• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel yang berhubungan dengan teori yang ada. Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel pengaruh dari tingkat kemampuan dan gaya kepemimpinan kepala desa dengan partisipasi masyarakat. Hasil dari indikator yang telah ditetapkan kemudian dibuat dalam bentuk kuesioner dengan pilihan jawaban dan skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Data kualitatif sebagai argumentasi pendukung diperoleh dengan wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggunkan panduan wawancara yang sebelumnya telah dibuat.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Mekarwangi, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Lampiran 1). Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan secara purposive (sengaja). Lokasi ini dipilih secara purposive karena pertimbangan: 1) Desa Mekarwangi, Kecamatan Ibun, Kabupaten merupakan salah satu desa yang menerima program ecovillage dan 2) berdasarkan hasil rekomendasi yang diperoleh dari BPLHD bahwa Desa Mekarwangi merupakan desa yang memiliki kepemimpinan kepala desa yang kuat dalam program

ecovillage sehingga mendapatkan penghargaan sebagai Pembina Lingkungan Terbaik se-Provinsi Jawa Barat pada tahun 20153.

Hal tersebut menjadi relevan terhadap penelitian pengaruh kepemimpinan dari kepala desa terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam program

ecovillage. Penyusunan skripsi yang dilaksanakan pada jangka waktu dari bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 (Lampiran 2). Penelitian yang dilakukan dimulai dengan penyusunan proposal, kolokium, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan revisi.

Teknik Penentuan Responden dan Informan

Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok pada program

ecovillage yang menerima pengaruh pemimpin kepala desa dalam program

ecovillage. Pemilihan responden dilakukan melalui metode sensus berdasarkan dengan jumlah anggota program yang diketahui setelah melakukan penjajakan yaitu sebanyak 29 orang. Anggota kelompok ini berasal dari Desa Mekarwangi, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh anggota yang mengikuti secara aktif program ecovillage (Lampiran 3). Unit analisis yang digunakan adalah individu. Informan adalah orang yang memberikan keterangan mengenai informasi ataupun data disekitar lingkunganya terkait penelitian ini yaitu pendamping lokal, pengurus, dan fasilitator. Pemilihan terhadap informan pertama secara purposive dan menggunakan teknik bola salju (snow ball) dengan jumlah yang tidak ditentukan. Pemilihan informan tersebut

3

memberikan informasi mengenai kegiatan program serta kaitanya dengan peran dari kepemimpinan kepala desa.

Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari responden untuk memperoleh informasi yang menunjang tujuan penelitian. Pengisian kuesioner dipandu oleh peneliti agar mencegah terjadinya kesalahan pada pengisian. Pengumpulan data penelitian menggunakan pengamatan langsung atau observasi yang dilakukan peneliti kepada para responden. Dalam wawancara mendalam, peneliti menggunakan panduan wawancara mendalam yang telah dibuat sebelumnya dan hasil dari wawancara mendalam digunakan untuk mendukung data hasil kuesioner (Lampiran 4). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen dan berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal penelitian, dan internet yang dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4 Kebutuhan data dan metode pengumpulan data dalam penelitian

No Kebutuhan

Data

Jenis Data

Sumber Data Metode

Pengumpulan Data Primer Sekunder 1. Gambaran umum Desa Mekarwangi, Kecamatan Ibun, Bandung. Kualitatif - Data potensi Desa Mekarwangi, Kecamatan Ibun, Bandung. Studi dokumen 2. Pemenang pembina lingkungan desa

Kualitatif Data hasil wawancara dengan pihak BPLHD Data hasil penilaian pembina dari BPLHD Studi dokumen dan wawancara mendalam 3. Karakteristik anggota Kuatitatif Hasil wawancara anggota program ecovillage - Wawancara mendalam

