• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abe A. 2005. Perencanaan Daerah Partisipatif. Yogyakarya : Pembaruan.

Alkadri, Djayadinigrat HM. 2002. Bagaimana Menganalisis Potensi Daerah? Konsep dan Contoh Aplikasi. Di dalam : Ambardi UM, Prihawantoro S, penyunting. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 96-120.

Ary S. 2001. Peranan Sumberdaya Manusia dalam Pengembangan Wilayah di Indonesia. Di dalam : Alkadri, Muchdie, Suhandoyo, penyunting. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah. Ed rev. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 171-183.

BANPU. 2005. Karya dan Perhatian Kepada Masyarakat 2004. BANPU COMDEV, Edisi 01 Mei 2005.

[Bappeda, BPS] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kota Bontang. 2004a. Bontang Dalam Angka 2003. Bontang: Bappeda, BPS Kota Bontang.

[Bappeda, BPS] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kota Bontang. 2004b. PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Bontang 1993-2003. Bontang: Bappeda, BPS Kota Bontang.

[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Direktrorat Sumber Daya Mineral dan Pertambangan. 2004. Mengatasi Tumpang Tindih antara Lahan Pertambangan dan Kehutanan. Info Kajian Bappenas, Vo. 1 No. 2: 43-52. BIKAL. 2001. Potret Taman Nasional Kutai. Draft#0. Samarinda: Yayasan

BIKAL.

Blakely EJ. 1994. Planning Local Economic Development. Ed ke-2. London: Sage Publications.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2004. Pendapatan Nasional Indonesia 2000-2003. Jakarta: BPS Jakarta.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kutai Timur. 2003. Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kutai Timur Tahun 2002. Sangatta: BPS Kabupaten Kutai Timur [BPS] Badan Pusat Statistik Kutai Timur. 2004a. Kabupaten Kutai Timur dalam

Angka 2003. Sangatta: BPS Kabupaten Kutai Timur.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kutai Timur. 2004b. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kutai Timur Menurut Lapangan Usaha 1993, 1997-2003. Sangatta: BPS Kabupaten Kutai Timur.

[BPS, Bappenas, UNDP] Badan Pusat Statistik, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, United Nations Development Programme. 2004. Indonesia: Laporan Pembangunan Manusia 2004, Ekonomi dan Demokrasi:

Membiayai Pembangunan Manusia Indonesia. Jakarta: BPS, Bappenas, UNDP.

148

Budimanta A. 2005. Evolusi Community Development di Industri Energi dan Sumber Daya Mineral. Di dalam : Kusairi dkk. Editor. Sustainable Future, Menggagas Warisan Peradaban Anak Cucu Seputar Wacana Pemikiran Surna Tjahja Djajadininghrat. Jakarta: ICSD. Hlm 191 – 197.

[Dephut] Departemen Kehutanan 2003. Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Planologi Kehutanan. Jakarta: Badan Planologi Kehutanan Departemen Kehutanan.

[Dephut] Departemen Kehutanan. 2004. Statistik Kehutanan Indonesia 2003. Jakarta: Departemen Kehutanan.

[Deptamben] Departemen Pertambangan dan Energi. 1982. Kumpulan Peraturan-Peraturan tentang Pertambangan dan Energi. Jakarta: Proyek Pembinaan Hukum Bidang Pertambangan dan Energi, Departemen Pertambangan dan Energi.

Conyers D. 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.

Glasson J. 1978. AnIntroduction to Regional Planning. London: Hutchinson. Ife J. 2002. Community Development: Community-Based Alternatives in an Age of

Globalisation. Ed-2. Malaysia: Cath Godfrey.

Ismail Z. 2001. Pembangunan Daerah dan Masalah Lingkungan. Di dalam: Ismail Z, penyunting. Pembangunan Daerah dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Berwawasan Lingkungan. Jakarta: P2E – LIPI.

Johnson RA, Wichern DW. 1998. Applied Multivariate Statistical Analysis. Ed ke-4. New Jersey: Prentice-Hall International Inc.

MacAndrews C, Sibero A, Fisher HB. 1982. Regional Development Planning and Implementation in Indonesia: The Evolution of a National Policy. Di dalam: Misra RP, editor. Regional Development. Singapore: Maruzen Asia. Hlm. 43-74.

