• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan suatu gambaran dalam penulisan skripsi ini, maka penulis menyusunnya dalam lima bab di mana antara bab satu dengan yang lainnya merupakan suatu rangkaian yang berhubungan:

Bab I: Bab ini merupakan penjelasan dari pendahuluan dalam penulisan skripsi yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan sebagai dasar rujukan penulis untuk penelitian yang baik dan jelas.

Bab II: Bab ini merupakan kelanjutan dari bab sebelumnya yaitu untuk memaparkan dan mengenalkan tentang definisi rumah secara umum, fungsi rumah, dan merawat rumah menurut ajaran Islam.

Bab III: Bab ini akan melanjutkan pembahasan sebelumnya untuk menjelaskan kata-kata yang mengandung makna rumah di dalam al-Qur’an seperti kata bayt, dār, maskan, manzil dan ma’wa dengan jumlah pengulangan kata tersebut dalam al-Qur’an berserta derivasinya.

Bab IV: dari ayat yang telah di bahas pada bab sebelumnya penulis mencoba untuk menganalisis penafsiran kata bayt, pada Qs. Āli‘Imrān/ 3:

96, dan Qs. al-‘Ankabūt/ 29: 41. Kata dār, pada Qs. Ibrāhīm/ 14: 28, dan Qs. Gāfir/ 40: 39. kata maskan pada Qs. Saba’/ 34: 15. Juga mengambil persamaan dan perbedaan dari setiap kata yang memiliki makna rumah pada ayat-ayat tersebut dengan menggunakan tafsir klasik dan modern dari beberapa ayat dalam al-Qur’an yang mengandung ketiga kata tersebut.

Bab V: kesimpulan, dalam bab ini telah dipaparkan dari hasil analisa bab sebelumnya, dan akan memaparkan permasalahan yang terdapat pada latar belakang masalah, juga akan dilanjutkan kepada permohonan saran dan penutup sebagai masukan dari pembaca untuk melengkapi penelitian yang cukup terbatas ini.

13 BAB II

TINJAUAN UMUM RUMAH TINGGAL MENURUT AJARAN ISLAM

A. Definisi Rumah Secara Umum

Rumah dalam makna bahasa adalah bangunan untuk tempat tinggal, yakni bangunan pada umumnya seperti halnya gedung yang disinggahi untuk tempat berlindung.1 Kebutuhan rumah dan tempat tinggal menjadi hal yang penting untuk disediakan, pembangunan rumah atau tempat tinggal merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan setiap makhluk Allah Subaḥanah wata’ālā. Oleh karena itu rumah bukan hanya sekedar tempat bermalam , tempat beristirahat, atau tempat berlindung. Tetapi lebih jauh lagi, rumah berfungsi sebagai tempat untuk mencari sebuah ketenangan jiwa.

Sebagai makhluk hidup baik hewan maupun manusia sangat membutuhkan tempat tinggal untuk menjalani aktivitas kesehariannya.

Setiap manusia sangat penting memiliki rumah, rumah menjadi suatu sarana sebagai tempat tinggal, ibadah, serta meraih kebahagiaan keluarga yang tercipta di dalamnya, hancur dan rusaknya tempat tinggal kita akan merasakan betapa nikmat besar yang Allah berikan ketika kita memiliki rumah, kita akan merasa jika tidak adanya rumah adalah kesediaan dan kesusahan setiap makhluk.2 Pada dasarnya setiap makhluk tidak bisa bertahan hidup untuk menjalani kehidupannya tanpa memiliki rumah atau tempat. Dan kehidupan manusia tidak akan mungkin lepas dari aktivitas ekonomi, karena sangat diperlukan manusia untuk bertahan hidup. Dalam

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1323.

2 Zaid Susanto Driantoro, “Rumah Adalah Nikmat Yang Besar 2011,” Diakses, 21 Maret, 2021, https://muslim.or.id/6552-rumah-tempat-tinggal-suatu-nikmat-yang-terlupakan.html

konteks ekonomi, tujuan akhir manusia adalah terpenuhi kebutuhan hidup, sekaligus meraih kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.3

Dalam kehidupan manusia pada umumnya, dalam hidup ada tiga kebutuhan dasar yang harus dimiliki bagi setiap seseorang, yaitu kebutuhan sekunder, primer, dan tersier. Rumah adalah masuk dalam urutan kategori ke-3, yang berfungsi melindungi manusia dari ancaman alam, dan lingkungan sekitar.4 Fungsi rumah menurut pandangan Islam adalah bangunan yang dapat digunakan untuk melakukan sesuatu yang memberikan manfaat bagi penghuni rumah sendiri maupun tamu, dan dapat difungsikan sebagai tempat beribadah dan di dalamnya.

