• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satu sektor pembangunan yang memberikan sumbangan devisa bagi negara adalah sektor pertambangan dan penggalian. Keberadaan sektor pertambangan dan penggalian memberikan andil yang cukup besar terhadap struktur ekonomi beberapa daerah khususnya yang memiliki kekayaan sumberdaya alam tambang. Hal ini memicu munculnya daerah otonom baru sebagai hasil pemekaran dari wilayah induk. Keinginan melepaskan diri dari wilayah induk umumnya didasarkan pada keinginan untuk lebih memajukan daerahnya dengan modal potensi sumberdaya alam yang ada. Hal ini dapat dilihat pada Kabupaten Kutai Timur dengan potensi batubara dan minyak, Kota Bontang dengan potensi gas cair, dan beberapa daerah lainnya.

Pengusahaan pertambangan memiliki peran yang strategis dan kontribusi yang besar terhadap pembangunan di daerah (Saleng 2004). Salah cara yang dilakukan untuk mengetahui kontribusi kegiatan pertambangan terhadap pembangunan daerah adalah mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi daerah dan sektor basis yang ada di daerah tersebut.

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Hasil analisis pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menggunakan metode SSA menunjukkan bahwa laju pertumbuhan berbagai ekonomi di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur adalah positif yaitu sebesar 0.6059. Hal ini berarti bahwa laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 1993 sampai tahun 2003 mengalami peningkatan. Hasil analisis SSA PDRB Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur selengkapnya disajikan pada Tabel 19 dan 20.

Tabel 19 menunjukkan bahwa sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mempunyai laju pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan total di Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan sektor pertanian, peternakan,

67

kehutanan, dan perikanan lebih rendah 0.1102 dibandingkan dengan laju pertumbuhan total pertumbuhan Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan lebih rendah 0.18525, sektor perdagangan, hotel, dan restoran lebih rendah 0.0528 dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan lebih rendah 0.2837 dari laju pertumbuhan total Provinsi Kalimantan Timur.

Sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa mempunyai laju pertumbuhan lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan total Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian lebih besar 0.1266, sektor listrik, gas, dan air bersih lebih besar 0.8749, sektor bangunan lebih besar 0.2360, sektor pengangkutan dan komunikasi lebih besar 0.3988 dan sektor jasa-jasa lebih besar 0.2129 dari total pertumbuhan Provinsi Kalimantan Timur.

Tabel 19 Hasil analisis shift share PDRB Kota Bontang tahun 1993-2003

No Sektor Pertumbuhan Ekonomi Pergeseran Proporsional Pergeseran Differensial Total 1 Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 0.6059 -0.1102 -0.1387 0.3570 2 Pertambangan dan penggalian 0.6059 0.1266 0.9214 1.6539 3 Industri pengolahan 0.6059 -0.1825 0.2037 0.6271

4 Listrik, gas. dan air bersih 0.6059 0.8749 1.4047 2.8855 5 Bangunan 0.6059 0.2360 1.2059 2.0478 6 Perdagangan, hotel , dan restoran 0.6059 -0.0528 0.3925 0.9456 7 Pengangkutan dan komunikasi 0.6059 0.3988 0.0101 1.0148 8 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 0.6059 -0.2837 0.5747 0.8969 9 Jasa-jasa 0.6059 0.2129 0.7037 1.5224

68

Hasil analisis SSA Kota Bontang menunjukkan bahwa laju pertumbuhan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai tingkat

competitiveness lebih rendah dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Oleh karena itu pengembangan sektor tersebut di Kota Bontang akan tidak menguntungkan. Dalam hal ini tingkat pertumbuhan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 0.1387 lebih kecil dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan secara umum di Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan sektor-sektor lainnya mempunyai tingkat keunggulan kompetitif yang relatif lebih besar sehingga dapat dikembangkan menjadi sektor penggerak perekonomian di Kota Bontang.

