• Tidak ada hasil yang ditemukan

Afrizal, Roni. 2009. Analisis Produksi dan Pemasaran Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Alhusniduki. 1991. Metode Penelitian [internet]. [diacu 2013 Juni 21].

http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-153-5450044 bab%20iv.pdf

Asmarantaka, Ratna Winandi. 2012. Pemasaran Agribisnis (Agrimarketing). Departemen Agribisnis FEM-IPB. Jakarta.

_________________________. 2009. Pemasaran Produk-produk Pertanian. Bunga Rampai Agribisnis Seri Pemasaran. Bogor (ID): IPB Pr.

Azizi A, Tikkyrino, Manadiyanto. 2011. Analisis Pemasaran Garam Rakyat di Kabupaten Pati Jawa tengah. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 541-552.

Besanko D, dranove D, Shanley M dan Schaefer S. 2010. Economics Of Strategy. Fifth Edition. International Student Version. Asia (US): J Wiley.

Baye, Michael. 2010. Managerial Economics and Business Strategy. Seventh Edition. McGraw-Hill/Irwin. Singapore.

____________. 2010. Managerial Economics adn Business Strategy. Fourth Edition. Edition. McGraw-Hill. New York.

Bosena DT, Bekabil F, Berhanu G, Dirk H. 2011. Structure Conduct Performance of Cotton Market: The case of Metema District, Ethiopia. Journal of Agriculture, Biotechnology & Ecology. 4(1):1-12.

Carlton dan Perlof. 2001. Structure, Conduct and Performance [internet]. [diacu

2012 Februari 1]. Tersedia dari :

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46704/2011kar_tinj auan%20Pustaka%20%28bab%20II%29.pdf?sequence=15.

Dahl DC dan Hammond JW. 1977. Market and Price Analysis. Newyork (US): McGraw-Hill.

[Disperindag] Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep. 2013. Laporan Pergaraman Rakyat. Jawa Timur (ID).

Firdaus M adn Gunawan I. 2012. Integration Among Regional Vegetable Markets in Indonesia. Journal of ISAAS, 8(2): 96-16.

Funke O, Raphel B, Kabir S. 2012. Market Structure, Conduct and Performance of Gari Processing Industry in South Wstern Nigeria. European Journal of Business and Management. 4(2):99-112.

Hudson, Darren. 2007. Agricultural Market and Prices. Blackwell Publishing. United Kingdom.

Irawan dan Sudjoni. 2001. Pemasaran: Prinisp dan Kasus. Edisi Kedua. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Unoversitas Gajah Mada. Yogyakarta (ID). Jaya, Wihana Kirana. 2001. Ekonomi Industri, Ed ke-2. BPFE-Yogyakarta.

Yogyakarta.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2011. Industrialisasi Usaha Garam Rakyat. Jakarta (ID): KKP.

____________________________________________________________. 2012. Garam dalam Angka. Jakarta (ID): KKP.

[Kemendag] Kementerian Perdagangan. 2012. Profil Komiditas Garam. Jakarta (ID): Kemendag.

________________________________. 2013. Harga Garam di Tingkat Retail 2012 di Indonesia. Jakarta (ID): Kemendag.

[Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2010. Pemetaan Potensi Lahan Pegaraman dan kebutuhan Garam Nasional. Jakarta (ID): Kemenperin. ___________________________________. 2012. Garam Dalam Angka 2012.

Jakarta (ID): Kemenperin.

[KPPU] Komisi Perlindungan Persaingan Usaha. 2006. Tuntutan Persaingan Usaha Tiga Perusahaan Garam. Jakarta (ID): KPPU.

Kohls dan Uhl. 2002. Marketing of Agricultural Products. Ninth Edition. New jersey (US): Prentice Hall.

Kudhova D, Chladkova H. 2008. Barriers to Entry Into the Fruit Producing Industry in thr Czech Republic. Agric Econ. 54(9): 413-418.

Kuncoro, M. 2007. Ekonomika Industri Indonesia Menuju Negara Industri Baru 2030. ANDI. Yogyakarta.

[LP IPB] Lembaga Penelitian IPB, Badan Urusan Logistik Republik Indonesia. 1996. Studi Analisis Keterpaduan Pasar pada Sistem Pemasaran Komoditas Pangan Strategis [internet]. [diacu 2013 Juni 24]. Tersedia dari http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/42010/STUDI%20 ANALISIS%20KETERPADUAN%20PASAR%20PADA%20SISTEM%2 0PEMASARAN%20KOMODITAS%20PANGAN%20STRATEGIS%20. soft%20copy.pdf;jsessionid=0F0874D90E781B8DD69645C7FE3C6C9A? sequence=1

Mmasa J, Msuya E, Mlambiti M. 2013. Performance of Various Marketing Channels for Sweet Potato Value Added Products. Journal of Agricultural Economics and Development. 2(2):65-78.

