• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adisasmita R. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta [ID]: Graha Ilmu. Alfian A. 2009. Menjadi Pemimpin Politik. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka

Utama.

Ancok D. 2012. Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi. Jakarta [ID]: Erlangga. Ardilah T, Makmur M, Hanafi I. 2014. Upaya Kepala Desa Untuk Meningkatkan

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus : Desa Bareng Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang). Jurnal Administrasi Publik [Internet]. [diunduh pada tanggal: 10 Desember 2015, pukul 16.04 WIB]. Vol. 2 (1): hal 71-77. Tersedia pada:http://administrasi

publik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/345/200

Arnstien SR. 1969. A Ladder of Citizen Participation. JAIP [Internet]. [diunduh pada tanggal 15 Februari 2016, pukul 16.22 WIB]. Vol. 35(4): hal 216-224. Tersedia pada: http://lithgow-schmidt.dk/sherry-arnstein/ladder-of-citizen- participation.html

DEPHUT. 2009. Statistik Pembangunan Balai Pengelolaan DAS Citarum- Ciliwung [Internet]. [diunduh pada tanggal 13 Januari 2016, pukul 10.53 WIB]. Diunduh pada: www.dephut.go.id

Djaenuri MA. 1989. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa di Kecamatan Tambun.

http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/6244.pdf

Effendi dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta (ID): LP3ES.

Gama B, Widodo Y, Tari AIN. 2014. Model Kepemimpinan Posdaya pada Kelompok Posdaya Mekarsari Desa Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Scriptura [Internet]. [diunduh pada tanggal 22 Oktober 2015, pukul 18.37 WIB]. Vol. 4 (1): hal 1-9. Tersedia pada : http://scriptura.petra.ac.id/index

.php/iko/article/view/19054/18687

Global Ecovillage Network. Definition About Ecovillage [Internet]. [diunduh pada tanggal 27 Januari 2016, pukul 18.15 WIB]. Terdapat pada: http://gen.ecovillage.org/en/projects.ac.id/jurnal/PeranankePemimpinandan PartisipasiMasyarakat.pdf

Gibson JL, Ivancevich JM, Donnellly JH, Konopaske R. 2007. Organizations: Behavior, Stucture, Processes. 8th ed. Boston: Richard D. Irwin. Tersedia pada: http://dl.motamem.org/organizations_behavior _structure.pdf

Hermansyah. 2015. Peran Kepala Desa dalam Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Tana Lia Kabupaten Tana Tidung (Studi Kasus Di Desa Tanah Merah Dan Desa Sambungan). eJurnal Pemerintahan Integratif [Internet]. [diunduh pada tanggal 22 Januari 2016, pukul 21.37 WIB]. Tersedia pada: http://ejournal.pin.or.id/site/wpcontent/uploads/2015/04/JURNAL%20HER MANSYAH%20(04-28-15-01-15-08).pdf

Kahar IA. 2008. Konsep Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi (Organizational Change) pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jurnal Studi Perpustakaan dan Infromasi [Internet]. [diunduh pada tanggal 21 September 2015, pukul 21.39 WIB]. Tersedia pada: http://journaldatabase.info/database /search.html?search_inp=Konsep+Kepemimpinan+dalam+Perubahan+Orga nisasi+%28Organization&search_type=Articles

Nasdian FT. 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta (ID): Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Pradana MA, Sununharyo BS, Hamid D. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan tetap PT. MUSTIKA BAHANA JAYA, Lumajang). Jurnal Pendidikan Ilmu Administrasi [Internet]. [diunduh pada 04 Februari 2016, pukul 14.40 WIB]. hal 1-11. Tersedia pada: http://goo.gl/xOgn9d

Putro CPA. 2016. Perancangan Media Kampanye Penanggulangan Kerusakan Alam terhadap Pegiat Orr-Road Liar di Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Spektra [Internet]. [diunduh pada tanggal 16 Maret 2016, pukul 11.32 WIB]. Hal 1-11. Tersedia pada: file:///C:/Users/asus/Downloads/15.04.1195 _jurnal_eproc.pdf

Rivai V dan Deddy M. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta (ID): Rajawali Pers.

