedia al-Qur’an, 164.

27 1. Hari Pembalasan

Ayat ini merupakan isyarat bahwa nasib suatu bangsa itu ditentukan dari perbuatan mereka, yakni perbuatan mereka yang timbul dari akibat dan watak mereka. Karena suatu pekerjaan merupakan hasil dari amal tersebut.

Contoh jika amal perbuatannya baik, maka hasilnya baik pula, begitu juga dengan sebaliknya.7

Allah berfirman dalam Qs. al-Baqarah/ 2: 85.

ْمُتْ نَا هُثُ

“Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, Padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebagian Al kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”8

Keterangan ayat tersebut menurut al-Marāgī telah dijelaskan bahwa manusia memiliki perjanjian tersebut adalah ketetapan kalian untuk berusaha merusak perjanjian tersebut, artinya membunuh antara sesama dari kalian, yang mana kejadian tersebut mengikuti apa yang telah dilakukan oleh nenek moyang dari mereka. Sangatlah kejam mereka

7 Aḥmad Muṣṭafā al-Marāgī, Terj. al-Marāgī, juz 1, terj. Bahrun Abubakar (Semarang: Toha Putra, 1987), 67-68.

8 Departemen Agama RI. al-Hikmah al-Qur’an dan Terjemahnya, 13.

melakukan pembunuhan, perampokan dan memperkosa saudara-saudara mereka pada saat itu, juga mengusir saudara-saudara mereka dari tempat tinggalnya.9

Ayat al-Qur’an tentang seruan Allah untuk manusia yang dikehendaki menuju jalan ke tempat akhirat (surga) ayat tersebut disebutkan pada Qs. Yūnus/ 10: 25.

ميِّقَتسُّم طَٰرِّص َٰلَِّإ ُءاَشَي نَم يِّدهَيَو ِّمَٰلهسلٱ ِّراَد َٰلَِّإ ْاوُعدَي ُهللَّٱَو

“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).”

Ayat al-Qur’an di atas menjelaskan tentang seruan Allah untuk manusia yang dikehendaki menuju jalan ke tempat akhirat (surga).

2. Rumah Dunia

Ayat ini merupakan isyarat bahwa nasib suatu bangsa itu ditentukan dari perbuatan-perbuatan mereka yang di dalamnya, yakni perbuatan mereka muncul dari sebab, akibat dan watak mereka sendiri. Dari suatu pekerjaan merupakan hasil yang pasti dari amal tersebut. Contohnya jika melakukan amal perbuatannya baik, maka hasilnya baik pula, sebaliknya jika amal perbuatannya buruk maka hasilnya buruk.10

Selanjutnya istilah al-Dār yang bermakna penghidupan di dalam dunia, seperti yang tercantum dalam Qs. al-An’ām/ 6: 135

ُةَبِّقاَع هَل ُنْوُكَت ْنَم َ ۗ َنْوُمَلْعَ ت َفْوَسَف َ ۗ للِّماَع ْ ِّ نِّّا ْمُكِّتَناَكَم ىٰلَع اْوُلَمْعا ِّموقي ْلُق َنْوُمِّلٰ ظلا ُحِّلْفُ ي َلَّ ههنِّا َ ۗ ِّراهدلا

“Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh

9 Aḥmad Muṣṭafā al-Marāgī, Terj. al-Marāgī, 293.

10 Aḥmad Muṣṭafā al-Marāgī. Terj. al-Marāgī, 67-68.

29 hasil yang baik di dunia ini11. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.”

Muṣṭafā al-Marāgī menjelaskan dalam tafsirnya bahwa kata al-Dār artinya negeri, yang dimaksud negeri dalam pengertian ini adalah dunia.12 Memiliki makna penghidupan di dunia. “Wahai orang-orang kafir, engkau pasti akan tahu ketika didatangkan azab kepadamu, siapa di antara kita yang memperoleh balasan berupa kebaikan atau keburukan dari amalan saat di dunia. Lafaz man dalam ayat di atas lebih sahih dan lebih fasih.

Dibandingkan dengan lafadz ‘imāl al-‘ilmi fīhi.13 3. Rumah Akhirat

Rumah akhirat adalah rumah terakhir manusia untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya seperti dalam firman Allah disebutkan Qs. Fāṭīr/ 35:

35.

ِّهِّلضَف نِّم ِّةَماَقُلمٱ َراَد اَنهلَحَأ يِّذهلٱ بوُغُل اَهيِّف اَنُّسََيَ َلََّو بَصَن اَهيِّف اَنُّسََيَ َلَّ ۦ

“Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu".

