• Tidak ada hasil yang ditemukan

ACC/SCN. Desember 1997. Third Report on The World Nutrition Situation

Alibas S. 2002. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dan Praktik Konsumsi Garam Beryodium dengan Mutu Garam ditingkat Rumah Tangga [skripsi]. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian IPB

Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gedia Pustaka Utama Arisman .2004. Pengaruh Penggunaan garam beryodium dengan GAKY.

http://www.scribd.com [3 Januari 2013]

Astawan. 16 Januari 2003. Iodium Cegah Lost Generation. Kompas : rubrik gizi. Jakarta

[BPS] Badan Pusat Statistik Jawa barat. 2 Januari 2012. Berita Resmi Statistik. No. 04/01/32/Th. XIV

Brody T. 1999. Nutritional Biochemistry. Second edition. Berkeley: University of California.

Chairunnisa. 2011. Pengaruh Penggunaan Garam Beryodium terhadap Status Gizi Balita Pendek Di Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2010 [skipsi]. Banjarbaru: Program Studi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Borneo Banjarbaru

Dewi Sri WA. 2000. Studi hubungan konsumsi dengan status yodium dan selenium pada anak SD didaerah pantai [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, IPB. [Depkes RI] Departemen Kesehatan RI. 1997. Strategi mobilisasi Sosial dalam rangka meningkatkan konsumsi garam beryodium di masyarakat. Jakarta: Komite Nasional Garam Tingkat Pusat. Dirjen PKM

________________________________. 2002. Pedoman Pemantauan Garam Beryodium. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

________________________________. 2005. Gangguan akibat kekurangan yodium dan garam beryodium. Jakarta: Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Djokomoeljanto R, Hadisaputro S, Darmono, Soetardjo, Toni S. 1993. Laporan penelitian pengalaman penggunaan yodium dalam minyak yodiol di daerah gondok endemik . Konggres Nasional III. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Dunn JT. 1996. Iodine deficiency and thyroid function. University of Virginia Health Sciences Centre. Merck European thyroid Symposium, May 16 – 18, 1996. Warsaw. p. 1 – 6

Gaitan Eduardo, 1989. Goitrogens in The Etiology of Endemic Goiter. A Wiley Medical Publication. New York. p. 219-231

Ganong WF. 1989. Review of Medical Phisiology, 14th Ed. A Lange Medical Book. Prentice Hall International Inc.

Gibson. 2005. Principles of Nutritional Assesment. Oxford: Oxford University Press

Hardinsyah, Briawan D. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Bogor: IPB Press

Hetzel. BS. 1996. For a billion – the nature and magnitude of the iodine deficiency disorder. In Hetzel BS, Pandav CS (eds). The conquest of iodine deficiency disorder. 2 ed. Oxford UNIV Press. p. 18

Hurlock EB. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Khomsan. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Rumah tangga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Linder MC. 1992. Biokimia dan Nutrisi Metabolism. Dengan Pemakaian secara Klinis. Jakarta: UI Press

Maria A. 2012. Pengetahuan, sikap dan praktik gizi seimbang serta hubungannya dengan status gizi mahasiswa Institut Pertanian Bogor [Skripsi]. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB

Muniarti D. 2011. Pengetahuan, sikap dan praktik tentang kebiasaan sarapan dan status gizi siswa sekolah dasar negeri Kebon Kopi 2 Bogor [Skripsi]. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB

Mutalazimah dan Asyanti Setya. 2009. Status Yodium dan Fungsi Kognitif Anak Sekolah Dasar di SDN Kiyaran 1 Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. Vol. 10. No. 1 2009:50-60 Notoatmodjo S. 2005. Promosi Kesehatan (Teori dan Aplikasi). Depok: Rineka

Cipta

____________. 2007. Kesehatan Mayarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

Noviani I. 2007. Analisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan Penggunaan Garam Beryodium di Rumah Tangga di desa Sumurgede. http:www.digilib.unnes.ac.id/ doc.pdf. [3 Januari 2013]

Nurlaila. 1997. Studi Pengembangan menu makanan rakyat kaya yodium dengan substitusi rumput laut dan analisa daya terima. Makasar: Laporan akhir penelitian hibah bersaing bidang kesehatan dan gizi masyarakat

Picauly I. 2004. Mengenal Yodium Lebih Jauh dan Masalah Gangguan Akibat Kurang Yodium GAKY). Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Rumah Tangga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Pratiwi WE. 2006. Analisis hubungan pengetahuan gizi, sikap dan preferensi dengan kebiasaan makan sayuran ibu rumah tangga di perkotaan dan perdesaan Bogor [skripsi]. Bogor: Program studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Puspitawati H. 2010. Pengaruh sosial ekonomi keluarga terhadap pola asuh belajar. Jurnal Ilmiah Keluarga dan konsumen. ISSN: 1907-6037. p: 46- 55