Sektor pertambangan dan penggalian memiliki tingkat pertumbuhan 0.9214 lebih tinggi dari sektor lainnya, sedangkan tingkat pertumbuhan sektor-sektor lainnya masing-masing sektor industri pengolahan lebih tinggi 0.2037, sektor listrik, gas, dan air bersih lebih tinggi 1.4047, sektor bangunan lebih tinggi 1.2059, sektor perdagangan, hotel, dan restoran lebih tinggi 0.3925, sektor pengangkutan dan komunikasi lebih tinggi 0.0101, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan lebih tinggi 0.5747, dan sektor jasa-jasa lebih tinggi 0.7037.

Tabel 20 menunjukkan bahwa sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mempunyai laju pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan total di Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan lebih rendah 0.1102 dibandingkan dengan laju pertumbuhan total pertumbuhan Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan lebih rendah 0.1825, sektor perdagangan, hotel, dan restoran lebih rendah 0.0528 dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan lebih rendah 0.2837 dari laju pertumbuhan total Provinsi Kalimantan Timur.

Sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor jasa-jasa mempunyai laju pertumbuhan lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan total Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian lebih besar 0.1266, sektor listrik, gas, dan air bersih lebih besar

69

0.8749, sektor bangunan lebih besar 0.2360, sektor pengangkutan dan komunikasi lebih besar 0.3988, dan sektor jasa-jasa lebih besar 0.2129 dari total pertumbuhan Provinsi Kalimantan Timur.

Tabel 20 Hasil analisis shift share PDRB Kabupaten Kutai Timur tahun 1993-2003 No Sektor Pertumbuhan Ekonomi Pergeseran Proporsional Pergeseran Differensial Total 1 Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 0.6059 -0.1102 0.6477 1.1434 2 Pertambangan dan penggalian 0.6059 0.1266 1.3768 2.1093 3 Industri pengolahan 0.6059 -0.1825 2.4733 2.8967 4 Listrik, gas, dan air bersih

0.6059 0.8749 17.8217 19.3025 5 Bangunan 0.6059 0.2360 4.1613 5.0032 6 Perdagangan, hotel, dan restoran 0.6059 -0.0528 4.5557 5.1088 7 Pengangkutan dan komunikasi 0.6059 0.3988 0.8426 1.8473 8 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 0.6059 -0.2837 2.5768 2.8990 9 Jasa-jasa 0.6059 0.2129 4.4654 5.2842

Hasil analisis SSA Kabupaten Kutai Timur menunjukkan bahwa laju pertumbuhan semua sektor pembangunan di Kabupaten Kutai Timur memiliki nilai yang lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan secara umum sektor-sektor pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur. Tingkat pertumbuhan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan lebih tinggi 1.1434, sektor pertambangan dan penggalian lebih tinggi 2.1093, sektor industri pengolahan lebih tinggi 2.8967, sektor listrik, gas ,dan air bersih lebih tinggi 19.3025, sektor

70

bangunan lebih tinggi 5.0032, sektor perdagangan, hotel, dan restoran lebih tinggi 5.1088, sektor pengangkutan dan komunikasi lebih tinggi 1.8473, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan lebih tinggi 2.8990, dan sektor jasa-jasa lebih tinggi 5.2842.

Hal ini berarti sektor pembangunan yang ada di Kabupaten Kutai Timur mempunyai tingkat keunggulan kompetitif yang relatif lebih besar sehingga dapat dikembangkan menjadi sektor penggerak perekonomian di Kabupaten Kutai Timur.