Mubyarto. 1987. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakrta (ID).

Purcell WD. 1979. Agricultural Marketing : System, Coordination, Cash, and Futures Prices. Aprentice-Hall Company, Virginia.

Ravallion. 1986. Testing Market Integration. American Journal of Agricultural Economics. 68(1): 102-109.

Rosiana, Nia. 2012. Sistem Pemasaran Gula Tebu (Cane Sugar) dengan Pendekatan Structure, Conduct, Performance (SCP). Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Petanian. Raja Grafindo Persada. Jakarta (ID).

Sudiyono, Armand. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang (ID).

Suherman T, Fauziyah E, Hasan F. 2011. Analisa Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus Desa Kertasada, Kecamatan Kalianget, Kbaupaten Sumenep). Embryo. 8(2):73-81.

Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta (ID).

Syafi‟i, Ahmad. 2006. Potret Pemberdayaan Petani Garam, Implementasi Konsep dan Strategi. Surabaya (ID) : Untag Press.

Tatiek. 2012. Pemasaran Komoditas Pertanian. [internet]. [diacu 2012 Februari 1]. Tersedia dari : http://tatiek.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/bab2.pdf

Teguh, Muhammad. 2006. Ekonomi Industri. Raja Graffindo, Jakarta (ID).

Tracey, John. 1999. Market Infrastructure Planning. FAO Agricultural Services Bulletin.

Waldman DE dan Jensen EJ. 2007. Industrial Organization. Theory and Practice. Third Edition. United States of America (US): Perason education.

Lampiran 1 Analisis marjin pemasaran dan farmer’s share garam di Kabupaten Sumenep

N o

Uraian Saluran Pemasaran

1 % 2 % 3 % 4 % 1 Petani a. Harga Jual 537 13.43 325 13.00 260 13.00 470 11.75 2 Pedagang Pengumpul a. Harga Beli 537 13.43 325 13.00 260 13.00 470 11.75 b. Biaya Pengemasan 10 0.25 20 0.80 20 1.00 20 0.50

c. Biaya Bongkar Muat 20 0.50 50 2.00 50 2.50 20 0.50

d. Biaya Transportasi 10 0.25 50 2.00 50 2.50 50 1.25 e. Harga Jual 650 16.25 560 22.40 450 22.50 600 15.00 f. Keuntungan 73 1.83 115 4.60 70 3.50 40 1.00 g. Marjin Pedagang 113 2.83 235 9.40 190 9.50 130 3.25 3 Pabrik a. Harga Beli 650 16.25 560 22.40 450 22.50 600 15.00 b. Biaya Pencucian 30 0.75 54 2.16 54 2.70 30 0.75 c. Biaya Pengovenan 133 3.33 178 7.12 178 8.90 133 3.33 d. Biaya Penggilingan 133 3.33 72 2.88 72 3.60 133 3.33 e. Biaya Iodisasi 35 0.88 35 1.40 35 1.75 35 0.88 f. Biaya Pengemasan 25 0.63 25 1.00 25 1.25 25 0.63 g. Biaya Transportasi 173 4.33 158 6.32 158 7.90 173 4.33

h. Biaya Bongkar Muat 50 1.25 55 2.20 55 2.75 50 1.25

i. Biaya Susut 20 0.50 14 0.56 10 0.50 20 0.50 j. Harga Jual 2 600 65.00 2 000 80.00 2 000 100 2 600 65.00 k. Keuntungan 1 351 33.78 849 33.96 963 48.15 1 401 35.03 l. Marjin Pabrik 1 950 48.75 1 440 57.60 1 550 77.50 2 000 50.00 4 Distributor a. Harga Beli 2 600 65.00 2 600 65.00 b. Biaya Transportasi 75 1.88 75 1.87

c. Biaya Bongkar Muat 40 1.00 40 1.00

d. Harga Jual 3 250 81.25 3 250 81.25 e. Keuntungan 535 13.38 535 13.38 f. Marjin Distributor 650 16.25 650 16.25 5 Retail a. Harga Beli 3 250 81.25 2 000 80.00 3 250 81.25 b. Biaya Transportasi 150 3.75 150 6.00 150 3.75

c. Biaya Bongkar Muat 100 2.50 100 4.00 100 2.50

d. Harga Jual 4 000 100 2 500 100 4 000 100

e. Keuntungan 500 12.50 250 10.00 500 12.50

f. Marjin Retail 750 18.75 500 20.00 750 18.75

Total Biaya Pemasaran 1 004 961 707 1 054

Total Keuntungan 2 459 1 214 1 033 2 476

Lampiran 2 Hasil output analisis integrasi pasar vertikal

1. Harga pada tingkat petani yang menghasilkan kualitas garam KP1 sebagai pasar lokal dan harga retail pada tingkat pedagang pengecer

a. Analisis regresi : Dependent Variable: PFQ1 Method: Least Squares

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PF1Q1 0.781441 0.640888 1.219310 0.2771 FDPR -0.025171 0.067093 -0.375165 0.7229