Lanjutan Tabel 4

No Kebutuhan

Data

Jenis Data

Sumber Data Metode

Pengumpulan data Primer Sekunder 4. Tingkat kemampuan Kualitatif dan kuantitatif Hasil kuesioner dan wawancara dengan anggota program ecovillage, tokoh masyarakat, pengurus kelompok Hasil penelitian sebelumnya, jurnal ilmiah. Studi literatur, wawancara mendalam dari daftar pertanyaan, dan kuesioner. 5. Gaya kepemimpinan Kualitatif dan kuantitatif Hasil kuesioner dan wawancara dengan anggota program ecovillage, tokoh masyarakat, pengurus kelompok Hasil penelitian sebelumnya, jurnal ilmiah. Studi literatur, wawancara mendalam dari daftar pertanyaan, dan kuesioner. 6. Tingkat partisipasi Kualitatif dan kuantitatif Hasil kuesioner dan wawancara dengan anggota program ecovillage, tokoh masyarakat, pengurus kelompok Hasil penelitian sebelumnya, jurnal ilmiah Studi literatur, wawancara mendalam dari daftar pertanyaan, dan kuesioner

7. Ecovillage Kualitatif Hasil wawancara dengan pihak BPLHD - Wawancara mendalam

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguatkan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Validitas untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas juga untuk menguji kesahan kuesioner. Sedangkan, reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Ancok dalam Singarimbun dan Effendi 1989). Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dihitung dari pertanyaan kuesioner yang mencakup seluruh variabel penelitian (tingkat kemampuan, gaya kepemimpinan, dan tingkat partisipasi). Pengujian dilakukan pada 10 orang diluar dari responden yang memiliki karakteristik mirip dengan karakteristik responden. Pertanyaan yang telah dibuat disesuaikan agar dapat dimengerti oleh responden. Uji reliabilitas menggunakan SPSS for windows 20.0 yang menghasilkan nilai

Crobanch’s Alpha. Nilai dianggap baik karena sudah memenuhi syarat > 0.5. berdasarkan hasil uji coba tersebut, maka diperoleh nilai alpha sebagai berikut: Tabel 5 Hasil uji reliabilitas

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.730 .840 46

Persyaratan dalam penentuan nilai alpha yaitu jika ilai alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Sedangkan jika 0.70 < alpha < 0.90 maka reliabilitas tinggi, jika nilai alpha 0.50 < alpha < 0.70 maka reliabilitas moderat, dan jika nilai < 0.50 maka reliabilitas rendah. Tabel hasil uji reliabilitas pada kuesioner penelitian ini menunjukkan angka 0,730. Hal tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas tinggi.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang diolah dan dianalisis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yang telah diperoleh dari kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap tingkat partisipasi anggota kelompok dianalisis dengan menggunakan uji regresi untuk melihat pengaruh antar variabel. Uji regresi merupakan uji statistik yang digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung. Model regresi yang dipakai pada penelitian ini adalah regresi linier sederhana digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh tingkat kemampuan kepala desa terhadap partisipasi masyarakat, pengaruh gaya kepemimpinan terhadap partisipasi masyarakat dengan persamaan:

Keterangan:

b= nilai koefisien regresi a= konstanta

y= tingkat partisipasi

= tingkat kemampuan

Setiap peubah indikator diukur dengan skala yang berbeda-beda sesuai dengan definisi operasional. Indikator dengan skala ordinal diukur dengan berdasarkan skala likert, yang menyajikan pilihan untuk menyajikan jawaban dengan skor tinggi yakni empat sampai dengan skor terendah yakni satu. Pengujian data yang dilakukan menggunakan program SPSS for windows 20.0 dan Microsoft Excel 2007. Aplikasi Microsoft Excel 2007 digunakan untuk pembuatan tabel frekuensi untuk melihat data awal responden untuk masing- masing variabel. Kemudian perangkat SPSS for windows 20.0 digunakan untuk membantu dalam uji statistik yang menggunakan uji regresi. Selanjutnya, data kualitatif digunakan sebagai data pendukung yang dianalisis. Pengolahan dan analisis data kualitatif dilakukan dengan mereduksi data sesuai dengan keperluan, penyajian data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan, penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam. Kedua ialah penyediaan data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca kedalam laporan. Verifikasi merupakan tahap terakhir yang dilakukan dengan mendiskusikan hasil olahan data kepada responden, informan, dan dosen pembimbing.