Rusnelly. 2006. Determinan Kejadian GAKY pada Anak Sekolah Dasar Dataran Tinggi Kota Pagar Alam Propinsi Sumatera Selatan [tesis]. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang

Sanjur. 1982. Sosial and Cultural Prespectives in Nutrition. USA: Prentice Hall Saurberlich. 1998. Assesment of Nutritional Status. Second Edition. Washington

DC: CRC Press. Boca Raton London New York.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. DirJen pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Suhardjo. 1989. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara

Suherman. 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang Garam Beryodium dengan Kadar Yodium Garam yang di Konsumsi pada Rumah Tangga di Desa Wonokerso Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung [tesis]. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang

Supariasa, Bakri, Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: penerbit Buku kedokteran EGC

Sutomo. 2007. Prestasi belajar anak yang menderita GAKY dan tidak menderita GAKY di daerah endemic berat di SD Negeri 1 dan 2 Tribudaya kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Propinsi Sulawesi Tenggara [skripsi]. Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gedia Pustaka Utama [WNPG] Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan Pangan dan

Lampiran 1 Uji korelasi spearman hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik gizi dengan konsumsi pangan sumber yodium dan penggunaan jenis garam

Pengetahuan Sikap Praktik Pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .263** .221** Sig. (1-tailed) . .001 .003 N 153 153 153 Sikap Correlation Coefficient .263** 1.000 .103 Sig. (1-tailed) .001 . .103 N 153 153 153 Praktik Correlation Coefficient .221** .103 1.000 Sig. (1-tailed) .003 .103 . N 153 153 153 Iodium Correlation Coefficient .032 .068 .124 Sig. (1-tailed) .349 .201 .064 N 153 153 153 Garam Correlation Coefficient .082 -.124 .216** Sig. (1-tailed) .156 .064 .004 N 153 153 153

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

ABSTRACT

INKE INDAH PERMATASARI. The Consumption Pattern of Iodine Source Food and Consumption of Salt for Household and its Relation with Mother Nutrition Knowledge, Attitude, and Practice in Cianjur Highland Area. Under direction of LEILY AMALIA

This study aimed to analyze relationship between mother nutrition knowledge, attitude, and practice and consumption of iodine source and consumption of salt among households in Cianjur highland area. This study was a cross-sectional study, conducted on 153 mother of 4th and 5th grades elementary school students. Iodine source food which frequently consumed were salted fish (68.8%) and eggs (66.7%). Spearman Rank correlation test showed that there ware significant correlations between nutrition knowledge and nutrition attitude (p=0.001; r=0.263), nutrition knowledge and nutrition practice (p=0.003; r=0.221), nutrition practice and food consumption (p=0.064; r=0.124), nutrition attitude and consumption of salt (p=0.064; r=-0.124), and nutrition practice and selection kinds of salt (p=0.004; r=0.216). No significant correlation between nutrition knowledge and consumption of salt (p=0.156); nutrition attitude and nutrition practice (p=0.103); nutrition knowledge and consumption iodine food (p=0.349); and nutrition attitude and consumption iodine food (p= 0.201).

Keywords: iodine, nutrition knowledge, nutrition attitude, nutrition practice, household

RINGKASAN

INKE INDAH PERMATASARI. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Gizi Ibu dengan Konsumsi Pangan Sumber Yodium dan Penggunaan Jenis Garam Rumah Tangga di Wilayah Pegunungan Kabupaten Cianjur. Di bawah bimbingan LEILY AMALIA

Berdasarkan survei nasional, sekitar 35.8% daerah di Indonesia termasuk ke dalam daerah endemik gangguan akibat kurang yodium (GAKY) ringan, 13.1% termasuk ke dalam daerah endemik GAKY sedang, dan 8.2% termasuk ke dalam daerah endemik GAKY berat (Rencana Aksi Nasional Kurang Kalori Protein Gangguan Akibat Kurang Yodium 2004). Program yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi masalah GAKY tersebut yaitu yodisasi pada garam sebagai program penanggulangan jangka panjang (Depkes RI 2002 dan Kartono et al 2004). GAKY dapat disebabkan oleh asupan yodium dalam makanan kurang dari kebutuhan dalam jangka waktu lama. Penggunaan garam beryodium di Kabupaten Cianjur masih rendah. Hal ini terlihat dari data riskesdas 2007 yang menunjukkan bahwa cakupan garam beryodium di Kabupaten Cianjur hanya mencapai 47.2%, lebih rendah dibandingkan level nasional yang mencapai 62.3%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kabupaten Cianjur masih kurang dalam mengonsumsi garam beryodium. Pengetahuan dan sikap gizi ibu merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan pola konsumsi pangan secara umum, pangan sumber yodium maupun dalam pemilihan jenis garam yang digunakan dalam rumah tangga sehingga akan berdampak pada status yodium anggota rumah tangga. Berdasarkan pertimbangan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik gizi ibu dengan pola konsumsi pangan sumber yodium dan penggunaan jenis garam tingkat rumah tangga di wilayah pegunungan Kabupaten Cianjur

