• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aliadi A, Roemantyo HS. 1994. Kaitan Pengobatan Tradisional Dengan Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 16-50.

Duryatmo S. 2011. Dokter Bicara Daun Sirsak. Trubus Edisi 496 bulan Maret 2011.

Gao T, Yao H, Song J, Liu C, Zhu Y, Ma X, Pang X, Xu H, Chen S. 2010. Identification of Medical Plants in Family Fabaceae Using a Potential DNA Barcode ITS2. Journal of Ethnopharmacology 120. hlm 116-121.

Hamzari. 2008. Identifikasi Tanaman Obat-obatan Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Tabo-Tabo. Jurnal Hutan dan Masyarakat III (2) : hlm 111-234.

Himanshu J, Gururaja MP, Suares D. 2011. Calotropis gigantea R. Br. (Asclepiadaceae): A Review. International Journal of Pharmaceutical Research (3): hlm 10-14.

Hoesen DSH. 2000. Apotik Hidup: Peranan dan Tantangan. Di dalam : Sutarno H, Atmowidjojo S, penyunting. Meningkatkan Usaha Apotik Hidup Dengan Prinsip Bersih Lingkungan. Bogor: Prosea Indonesia-Yayasan Prosea. Karjono. 2011. Dosis Aman Daun Antikanker. Trubus Edisi 496 Maret 2011. Mwine JT, Damme PV. 2011. Why Do Euphorbiaceae Tick As Medicinal Plants?

A Review Of Euphorbiaceae Family and Its Medicinal Featurs. Juornal of Medicinal Plants Research 5(5): hlm 652-662.

Ong HC, Chua S, Millow P. 2011. Ethno-medicinal Plants Used by Temuan Villagers in Kampung Jeram Kedah, Negeri Sembilan, Malaysia. Ethno Med 5(2) : hlm 95-100.

Pemerintah Desa Bunihayu. 2010. Pendataan Profil Desa Bunihayu Tahun 2010. Pemerintah Desa Jalancagak. 2010. Pendataan Profil Desa Jalancagak Tahun

2010.

Pemerintah Desa Kertajaya. 2010. Pendataan Profil Desa Kertajaya Tahun 2010. Pemerintah Desa Manyeti. 2007. Pendataan Profil Desa Manyeti Tahun 2007.

Pemerintah Desa Tambakdahan. 2010. Pendataan Profil Desa Tambakdahan Tahun 2010.

Pemerintah Desa Tambakmekar. 2010. Pendataan Profil Desa Tambakmekar Tahun 2010.

Pemerintah Desa Rancaudik. 2010. Pendataan Profil Desa Rancaudik Tahun 2010. Pemerintah Desa Rawalele. 2009. Pendataan Profil Desa Rawalele Tahun 2009. Pemerintah Desa Sukasari. 2009. Pendataan Profil Desa Sukasari Tahun 2009. Pemerintah Kabupaten Subang. 2010. Kabupaten Subang Dalam Angka.

http://subang.go.id [29 Maret 2011].

Puskesmas Jalancagak. 2011. Laporan Tahunan Puskesmas Jalancagak Tahun 2011.

Puskesmas Tambakdahan. 2011. Laporan Tahunan Puskesmas Tambakdahan Tahun 2011.

Puskesmas Wangunreja. 2011. Laporan Tahunan Puskesmas Wangunreja Tahun 2011.

Rayadie A. 2011. “Si Bandel” Yang Merebut Hati [laporan khusus]. Pikiran

Rakyat edisi Senin, 28 Maret 2011.

Redaksi AgroMedia. 2008. 273 Ramuan Tradisional Untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Roosita K, Kusharto CM, Sekiyama M, Fachrurozi Y, Ohtsuka R. 2007. Medicinal Plants Used by Teh Villagers of a Sundanese Community in West Java, Indonesia. http://www.sciencedirect.com [29 Maret 2011]. Sandra E, Kemala S. 1994. Tinjauan Permintaan Tumbuhan Obat Hutan Tropika

Indonesia. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 71-117.

Sangat HM. 2000. Pemanfaatan dan Pemasaran Bahan Tanaman Obat. Di dalam: Sutarno H, Atmowidjojo S, penyunting. Potensi dan Cara Pemanfaatan Bahan Tanaman Obat. Bogor: Prosea Indonesia-Yayasan Prosea.

Sathyami, Sulistyawati E. 2011. Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Kampung Dukuh, Garut, Jawa Barat. School of Science & Technology, Bandung Institute Technology, Indonesia.

Soenanto H. 2005. Musnahkan Penyakit Dengan Tanaman Obat. Jakarta: Puspa Swara.

Tukiman. 2004. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Untuk Kesehatan Keluarga. Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Wakidi. 2003. Pemasyarakatan Tanaman Obat Keluarga “TOGA” Untuk

Mendukung Penggunaan Sendiri “Self Medication”. http://www.usudigititallibrary.com [29 Maret 2011].

Wiguna I. 2011. Berpadu Lebih Mujarab. Trubus Edisi 496 bulan Maret 2011. Winarto WP, Tjahjadi VK, Fahmi EC, Jumantoro H, Syahril MN. 2007.

