• Tidak ada hasil yang ditemukan

[BP4K] Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sukabumi. 2012. Profil BP3K Kecamatan Sukabumi. http://bp4kkabsukabumi.net/index.php/BP3K/BP3K-Sukabumi.html

[diakses tanggal 27 Februari 2012]

[BP3K] Badan Pentuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Sukabumi. 2012. Curah Hujan per Bulan Kecamatan Sukabumi Tahun 2009-2011.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi. 2012. Produksi Cabai Merah per Kecamatan di Kabupaten Sukabumi dalam Angka 2008-2010.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. http://www.bps.go.id [diakses tanggal 27 April 2012]

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Produksi Sayuran di Indonesia. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=55& notab=20 [diakses tanggal 11 November 2011]

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Cabai Merah di Masing-Masing Provinsi di Indonesia. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=55& notab=19 [diakses tanggal 11 November 2011]

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2009. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Cabai Merah di Jawa Barat 2005-2008.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2008. Konsumsi Perkapita Sayuran di indonesia Periode 2003-2007. www.hortikultura.deptan.go.id [diakses tanggal 6 Maret 2012]

Elton dan Gruber. 1995. Modern Portofolio Theory and Invesment Analysis. Edisi Kelima. New York: John Wiley and Sona, Inc.

Fariyanti A. 2008. Perilaku Rumah Tangga Petani Sayuran dalam Menghadapi Risiko Produksi dan Harga Produk di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertannian Bogor.

Fauzia. 2006. Pendugaan Elastisitas Permintaan Input dan Penawaran Output Usahatani Kacang Tanah di Jawa [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Intitut Pertanian Bogor.

Ginting. 2009. Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada Usaha Cempaka Baru di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor : Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

Gujarati DN. 2003. Basic Econometrics. New York: McGrow Hill.

Harmini. 2009. Metode Kuantitatif Bisnis I. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

Harwood et all. 1999. Managing Risk in Farming: Concepts, Reasearch and Analysis. Agricultural Economic Report No.774. US Department od Agriculture.

Hendrawanto E. 2008. Analisis Pendapatan dan Produksi Cabang Usahatani Cabai Merah. [skripsi] Jurusan Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, IPB.

Jalil A. 1997. Metode Penelitian, Buku 2: Modul 3-5. Jakarta: Universitas Terbuka.

Juanda B. 2009. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan. Bogor: IPB Press Mankiw NG. 2002. Teori Makroekonomi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Mardalis. 2004. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi Aksara

Nazliana L. 2011. Perubahan Penawaran dan Pergeseran Kurva Penawaran. http://lianazlie.blogspot.com/2011/03/perubahan-penawaran-dan-

pergeseran.html (dalam Mankiw 2000) [diakses tanggal 15 Oktober 2011] Nicholson W. 1991. Teori Mikroekonomi I Jilid I: Prinsip Dasar dan Perluasan.

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Rahardja P, Manurung M. 2006. Teori Ekonomi Mikro; Suatu Pengantar, edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Rifqi. 2008. Faktor-faktor yyang Mempengaruhi Produksi Kubis [skripsi]. Bogor :

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Safitri. 2009. Analisis Risiko Produksi Daun Potong di PT Pesona Daun Mas Asri Bogor [skripsi. Bogor : Fakultas Ekonomi dan manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Sarwono J. 2009. Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: ANDI

Setiadi. 2008. Manfaat dan Khasiat Tanaman Cabai. http://id.wikipedia.org/wiki/Cabai [diakses tanggal 27 Februari 2012]

Situmpang H. 2011. Analisis Risiko Produksi Cabai Merah Keriting pada Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen Kecamatan Ciawi Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Susila AD. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB.

Tarigan. 2009. Analisis Risiko Produksi Sayuran Organik pada Permata Hati Organik Farm di Bogor Jawa barat [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Utami AD. 2009. Risiko Produksi dan Perilaku Penawaran Cabai merah di Kabupaten Brebes [skripsi]. Bogor: Jurusan Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

Wisdya S. 2009. Analisis Risiko Produksi Anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek, Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Jurusan Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU

PENAWARAN CABAI MERAH DI DESA PERBAWATI,

KECAMATAN SUKABUMI, KABUPATEN SUKABUMI

PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

IRIANA WAHYUNINGSIH H34080045

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2012

2

RINGKASAN

IRIANA WAHYUNINGSIH. Analisis Risiko Produksi dan Perilaku Penawaran Cabai Merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan NARNI FARMAYANTI).

Dukungan pemerintah terhadap pengembangan sektor pertanian sangat besar. Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas produk pertanian agar Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian setiap tahun dapat meningkat. Salah satu subsektor pertanian yang telah memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto adalah subsektor hortikultura. Subsektor hortikultura di Indonesia sangat beragam, yang terdiri atas berbagai jenis kelompok komoditas, yaitu buah-buahan, sayuran, biofarmaka, dan tanaman hias. Cabai merah merupakan salah satu kelompok komoditas sayuran buah yang banyak dibudidayakan oleh petani baik secara tradisional maupun intensif di lahan sawah dataran rendah atau dataran tinggi. Komoditas cabai merah termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubtitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan yang kaya akan vitamin dan mineral serta sebagai bahan obat tradisional. Oleh karena itu, permintaan cabai merah terus meningkat, tetapi hal ini berbanding terbalik dengan tingkat produksi cabai merah di Indonesia yang cenderung menurun.

Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu sentra sayuran di Jawa Barat, salah satunya adalah cabai merah. Seperti halnya tingkat produktivitas cabai merah nasional, tingkat produktivitas cabai merah di Kabupaten Sukabumi juga cenderung berfluktuatif dari tahun ke tahun. Salah satu daerah di Kabupaten Sukabumi yang menghasilkan cabai terbesar adalah Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi. Berbagai permasalahan pada aspek produksi dapat memberikan gambaran terhadap kemungkinan adanya faktor risiko produksi cabai merah. Sebagaimana teori penawaran, tingkat penawaran suatu komoditas akan dipengaruhi oleh jumlah komoditas yang diproduksi. Oleh karena itu, perlu diketahui sejauh mana tingkat risiko produksi dan perilaku penawaran cabai merah. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis tingkat risiko dan sumber risiko produksi cabai merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, 2) Menganalisis perilaku penawaran cabai merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, dan 3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penawaran cabai merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan 24 Desember 2011 hingga 10 Februari 2012. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 23 responden dengan metode pengambilan responden secara sensus. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis risiko dengan perhitungan

Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation, serta regresi linier berganda untuk menganalisis perilaku penawaran.

3 Berdasarkan hasil perhitungan, nilai expected value dari produktivitas cabai merah adalah sebesar 92,32 kwintal per hektar. Nilai ini menggambarkan bahwa tingkat produktivitas rata-rata yang diharapkan oleh petani cabai merah di Desa Perbawati adalah sebesar 92,32 kwintal per hektar (cateris paribus). Sementara, nilai standar deviasi dari produktivitas cabai merah adalah sebesar 63,60 kwintal per hektar dengan nilai coefficient variation sebesar 0,68. Nilai ini berarti bahwa risiko produksi yang dihadapi petani cabai merah di Desa Perbawati adalah sebesar 63,60 kwintal per hektar atau sebesar 68 persen dari nilai produktivitas yang diperoleh petani (cateris paribus).

Dilihat dari pendapatan bersih usahatani, diperoleh nilai expected return

sebesar Rp 66.688.330,00 per hektar. Sementara risiko yang diterima oleh petani cabai merah di Desa Perbawati adalah sebesar 65 persen dari nilai return yang diperoleh petani dengan standar deviasi rata-rata sebesar Rp 43.507.042,63 per hektar. Dari nilai tersebut, maka jika dibandingkan dengan perhitungan risiko dari sisi produktivitas, nilai risiko yang dihitung dari sisi pendapatan atau retun

ternyata lebih rendah.

Perilaku penawaran cabai merah di Desa Perbawati dalam penelitian ini dirumuskan ke dalam sebuah model regresi linier berganda sebagai berikut:

ln Y = - 16,2 + 0,091 ln X1 – 0,092 ln X2 + 0,642 ln X3 – 0,085 ln X4 + 0,658 ln X5 + 0,240 ln X6 + 0,121 ln X7 + e

Nilai R-sq dari model yang diperoleh adalah sebesar 0,618. Artinya bahwa model atau variabel dependen (Y) dapat dijelaskan oleh variabel independen (X) sebesar 61,8 persen dan sisanya 38,2 persen dijelaskan oleh faktor penyebab lain di luar model.

Berdasarkan hasil regresi linier berganda, diketahui bahwa terdapat dua variabel yang berpengaruh nyata terhadap perilaku penawaran cabai merah di Desa Perbawati yaitu variabel biaya obat-obatan dan variabel nilai variasi produksi cabai merah. Sementara, variabel biaya benih, harga cabai merah, biaya pupuk ponska, biaya pupuk kompos, dan biaya kapur tidak berpengaruh signifikan pada taraf nyata lima persen.

4

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU

PENAWARAN CABAI MERAH DI DESA PERBAWATI,

KECAMATAN SUKABUMI, KABUPATEN SUKABUMI,