Misra RP. 1982. Regional Development Planning: Search for Bearings. Di dalam: Misra RP, editor. Regional Development. Singapore: Maruzen Asia. Hlm. 1-27.

Muhammad C. 2000. Studi Agenda Tersembunyi di Balik Kontrak Karya dan Operasi Tambang INCO. Disampaikan Temu Profesi Tahunan (TPT) IX dan Kongres IV Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), 14 September 2000.

Nelson AC. 1993. Theories of Regional Development, Theories of Local Economic Development : Perpectives Across the Disciplines. London: Sage Publications.

[Pemda Bontang, KKPSDA] Pemerintah Kota Bontang dan Kelompok Kerja Program Pengelolaan Sumberdaya Alam. 2003. Potret Lingkungan Hidup Kota Bontang. Ed. Ke-1. Bontang: Pemda Bontang, KKPSDA

Primahendra R. 2004. Menggagas Ulang Community Development. Buletin Bina Swadaya No. 47/Tahun X/Mei-Juni 2004. Hal 2-3.

149

Priyatna BI. 2003. Tinjau Faktor-Faktor Disparitas Ekonomi Antar Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur [Tesis]. Bandung: Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung.

[PT Badak NGL] PT Badak Natural Gas Liquefaction. 2005. Laporan Community Development PT Badak NGL 2004. Bontang: PT Badak NGL.

Riyadi DS. 2002. Pengembangan Wilayah, Teori dan Konsep Dasar. Di dalam: Ambardi UM, Priwantoro S, penyunting. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 48-65.

Riyadi BDS. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah, Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Ed. Ke-2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Riyanto B. 2004. Selayang Pandang Pengelolaan Kawasan Hutan di Indonesia. Jakarta: LPHKL.

Saleng A. 2004. Hukum Pertambangan. Yogyakarta: UII Press.

Salim E. 4 Maret 2005. Pertambangan dalam Keberlanjutan Pembangunan.

Kompas. Http://www.kompas.com/kompas%2Dcetak/0503/04/opini/ 1565605. htm [4 Maret 2005].

Salim HS. 2005. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiarto, Siagiaan D, Sunaryanto LT, Oetomo, SS. 2003. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suhandoyo. 2002. Pengembangan Sumberdaya Manusia dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah. Di dalam: Ambardi UM, Prihawantoro S, penyunting. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 96-120.

Suryanto J. 2001. Sistem Pungutan Sumberdaya Pertambangan Daerah, Kasus Pertambangan Batubara di Kalimantan Timur. Di dalam: Ismail Z, penyunting. Pembangunan Daerah dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Berwawasan Lingkungan. Jakarta: P2E – LIPI.

Soenarto. 2004. Peluang Bagi Penyelesaian Konflik Agraria di Sub Sektor Pertambangan Umum. Jurnal Analisis Sosial. Vol 9 No.1 April 2004: 29-35. Tarigan R. 2004. Perencanan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT Bumi Aksara. Triutomo S. 2001. Pengembangan Wilayah melalui Pembentukan Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu. Di dalam: Alkadri, Muchdie, Suhandoyo, penyunting. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah. Ed rev. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 49-61.

150

Tukiyat. 2001. Ekonomi dan Lingkungan dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia . Vol 3 No. 4: 1-7. Wulan YC, Yasmi Y, Purba C, Wollenberg E. 2004. Analisa Konflik Sektor

Kehutanan di Indonesia 1997 – 2003. Bogor: CIFOR

Zen MT. 2001. Falsafah Dasar Pengembangan Wilayah: Memberdayakan Manusia. Di dalam: Alkadri, Muchdie, Suhandoyo, editor. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah. Ed rev. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 3-20.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian di ganti dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453.K/29/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan Umum.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2001 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan Kawasan Hutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Bontang

Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 55/Kpts-II/1994 tanggal 7 Pebruari 1994 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453.K/29/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan Umum.

