• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di Kabupaten Sumenep, Madura Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Pemilihan lokasi didasarkan bahwa Madura merupakan satu dari tujuh daerah sentra garam di Indonesia. Lebih kurang 332 orang di Kabupaten ini bekerja sebagai petani garam. Kabupaten Sumenep adalah salah satu Kabupaten di Madura, yang merupakan daerah awal dimulainya industri garam dan pusat pemasaran garam. Ditambah lagi Kabupaten Sumenep dipilih sebagai lokasi penelitian karena adanya PT Garam Indonesia di lokasi tersebut. Penelitian initelah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Maret2013.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara terstruktur, yaitu dengan menggunakan kuisioner secara langsung kepada sumber atau objek yang sedang diteliti baik dari petani, pedagang, pengecer. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh antara lain melalui studi pustaka, data publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan sumber-sumber lainnya yang relevan.

Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh dilakukan secara sengaja (simple random sampling) dengan memilih sendiri pihak-pihak yang menjadi responden berdasarkan pertimbangan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman respoden sesuai dengan bidang yang diteliti. Pengambilan responden petani garamberjumlah 40petani garam, 5 orang pedagang pengumpul, 1 unit perusahaan pengolahan garam, 1 unit distributor, 1 unit retail, 2 aparat pemerintahan dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Sedangkan pengumpulan informasi saluran pemasaran garam menggunakan teknik penelusuran dari produsen garam sampairetail.

Metode Analisis Data

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan beberapa alat analisis yang sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh. Analisis data yang digunakan adalah :

Analisis Struktur Pasar

Analisis struktur pasar pada prinsipnya bertujuan untuk mengetahui apakah pasar garam dilokasi penelitian cenderung mengarah pada pasar persaingan sempurna atau pasar persaingan tidak sempurna. Komponen struktur pasar yang diteliti meliputi pangsa pasar, konsentrasi pasar dan hambatan keluar masuk pasar (Baye, 2003).

(1) Analisis Pangsa Pasar

Pada penelitian ini analisis pangsa pasar garam di Kabupaten Sumenep dilakukan dengan menghitung pangsa pasar perusahaan-perusahaan pengolahan. Semakin tinggi pangsa pasar menunjukkan market power perusahaan dalam pasar garam. Perhitungan pangsa pasar suatu perusahaan garam menggunakan rasio antara penjualan suatu perusahaan garam Kabupaten Sumenep terhadap total penjualan seluruh garam di Provinsi Jawa Timur. Tujuan perhitungan pangsa pasar adalah untuk mengetahui seberapa besar cakupan suatu perusahaan terhadap total produksi garam di Provinsi Jawa Timur. Adapun perhitungan pangsa pasar perusahaan garam adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Market Share (MS) = (0-100persen)

Market Share ( = pangsa pasar pabrik pengolahan „n‟ (Ton/tahun) = Penjualan garam pabrik pengolahan „n‟ (Ton/Tahun) = Penjualan garam di Provinsi Jawa Timur (Ton/Tahun) N = Banyaknya perusahaan (pabrik pengolahan) garam (2) Konsentrasi Pasar

Konsentrasi pasar mengukur berapa jumlah output dalam sebuah industri yang diproduksi dari empat perusahaan terbesar dalam sebuah industri (Baye, 2003). Konsentrasi pasar dapat dihitung dengan menggunakan penerimaan penjualan atau kapasitas produksi (Besanko et al, 2010). Pengukuran tingkat konsentrasi perusahaan dalam suatu industri dapat menggunakan Four Firm Concentration Ratio (CR4) atau Herfindahl-Hirschman Index (HHI) (Baye, 2003).

Penghitungan nilai CR4 dilakukan pada empat pedagang garam terbesar di Kabupaten Sumenep, yang pengelompokannya didasarkan pada nilai output yang dihasilkan oleh empat perusahaan tersebut. Rasio konsetrasi diperoleh dengan mengukur besarnya kontribusi output yang dihasilkan oleh empat perusahaan terbesar terhadap total volume garam atau output yang dibeli oleh perusahaan selevel mereka untuk wilayah Kabupaten Sumenep.

Keterangan :

= Konsentrasi rasio (pasar) = , dimana i = 1,2,3,4

= Penjualan garam pabrik pengolahan garam 1 (Ton/tahun) = Penjualan garam pabrik pengolahan garam 2 (Ton/tahun) = Penjualan garam pabrik pengolahan garam 3 (Ton/tahun) = Penjualan garam pabrik pengolahan garam 4 (Ton/tahun)

= Total penjualan garam seluruh pabrik pengolahan garam (Ton/tahun) Selain perhitungan diatas, dapat menggunakan perhitungan HHI. HHI merupakan penjumlahan kuadrat dari pangsa pasar perusahaan-perusahaan dalam suatu industri dikalikan dengan 10.000. Baye (2003) mengemukakan bahwa nilai HHI berada 0 – 10.000. jika nilai HHI 0, maka terdapat perusahaan-perusahaan dalam indutri yang sangat kecil. Namun, jika nilai diatas 0 hingga 10.000 mengindikasikan bahwa pangsa pasarnya bernilai 1. Artinya CR4 berada pada sedikit persaingan antara produsen dan konsumen (pasar terkonsentrasi). Adapun perhitungan HHI yaitu :

Keterangan :

= Herfdinal-Hirschman Index = Pangsa pasar

(3) Hambatan Masuk Pasar

Analisis ini dilakukan untuk melihat banyaknya lembaga pemasaran yang dapat masuk untuk bersaing merebut pangsa pasar. Analisis akan dianalisis secara deskriptif.