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan praktik gizi ibu terhadap konsumsi pangan sumber yodium dan penggunaan jenis garam rumah tangga di wilayah pegunungan Kabupaten Cianjur. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian besar yang berjudul “Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) pada Anak Sekolah Dasar: Studi tentang Konsumsi Pangan, Aspek Sosio Budaya dan Prestasi Belajar di Wilayah dengan Agroekologi Berbeda”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilakukan di Cianjur pada bulan Mei 2012. Pemilihan Cianjur sebagai lokasi penelitian diseleksi secara purposive didasarkan pada data riskesdas 2007. Dalam penelitian ini, jumlah contoh yang digunakan adalah 153 ibu. Contoh merupakan pengasuh dari siswa kelas 4 atau 5 sekolah dasar terpilih dengan kategori dewasa dini sebanyak 71.2%. Berdasarkan besar anggota keluarga, sebagian besar keluarga contoh merupakan keluarga kecil (≤ 4 orang). Umumnya pendidikan suami contoh adalah 51.6% dan contoh 61.4% adalah SD. Pekerjaan suami sebagian besar sebagai buruh tani (39.9%) dan contoh sebagai ibu rumah tangga (IRT) (73.9%). Sebagian besar contoh (73.2%) berada pada tingkat ekonomi miskin, dengan pendapatan perkapita keluarga contoh <1GK atau sama dengan kurang dari Rp. 231.438,-/kapita/bln. Hanya 10.5% contoh yang tingkat ekonominya menengah ke atas.

Pangan sumber yodium yang sering dikonsumsi contoh adalah ikan asin (68.8%) dan telur (66.7%). Asupan yodium contoh sebagian besar (83%) belum memenuhi kecukupan asupan yodium harian, sedangkan yang memenuhi baru mencapai 13.7%, dan selebihnya sebanyak 3.3% asupan yodiumnya sudah berlebih. Konsumsi pangan sumber yodium contoh sebagian besar juga belum mencukupi tingkat kecukupan yodium (TKY) contoh terlihat dari persentasenya

yang mencapai 71.2%.

Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara pengetahuan gizi dengan sikap gizi (p=0.001; r=0.263) dan praktik gizi (p=0.003; r=0.221); serta antara praktik gizi dengan penggunaan garam beryodium (p=0.004; r=0.216). Sementara itu, terdapat hubungan yang cukup signifikan antara praktik gizi dengan konsumsi pangan sumber yodium (p=0.064; r=0.124) dan antara sikap gizi dengan penggunaan garam beryodium (p=0.064; r=-0.124). Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan penggunaan garam beryodium (p=0.156), sikap gizi dengan praktik gizi, pengetahuan gizi dengan konsumsi pangan sumber yodium, dan sikap gizi dengan konsumsi pengan sumber yodium.

Terdapat hubungan positif antara sikap gizi dengan penggunaan garam beryodium, dan antara praktik gizi dengan penggunaan garam beryodium. Terdapat hubungan negatif di antara sikap gizi dengan penggunaan garam beryodium. Tidak terdapat hubungan di antara sikap gizi dengan praktik gizi, pengetahuan gizi dengan penggunaan garam beryodium, pengetahuan gizi dengan konsumsi pangan sumber yodium, sikap gizi dengan konsumsi pangan sumber yodium.

Ahli gizi perlu melakukan penyuluhan gizi tentang yodium karena masih banyak rumah tangga yang belum mengetahui yodium. Perlu adanya pemantauan dan pengawasan yang khusus oleh pemerinah terkait klaim pada kemasan garam beryodium yang mencantumkan garam dengan kadar yodium ≥ 30 ppm padahal ketika dilakukan pengujian kadar yodiumnya tidak sampai 30 ppm. Selain itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai cara penyimpanan garam rumah tangga dan penelitian tentang menghitung berapa besar jumlah kehilangan yodium pada saat pemasakan pada pangan sumber yodium.

PENDAHULUAN