151

Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 12/Menhut-II/2004 tanggal 29 September 2004 tentang Penggunaan Kawasan Hutan Lindung Untuk Kegiatan Pertambangan

PETA

Peta Kawasan Hutan Propinsi Kalimantan Timur Skala 1 : 250.000

Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan Propinsi Kalimantan Timur skala 1 : 500.000 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur skala 1 : 500..000 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang Sakal 1 : 78.000

Peta Admnitsrasi Kota Bontang Skala 1 : 25.000

Peta Admnistrasi Kabupaten Kutai Timur skala 1 : 500.000

Peta Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk kegiatan Eksploitasi Bahan Galian Batubara PT Indominco Mandiri Skala 1 : 50.000

153 Lampiran 1 Kuesioner 1. Kota / Kabupaten : 2. Kecamatan : 3. Kelurahan / Desa : 4. RW / RT : 5. Kampung / Dusun : 6. Nama responden :

7. Nomor urut rumah tangga sampel :

8. Hari / tanggal wawancara :

1. Status perkawinan : 1. Belum Kawin 2. Kawin 3. Cerai Hidup 4. Cerai Mati

2. Umur : ……… tahun

3. Agama :

1. Islam 2. Protestan 3. Katolik 4. Hindu 5. Budha

6. Lainnya : ……… 4. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan :

1. Tidak/belum pernah sekolah 5. SLTA/sederajat

2. Tidak/belum tamat SD 6. Diploma I/II

3. SD/Sederajat 7. Diploma III/akademi

4. SLTP/sederajat 8. Sarjana/S1 ke atas

5. Jika tidak sekolah/tidak tamat SD apakah dapat membaca dan menulis :

1. Huruf latin 2. Huruf Lainnya 3. Tidak dapat membaca dan menulis 6. Pekerjaan utama saat ini :

1. Petani 2. Buruh tani 3. Buruh pabrik 4. Buruh bangunan

5. Pedagang 6. Makelar 7. Sopir 8. Ibu Rumah Tangga

9. Pensiunan PNS 10. Penjahit 11. Pedagang 12. Guru/PNS/ABRI

13. Karyawan swasta 14. Lainnya ………

7. Pendapatan bersih dalam sebulan :

1. ? 500.000 2. 500.000 - 1.000.000 3. 1.000.000 - 1.500.000 4. 1.500.000 - 2.000.000 3. 2.000.000 - 2.500.000 4. ? 2.500.000

A. KETERANGAN TEMPAT

154

8.Jika jawaban pertanyaan 6 "petani", berapa luas lahan yang anda miliki :

Sawah : ……… ha Kebun : ……… ha

Lainnya : ……… ha

9. Pekerjaan utama sebelumnya:

1. Petani 2. Buruh tani 3. Buruh pabrik 4. Buruh bangunan

5. Pedagang 6. Makelar 7. Sopir 8. Ibu Rumah Tangga

9. Pensiunan PNS 10. Penjahit 11. Pedagang 12. Guru/PNS/ABRI

13. Karyawan swasta 14. Lainnya ………

10.Jika jawaban pertanyaan 9 "petani", berapa luas lahan yang anda miliki :

Sawah : ……… ha Kebun : ……… ha

Lainnya : ……… ha

11. Pendapatan bersih dalam sebulan :

1. ? 500.000 2. 500.000 - 1.000.000 3. 1.000.000 - 1.500.000 4. 1.500.000 - 2.000.000 3. 2.000.000 - 2.500.000 4. ? 2.500.000

12. Apakah anda penduduk asli desa ini : 1. Ya 2. Tidak

13. Jika jawaban pertanyaan 12 Tidak, sejak kapan anda pindah ke desa ini: Tahun : ………

Daerah Asal : ……….. 14. Alasan utama pindah ke desa ini :

1. Pekerjaan 2. Mencari pekerjaan

3. Ikut suami/isteri/keluarga 4. Lainnya (………..)

15. Jika alasannya karena pekerjaan atau mencari pekerjaan, apa alasannya tidak bekerja/mencari kerja di daerah asal ?

1. Sulit mendapatkan pekerjaan 2. Pendapatan rendah 3. Tidak mempunyai lahan pertanian

16. Apakah pekerjaan sekarang ini mencukupi kebutuhan saudara? Ya 1 Tidak 2 17. Siapa yang mengajak pindah ke desa ini?

1. Inisiatif sendiri 4. Kantor/perusahaan tempat kerja

2. Keluarga 5. Lainnya 3. Teman (7) 1 2 3 4 5

Kode kolom (3) Hubungan dengan Kepala Rumahtangga : 1. Kepala Ruamh Tangga (KRT) 5. Cucu

2. Isteri/Suami 6. Orang tua/Mertua

3. Anak 7. Saudara/Famili 4. Menantu 8. Lainnya Pekerjaan (5) (6) (1) (tahun) KRT Jenis (3) (4) Hubungan dengan Pendidikan C. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

IDENTITAS RESPONDEN (Lanjutan)

No.