Runtu JG. 2013. Gaya Kepemimpinan Camat dalam Peningkatan Pelayanan Publik di Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan. [Internet]. [diunduh pada 31 Mei 2016, pukul 18.05]. Hal 1 – 14. Tersedia pada: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/governance/article/viewFile/1490/118 8

Ruvendi R. 2005. Imbalan Dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Jurnal Ilmiah Binaniaga [Internet]. [diunduh pada tanggal 21 September 2015, pukul 21:34 WIB]. Vol 01 (1): hal 1-10. Tersedia pada: http://

myrahdika.ueuo.com/jurnal2/PEMIMPINANPENGARUHNYATERHADA PKEPUASANKERJAKARYAWAN.pdf

Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): Penerbit Bumi Aksara.

Singarimbun M dan Effendi S. 2012. Metode Penelitian Survai. Jakarta (ID): LP3ES.

Silambi M. 2014. Kepemimpinan Kepala Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di Desa Kebon Agung Kecamatan Rantau Pulung Kabupaten Kutai Timur. e-Jurnal Ilmu Pemerintahan [Internet]. [diunduh pada tanggal 02 Oktober 2015, pukul 15.21 WIB ]. Vol 2 (2): hal 2716-2728. Tersedia pada: http://ejournal.ip.fisipunmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2014/08/ isi%20jornal%20monic%20(08-16-14-03-12-44).pdf

Surur M. 2013. Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Rejoagung Ploso Jombang). eJurnal STKIP PGRI Jombang [Internet]. [diunduh pada tanggal 22 November 2015, pukul 23.32 WIB]. Tersedia pada: http://ejurnal.stkipjb.ac.id/index.php/AS/article/view File/180/116

Soekanto S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada.

[UU] Undang Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

[UU] Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Walla NN, dkk. 2015. Panduan Umum Pengembangan Desa Berbudaya

Lingkungan Ecovillage. Bandung [ID]: BPLHD Jawa Barat.

Widagdo L. 2006. Kepala Desa dan Kepemimpinan Perdesaan: Persepsi Kader Posyandu di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Makara Kesehatan [Internet]. [diunduh pada 22 Oktober 2015, pukul 19.06 WIB]. Vol 10 (2). Tersedia pada: http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/ viewFile/173/169

Yulindra D. 2013. Peranan Lurah dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat pada Program PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) di Kelurahan Karya Baru Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang. Artikel Jurnal [Internet]. [diunduh tanggal 18 November 2015, pukul 23.11 WIB]. Tersedia pada : http://www.akademik.unsri.ac.id/paper3/download/paper/TA_07081002084. pdf

Lampiran 2. Jadwal penelitian

Kegiatan Jan Feb Ma Apr Mei Jun Jul

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Penyusunan proposal Kolokium Pengambila n data lapang Pengolahan dan analisis data Penyususna n draft skripsi Uji kelayakan Sidang skripsi Perbaikan skripsi

Lampiran 3. Daftar nama anggota ecovillage

No. Nama Umur

1. WH 35 Tahun 2. KKM 41 Tahun 3. ET 51 Tahun 4. AN 46 Tahun 5. TS 34 Tahun 6. TW 37 Tahun 7. AG 39 Tahun 8. TTN 44 Tahun 9. CW 44 Tahun 10. AK 22 Tahun 11. WW 36 Tahun 12. RD 29 Tahun 13. IS 32 Tahun 14. EE 30 Tahun 15. ES 21 Tahun 16. NI 28 Tahun 17. IC 30 Tahun 18. NS 41 Tahun 19. YO 46 Tahun 20. EL 35 Tahun 21. EA 34 Tahun 22. TI 34 Tahun 23. YU 46 Tahun 24. LL 49 Tahun 25. YH 46 Tahun 26. EN 34 Tahun 27. AT 36 Tahun 28. YY 51 Tahun 29. EL 39 Tahun

Lampiran 4. Catatan Tematik

Ibu WW merupakan Kepala Desa Mekarwangi, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung terpilih sebagai kepala desa melalui pemilihan secara langsung selama dua kali periode terpilih sebagai kepala desa. Beliau menaungi tiga dusun, sebelas Rukun Warga (RW), dan 34 Rukun Tetangga (RT) dengan luas desa sekitar 669,12 Ha serta jumlah penduduk sekitar 7.942 jiwa terdiri dari laki-laki 3.983 jiwa dan perempuan 2.971 dengan jumlah kepala keluarga sekitar 2.845. Kepadatan penduduk pada des a sekitar 130 jiwa per kilometer. Kepala desa sebagai wakil dari masyarakat pada wilayah desa memiliki peranan untuk menjaga, mengayomi, dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat atas hak-hak dan kewajiban dari masyarakat serta sebagai pelantara antara pemerintahan pusat dengan masyarakat. Kebutuhan yang diberikan dari pemerintahan pusat atau bahkan dari pihak lain biasanya disalurkan melalui pemerintahan desa. Kebutuhan atau bantuan dapat berupa materi, barang, atau bahkan bantuan program. Salah satu program yang dicanangkan pemerintah di Kabupaten Bandung melalui Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung guna mendukung dari Citarum Bestari adalah Ecovillage. Program ecovillage merupakan program lingkungan dengan basis pengembangan desa berbudaya serta pengembangan masyarakat. Program ini menggunakan teknik PRA sehingga masalah dan solusi mengenai lingkungan dapat diatasi oleh masyarakat itu sendiri. Menurut fasilitator di Desa Mekarwangi : “...Kampung berbudaya lingkungan, masalah lingkungan harus diselesaikan dengan budaya yang ada di desa. Dimulai dari petani, peternak harus berbudaya. Kan budaya sifatnya rutinitas...”. Program ini menyelaraskan kebudayaan yang dimiliki disetiap desa dengan kegiatan ekonomi dan lingkungan sehingga dapat mendukung lingkungan yang asri dan mendukung Citarum Bestari. Desa yang mengikuti program ini merupakan desa-desa yang dilintasi oleh Sungai Citarum. Program ecovillage yang dirasakan oleh masyarakat memiliki manfaat maka ada pengembangan kawasan yakni sungai Ciliwung pada tahun ini. Di desa Mekarwangi telah melaksanakan progam ecovillage sekitar Tahun 2014 seperti pada hasil wawancara dengan Bapak YY menyatakan bahwa “...jadi program

ecovillage sekitar 3 tahun yang lalu yang bekerja sama dengan citarum bestari kebetulan program tersebut diselaraskan dengan program yang ada di desa Mekarwangi mengadposi program lingkungan tersbut yang kita masukan dalam rencana laporan desa...”.

Ibu WW selaku kepala desa, pada program ini Ibu WW juga sebagai pembina sehingga beliau bertanggung jawab sepenuhnya pada program ecovillage

seperti yang dijelaskan oleh Bapak WH menyatakan bahwa “...jadi saling

tunjung tanggung jawab antara ketua, fasilitator, pendamping lokal, dan kepala desa jadi disana ada koordinasi...”. Secara keseluruhan tangungg jawab memang dipegang oleh kepala desa tetapi juga oleh kepengurusan program

ecovillage sehingga diperlukanya komunikasi yang baik. Pada penelitian ini, ingin melihat tingkat kemampuan dan gaya dari kepemimpinan kepala desa. Kepala Desa Mekarwangi memiliki tingkat kemampuan kepemimpinan yakni kemampuan bertanggung jawab, kemampuan komunikatif, kemampuan fasilitator, kemampuan mediator, dan kemampuan memotivasi.

Kemampuan komunikator kepala desa dilihat dari bagaimana kepala desa menyampaikan informasi mengenai ecovillage kepada anggota secara jelas serta menarik. Selain itu, pengukuran kemampuan komunikator pada kepala desa juga dilihat bagaimana kepala desa berusaha menyampaikan informasi di segala kondisi. Kepala desa juga berusaha untuk mengajak anggota untuk aktif di kegiatan. Hal ini dijelaskan oleh Ibu EN menyatakan bahwa “...Kalau rapat indung suka ngebahas tentang lingkungan. Harus suka bersih-bersih terus harus suka jaga lingkungan juga. Kalau tentang ecovillage suka disampein pas rapat juga...”. Dengan melihat kondisi tersebut, kepala desa sering menyampaikan pesan mengenai program ecovillage dapat dirasakan juga oleh anggota yang mengikuti rapat sehingga pesan yang disampaikan dapat diterapkan oleh anggota.

Kemampuan kepala desa lainya adalah kemampuan fasilitator. Kemampuan fasilitator kepala desa pada setiap kegiatan ecovillage memang dirasakan oleh anggota. Kemampuan memfasilitasi kepala desa dengan menyediakan yang dibutuhkan oleh anggota. Selain itu, kepala desa juga memberikan fasilitas tempat untuk mengadakan kegiatan seperti rapat, pelatihan yang biasa dilaksanakan di kantor desa, dan juga memberikan fasilitas lahan untuk berkegiatan penanaman. Kemampuan memfasilitasi yang dimiliki oleh kepala desa tidak hanya dalam bentuk barang atau materi, tetapi juga kepala desa memfasilitasi untuk penyelesaian masalah. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara mendalam dengan Bapak WH menyatakan bahwa “...Iya memang kepala desa memfasilitasi biaya. Makan juga disediakan tapi biasanya kan dari anggaran program yang dikasih. Terkadang kan kalau lagi rapat atau kumpulkan suka perlu makan apalagi bapak-bapak buat rokok juga ya kepala desa ngasih pake uang pribadi...”. Kepala desa sering menyediakan keperluan yang diperlukan oleh anggota untuk kegiatan.

Kepala desa juga harus memiliki kemampuan memediator. Jika masyarakat memiliki masalah khususnya pada kelompok ecovillage kepala desa sebagai pemimpin memiliki kewajiban untuk hadir sebagai penengah pada setiap masalah yang dihadapi anggota. Selain hadir, kepala desa juga mampu untuk cepat tanggap pada setiap masalah serta mencari solusi yang adil bagi seluruh anggota. Beberapa anggota merasa kepala desa memiliki kemampuan memediator seperti halnya yang diungkapkan oleh Bapak WH menyatakan bahwa “...Kalau

ada masalah yang pertama penyelesaianya diselesaikan sama kelompok karena ada ketua kita konsultasi dulu apabila kita menemukan solusi baru kita menayakan beliau. Sebetulnya kalau di ecovillage itu kepala desa hanya bertanggung jawab kan kita ada ketua ada kepengurusan. Jadi hanya mendampingi, ngasih saran, pendapat, apabila kita juga ada yag kurang paham atau perlu bantuan beliau...”. Hal tersebut membuktikan bahwa kepala desa berusaha untuk memposisikan diri sebagai seseorang yang netral jika ada permasalahan di kelompok ecovillage. Selain itu, kepala desa tidak langsung untuk ikut campur jika ada permasalahan tetapi kepala desa membuka komunikasi untuk anggoa berkonsultasi apakah ada masalah atau ada informasi apa mengenai kegiatan dan kelompok.

Memotivasi merupakan sikap yang diperlukan untuk memberi dukungan dan semangat kepada anggota. . Bentuk motivasi yang diberikan kepala desa kepada anggota berupa semangat sehingga mendorong dan memotivasi anggota untuk terlibat dalam kegiatan ecovillage. Hubungan baik antara kepala desa

dengan anggota selama kegiatan ataupun diluar kegiatan.Anggota merasa kepala desa sering memberi semangat secara langsung serta mengajak anggota untuk ikut berpartisipasi pada kegiatan ecovillage. Namun, beberapa responden tidak pernah memberikan motivasi berupa hadiah atau imbalan. Tetapi, memberi motivasi secara langsung. Sehingga anggota akan merasa segan jika tidak menghadiri suatu kegiatan.

Pemberian motivasi berupa dorongan moril dan verbal selalu disampaikan melalui forum rapat desa setiap bulannya. Pemberian motivasi yang diberikan kepala desa berhasil dirasakan anggota dengan anggota selalu hadir pada setiap kegiatan. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara responden dengan Ibu YY

“...Iya saya semangat terus juga suka terjun langsung. Kita ngeliat ibu semangat jadi anggotanya juga semangat...”. Kepala desa sering melakukan kunjungan serta menyemangati anggota secara langsung sehingga anggota termotivasi untuk hadir. Selain itu kepala desa juga menerapkan peduli lingkungan di kehidupa sehari- harinya sehingga anggota terdorong untuk terlibat dalam program.

Dalam pelaksanaan program ecovillage, kepala desa selaku pembina memberlakukan berupa aturan atau punishment pada anggota yang melanggar aturan. Aturan yang berlaku masih aturan berupa kesepakatan bersama belum berupa aturan yang tertulis. Aturan yang berlaku seperti jika anggota tidak hadir selama berturut-turut tanpa ada kabar maka akan dikeluarkan dari kelompok

ecovillage. Hal ini sesuai dengan penuturan salah satu anggota dengan Ibu YY

“...Aturanya ada, aturanya harus ini tepat waktu harus rajin kalau berturut- turut tidak hadir selama tiga kali nanti dikeluarin. Yang buat aturnya semua anggota jadi bareng-bareng jadi keputusanya diputuskan oleh anggota bareng- bareng...”. Selain menerapkan punihment, kepala desa juga menerapkan pemberian hadiah berupa reward pada anggota. Hadiah yang berikan berupa penghargaan seperti pernah diberikan kepada salahsatu anggota yang rajin mengumpulkan sampah sehingga diberi penghargaan.