Pengobatan Herbal Untuk Kanker Payudara. Jakarta: Karyasari Herba Media.

Zein U. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Upaya Pemeliharaan Kesehatan. http://e-usureporsitory.com [29 Maret 2011].

Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia Sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 1-15.

Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan

Kecamatan Tambakdahan

MUTHIA SRI RAHAYU

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Kabupaten Subang, Jawa Barat: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak,

Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan. Dibimbing oleh EDHI SANDRA dan AGUS HIKMAT.

Kabupaten Subang dibagi menjadi tiga zona berdasarkan topografinya, yaitu daerah pegunungan dan dataran tinggi (Subang bagian selatan), daerah berbukit dan dataran (Subang bagian tengah) dan daerah dataran rendah (Subang bagian utara). Topografi yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan keanekaragaman spesies tumbuhan yang tumbuh di dalamnya dan lebih lanjut menyebabkan adanya perbedaan spesies tumbuhan yang dimanfaatkan untuk obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang yang meliputi spesies tumbuhan obat, cara pemanfaatan tumbuhan obat dan upaya pengembangan tumbuhan obat yang telah ada sebagai langkah awal bagi upaya pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat di Kabupaten Subang.

Penelitian dilakukan pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Jalancagak (Subang bagian selatan), Kecamatan Dawuan (Subang bagian tengah) dan Kecamatan Tambakdahan (Subang bagian utara). Pada masing-masing kecamatan dipilih tiga desa yang diteliti. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2011. Penelitian dilakukan terhadap spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat di sembilan desa di tiga kecamatan lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan panduan wawancara, pengamatan di lapangan dan studi literatur. Responden ditentukan secara

purposive sampling. Jumlah responden sebanyak 90 orang pada setiap kecamatan atau sebanyak 270 orang pada tingkat Kabupaten Subang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah spesies yang dimanfaatkan oleh responden sebanyak 228 spesies dari 66 famili. Masyarakat Kecamatan Dawuan lebih banyak memanfaatkan spesies tumbuhan obat dibandingkan masyarakat kecamatan lainnya. Namun, secara umum, spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan di setiap kecamatan tidak terlalu berbeda. Kelompok penyakit tulang, otot dan sendi merupakan kelompok penyakit yang banyak diobati masyarakat dengan tumbuhan, yaitu sebanyak 64 spesies. Sirih (Piper betle) merupakan spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi sebesar 35,19%. Cara pengolahan spesies tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang, yaitu direbus, diseduh, dituak, dicampurkan ke dalam makanan, direndam dalam air dan lain-lain. Cara penggunaan spesies tumbuhan obat dipengaruhi oleh letak organ yang akan diobati. Program pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat yang telah dilaksanakan di Kabupaten Subang, yaitu Batra (Upaya Pelayanan Pengobatan Tradisional) dan Program Penanaman Pepaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Subang masih banyak memanfaatkan tumbuhan dalam pengobatan, terutama untuk penyakit yang ringan dan sering diderita.

Kata kunci : tumbuhan obat, pemanfaatan, wawancara, responden, purposive sampling

Subang Regency, West Java: Case Study in Jalancagak District, Dawuan District and Tambakdahan District. Under supervision of EDHI SANDRA and AGUS HIKMAT.

Subang Regency is divided into three zone base on its topography which include mountains and highlands area (South of Subang), hills and plains areas (Downtown of Subang) and lowland areas (North of Subang). The topography cause differences in diversity of plant species that grew in each area, which cause different use of medicinal plants. The research aimed to identify the use of medicinal plants by people of Subang Regency which included species of medicinal plants, the use of herbal medicines and the existing efforts of plants utilization for medicinal purpose.

The research was conducted in three districts, Jalancagak Districts (Southern part of Subang), Dawuan District (Central part of Subang) and Tambakdahan District (Northern part of Subang). Three villages were selected from each district. The research was conducted on June to July 2011. Data was collected through interview using interview guide, observation and literature studies. Respondents were selected using purposive sampling method. There were 90 respondents selected from each district, with total number of 270 respondents from Subang Regency.

The result showed that there were 228 species from 66 families used by the respondents. Community of Dawuan District had more species of medicinal plants used than other district. However, in general, there were only a slight difference in the species of medicinal plats used in each district. As many as 64 species were used to treat bone illnesses, muscle and joint pain. Sirih (Piper betle) had the highest utilization frequency of 35,19%. People used medicinal plants through boiling, brewing, tapping, mixing with food, soaking in water, etc. The way people use the plants were depended on the location of the organs to be treated. There were two existing program of medicinal plants utilization on Subang Regency, which were Batra Program (the effort of illnesses treatment using traditional medicines) and Papaya Planting Program. In conclusion, there were many people in Subang Regency who used medicinal plants to treat their illnesses, particulary for minor and frequently suffered illnesses.