Definisi Operasional Karakteristik anggota

Merupakan ciri dan sifat yang melekat pada seorang anggota. Untuk keperluan analisis deskriptif kualitatif karakteristik anggota memiliki indikator yakni: usia responden, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, dan lama menjadi angggota. Keseluruhan variabel memiliki penilaian skor menggunakan standar defiasi sebagai berikut:

̅ - Sd : rendah

̅ - Sd < ̅ < ̅ + Sd : sedang

̅ + Sd : tinggi

Kepemimpinan Kepala Desa

Kepemimpinan adalah kemampuan tiap pimpinan dalam mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya sedemikian rupa sehingga para bawahannya bekerja dengan semangat, bersedia bekerja sama dan mempunyai disiplin tinggi, dimana para bawahan diikat dalam kelompok secara bersama-sama dan mendorong mereka ke suatu tujuan tertentu (Kerlinger dan Padhazur yang dikutip oleh Randhita, 2009). Dalam penelitian kepemimpinan diukur melalui dua hal, yaitu tingkat kemampuan dan gaya kepemimpinan dari kepala desa.

a. Tingkat kemampuan kepemimpinan adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki pemimpin. Tingkat kemampuan yang diukur dalam penelitian ini adalah bertanggung jawab, komunikatif, memotivasi, fasilitator, dan mediator. Tingkat kemampuan kepemimpinan berdasarkan persepsi anggota terhadap kepemimpinan kepala desa.

Kemampuan bertanggung jawab adalah suatu tindakan atau kemampuan kepala desa dalam menanggung kewajiban yang di amanahkan oleh seseorang atau lembaga. Bertanggung jawab bukan hanya secara wewenang tetapi bertanggung jawab dengan hadir secara fisik pada setiap kegiatan program. Diukur dengan indikator:

 Kepala desa melakukan pengawasan dan monitoring pada pengenalan masalah

 Hadir secara rutin pada kegiatan ecovillage

 Bertanggung jawab sepenuhnya pada keseluruhan kegiatan

 Melakukan sosialisasi kegiatan ecovillage.

b. Kemampuan komunikatif adalah merupakan kondisi dimana kepala desa berinterksi atau keadaan dalam saling berhubungan satu sama lainya. Komunikasi yang diberikan tidak hanya berupa lisan namun berupa tulisan dan dapat menggunakan media agar pesan dapat diterima oleh penerima pesan (anggota program). Diukur dengan indikator:

 Kepala desa menyampaikan informasi tentang ecovillage secara jelas dan menarik

 Kepala desa selalu memberikan informasi.

c. Kemampuan fasilitator adalah kemampuan memfasilitasi keperluan yang dibutuhkan oleh anggota ecovillage. Diukur dengan indikator:

 Kepala desa menyediakan fasilitas yang dibutuhkan

 Kepala desa memberikan dana untuk kegiatan

 Kepala desa memfasilitasi setiap masalah yang terjadi.

d. Kemampuan mediator adalah kepala desa berusaha menengahi atau pihak netral yang berusaha menengahi perundingan guna mencari kesepakatan tanpa ada konflik atau perdebatan. Diukur dengan indikator:

 Kepala desa hadir sebagai penengah

 Kepala desa cepat tanggap pada setiap masalah

 Kepala desa bersikap adil dan mencari solusi pada setiap masalah e. Kemampuan memotivasi adalah sikap atau kemampuan kepala desa yang

berusaha memberikan saran atau dukungan positif. Diukur dengan indikator:

 Kepala desa memberi semangat dan dukungan

 Kepala desa memotivasi untuk terlibat pada kegiatan

 Menjaga hubungan baik dengan anggota 1. Gaya Kepemimpinan

Terdapat dua gaya kepemimpinan yang dikemukakan Bass (1995) dikutip oleh Ancok (2012). Bass (1995) membagi kepemimpinan ke dalam dua gaya, yakni gaya kepemimpinan transformasional dan gaya transaksional.

a. Gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya yang dilakukan bawahannya untuk mencapai tujuan mereka sendiri dengan lebih menegakan aturan dan reward dari pengertian tersebut maka untuk menentukan kecenderungan gaya kepemimpinan kepala desa menggunakan sub-peubah, yakni beroreintasi pada reward and punishment. Pernyataan pada variabel ini menggunakan skala likert dengan skala tertinggi empat sampai terendah satu. Diukur dengan indikator:

 Kepala desa membuat aturan yang disepakati bersama

 Kepala desa membuat target kepada anggota yang dapat berhasil

 Kepala desa memfokuskan pada pemberian bonus dan hadiah

a. Gaya kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memotivasi bawahan untuk meningkatkan tugas dengan mendorong bawahan untuk mengorbankan kepentingan pribadi dengan meningkatkan kebutuhan anggota yang lebih baik. Sehingga untuk menentukan kecenderungan gaya kepemimpinan kepala desa menggunakan sub-peubah, yakni orientasi kebutuhan anggota, dan orientasi tujuan bersama. Pernyataan pada variabel ini menggunakan skala likert dengan skala tertinggi empat sampai terendah satu. Diukur dengan indikator:

 Kepala desa mendiskusikan tujuan secara bersama

 Kepala desa mengawasi pekerjaan anggota

 Kepala desa mengajak anggota untuk mewujudkan cita-cita lingkungan

 Kepala desa menerapkan hidup yang cinta lingkungan

 Kepala desa memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan anggota

Tingkat Partisipasi

Partisipasi merupakan wujud dari terciptanya kemauan masyarakat dalam suatu program pemerintah khususnya program pembangunan bagi masyarakat terkait pada program ecovillage. Setiap tahap dicapai dengan delapan tangga yang merujuk pada teori Arnstein (1969) mengenai delapan tingkatan partisipasi ini kemudian digolongkan menjadi tiga level. Manipulasi dan Terapi masuk ke dalam

level non-partisipasi” yang dimaksud inisiatif pembangunan tidak bermaksud untuk memberdayakan masyarakat akan tetapi membuat pemegang kekuasaan

untuk “menyembuhkan” atau “mendidik” komunitas. Informasi, Konsultasi

termasuk dalam levelTokenism” yang artinya komunitas bisa mendapatkan

informasi dan menyuarakan pendapat, akan tetapi tidak ada jaminan kalau pendapat komunitas akan diakomodasi. Placation sebagai level tertinggi dalam

tokenisme, komunitas bisa memberikan saran pada pemegang kekuasaan. Kemitraan membuat komunitas dapat bernegosiasi dan terlibat dalam pengambilan keputusan. Pendelegasian kekuasaan dan kontrol merupakan komunitas memegang mayoritas pengambilan keputusan dan kekuatan pengelolaan. Tiga level terakhir termasuk kedalam level kekuasaan warga negara (citizen power). Tingkat partisipasi dilihat pada kegiatan ecovillage yakni, perencanaan, bank sampah, penanaman lahan kritis, dan pembuatan sumur resapan. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi adalah:

1. Ikutserta dalam proses perencanaan program 2. Ikutserta dalam proses bank sampah

3. Ikutserta dalam proses penanaman lahan kritis 4. Ikutserta dalam proses pembuatan sumur resapan 5. Ikutserta dalam proses evaluasi

6. Keikutsertaan anggota sebagai suatu kebutuhan 7. Anggota dapat menyuarakan pendapat

8. Anggota merasa pendapatnya dipertimbangkan 9. Anggota merasa kehadiran diperhatikan

10.Anggota ikut menyuarakan saat pengambilan keputusan 11.Anggota dapat menyanggah pendapat orang lain

12.Anggota merasa pendapatnya dapat diterima baik oleh pihak lain

Klasifikasi berdasarkan akumulasi total skor yang digunakan, maka tingkat partisipasi pada program ecovillage dengan menggunakan standar defiasi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu: citizen power, tokenism, dan non-partisipasi.

GAMBARAN UMUM DESA MEKARWANGI