Pada kegiatan bank sampah sudah berjalan hampir dua tahun terakhir. Bank sampah ini sudah bernasabahkan hampir sekitar 100 orang dan sudah memiliki motor pengangkut sampah dan kantor operasional. Ketua dari ecovillage

mengatakan bahwa “... bank sampah ini kumpul dua minggu sekali pada hari

kamis dan nasabah juga udah hampir 100 orang. Bahkan ada anggota yang sudah menambung sampah hampir satu juta. Nanti setiap mau lebaran uangnya baru bisa diambil jadi setahun sekali...”.

Lampiran 5. Hasil analisis regresi

Hasil uji regresi tingkat kemampuan kepala desa terhadap partisipasi anggota program ecovillage Variables Entered/Removeda Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Kemampuanb . Enter

a. Dependent Variable: Partisipasi b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .406a .165 .134 .730

a. Predictors: (Constant), Kemampuan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2.838 1 2.838 5.320 .029b

Residual 14.403 27 .533

Total 17.241 28

a. Dependent Variable: Partisipasi b. Predictors: (Constant), Kemampuan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.609 .416 3.864 .001

Kemampuan .412 .178 .406 2.307 .029

Hasil uji regresi gaya kepemimpinan transaksional kepala desa terhadap partisipasi anggota pada program ecovillage

Variables Entered/Removeda Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Rewardb . Enter

a. Dependent Variable: Partisipasi b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .073a .005 -.031 .797

a. Predictors: (Constant), Reward

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .092 1 .092 .146 .706b

Residual 17.149 27 .635

Total 17.241 28

a. Dependent Variable: Partisipasi b. Predictors: (Constant), Reward

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.638 .350 7.535 .000

Reward -.064 .167 -.073 -.382 .706

Hasil uji regresi gaya kepemimpinan transformasional kepala desa dengan partisipasi anggota program ecovillage

Variables Entered/Removeda Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Gaya Transformasion alb . Enter a. Dependent Variable: Partisipasi

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .105a .011 -.026 .795

a. Predictors: (Constant), Gaya Transformasional

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .192 1 .192 .304 .586b

Residual 17.050 27 .631

Total 17.241 28

a. Dependent Variable: Partisipasi

b. Predictors: (Constant), Gaya Transformasional

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.305 .413 5.587 .000

Gaya Transformasional .099 .180 .105 .551 .586

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Kegiatan gotong royong

Kegiatan penanaman lahan kritis Lahan kritis sebelum ditanami tanaman

Kepala Desa Mekarwangi dan Camat Ibun sedang menanam dilahan kritis

Foto bersama dengan Kepala Desa Mekarwangi dan Ketua ecovillage

Penyerahan Piala kepada Kepala Desa Mekarwangi Wawancara dengan responden

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Fina Windayani lahir di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 10 Januari 1994 dari pasangan Kusna Wijaya dan Fitri Lidiastuti. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang dijalani penulis dari mulai TK. Darrul Ihya (1998 - 2000), SDN Taman Pagelaran (2000 - 2006), SMP Negeri 7 Bogor (2006 - 2009), dan SMA Negeri 9 Bogor (2009 - 2012). Pada tahun 2012, penulis melanjutkan kejenjang perkuliahan dan diterima menjadi mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM), Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jalur SNMPTN Tulis dan masuk pada angkatan 49. Hingga kini penulis masih menjadi mahasiswa aktif di IPB.

Selain aktif pada kegiatan perkuliahan, penulis juga aktif mengikuti organisasi dan kepanitiaan diberbagai acara, yaitu Himpunan Profesi atau Himpro di SKPM yang bernama Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat atau HIMASIERA pada tahun 2014 sebagai pengurus Divisi Public Relation. Beberapa kepanitiaan yang pernah dijalani penulis yaitu divisi Humas Connection, Bendahara II 2ND Connection, dan Eksternal Famnight.