Keywords: medicinal plants, utilization, interview, respondents, purposive sampling

Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan

Kecamatan Tambakdahan

MUTHIA SRI RAHAYU

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Kabupaten Subang, Jawa Barat: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan adalah benar-benar hasil karya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Nopember 2011

Muthia Sri Rahayu NIM E34070066

Subang, Jawa Barat: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan

Nama : Muthia Sri Rahayu

NIM : E34070066

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Edhi Sandra, M.Si Dr. Ir. Agus Hikmat, M.ScF

NIP.196610191993031002 NIP. 196209181989031002

Mengetahui,

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor,

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. NIP. 195809151984031003

Segala puji dan syukur penulis panjatkan pada kehadirat Allah SWT karena atas limpahan karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skipsi yang berjudul “Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Kabupaten Subang, Jawa Barat: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai pemanfaatan salah satu potensi sumberdaya Kabupaten Subang berupa tumbuhan obat. Potensi berupa tumbuhan obat dan pemanfaatannya tersebut belum banyak terungkap. Potensi tumbuhan obat bukan hanya meliputi spesies-spesies tumbuhan yang dimanfaatkan untuk pengobatan, namun juga berbagai cara pemanfaatan tumbuhan obat tersebut oleh masyarakat serta berbagai habitat tempat tumbuhan obat tersebut tumbuh. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi suatu acuan bagi upaya pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat melalui program-program, sehingga tumbuhan obat dapat lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kabupaten Subang khususnya.

Begitu besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan data tentang pemanfaatan tumbuhan obat. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.

Bogor, Nopember 2011

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Suhendar dan Ibu Sri Mulyani. Pendidikan formal ditempuh di TK Tunas Karya, SD Negeri Sukasari I, SMP Negeri 1 Subang dan SMA Negeri 1 Subang. Pada tahun 2007, penulis diterima di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama perkuliahan, penulis aktif dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Forum Komunikasi Kulawarga Subang (FOKKUS) dan Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) sebagai

anggota Kelompok Pemerhati Flora (KPF) “Rafflesia”. Kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang pernah penulis ikuti, yaitu Eksplorasi Flora, Fauna dan Ekowisata Indonesia (Rafflesia) 2009 di Cagar Alam Rawa Danau, Kabupaten Serang Banten pada tahun 2009, Rafflesia 2010 di Cagar Alam Gunung Burangrang, Kabupaten Purwakarta pada tahun 2010 dan Studi Konservasi Lingkungan (Surili) 2010 di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah pada tahun 2010. Penulis juga merupakan asisten mata kuliah Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika.

Pada tahun 2009, penulis melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Cagar Alam Gunung Papandayan dan Cagar Alam Sancang Timur. Penulis melaksanakan Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) pada tahun 2010 di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi dan pada tahun 2011, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Meru Betiri, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember.

1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang begitu besar dan tidak pernah henti diberikan;

2. Kedua orangtua (Bapak Suhendar dan Ibu Sri Mulyani) dan adik (Hibar Taufikurachman) yang merupakan motivasi terbesar dalam penyelesaian skripsi ini, serta seluruh keluarga besar di Subang atas segala dukungan yang diberikan;

3. Bapak Ir. Edhi Sandra, M.Si dan Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F atas bimbingannya selama penyusunan skripsi ini;

4. Ibu Ir. Oemijati Rachmatsjah selaku dosen penguji dan Bapak Dr.Ir.Agus Priyono Kartono, M.Si selaku ketua sidang atas kritik dan saran bagi perbaikan skripsi ini;

5. Kepala desa dan staf Desa Jalancagak, Desa Bunihayu, Desa Tambakmekar, Desa Manyeti, Desa Rawalele, Desa Sukasari, Desa Tambakdahan, Desa Rancaudik dan Desa Kertajaya atas semua bantuan selama pengambilan data; 6. Puskesmas Jalancagak, Puskesmas Rawalele dan Puskesmas Tambakdahan

atas bantuan data dan informasi yang diberikan;

7. Masyarakat Desa Jalancagak, Desa Bunihayu, Desa Tambakmekar, Desa Manyeti, Desa Rawalele, Desa Sukasari, Desa Tambakdahan, Desa Rancaudik dan Desa Kertajaya atas kesediannya memberikan informasi yang dibutuhkan penulis;

8. Teman-teman dan sahabat, Woro, Asih, Risa, Dinar, Vio, Ovi, Rahmi, Neina, Fina, Age, Ria, Rona, Windu, Lely, Sinta, Mariah dan Nda untuk kasih sayang, keceriaan dan semangat yang diberikan;

9. Teman-teman KSHE 44 “KOAK”;

10. Teman-teman seperjuangan Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan; 11. Teman-teman Kelompok Pemerhati Flora (KPF) “Rafflesia” HIMAKOVA; 12. Teman-teman FOKKUS (Forum Komunikasi Kulawarga Subang);

13. Teman-teman seatap di Wisma Blobo;

DAFTAR TABEL……….

i

DAFTAR GAMBAR...

ii

DAFTAR LAMPIRAN………....

vi

BAB I PENDAHUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1 1.2 Tujuan………... 2 1.3 Manfaat………. 2