PR1 0.033868 0.048943 0.691987 0.5198

C 44.86711 87.92963 0.510262 0.6316

R-squared 0.852871 Mean dependent var 305.0000 F-statistic 9.661257 Durbin-Watson stat 2.528001

Uji asumsi-asumsi klasik dalam regresi : (1) Autokorelasi

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dengan membadingkan nilai X2 hitung dengan X2 tabel, yaitu :

i. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model bebas dari masalah autokorelasi ditolak

ii. Jika nilai X2 hitung < X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model bebas dari masalah autokorelasi diterima

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 11.93752 Prob. F(2,3) 0.0373 Obs*R-squared 7.995350 Prob. Chi-Square(2) 0.0184 Analisis hasil output, jika Obs*R-squared 0.0184 lebih besar dari α 0.01 maka disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model.

(2) Uji Heteroskedatisitas Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.678260 Prob. F(3,5) 0.1579 Obs*R-squared 5.547698 Prob. Chi-Square(3) 0.1358 Scaled explained SS 0.659662 Prob. Chi-Square(3) 0.8826

Analisis hasil output, jika Obs*R-squared 0.1358 lebih besar dari α 0.01 maka disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas pada model.

2. Harga pada tingkat petani yang menghasilkan kualitas garam KP2 sebagai pasar lokal dan harga retail pada tingkat pedagang pengecer

a. Analisis regresi : Dependent Variable: PFQ2 Method: Least Squares

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PF2Q2 1.400104 0.573608 2.440871 0.0586 FDPR -0.056053 0.043846 -1.278407 0.2572 PR2 -0.014740 0.031254 -0.471630 0.6571 C -13.53707 56.90853 -0.237874 0.8214 R-squared 0.897452 Mean dependent var 223.8889 F-statistic 14.58583 Durbin-Watson stat 2.880994

Uji Asumsi-asumsi klasik dalam regresi : (1) Autokorelasi

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dengan membadingkan nilai X2 hitung dengan X2 tabel, yaitu :

i. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model bebas dari masalah autokorelasi ditolak

ii. Jika nilai X2 hitung < X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model bebas dari masalah autokorelasi diterima

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 5.031199 Prob. F(2,3) 0.1101 Obs*R-squared 6.932998 Prob. Chi-Square(2) 0.0312

Analisis hasil output, jika Obs*R-squared 0.0312 lebih besar dari α 0.01 maka disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model.

(2) Uji Heteroskedatisitas Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.907095 Prob. F(3,5) 0.1403 Obs*R-squared 5.720424 Prob. Chi-Square(3) 0.1260 Scaled explained SS 0.847034 Prob. Chi-Square(3) 0.8382 Analisis hasil output, jika Obs*R-squared 0.1260 lebih besar dari α 0.01 maka disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas pada model.

3. Harga pada tingkat petani yang menghasilkan kualitas garam KP3 sebagai pasar lokal dan harga retail pada tingkat pedagang pengecer

a. Analisis regresi : Dependent Variable: PFQ3 Method: Least Squares

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PF3Q3 1.342336 0.656380 2.045060 0.0962 FDPR -0.051744 0.048998 -1.056047 0.3393 PR3 -0.009838 0.035302 -0.278683 0.7916

C 11.11483 27.74992 0.400536 0.7053

R-squared 0.882458 Mean dependent var 155.5556 F-statistic 12.51263 Durbin-Watson stat 2.676183

Uji Asumsi-asumsi klasik dalam regresi : (1) Autokorelasi

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dengan membadingkan nilai X2 hitung dengan X2 tabel, yaitu :

i. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model bebas dari masalah autokorelasi ditolak

ii. Jika nilai X2 hitung < X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model bebas dari masalah autokorelasi diterima

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 11.15293 Prob. F(2,3) 0.0408 Obs*R-squared 7.933054 Prob. Chi-Square(2) 0.0189

Analisis hasil output, jika Obs*R-squared 0.018 lebih besar dari α 0.01 maka disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model.

(2) Uji Heteroskedatisitas Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 3.848462 Prob. F(3,5) 0.0905 Obs*R-squared 6.280209 Prob. Chi-Square(3) 0.0987 Scaled explained SS 0.812231 Prob. Chi-Square(3) 0.8465

Analisis hasil output, jika Obs*R-squared 0.0987 lebih besar dari α 0.01 maka disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas pada model.

Dokumen terkait