Analisis Pemusatan Ekonomi Wilayah

Dalam lingkup daerah pada suatu negara, suatu komoditi dikatakan mempunyai daya saing apabila komoditi tersebut tidak hanya laku dijual di pasar lokal di daerahnya sendiri, melainkan juga dapat bersaing di luar daerahnya. Suatu sektor atau subsektor dari suatu daerah dapat dikatakan mempunyai daya saing apabila sektor atau subsektor tersebut mampu memenuhi kebutuhan di daerahnya dan juga di luar daerahnya. Sektor atau subsektor dengan karakteristik tersebut dikatakan sebagai sektor atau subsektor basis. Menurut Glasson (1978), bertambah banyaknya basis di dalam suatu daerah akan menambah arus pendapatan ke dalam daerah yang bersangkutan, menambah permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa di dalamnya dan menimbulkan kenaikan volume kegiatan bukan basis. Sebaliknya, semakin berkurangnya kegiatan non basis akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang mengalir masuk ke dalam daerah yang bersangkutan, dan turunnya permintaan terhadap produk dari kegiatan bukan basis.

Untuk menentukan sektor atau subsektor basis maka dapat ditentukan melalui nilai koefisen LQ. Analisis LQ dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum mengenai kemampuan sektor-sektor pembangunan dalam suatu wilayah untuk mendukung proses pembangunan di daerah tersebut. LQ merupakan metode yang menggambarkan kemampuan sektor-sektor pembangunan dalam suatu daerah dengan kondisi sektor-sektor pembangunan yang ada di daerah yang lebih luas. Misalnya membandingkan sektor-sektor

71

pembangunan yang ada di tingkat kota/kabupaten dengan sektor-sektor pembangunan yang ada ditingkat provinsi.

Hasil analisis pemusatan ekonomi dengan menggunakan metode LQ dalam dua periode waktu di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur disajikan pada Tabel 21. Berdasarkan Tabel 21 tersebut, dapat diketahui sektor yang memberikan sumbangan keunggulan komparatif terhadap masing-masing daerah. Sektor yang memberikan keunggulan komparatif terhadap suatu daerah adalah sektor yang mempunyai koefiesn LQ > 1.

Tabel 21 Hasil analisis LQ sektoral berdasarkan PDRB tahun 2002-2003 Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur

Kota Bontang Kab. Kutai Timur No. Sektor 2002 2003 2002 2003 1 Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 0.0425 0.0442 1.5809 1.4200 2 Pertambangan dan penggalian 0.0157 0.0164 2.0142 1.9921 3 Industri pengolahan 2.7747 2.8372 0.0288 0.0300 4 Listrik, gas, dan air

bersih

0.3226 0.3266 0.7167 0.8841

5 Bangunan 1.5684 1.6947 2.0937 1.6738

6 Perdagangan, hotel, dan restoran 0.4005 0.1067 0.4362 0.4920 7 Pengangkutan dan komunikasi 0.1074 0.1067 0.4148 0.4243 8 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan

0.5004 0.4812 1.6351 2.0002

9 Jasa-jasa 0.4162 0.4190 0.5759 0.6988

Sektor yang memiliki keunggulan komparatif atau menjadi basis di wilayah Kota Bontang adalah sektor industri pengolahan dan sektor bangunan, sedangkan di wilayah Kabupaten Kutai Timur adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.

Pemusatan sektor industri pengolahan di Kota Bontang dimungkinkan dengan adanya industri pengolahan gas cair PT Badak NGL dan industri pupuk PT PKT yang memberikan sumbangan cukup besar dalam pembentukan PDRB

72

Kota Bontang. Sedangkan pemusatan sektor bangunan dimungkinkan karena pesatnya pembangunan yang mengiringi perkembangan Kota Bontang. Disamping itu, pekerjaan utama penduduk Kota Bontang sebagian besar pada sektor lapangan usaha konstruksi bangunan (23.12%) dan industri pengolahan (14.21%).

Sebagai sektor basis di Kota Bontang, sektor industri pengolahan memberikan distribusi yang besar dalam struktur perekonomian Kota Bontang. Pada tahun 2003 sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 86.46% dengan laju pertumbuhan 7.49%, sedangkan sektor bangunan memberikan kontribusi sebesar 5.36% dengan laju pertumbuhan 18.01%.