Selain dari pada itu, rumah merupakan sebuah bangunan, tempat manusia untuk tinggal dan bersosialisasi dengan norma dan adat kebiasaan yang berlaku. Maka dapat dikatakan bahwa setiap kehidupan di rumah memiliki sistem nilai yang berlaku bagi setiap penghuninya, demikianlah menurut Sarwono.5

Dalam al-Qur’an, rumah memiliki beberapa kata yang berbeda-beda, dengan makna umum yang sama, salah satunya kata bayt (

تيب

( memiliki arti rumah atau tempat tinggal, asal kata tersebut dari kata bāta ( تاب(. Dalam al-Qur’an kata bāta (

تبَ

(relasi dari kata tersebut telah disebutkan sebanyak tujuh kali yang tersebar dari tujuh surah. Kata tersebut di dalam kata kerja, berbentuk maṣdar dan berupa kata benda.6 Selain dari pada itu ada kata al-Dār yang memiliki arti bergerak dan kembali kepada asalnya, dan secara

3 Indri, Hadis Ekonomi; Ekonomi Perspektif Hadis Nabi (Jakarta: Kencana, 2015), 1.

4 Nur Rohman, “Pengertian Kebutuhan Primer, Sekunder, Tersier Beserta Contohnya, 2018,” Diakses 21 Maret, 2021. http://akuntanonline.com/pengertian-kebutuhan-primer-sekunder-tersier/

5 Eko Budiharjo, Sejumlah Masalah Permukiman Kota (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), 148.

6 M. Quraish Shihab, Ensiklopedia al-Qur’an, jilid 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2007), 124.

15 meluas al-Dār artinya tempat tinggal atau rumah dunia dan akhirat. Yang ke tiga istilah maskan berasal dari kata sakana atau sukkan yang berarti penghuni rumah atau kampung, kata sakana juga berasal dari sakinah yang artinya tentram atau ketenangan bagi jiwa. Yang ke tempat khiyam adalah bentuk jamak dari khaimah (ةميخ) yang artinya kemah. Kemah bisa dikategorikan dengan rumah karena tempat untuk berteduh dan beristirahat.

Kelima manzil yang berasal dari kata nazala dan kata tersebut berasal dari kata nazala apabila di artikan secara bahasa maka artinya adalah berpindah tempat dari atas ke bawah. Oleh karena itu makna yang tersirat dalam kata nuzul berarti menunjukkan tempat. Dan yang ke enam adalah al-Ma’wa menurut penjelasan muṣṭafā al-Marāgī adalah tempat tinggal.

B. Fungsi Rumah

Rumah adalah tempat berlindung, bernaung, menikmati kehidupan yang nyaman, tempat untuk menunjukkan tingkat sosial dalam masyarakat dan beristirahat dari segala aktivitas luar yang mengakibatkan fisik dan rohani seseorang lelah, terkadang ketika seseorang menghadapi suatu masalah hidup maka tempat yang paling membuatnya tenang adalah rumah.

Maka dari itu selain kebersihan, dan tata ruang, hal yang dapat dilakukan guna untuk menjaga suasana tenang dan nyaman ketika di rumah adalah melakukan anjuran menurut Agama Islam berdasarkan Sunah Rasulullah saw. Secara garis besar dari fungsi rumah ada beberapa aspek untuk merencanakan, merancang bangunan rumah yang optimal agar nyaman ditempati. Rumah tidak semata-mata hanya merupakan tempat bernaung, melindungi diri sendiri dari segala bahayanya gangguan luar, melainkan untuk tempat bernaung, beristirahat setelah melaksanakan perjalanan hidup sehari-hari atau di jadikan tempat untuk beribadah.

Secara garis besar rumah memiliki fungsi yaitu:7

7 Hamidah, “Rumah dan Fungsi Rumah, 2015,” Diakses, 16 April, 2021, http://Hamidah76.blogspot.com/2015/10/Rumah-Dan-Fungsi-rumah.html?m=1.

1. Rumah memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia karena untuk berlindung dari lelahnya aktivitas dan istirahat di kala sakit.

2. Rumah memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia adalah rumah yang memberi perasaan aman dan tenteram bagi seluruh keluarga sehingga mereka bisa dapat bertatap muka, berkumpul dan hidup bersama. Serta dapat mengembangkan kepribadian dan kehidupan yang sehat.