Analisis Perilaku Pasar

Perilaku pasar dianalisis secara deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai perilaku partisipan di pasar, yang meliputi fenomena lapang yang terkait dengan kolusi, serta tindakan-tindakan kecurangan yang terjadi di lapangan. Namun untuk melihat dua aspek di atas tidak dapat dijelaskan secara langsung perlu analisis lain yang mendukung yaitu: praktek pembelian dan penjualan, praktek pembentukan harga dan praktek lembaga terkait dalam menjalankan fungsi pemasaran. Selain itu juga dibutuhkan informasi penting yang akan dikaji terkait bagaimana mekanisme penentuan harga, pada tingkat lembaga manakah yang lebih dominan dalam proses penentuan harga dan sejauhmana peran petani sebagai produsen dalam penentuan harga.

Analisis Kinerja Pasar

Dalam menganalisis kinerja pasar digunakan beberapa ukuran antara lain yaitu marjin pemasaran, farmer’s share dan integrasi pasar.

(1) Marjin Pemasaran

Marjin pemasaran atau juga biasa disebut dengan marjin tataniaga adalah perbedaan harga di tingkat petani produsen (harga beli) dengan harga ditingkat konsumen akhir (harga jual). Marjin tataniaga adalah harga dari semua nilai guna (nilai tambah) dari aktivitas dan penanganan fungsi-fungsi pemasaran, termasuk jasa-jasa pemasaran yang terlibat dalam rantai pemasaran suatu produk atau komoditas. Marjin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dan harga yang diterima produsen (Hudson, 2007). Semakin tinggi biaya pemasaran menyebabkan semakin tingginya marjin pamasaran. Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut .

Keterangan :

= Marjin pemsaran pada setiap lembaga pemasaran i = Marjin total pemasaran pada setiap saluran pemasaran = Harga eceran garam di pasar konsumemn (Rp/Kg) = Biaya pemasaran di pasar i

= Keuntungan pemasar (lembaga) di pasar i I = 1,2,3,....n

Maka total marjin pemasaran yaitu :

(2) Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan rasio antara harga di tingkat petani terhadap harga di tingkat retail (Hudson, 2007). Farmer’s share merupakan bagian harga dari biaya yang dikeluarkan oleh petani ditambah keuntungan yang diterimanya. Bagian keuntungann ini dapat dikatakan sebagai sumbangan pendapatan bagi kesejateraan keluarga petani. Pada saluran pemasaran yang berbeda maka farmer’s share dipengaruhi oleh: tingkat pemerosesan, biaya transportasi, keawetan produk, dan jumlah produk (Kohl dan Uhl, 2002). Semakin tinggi farmer’s share menyebabkan semakin tinggi pula bagian harga yang diterima petani. Adapun perhitungan farmer’s share dapat dilihat di bawah ini:

Keterangan :

FS = Farmer’s share di tingkat petani (%) = Harga garam di tingkat petani (Rp/Kg) = Harga garam ditingkat pengecer (Rp/Kg) (3) Analisis Integrasi Pasar Vertikal

Analisis integrasi pasar merupakan seberapa jauh pembentukan harga suatu komoditas pada suatu tingkat lembaga atau pasar dipengaruhi oleh harga ditingkat lembaga lainnya. Analisis keterpaduan/integrasi pasar dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Ravallion (1986). Perubahan harga di tingkat konsumen seharusnya ditransmisikan dengan baik ke tangan produsen secara terintegrasi. Misalkan Pi adalah harga di pasar i waktu t sedangkan Pt adalah harga di pasar acuan waktu t. Maka rumus yang digunakan yaitu :

Keterangan :

= Harga garam di pasar lokal (waktu t) (Rp/kg)

=Harga garam di pasar lokal (waktu t-1) (Rp/kg)

= Harga garam di pasar acuan (waktu t) (Rp/kg)

= Harga garam di pasar acuan (waktu t-1) (Rp/kg)

= Koefisien lag harga di tingkat pasar ke-1 (lokal) pada waktu t-1

= Faktor-faktor lain yang mempengaruhi

Koefisien menunjukkan berapa besar perubahan harga di pasar acuan ditansmisikan ke harga pasar lokal. Koefisien dan menunjukkan seberapa jauh kontribusi harga pada periode sebelumnya dari pasar lokal dan pasar acuan terhadap tingkat harga yang berlaku sekarang di pasar lokal. Rasio antara keduanya merupakan indeks hubungan pasar IMC (Index of Market Connection) Adapun rumusnya dapat dilihat di bawah ini :

Dalam pendekatan ini, integrasi jangka pendek diformulasikan sebagai berikut :

Nilai = 0 jika nilai = 0, maka hipotesis di atas dapat dituliskan sebagai berikut :

Uji statistik yang digunakan yaitu :

Apabila hipotesis nol ditolak, ini menunjukkan bahwa pasar tidak terintegrasi dalam jangka pendek. Dan untuk integrasi jangka panjang, hipotesisnya diformulasikan sebagai berikut :

Nilai diperoleh melalui :

Apabila hipotesis nol ditolak, ini menunjukkan bahwa pasar tidak terintegrasi dalam jangka panjang.

5 EKONOMI GARAM

Dokumen terkait