(kode)

Nama Anggota Rumah tangga Umur

Kelamin

155

Adakah anggota rumah tangga yang :

1. Bekerja pada perusahaan tambang PT ………..

1. Ada 2. Tidak ada

2. Mantan bekerja pada perusahaan tambang PT ………

1. Ada 2. Tidak ada

3. Bila pernah bekerja pada PT ………. mengapa berhenti ? 1. Habis kontrak 2. Diberhentikan 3. Mengundurkan diri

4. Memperoleh beasiswa pendidikan dari PT ………

1. Ada 2. Tidak ada

5. Pernah memperoleh beasiswa pendidikan dari PT ………

1. Ada 2. Tidak ada

6. Bila pernah mendapat beasiswa dari PT ……….. mengapa tidak diteruskan? 1. Habis jangka waktunya 2. Berhenti sekolah 3. Program dari perusahaan berakhir

1. Bagaimana tingkat pendapatan dalam 5 (lima) tahun terakhir?

1. Meningkat 2. Membaik 3. Agak membaik

4. Tidak berubah 5. Memburuk 6. Sangat memburuk

2. Dalam 5 (lima) tahun terakhir adakah perubahan sumber pendapatan keluarga?

1. Ada 2. Tidak ada

3. Jika ada perubahan, apakah sumber perubahannya?

1. PT ……….. 3. Proses alami 3. Program Pemerintah

4. Perusahaan lain 5. Peran LSM 6. Usaha sendiri

4. Bagaimanakah kontribusi penghasilan dari PT ………. terhadap kesejahteraan keluarga?

1. Sangat besar 2. Besar 3. Sedang 4. Kecil 5. Sangat kecil 6. Tidak ada

5. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan masyarakat disini setelah adanya PT ………?

1. Meningkat 2. Membaik 3. Agak membaik

4. Tidak berubah 5. Memburuk 6. Sangat memburuk

6. Dibandingkan dengan desa lainnya yang tidak termasuk wilayah kerja PT ……….. bagaimana kondisi usaha-usaha kecil (mis : warung) di desa Saudara ?

1. Meningkat 2. Membaik 3. Agak membaik

4. Tidak berubah 5. Memburuk 6. Sangat memburuk

7. Dibandingkan dengan desa lainnya yang tidak termasuk wilayah kerja PT ……….. bagaimana kondisi penyerapan tenaga kerja di desa Saudara ?

1. Meningkat 2. Membaik 3. Agak membaik

4. Tidak berubah 5. Memburuk 6. Sangat memburuk

E.1. PEMILIKAN DAN KUALITAS BANGUNAN RUMAH 1. Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati :

1. Milik Sendiri 2. Sewa/kontrak 3. Rumah Keluarga 4. Bebas sewa 5. Lainnya 2. Status penguasaan tanah tempat tinggal :

1. Hak Milik 2. HGB 3. Tanah Negara 4. Milik orang/badan 5. Lainnya

3. Luas lantai tempat tinggal : ………..………… m2 4. Luas pekarangan : ………..…………m2

5. Jenis lantai terluas :

1. Keramik/ubin 2. Semen 3. Papan 4. Teraso 5. Tanah/lainnya

E. KUALITAS HIDUP RUMAH TANGGA KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA (Lanjutan)

156

6. Jenis dinding terluas :

1. Tembok 2. Setengah tembok 3. Papan/triplek 4. Bilik/lainnya 7. Sumber air bersih untuk minum :

1. Ledeng (PDAM) 2. Air pompa 3. Mata air 4. Air sungai/hujan 8. Sumber air bersih untuk mandi/cuci dll :

1. Ledeng (PDAM) 2. Air pompa 3. Mata air 4. Air sungai/hujan

9. Penggunaan jamban/WC : 1. Sendiri 2. Bersama 3. Umum 4. Lainnya/tidak ada

10. Sumber penerangan : 1. Listrik PLN 2. Listrik non PLN/Swasta 3. Petromak 4. Lainnya 11. Bahan bakar untuk masak :

1. Gas/listrik 2. Minyak tanah 3. Kayu bakar

E.2. PEMILIKAN BARANG BERHARGA

Mobil ………. ……….. Sepeda motor ………. ……….. Sepeda ………. ……….. Traktor tangan ………. ……….. Televisi berwarna ………. ……….. Televisi B/W ………. ……….. Parabola ………. ……….. Video cecorder/VCD/DVD ………. ……….. Tape recorder/Radio ………. ……….. Lemari es ………. ……….. Sofa ………. ……….. Kamera ………. ……….. ……….. ………. ……….. ……….. ………. ………..

1. Apakah dalam 1 tahun terakhir ini ada anggota keluarga anda yang sakit ?

1. Ya 2. Tidak ada

2. Jika ada, jenis penyakit apa yang diderita?

1. Typus 2. Malaria 3. Cacar 4. TBC

5. Infeksi saluran pernapasan 6. Lainnya (sebutkan) ………. 3. Jika ada anggota keluarga yang sakit, berobat kemana?

1. Puskesmas 2. Dokter 3. Rumah sakit 4. Klinik

5. Lainnya (sebutkan) ………..

G.1. KERJA SAMA

1. Kerjasama untuk kepentingan pribadi (arisan, dll)

1. Ada, berjalan dengan baik 2. Ada, tidak berjalan 3. Tidak ada 2. Kerjabakti / gotong royong untuk kepentingan umum

1. Ada, berjalan dengan baik 2. Ada, tidak berjalan 3. Tidak ada KUALITAS HIDUP RUMAH TANGGA (Lanjutan)

14

KUALITAS HIDUP RUMAH TANGGA (Lanjutan)

1 2 5 6 7 8 9 10 11 13 12 F. KESEHATAN

G. KERJASAMA DAN KONFLIK

Jenis Barang Jumlah (bh) Harga Taksiran (Rp.)

3 4 No.

157

3. Kerjasama penyelenggaraan upacara adat / keagamaan

1. Ada, berjalan dengan baik 2. Ada, tidak berjalan 3. Tidak ada

4. Bagaimana kesediaan anggota masyarakat, secara umum, dalam menyediakan waktu dan tenaga untuk bergotong royong dalam rangka kegiatan kemasyarakatan?

1. Sangat baik 2. Baik 3. sedang 4. Buruk 5. Sangat buruk

5. Bagaimana bentuk sanksi terhadap anggota masyarakat yang enggan melakukan kerjasama? 1. Dikenkan denda 2. Ditegur 3. Dikucilkan 4. Tidak ada sanksi 6. Apakah kelembagaan desa membangun kerjasama dengan kelembagaan lain?

1. Ada, berjalan dengan baik 2. Ada, tidak berjalan 3. Tidak ada

7. Adakah kerjasama kelembagaan antara desa Saudara dengan PT ……….? 1. Ada, berjalan dengan baik 2. Ada, tidak berjalan 3. Tidak ada

G.2. KONFLIK SOSIAL

1. Menurut pendapat Saudara apakah pengaruh PT ………. terhadap konflik di masyarakat?

1. Meningkatkan konflik antar anggota masyarakat 2. Meningkatkan konflik antara masyarakat dengan pendatang 3. Meningkatkan konflik antara masyarakat dengan perusahaan 4. Tidak ada konflik dengan PT ………

5. Lainnya ……… 2. Adakah sengketa antara warga desa dengan PT ………

1. Ada 2. Tidak ada

3. Jika ada, apakah yang menjadi sumber konflik?

1. Kehilangan kesempatan bekerja 2. Kehilangan kesempatan berusaha

3. Perbedaan adat istiadat pembangunan desa 4. Berkuranganya akses ke PT ………. 5. Lainnya ………

4. Adakah sengketa dengan kaum pendatang?

1. Ada 2. Tidak ada

5. Jika sengketa dengan kaum pendatang, apakah penyebab utamanya?

1. Kehilangan kesempatan bekerja 2. Kehilangan kesempatan berusaha

3. Perbedaan adat istiadat pembangunan desa 4. Berkuranganya akses ke PT ………. 5. Lainnya ………

6. Jika terjadi konflik dan sengketa, bagaimana mekanisme penyelesaiannya?

1. Diselesaikan secara pribadi 2. Diselesaikan oleh Pemerintah Desa 3. Diselesaikan dengan musyawarah desa 4. Penyelesaian dengan melibatkan aparat hukum 7. Fungsli lembaga adat dalam membantu penyelesaian konflik?

1. Ada dan berfungsi dengan baik 2. Ada tetapi tidak berfungsi 3. Tidak ada

1. Setelah adanya PT ………. Apakah harga jual tanah menjadi lebih tinggi?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

2. Apakah luas tanah mencerminkan jumlah kekayaan yang dimiliki seseorang?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

3. Apakah orang yang memiliki tanah lebih dihormati?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

4. Apakah rela menjual tanah untuk membeli barang-barang mewah?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

5. apakah rela menjual tanah untuk biaya pendidikan?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

6. Apakah bekerja dipertanian masih merupakah pilihan utama?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

H. NORMA DI MASYARAKAT KERJASAMA DAN KONFLIK (Lanjutan)

158

7. Apakah ada alternatif bekerja di sektor lain?

(Jika ya sebutkan) ………..

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

8. Apakah bekerja diindustri lebih bergengsi?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

9. Apakah semua pekerjaan di pertanian di upah dengan uang?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

10. Apakah bersekolah sampai pendidikan tinggi penting?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

11. Apakah pengetahuan dan ketrampilan tentang budidaya pertanian penting? (Jika ya, sebutkan jenis komoditasnya) ……….

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

12. Apakah pengetahuan dan ketrampilan dibidang pengolahan hasil pertanian penting? (Jika ya, sebutkan jenis pengolahan apa) ………

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

13. Apakah ada pengetahuan dan ketrampilan lain yang dianggap penting? (Jika ya, sebutkan) ………

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

1. Apakah Anda setuju dengan adanya kegiatan pertambangan di desa Anda?

1. Ya 2. Tidak

2. Apakah kehadiran PT ………... membawa dampak positif terhadap kehidupan sehari-hari Saudara, keluarga dan masyarakat?

1. Ya 2. Tidak

3. Apakah Saudara ikut dalam kegiatan yang diprogramkan PT ………

1. Ya 2. Tidak

4. Jika "ya" apa kesan saudara ?

1. Bermanfaat 2. Cukup bermanfaat 3. Kurang bermanfaat 4. Tidak bermanfaat 5. Apakah ada kemajuan dalam bidang di bawah ini, setelah ikut terlibat dalam kegiatan yang

yang diselenggarakan oleh PT ……….

I. Bidang usaha yang digeluti 1. Ya 2. Tidak

II. Kualitas perumahan 1. Ya 2. Tidak

III. Kemampuan dalam membayar biaya pendidikan dan kesehatan

1. Ya 2. Tidak

6. Apakah jumlah anggota masyarakat yang terlibat dengan aktifitas bisnis PT……….. meningkat dari tahun ke tahun?

1. Ya 2. Tidak

7. Adakah kader pemuda yang mendapatkan posisi-posisi baru pada salah satu atau lebih sektor kegiatan dalam komunitas setelah terlibat kegiatan PT ……….?

1. Ya 2. Tidak

………., …………..Juli 2005

Mengetahui, Kepala Kampung/Dusun NORMA DI MASYARAKAT (lanjutan)

J. CATATAN

I. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PT ……….

159

Lampiran 2 Daftar desa/kelurahan dalam ruang lingkup community development PT Indominco Mandiri dan PT Badak NGL

Perusahaan Kabupaten/Kota, &

Kecamatan Desa/Kelurahan

Kutai Timur

Sangatta 1. Desa Suka Damai 2. Desa Suka Rahmat PT Indominco

Mandiri

3. Desa Teluk Pandan

4. Desa Santan Ulu 5. Desa Santan Tengah Kutai Kertanegera

Kecamatan Marangkayu

6. Desa Santan Hilir Bontang

Bontang Selatan 7. Kelurahan Bontang Lestari Bontang Barat 8. Kelurahan Kanaan

Bontang Utara 9. Kelurahan Guntung 10. Kelurahan Loktuan

PT Badak Natural Gas Liquefaction

Bontang Seluruh Kelurahan di Kota Bontang

160

Lampiran 3

Pengalaman Wawancara dengan Responden

Sebelum berangkat ke lapangan, penulis sudah mengumpulkan berbagai informasi mengenai desa-desa yang akan dikunjungi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut mata pencaharian utama masyarakat, kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat, daerah asal, serta sarana prasarana desa. Hal ini akan sangat membantu kelancaran kegiatan di lapangan. Informasi tersebut diperoleh dari berbagai sumber termasuk laporan-laporan, koran dan buku.

Pengumpulan data primer khususnya wawancara dengan responden membutuhkan teknik wawancara dan kesabaran tersendiri. Untuk mendapatkan informasi yang detil dan akurat dari seorang responden, penulis harus menempatkan diri dalam berbagai posisi. Pada waktu tertentu penulis memposisikan diri sebagai seorang mahasiswa, pada kesempatan lain sebagai seorang PNS, dan di tempat tertentu memposisikan diir sebagai salah satu suku bangsa. Selama melakukan survei lapang penulis menggunakan dua jenis suku yaitu Bugis dan Jawa. Penempatan diri pada posisi yang berbeda-beda tersebut sangat bermanfaat untuk mendekatkan diri pada kehidupan dan emosi responden.

Penerimaan seseorang terhadap kehadiran orang asing pada umumnya akan memberikan kesan curiga dan menjaga jarak. Demikian pula dengan sambutan awal Bapak Syamsuddin, Kepala Desa Suka Damai. Namun satelah mendengar maksud kedatangan ke desa tersebut dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, beliau sangat bersemangat dan antusias. Cerita kehidupan masyarakat sehari-hari, terbentuknya desa baru yang pro Kota Bontang, wacana pemekaran desa, dan informasi seputar kegiatan community development perusahaan batubara PT Indominco Mandiri mengalir dengan lancar. Dari hasil pembicaraan selama kurang lebih tiga jam, terkesan bahwa beliau menyimpan harapan yang besar terhadap bantuan PT Indominco Mandiri untuk kemajuan desa dan masyarakat Desa Suka Damai. Pada kesempatan tersebut penulis menempatkan diri sebagai seorang mahasiswa. Suatu pemahaman umum yang masih berlaku

161

pada masyarakat pedesaan adalah anggapan bahwa seorang yang memiliki pendidikan tinggi akan mendapatkan tempat yang lebih tinggi juga.

Sambutan masyarakat Desa Suka Damai sendiri tidak jauh berbeda. Sifat suku Bugis yang ramah dan terbuka tetap tercermin dalam sikap mereka meskipun pada awal pertemuan agak menjaga jarak. Untuk mengatasi hal tersebut, setelah berbasa-basi menanyakan daerah asal, penulis mengakui berasal dari suku yang sama. Selanjutnya penulis menggunakan dua macam bahasa dalam wawancara yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Bugis. Hal ini disebabkan bahasa pengantar sehari-hari yang digunakan dikalangan orangtua adalah Bahasa Bugis, bahkan masyarakat yang berumur di atas 60 tahun jarang yang bisa berbahasa Indonesia. Namun di kalangan anak-anak umumnya menggunakan Bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa setempat dan asal suku yang sama memberikan kemudahan dalam melakukan pendekatan dengan responden. Hal ini dibuktikan pula sewaktu melakukan wawancara dengan salah seorang tokoh yang pro Kota Bontang yaitu Ibu Yuliana yang dikenal dengan sebutan Bude. Pada awalnya Bude yang berasal dari Banyuwangi Jawa Timur tersebut sedikit galak dan tidak bersahabat. Namun satelah penulis mencoba menyapa dengan Bahasa Jawa, sikapnya langsung berubah jadi hangat dan bersahabat. Bahkan cerita seputar unjuk rasa, pembakaran kantor desa, dan penolakan sebagian masyarakat menjadi warga Kabupaten Kutai Timur menjadi lebih komplit melengkapi informasi dari kepala desa.

Hal yang sama juga ditemui pada beberapa responden yang berasal dari Pulau Jawa yang berdomisili di Desa Suka Rahmat. Setelah disapa menggunakan bahasa Jawa, sambutan mereka menjadi lebih ramah dan lebih terbuka dalam mencerirakan sesuatu. Meskipun penguasaan Bahasa Bugis dan Bahasa Jawa