3. Rumah dapat dijadikan tempat untuk berlindung manusia dari cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan penyakit terlebih penyakit yang dapat menular dari luar rumah.

4. Rumah sebagai tempat berlindung manusia dari berbagai macam gangguan dari luar seperti gangguan hewan yang berbahaya, gangguan dari orang yang berniat jahat dan segala kejahatan yang dapat membahayakan penghuni rumah.

5. Rumah sebagai tempat tinggal karena rumah adalah ruangan yang paling nyaman untuk menjalani kehidupan.

6. Rumah merupakan sarana mediasi antara manusia dan dunia, dengan adanya rumah maka segala aktivitas akan terpenuhi.

7. Rumah merupakan arsenal, yaitu tempat manusia mendapatkan kekuatan kembali dan juga sebagai tempat menyusun rencana

Mendefinisikan tiga fungsi utama yang terkandung dalam sebuah rumah tempat bermukim, yaitu:8

1. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga yang di wujudkan pada kualitas hunian atau perlindungan yang di berikan oleh rumah.

Kebutuhan akan tempat tinggal dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh guna melindungi diri dari iklim setempat.

8 Rully, “Merencanakan dan Merancang Rumah Tinggal yang Optimal”. Ilmu Arsitektur Fakultas Teknik, vol.1, no.3 (September 2003): 102.

17 2. Rumah sebagai penunjang kesempatan keluarga untuk berkembang dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi pengembang keluarga. Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna mendapatkan sumber penghasilan.

3. Rumah sebagai penunjang rasa aman dalam arti terjaminnya keluarga dimasa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa kepemilikan rumah dan lahan.

C. Merawat Rumah

Dalam Islam sangat dianjurkan untuk menjaga suatu kebersihan dalam hal apa pun baik dalam diri sendiri, lingkungan sekitar, terlebih di dalam rumah, agar keberkahan senantiasa menaungi para penghuninya, dan melalui hadis nabi Rasulullah mengajarkan umat muslim agar selalu menjaga kebersihan seperti kebersihan rumah, kebersihan diri, dan kebersihan lingkungan. Dalam riwayat hadis telah disebutkan :

“Ishāq ibn Manṣūr menceritakan kepada kami, Ḥabban ibn Hilāl menceritakan kepada kami, Abān menceritakan kepada kami, Yaḥyā menceritakan kepada kami, sesungguhnya Zaid menceritakan kepada Yaḥya, sesungguhnya Abū Salām menceritakan kepada Zaid dari

Abū Mālik al-‘Asy‟arī, dia berkata: Rasulullah s.a.w telah bersabda:

“Kebersihan adalah sebagian dari iman. membaca hamdalah adalah bisa menambah timbangan amal, membaca hamdalah dan subhanallah pahalanya sebesar langit dan bumi. Sembahyang itu pelita, sedekah (derma) itu bakti, sabar itu cahaya dan al-Qur’an akan menjadi kawan atau lawanmu, manusia itu sepanjang hidupnya bekerja untuk keselamatan dirinya atau kecelakaannya”. (H.R Muslim).”9

Kebersihan sangat erat hubungannya dengan keindahan, kesucian, serta kesehatan yang merupakan sesuatu perbuatan terpuji dan disukai oleh Allah, kebersihan yaitu keadaan yang menurut akal dan pengetahuan manusia tidak mengandung noda atau kotoran. Kata bersih sering digunakan untuk menyatakan keadaan atau kondisi suatu benda seperti air bersih, lingkungan bersih, dan lain sebagainya dan terkadang kebersihan juga digunakan untuk mengungkapkan sifat batiniah seperti jiwa suci.

adapun usaha untuk mewujudkan kebersihan rumah agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:10

1. Kebersihan Rumah

Sebagai penghuni rumah yang baik, hendaklah menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah seperti dapur, kamar mandi, ruang tamu, dan lain sebagainya agar indah dan terhindar dari penyakit. Selain tempat yang bersih, peralatan yang sering digunakan sehari-hari haruslah dicuci dan dijaga sterilisasi peralatan rumah. Kebersihan rumah harus dijaga agar senantiasa bersih dan tidak kotor agar terjauh dari binatang atau serangga yang dapat membawa penyakit yang berbahaya bagi penghuni.

2. Menjaga Kebersihan Diri

9 Imām Muslim, Shahih Muslim, terj. A. Rozak dan Rois Latief, cet. VI (Jakarta:

Pustaka al-Husna, 1991), 177-178.

10 Syaikh Said Ḥawwa, Panduan Menata Rumah Islami, Cet. II. terj. M Taufiq Ridha (Jakarta: Robbani Press, 2002), 14-16.

19 Selain dari menjaga kebersihan lingkungan, sudah seharusnya kebersihan diri dan pakaian adalah hal sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani. Sekalipun penemuan sains modern berkembang dengan pesat, sehingga mampu menganalisis berbagai penyakit, tetapi menjaga kesehatan merawat diri adalah salah satu terhindarnya dari penyakit, karena menjaga lebih baik dari pada mengobati suatu penyakit akibat mengabaikan kebersihan dan kesehatan.11 Dan dipastikan tidak mudah terserang penyakit jika kita menjaga kebersihan, para dokter yang bekerja di rumah sakit menyarankan. Salah satu cara menjaga kebersihan diri yakni dengan ṭaharah, dalam kebiasaan ini selalu berkenaan dengan air, maka dari itu keadaan rumah yang baik selayaknya menjaga air bersih agar kehidupan para penghuninya pun terhindar dari hal yang kotor dan najis.12

3. Menata Rumah

Penataan atau desain rumah menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan agar penghuni rumah dan siapa pun yang datang untuk bertamu merasakan kenyamanan. Pentingnya mendesain rumah dari sisi arsitektur dan hiasan di dalam rumah, mengundang kedamaian pikiran yang diakibatkan udara luar yang sering terkontaminasi, oleh sebab itu Allah swt. Menyukai setiap sesuatu yang indah. Terkadang rumah harus dengan penataan yang baik agar dapat memberikan rasa nyaman dan berbuah inspirasi yang memberikan efek baik bagi penghuni rumah.

Dalam al-Qur’an, ada beberapa konsep yang berkenaan dengan makna rumah. Yaitu konsep bayt, konsep dār, konsep maskan, konsep manzil, dan konsep ma’wa. Manusia membutuhkan rumah karena hal

11 Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 201.

12 Hafidz Zamroni Zien dan Tarranita Kusumadewi, “Menata Rumah Yang Islami”.

Fakultas Sains dan Teknologi, vol.3, no.1 (Juni 2014): 87.

tersebut merupakan sarana tempat tinggal manusia untuk beristirahat, bernaung, berteduh, dan untuk mempertahankan diri dari bencana alam, lingkungan sekitar, dan gangguan luar yang berpotensi melukai atau menyakiti diri manusia. Karena itulah rumah sangat berperan penting untuk kebutuhan manusia. Begitu juga dengan rumah kriteria rumah yang perlu kita ketahui agar suasana rumah bisa lebih tenteram bagi jiwa yaitu: Rumah yang digunakan untuk berzikir kepada Allah yang di dalamnya memiliki ruku dan sujud, Senantiasa rumah dalam keadaan selalu bersih, penghuni rumah yang dalamnya harus dihuni orang-orang jujur dan menepati janji, dihuni oleh orang yang senantiasa menyambung silaturahmi, di tempati oleh orang yang halal perihal makanan, ditempati orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, yang selalu dibacakan tilawah al-Qur’an, di dalamnya ada istri salihah, yang terhindar dari barang-barang haram, dan di huni oleh orang yang hatinya d penuhi dengan segala kebaikan.13

Dari beberapa penjelasan di atas dapat dipahami bahwa rumah adalah kebutuhan yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Rumah sebagai tempat berlindung dari segala macam kejahatan dan marah bahaya, Sebagai tempat berteduh dari panasnya terik matahari dari dinginnya hujan yang turun dan dijadikannya tempat untuk beristirahat dari lelahnya aktivitas, beribadah, dan berdakwah.

13 M. Benny Hermawan, “Rumah Tinggal Islami”. Ilmu Arsitektur fakultas teknik unilak, vol.1, no.1 (januari 2014): 7.

21 BAB III

TINJAUAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG RUMAH

A. Bayt

Kata bayt (

تيب

) berasal dari kata bāta (

تبَ

), yang memeiliki arti rumah atau tempat tinggal. Dalam al-Qur’an kata bāta (

تبَ

) Kata tersebut di sebutkan dalam kata kerja, bentuk masdar dann berupa kata benda.1 dengan kata relsinya telah disebutkan 7 kali yang tersebar dalam 7 surah yang mengandung mutaraḍif. Oleh karena itu bayt jika di hubungkan dengan syair maka biasanya sudah berubah menjadi bahasa Indonesia.2 Berikut ayat yang mengandung kata bayt:

1. Tempat Tinggal Hewan

Laba-laba sering kali disebut di dalam bahasa Arab al-‘Ankabūt adalah salah satu jenis serangga yang memiliki kaki delapan dan berwarna abu kehitam-hitaman. Serangga ini bisa menjalin jaring untuk membuat rumah dari benang sutra yang dihasilkan dari perutnya sebagai tempat tinggal sekaligus dijadikan sebagai saran perangkap mangsanya.

َنَهْوَأ هنِّإَو ۖاًتْ يَ ب ْتَذَهتَّا ِّتوُبَكنَعْلا ِّلَثَمَك َءاَيِّلْوَأ ِّهللَّا ِّنوُد نِّم اوُذَهتَّا َنيِّذهلا ُلَثَم :توبكنعلا [ َنوُمَلْعَ ي اوُناَك ْوَل ِّۖتوُبَكنَعْلا ُتْيَ بَل ِّتوُيُ بْلا 41

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-

]

pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah.

Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (Qs. al-`Ankabūt/ 29: 41)

1 M. Quraish Shihab, Ensiklopedia al-Qur’an; Kajian Kosakata, jilid 1 (Jakarta:

Lentera Hati, 2007), 124.

2 M. Quraish Shihab, Ensiklopedia al-Qur’an, 125.

Dalam konteks ayat di atas, rumah laba-laba yang dimaksud sebagai perumpamaan lemahnya keimanan manusia yang menjadikan Allah sebagai pelindung di dalam kehidupannya. Karena setiap makhluk sangat membutuhkan perlindungan untuk dijadikan sebagai tempat istirahat setelah melakukan aktivitas sehari-hari.

2. Tempat Tinggal Manusia

Ayat yang menunjukkan istilah bayt sebagai rumah yang sesungguhnya yaitu ada dalam Qs. Āli‘Imrān/ 3: 96. Dalam ayat ini Alah memberikan bahwa rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia yakni untuk tempat istirahat dan melakukan ibadah.

Arti bayti (

تيَب

) pada ayat di bawah adalah rumah.

َينِّمَلَٰعلِّ ل ىدُهَو اكَراَبُم َةهكَبِّب يِّذهلَل ِّساهنلِّل َعِّضُو تيَب َلهوَأ هنِّإ

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”.

Dalam konteks ayat yang ada di atas menjelaskan tentang sejarah rumah yang di sertai dengan bangunan yang digunakan sebagai tempat untuk istirahat, selain dari pada itu rumah juga dapat digunakan sebagai tempat untuk beribadah.

Sebagai tempat tinggal manusia yang megah, arti baytun (

تيَب

) pada

Qs. al-Isrā’/ 17: 93.

َنِّمؤُّن نَلَو ِّءاَمهسلٱ ِّفِ ٰىَقرَت وَأ ٍفُرخُز نِّ م تيَب َكَل َنوُكَي وَأ َلِّ زَ نُ ت ٰهتََّح َكِّ يِّقُرِّل

“Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai.”

Sebagai tempat tinggal manusia, dari kulit binatang terdapat pada Qs.

al-Naḥl/ 16: 80. Allah menyebutkan nikmat-nikmatnya yang serba lengkap kepada hamba-Nya, dia menjadikan mereka rumah-rumah untuk menetap

23 dan menutupi dirinya dan menggunakannya untuk berbagai manfaat dan keutamaan lainnya.

نِّ م مُكَل َلَعَج ُهللَّٱَو َ ۗ

ُج نِّ م مُكَل َلَعَجَو اًنَكَس ْمُكِّتوُيُ ب ًتًوُيُ ب ِّمَٰعْ نَْلْٱ ِّدوُل

ْمُكِّتَماَقِّإ َمْوَ يَو ْمُكِّنْعَظ َمْوَ ي اََنَوُّفِّخَتْسَت َ ۗ

اَهِّراَعْشَأَو اَهِّرَبَْوَأَو اَهِّفاَوْصَأ ْنِّمَو

ٍين ِّح َٰلَِّإ اًعَٰتَمَو اًثَٰثَأ

“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).”3

Arti dari lafaz buyūtikum, buyūtan

ْمُكِّتوُيُ ب - ًتًوُيُ ب

kedua kata tersebut memiliki arti yang sama yaitu rumah-rumah. Bunyi konteks yang dimaksud ayat di atas adalah membuat rumah dengan kulit binatang agar mudah untuk berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan Allah menjadikan bagi mereka kulit binatang ternak dapat digunakan sebagai kemah-kemah, mereka memasangnya bila hendak bermukim. Allah menceritakan perihal kaum munafik, bahwa mereka menampakkan setuju dan taat hanya pada lahiriahnya saja. Mereka membuat keputusan di malam hari, Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakal kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung.

Kata

َتهيَ ب

pada Qs. al-Nisā’/ 4: 81. Memiliki arti, “mengambil keputusan di malam hari”. Seperti yang di firmankan Allah.

ُهللَّٱَو َ ۗ ُلوُقَ ت يِّذهلٱ َيَْغ مُهنِّ م ةَفِّئاَط َتهيَ ب َكِّدنِّع نِّم ْاوُزَرَ ب اَذِّإَف ةَعاَط َنوُلوُقَ يَو

3 Departemen Agama RI, al-Hikmah al-Qur’an dan Terjemahnya, 276.

“Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat". Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam harilain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung.”

Kata

َتهيَ ب

memiliki arti malam hari, kata tersebut mengandung kata

mutaradif yang akar katanya dariََ

تبَ

َََkedudukannya sebagai fi’il maḍi dan memiliki makna rumah. Maksud dari ayat di atas dijelaskan waktu malam hari adalah mengambil suatu keputusan dalam rumah.

Qs. al-Taḥrīm/ 66: 11.

تيَب َكَدنِّع ِّلِ ِّنبٱ ِّ بَر تَلاَق ذِّإ َنوَعرِّف َتَأَرمٱ ْاوُنَماَء َنيِّذهلِّ ل لَثَم ُهللَّٱ َبَرَضَو َينِّمِّلٰهظلٱ ِّموَقلٱ َنِّم ِّنِِّ َنَو ۦ ِّهِّلَمَعَو َنوَعرِّف نِّم ِّنِِّ َنَو ِّةهنَلجٱ ِّفِ

“Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”

Ayat ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk kaum mukmin, bahwa tiada yang membahayakan pergaulan mereka dengan orang-orang kafir. Kata baytan (

اتيب

) pada ayat di atas memiliki arti sebuah rumah.

Ahlul bait pada Qs. al-Qaṣaṣ/ 28: 12.

تيَب ِّلهَأ ٰىَلَع مُكُّلُدَأ لَه تَلاَقَ ف ُلبَق نِّم َعِّضاَرَلمٱ ِّهيَلَع اَنمهرَحَو

“Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”

25 Konteks ayat di atas dimaksudkan kemuliaan Musa di sisi Allah dan demi memelihara Musa dari menyusui kepada selain ASI ibunya, juga karena Allah telah menjadikan hal tersebut sebagai penyebab kembalinya dia kepada ibunya untuk menyusui secara alami.

Rumah dari orang-orang muslim. Qs. al-Żāriyāt/ 51: 36

َينِّمِّلسُلمٱ َنِّ م تيَب َيَْغ اهيِّف َنَدَجَو اَمَف

“Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah diri.”

Maksud kata

تيَب

di atas memiliki arti negeri mereka yang tidak membedakan antara orang yang menyandang iman dan menyandang Islam dengan alasan bahwa Allah dalam ayat ini menyebut mereka orang-orang mukmin dan juga orang-orang muslim.

3. Tempat Ibadah

Bayt sebagai tempat baik pula untuk beribadah, tidur atau tidak.

Tempat ini bisa berupa rumah, pondok, gua atau tempat mulia untuk dijadikan beribadah, seperti halnya dengan Ka‘bah. Ka’bah tidak hanya dimuliakan, namun menjadi arah kiblat Salat dan menjadi syarat sahnya salat, berdasarkan firman Allah. (Qs. al-Baqarah/ 2: 150).4

Rumah juga bisa difungsikan sebagai tempat untuk dijadikan tempat Salat dan berdakwah, Allah berfirman dalam Qs. Yūnus/ 10: 87.

اوُمي ِّقَأَو ًةَلْ بِّق ْمُكَتوُيُ ب اوُلَعْجٱَو ًتًوُيُ ب َرْصِِّّبِ اَمُكِّمْوَقِّل اَءهوَ بَ ت نَأ ِّهيِّخَأَو ٰىَسوُم َٰلَِّإ اَنْ يَحْوَأَو َينِّنِّمْؤُمْلٱ ِّرِّ شَبَو َ ۗ َةٰوَلهصلٱ

“Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat salat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah

“Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat salat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah

Dokumen terkait