Maksud ayat di menjelaskan suatu perintah agar menjalankan suatu kebaikan secara rutin agar di tempatkan di tempat yang baik (surga). Dan di dalam surga tidak mengalami lagi kelelahan, kelesuan, dan kepayahan pada tubuh mereka, tiada pula pada arwah mereka, hanya Allahlah yang Maha mengetahui. Allah berfirman dalam Qs. Fuṣṣilat/ : 28

ُراهنلٱ ِّهللَّٱ ِّءاَدعَأ ُءاَزَج َكِّلَٰذ َ ۗ

ِّب ْاوُناَك اَِّبِ َءاَزَج ِّدلُلخٱ ُراَد اَهيِّف مَُلَ

َنوُدَح َيَ انتيا

“Demikianlah balasan terhadap musuh-musuh Allah, (yaitu)

neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami.”

12 Aḥmad Muṣṭafā al-Marāgī. Terj. al-Marāgī, 64.

13Abū Ja’far Muḥammad ibn Jarīr al-Ṭabarī, Tafsīr al-Ṭabarī, jilid 10 (Jakarta:

Pustaka Azzam 2007), 526-527.

Ayat tersebut berbicara mengenai azab dan balasan kepada masing-masing golongan yang berhak diterimanya sesuai dengan perbuatan amal masing-masing dan sesuai dengan kerusakan yang telah dilakukannya.

4. Negeri Akhirat

Selanjutnya kata al-Dār yang memiliki arti negeri akhirat, sesungguhnya negeri manusia terakhir adalah negeri ahirat seperti dalam firman Allah Qs. al-An’ām/ 6: 32.

لوَْلَهو لبِّعَل هلَِّّا اَيْ نُّدلا ُةوٰيَْلحا اَمَو َنْوُقه تَ ي َنْيِّذهل ِّل لْيَْخ ُةَرِّخْٰلَّا ُرادللو َ ۗ

َ ۗ َنْوُلِّقْعَ ت َلََفَا

“Dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?.”14 Maksud dari kesenangan dunia itu hanyalah sebentar dan tidak akan pernah kekal. Dan janganlah kalian terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat, karena dunia hanya bersifat sementara.

Abu Marzuq menjabarkan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abu Jahal pada suatu saat berkata kepada Rasulullah Saw. “Sesungguhnya kami tidak mendustakanmu, tetapi kami hanya mendustakan apa yang kamu dakwahkan.”15 Kata dār pada pembahasan ayat ini diartikan sebagai negeri akhirat. Tempat sesungguhnya kita kembali yang bersifat abadi dan pasti adanya. Selanjutnya, ayat yang memiliki makna negeri Akhirat yaitu pada Qs. Gāfir/ 40: 39.

ٰوَ يَلحٱ ِّهِّذَٰه اَهنَِّّإ ِّموَقَٰي ِّراَرَقلٱ َراَد َيِّه َةَرِّخلْٱ هنِّإَو عَٰتَم اَينُّدلٱ ُة

“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal

.

14 Departemen Agama RI, al-Hikmah al-Qur’an dan Terjemahnya, 131.

15 Dr. Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an PerKata, 131.

31

Qs. Ibrāhīm/14 : 28.

َنيِّذهلٱ َلَِّإ َرَ ت َلََأ ِّراَوَ بلٱ َراَد مُهَموَق ْاوُّلَحَأَو ارفُك ِّهللَّٱ َتَمعِّن ْاوُلهدَب

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah (tempat) kebinasaan?”

Kata

َراَد

pada ayat di atas memiliki arti tempat (rumah). Menurut

Jalaluddin as-Suyuthi ayat di atas di turunkan ketika orang-orang musyrik terbunuh dalam perang badar.

Disebutkan dalam Qs. al-A’rāf/ 7: 145.

ُهَل اَنبَتَكَو ُخَف ءيَش ِّ لُكِّ ل لَيِّصفَتَو ةَظِّعوهم ءيَش ِّ لُك نِّم ِّحاَولَلْٱ ِّفِ َۥ

رُمأَو ةهوُقِّب اَهذ

َينِّقِّسَٰفلٱ َراَد مُكيِّرْوُأَس اَهِّنَسحَِّبِ ْاوُذُخَيَّ َكَموَق

“Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu;

maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik.”

Maksud dari kata negeri dari ayat di atas menjelaskan tempat tinggal kaum Firaun yang menentang perintah Allah dan menyimpang dari jalan ketaatan dan menyimpang dari jalan ketaatan kepada Allah, kehancuran dan kebinasaan akan mereka alami.

Dokumen terkait