Sektor pertambangan dan penggalian tidak memusat di Kota Bontang, karena sumberdaya alam berupa gas cair diekspor setelah diolah sehingga masuk dalam sektor industri pengolahan. Sedangkan hasil pertambangan umum yaitu batubara dan bahan mineral lainnya tidak memberikan sumbangan yang berarti dalam PDRB Kota Bontang. Distribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kota Bontang tahun 2003 hanya sebesar 0.54%, namun memiliki laju pertumbuhan sebesar 8.01%.

Pemusatan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan di Kabupaten Kutai Timur sangat dimungkinkan karena Kabupaten Kutai Timur memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan mata pencaharian utama penduduk saat ini pada lapangan usaha pertanian (69.50%). Pemusatan sektor pertambangan dan penggalian dimungkinkan dengan kehadiran perusahaan pertambangan batubara terbesar di Indonesia yaitu PT Kaltim Prima Coal serta perusahaan batubara lainnya yang sudah dalam tahap produksi yaitu PT Indominco Mandiri dan PT Kitadin serta perusahaan migas yaitu Pertamina OPS Sangatta dan PT.Virginia Indonesioa Company (VICO).

Pemusatan sektor bangunan dimungkinkan dengan perkembangan Kabupaten Kutai Timur sebagai daerah otonom baru yang sedang giat membangun. Sedangkan pemusatan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dimungkinkan dengan banyaknya jumlah perusahaan yang beroperasional dari berbagai sektor antara lain pertambangan, kehutanan, perkebunan, dan lainnya. Hal disebabkan Kabupaten Kutai Timur memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup melimpah.

73

Sebagai salah satu sektor basis di Kabupaten Kutai Timur, sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan yang cukup besar dalam struktur perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Pada tahun 2003, sektor pertambangan dan penggalian memberikan distribusi sebesar 64.31% terhadap PDRB Kabupaten Kutai Timur dengan laju pertumbuhan 20.79%. Penyerapan tenaga kerja oleh sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2003 menempati urutan kedua yaitu sebesar 9.54%

Ikhtisar

Hasil analisis SSA menunjukkan bahwa sektor pertambangan dan penggalian memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pembangunan daerah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur. Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan khususnya pengolahan gas alam cair merupakan sektor yang menunjang pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut. Hal ini didukung oleh hasil analisis LQ yang menunjukkan bahwa kedua sektor tersebut menjadi sektor basis di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur.

Peranan sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri pengolahan terhadap pembangunan daerah dapat dilihat dari kontribusi yang disumbangkan pada PDRB. Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 86.46% dengan laju pertumbuhan 7.49% sedangkan sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi sebesar 5.36% dengan laju pertumbuhan 18.01% terhadap PDRB Kota Bontang tahun 2003. Di Kabupaten Kutai Timur, sektor pertambangan dan penggalian memberikan distribusi sebesar 64.31% dengan laju pertumbuhan 20.79%.

Dengan demikian, kegiatan pertambangan memberikan dampak yang positif terhadap pembangunan daerah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur khususnya terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan asli daerah yang tercermin dalam PDRB. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Muhammad (2000) bahwa dampak positif kegiatan pembangunan di bidang pertambangan antara lain adalah memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan pendapatan asli daerah. Pertumbuhan perekonomian Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur sebagian

74

besar didukung oleh sektor pertambangan dan memberikan sumbangan yang besar terhadap PDRB. Kontribusi kegiatan pertambangan terhadap pembangunan daerah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22 Kontribusi kegiatan pertambangan terhadap pembangunan daerah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur

No. Kontribusi terhadap

pembangunan daerah Kota Bontang

Kabupaten Kutai Timur 1 Pertumbuhan ekonomi wilayah Keunggulan

kompetitif

Keunggulan kompetitif 2 Pemusatan ekonomi wilayah Sektor basis Sektor basis

3 Kontribusi terhadap PDRB tahun 2003

86.46% 64.31%

4 Penyerapan tenaga kerja tahun 2003

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP