Abednego, J. G. 1990. Pembuatan Kompon Karet. Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor. Bogor.
Andoko A dan Heru SD. 2005. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Anonim, 2005. Pohon Serba Guna. www.e-smartschool.com.
Anwar C. 2001. Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet. Medan.
Awang SA. 1991. Kelapa, Kajian Sosial Ekonomi. Aditya Media. Yogyakarta.
BPS Sambas. 2010.Sambas Dalam Angka. Pemda Sambas.
BPS Kalimantan Barat. 2011. Kalimantan Barat Dalam Angka. Pemda Provinsi Kalimantan barat.
Balai Penelitian Teknologi Karet. 2003. Jok Sebutret, Produk Alternatif yang Prosfektif. Pemda Kota Bogor.
Bantacut T. 2002. Laporan Akhir Studi Kelayakan Penetapan, Perancangan dan Pendidikan serta Pengembangan Agroindustri Komoditas Unggulan Kabupaten Ngada. Kerjasama Tim Agroindustri Fakultas Teknologi Industri Pertanian IPB Bogor dan Disperindag Kabupaten Ngada NTT.
Bhuana KS. 1990. Teori Vulkanisasi Karet. Pusat Penelitian Perkebunan. Bogor. Di dalam Indriati T. 2004. Pengaruh Kadar Karet Kering dan Umur Pemeraman Kompon Lateks Sentrifugasi Terhadap Karakteristik Serat Sabut Kelapa Berkaret[Skripsi]. Teknologi Industri Pertanian. Bogor.
Caska IS, Indahyati H dan Syahra A. 2009. Strategi pengembangan Industri Pengolahan Nenas Sebagai Upaya Percepatan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Di Kabupaten Bengkalis. Eksekutif; 6.1: 198-207. http://www. jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6109198207.pdf. [5 Desember 2010].
Darwis S.N, Manurung, S.O dan Las I. 1985. Peta Kesesuaian Iklim Serta
Kemungkinan Pengembangan Tanaman Kelapa di Kalimantan. Balai
Penelitian Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
David FR. 2003. Strategic Management. 6th Ed. New Jersey, USA: Pretice Hall Engelewood Cliffs.
David FR. 2006. Manajemen Strategi (Terjemahan), PT. Prenhallindo, Jakarta.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sambas. 2010. Laporan
Tahunan.Pemda Sambas.
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sambas. 2011. Laporan
Tahunan. Pemda Sambas.
Direktorat Pengembangan Potensi Daerah BKPM. 2011. Statistik Perkebunan. Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan. http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/commodityarea.php?ia=63&ic =4. [26 februari 2012]
Djatmiko BS. Raharja, dan Iskandar A. 1990. Pra Studi Kelayakan Komoditi Sabut Kelapa. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.
Fatimah ZC. 2006. Karet. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara [Karya Ilmiah]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1843/1/06008757.pdf. [6 Desember 2010].
Ferry Y dan Mahmud Z. 2005. Prospek Pengolahan Hasil Samping Buah Kelapa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Porspektif; 4. 2 : 55-63. http://www.perkebunan.litbang.deptan.go.id/.../perspektif Vol 4 No.2-3 Zainal. [3 September 2010].
Goutara B, Djatmiko dan Tjiptadi W. 1985. Dasar Pengolahan Karet. Agroindustri Press. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fateta IPB. Bogor. George S. 2006. A Real-Life Situation Faced a Decision or Action Taken by an
Individual Manager or by an Organization at the Strategic, Functional or
Operational Levels. Management Case at Kurlon Ltd. Vikalpa Volume 31
No.3. http://www.scribd.com/doc/37164122/kurlon [13 Februari2012]. Handoko B. 1998. Modifikasi Proses Pembuatan Lateks Dadih Dari Lateks
Kebun. Laporan Intern BPTK Bogor-Unpublish.
Honggokusumo, S. 1985. Pengetahuan Lateks. Departemen Perdagangan dan Koperasi. Jakarta.
Hubeis M. 2011. Pemetaan Usaha Kecil Prospektif di Bogor. Program Magister Profesional Industri, Usaha Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana IPB. Joseph GH dan Kindangen JG. 1993. Potensi dan Peluang Pengembangan
Tempurung, Sabut dan Batang Kelapa untuk Bahan Baku. Prosiding Konferensi Nasional Kelapa III. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri.
Kamath A. 2009. Technological Modernisation in the Coir Fibre Industry: Prescribing Innovation to a Traditional Low-Tech Sector in Kerala, India. Paper for the DIME RAL2 WP 2.6 Conference on Industrial Dynamics and Sectoral Systems, in Mila Theme: Entrepreneurship and innovation in new and traditional sectors in developing countries.
http://portale.unibocconi.it/wps/allegatiCTP/Kamath.pdf [13 Februari 2012]. Kinnear TC dan Robinson. 1991. Marketing Research and Approach, Mc. Graw
Hill, New York.
Mahzan S, Zaidi AMA, Arsat N, Hatta MNM, Ghazali MI, Mohideen SR. 2010.
Study on Sound Absorbtion Properties of Coconut Coir Fibre Reinforced Composite with Added Recycled Rubber. International Journal of Integrated Engineering Vol 2, No 1.
http://penerbit.uthm.edu.my/ojs/index.php/ijie/article/view/126 [13Februari 2012].
Martini T. 2007. Pengaruh Cara Pengeritingan Serat sabut Kelapa dan Jumlah Karet Terhadap Karakeristik Serat Sabut Kelapa Berkaret (Sebutret)[Skripsi] Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Maspanger DR, Handoko B dan Haris U. 2001. Rekayasa Alsin Manufaktur Karet
Busa Untuk Industri Pedesaan. Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin
Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.
Maspanger D, Sinurat M dan Drajat B. 2005. Mengenal Lebih Jauh Teknologi
Pembuatan Barang Jadi Karet. Di dalam Warta Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Vol. 27 no.1. Bogor.
Meilani L. 2006. Strategi Pemasaran Produk Serat Sabut Kelapa Berkaret (Sebutret) Sebagai Pembuat Jok dan Kasur pada Industri Furnitur [Skripsi] Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pearce JA dan Robinson. 1997. Strategic Management Formulating Implementation and Control. The Free Press. New York.
Pujiastuti L. 2007. Pengaruh Waktu dan Suhu Vulkanisasi pada Pembuatan Kasur dari Serat Sabut Kelapa Berkaret [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti F. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rindengan B, Lay A, Novarianto H, Kembuan H dan Mahmud Z. 1995.
Karakterisasi Daging Buah Kelapa Hibrida Untuk Bahan Baku Industri
Makanan. Laporan Hasil Penelitian. Kerjasama Proyek Pembinaan
Said IG dan Saptono IT. 2007. Strategi Pengembangan Industri Pengolahan
Sabut Kelapa Nasional[Jurnal]. Manajemen dan Agribisnis Volume 1 nomor
1 April 2003, Lembaga Penelitian IPB, Bogor.
(http://www.mma.ipb.ac.id/docs/jma_online_images/v1n 01-42-54.
Saputrayadi A. 2004. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dodol Nangka di
Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara [Tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana, Insitut Pertanian Bogor.
Sumawibowo S. 1988b. Metode Baru Pembuatan lateks Dadih Yang Dapat Dipanen Setiap Hari. Menara Perkebunan. 56(3):84-88.
Sinurat M. 2000. Mesin Pemisah Serat Sabut Kelapa. 11/DOK/BPTK/2000. Balai Penelitian Teknologi Karet. Bogor.
Sinurat M. 2000. Mesin Pemintal Serat Sabut Kelapa. 12/DOK/BPTK/2000. Balai Penelitian Teknologi Karet. Bogor.
Sinurat M. 2000. Oven Pemvulkanisasi Serat Sabut Kelapa Berkaret. 14/DOK/BPTK/2000. Balai Penelitian Teknologi Karet. Bogor.
Sinurat M, Handoko B, Alam A dan Rizal RA. 2001. Teknologi Pembuatan Serat
Sabut Kelapa Berkaret. 36/DOK/BPTK/2001. Balai Penelitian Teknologi
Karet. Bogor.
Sinurat M. 2003. Teknologi Pembuatan Jok dari Serat Sabut Kelapa Berkaret. Di dalam Kursus Teknologi Barang Jadi Lateks 2003. Balai Penelitian Teknologi Karet. Bogor.
Siswoputranto PS. 1981. Perkembangan Karet Internasional. Lembaga
Penunjang Pembangunan Nasional(LEPPENAS), Jakarta.
Soekartawi. 2005. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sumarmadji, Dastin A, Istianto, Siagian N, Anas A dan Kustyanti, T. 2003.
Prosiding Konferensi Agribisnis Karet Menunjang Industri Lateks dan Kayu 2003. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, Pusat Penelitian Karet. Medan. Suparto D. 2002. Pengetahuan Tentang Lateks Hevea. Kursus Teknologi
Barang Jadi dari Lateks. Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor.
Bogor.
Tejano EA. 1985. State of the Art of Coconut Coir Dust and Husk Utilization (General Overview). Paper presented during the National Workshop on Waste Utilization, Coconut Husk held on November 12, 1984 at the Philippine Coconut Authority, Diliman, Quezon City, PHILIPPINES. © Philippine Journal of Coconut Studies.
Thulasirajan K dan Narasimha VL. 2011. Studies on Coir Fibre Reinforced Bituminous Concrete. International Journal of Earth Sciences and Engineering ISSN 0974-5904, Volume 04, No 06 SPL, October 2011, pp. 835-838.
http://www.ace-klu.in/img/020410420.pdf [13 Februari 2012].
Van Dam JEG. 1997. Prospect of Coir Technology and Market Development. Di dalam Evironment friendly Coconut and Coconut Product. Proceeding of the XXXIV Cocotech Meeting.Manila, Philipines, July 14-18.
Van Dam JEG. 2002. Coir Processing Technologies: Improvement of Drying, Softening, Belaching and Dyeing Coir Fibre/Yarn and Printing Coir Floor Coverings. FAO and CFC : Netherlands.
Webster CC dan Baulkwill WJ. 1989. Rubber. John Willey and Sons, Inc. New York.
Wildan A. 2010. Studi Proses Pemutihan Serat Kelapa Sebagai Reinforced Fiber
[Tesis]. Teknik Kimia Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang. http://eprints.undip.ac.id/25180/1/achmad_wildan.pdf.
[25 April 2012].
Yuprin. 2009. Analisis pemasaran Karet Di Kabupaten Kapuas. Wacana ; 12. 3 : 519-538. http://www. images.soemarno.multiply.multiplycontent.com. [3 Januari 2011].
Lampiran 1. Perhitungan bobot internal dan eksternal pengembangan agroindustri sebutret
Pakar 1. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan
Internal
Eksternal
Faktor eksternal A B C D E F G H I J K L M N O Total Bobot A. Meningkatkan pendapatan dan menambah lapangan pekerjaan. 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 31 0,073 B. Masih belum ada industri pengolahan sabut kelapa. 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 28 0,067 C. Adanya dukungan yang diberikan oleh pemda. 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 28 0,067 D. Perekonomian masyarakat yang semakin meningkat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067 E. Jumlah penduduk yang semakin meningkat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 29 0,069 F. Teknologi pembuatan sebutret sudah ada, 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 30 0,071 G. Ketidakpastian harga. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067 H. Pasar dikuasai oleh produk yang berbahan baku dari sintetis. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 29 0,069 I. Pemerintah belum konsisten dalam mengaflikasikan kebijakan. 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 25 0,060 J. Ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit. 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 30 0,071 K. Politik dan keamanan. 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 0,064 L. Perubahan cuaca. 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 26 0,062
M.Hama tanaman. 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 23 0,055
N. Belum adanya kemitraan usaha yang kuat. 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 32 0,076 O. Kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait. 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 26 0,062 TOTAL 25 28 28 28 27 26 28 27 31 26 29 30 33 24 30 420 1.000 Faktor Internal A B C D E F G H I J K L M N Total Bobot A. Ketersediaan bahan baku yang banyak. 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 29 0.080 B. Tenaga kerja lokal cukup tersedia. 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 27 0.074 C. Karet dan kelapa merupakan komoditas andalan masyarakat sebagai sumber pendapatan. 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 31 0.085 D. Kesuburan tanah yang cocok untuk budidaya tanaman karet dan kelapa. 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 24 0.066 E. Tersedianya pasar produk sebutret. 2 2 1 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 29 0.080 F. Skala usahatani yang dilakukan relatif kecil. 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 1 24 0.066 G. Tingkat pendidikan relatif rendah. 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 3 2 25 0.069 H. Sarana dan prasarana transportasi yang kurang mendukung. 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 26 0.071 I. Penguasaan teknologi oleh petani masih rendah. 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 26 0.071 J. Belum adanya tenaga ahli atau tenaga professional tentang pengolahan sebutret. 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 25 0.069 K. Produk masih belum dikenal oleh masyarakat. 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 28 0.077 L. Kurangnya akses terhadap informasi pasar. 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 21 0.058 M.Keterbatasan modal. 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 22 0.060 N. Daya saing yang rendah, hanya sebatas lokal desa dan kecamatan. 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 27 0.074 TOTAL 23 25 21 28 23 28 27 26 26 27 24 31 30 25 364 1.000
Lampiran 1 (Lanjutan).
Pakar 2: Dinas Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Internal
Eksternal
Faktor eksternal A B C D E F G H I J K L M N O Total Bobot
A. Meningkatkan pendapatan dan menambah lapangan pekerjaan. 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 32 0,076
B. Masih belum ada industri pengolahan sabut kelapa. 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 29 0,069
C. Adanya dukungan yang diberikan oleh pemda. 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
D. Perekonomian masyarakat yang semakin meningkat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
E. Jumlah penduduk yang semakin meningkat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 29 0,069
F. Teknologi pembuatan sebutret sudah ada, 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 31 0,074
G. Ketidakpastian harga. 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 23 0,055
H. Pasar dikuasai oleh produk yang berbahan baku dari sintetis. 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 31 0,074
I. Pemerintah belum konsisten dalam mengaflikasikan kebijakan. 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 27 0,064
J. Ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit. 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 27 0,064
K. Politik dan keamanan. 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 27 0,064
L. Perubahan cuaca. 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 26 0,062
M.Hama tanaman. 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 23 0,055
N. Belum adanya kemitraan usaha yang kuat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 30 0,071
O. Kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait. 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 29 0,069
TOTAL 24 27 28 28 27 25 33 25 29 29 29 30 33 26 27 420 1.000
Faktor Internal A B C D E F G H I J K L M N Total Bobot A. Ketersediaan bahan baku yang banyak. 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 29 0.080 B. Tenaga kerja lokal cukup tersedia. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 29 0.080 C. Karet dan kelapa merupakan komoditas andalan masyarakat sebagai sumber pendapatan. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 27 0.074 D. Kesuburan tanah yang cocok untuk budidaya tanaman karet dan kelapa. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 25 0.069 E. Tersedianya pasar produk sebutret. 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 28 0.077 F. Skala usahatani yang dilakukan relatif kecil. 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 28 0.077 G. Tingkat pendidikan relatif rendah. 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 24 0.066 H. Sarana dan prasarana transportasi yang kurang mendukung. 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 25 0.069 I. Penguasaan teknologi oleh petani masih rendah. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 0.071 J. Belum adanya tenaga ahli atau tenaga professional tentang pengolahan sebutret. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 28 0.077 K. Produk masih belum dikenal oleh masyarakat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 0.071 L. Kurangnya akses terhadap informasi pasar. 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 24 0.066 M.Keterbatasan modal. 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 21 0.058 N. Daya saing yang rendah, hanya sebatas lokal desa dan kecamatan. 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 0.066 TOTAL 23 23 25 27 24 24 28 27 26 24 26 28 31 28 364 1.000
Lampiran 1 (Lanjutan).
Pakar 3: Bappeda
Internal
Eksternal
Faktor eksternal A B C D E F G H I J K L M N O Total Bobot
A. Meningkatkan pendapatan dan menambah lapangan pekerjaan. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 29 0,069
B. Masih belum ada industri pengolahan sabut kelapa. 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 29 0,069
C. Adanya dukungan yang diberikan oleh pemda. 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 27 0,064
D. Perekonomian masyarakat yang semakin meningkat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
E. Jumlah penduduk yang semakin meningkat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 29 0,069
F. Teknologi pembuatan sebutret sudah ada, 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 30 0,071
G. Ketidakpastian harga. 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 0,065
H. Pasar dikuasai oleh produk yang berbahan baku dari sintetis. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 29 0,069
I. Pemerintah belum konsisten dalam mengaflikasikan kebijakan. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
J. Ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit. 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 30 0,071
K. Politik dan keamanan. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
L. Perubahan cuaca. 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 27 0,064
M.Hama tanaman. 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 24 0,057
N. Belum adanya kemitraan usaha yang kuat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
O. Kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait. 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 0,064
TOTAL 27 27 29 28 27 26 29 27 28 26 28 29 32 28 29 420 1.000
Faktor Internal A B C D E F G H I J K L M N Total Bobot A. Ketersediaan bahan baku yang banyak. 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 26 0.071 B. Tenaga kerja lokal cukup tersedia. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 0.071 C. Karet dan kelapa merupakan komoditas andalan masyarakat sebagai sumber pendapatan. 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 26 0.071 D. Kesuburan tanah yang cocok untuk budidaya tanaman karet dan kelapa. 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 24 0.066 E. Tersedianya pasar produk sebutret. 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 27 0.074 F. Skala usahatani yang dilakukan relatif kecil. 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 28 0.077 G. Tingkat pendidikan relatif rendah. 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 24 0.066 H. Sarana dan prasarana transportasi yang kurang mendukung. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 0.071 I. Penguasaan teknologi oleh petani masih rendah. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 29 0.080 J. Belum adanya tenaga ahli atau tenaga professional tentang pengolahan sebutret. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 0.071 K. Produk masih belum dikenal oleh masyarakat. 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 28 0.077 L. Kurangnya akses terhadap informasi pasar. 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 25 0.069 M.Keterbatasan modal. 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 24 0.066 N. Daya saing yang rendah, hanya sebatas lokal desa dan kecamatan. 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 25 0.069 TOTAL 26 26 26 28 25 24 28 26 23 26 24 27 28 27 364 1.000
Lampiran 1 (Lanjutan).
Pakar 4: Akademisi 1
Internal
Eksternal
Faktor eksternal A B C D E F G H I J K L M N O Total Bobot
A. Meningkatkan pendapatan dan menambah lapangan pekerjaan. 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 30 0,071 B. Masih belum ada industri pengolahan sabut kelapa. 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 30 0,071 C. Adanya dukungan yang diberikan oleh pemda. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 29 0,069 D. Perekonomian masyarakat yang semakin meningkat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
E. Jumlah penduduk yang semakin meningkat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
F. Teknologi pembuatan sebutret sudah ada, 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 31 0,074
G. Ketidakpastian harga. 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 28 0,067
H. Pasar dikuasai oleh produk yang berbahan baku dari sintetis. 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 29 0,069 I. Pemerintah belum konsisten dalam mengaflikasikan kebijakan. 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 27 0,064
J. Ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit. 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 30 0,071
K. Politik dan keamanan. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
L. Perubahan cuaca. 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 26 0,062
M.Hama tanaman. 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 23 0,055
N. Belum adanya kemitraan usaha yang kuat. 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 27 0,064
O. Kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait. 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 0,062
TOTAL 26 26 27 28 28 25 28 27 29 26 28 30 33 29 30 420 1.000
Faktor Internal A B C D E F G H I J K L M N Total Bobot A. Ketersediaan bahan baku yang banyak. 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 28 0.077 B. Tenaga kerja lokal cukup tersedia. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 0.071 C. Karet dan kelapa merupakan komoditas andalan masyarakat sebagai sumber pendapatan. 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 29 0.080 D. Kesuburan tanah yang cocok untuk budidaya tanaman karet dan kelapa. 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 24 0.066 E. Tersedianya pasar produk sebutret. 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 32 0.088 F. Skala usahatani yang dilakukan relatif kecil. 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 27 0.074 G. Tingkat pendidikan relatif rendah. 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 22 0.060 H. Sarana dan prasarana transportasi yang kurang mendukung. 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 24 0.066 I. Penguasaan teknologi oleh petani masih rendah. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 0.071 J. Belum adanya tenaga ahli atau tenaga professional tentang pengolahan sebutret. 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25 0.069 K. Produk masih belum dikenal oleh masyarakat. 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 1 26 0.071 L. Kurangnya akses terhadap informasi pasar. 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 25 0.069 M.Keterbatasan modal. 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 23 0.063 N. Daya saing yang rendah, hanya sebatas lokal desa dan kecamatan. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 27 0.074 TOTAL 24 26 23 28 20 25 30 28 26 27 26 27 29 25 364 1.000
Lampiran 1 (Lanjutan).
Pakar 5: Akademisi 2
Internal
Eksternal
Faktor eksternal A B C D E F G H I J K L M N O Total Bobot
A. Meningkatkan pendapatan dan menambah lapangan pekerjaan. 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 30 0,071 B. Masih belum ada industri pengolahan sabut kelapa. 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 26 0,062 C. Adanya dukungan yang diberikan oleh pemda. 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 0,064 D. Perekonomian masyarakat yang semakin meningkat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
E. Jumlah penduduk yang semakin meningkat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 29 0,069
F. Teknologi pembuatan sebutret sudah ada, 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
G. Ketidakpastian harga. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
H. Pasar dikuasai oleh produk yang berbahan baku dari sintetis. 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 30 0,071 I. Pemerintah belum konsisten dalam mengaflikasikan kebijakan. 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 27 0,064
J. Ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit. 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 30 0,071
K. Politik dan keamanan. 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 0,069
L. Perubahan cuaca. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
M.Hama tanaman. 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 25 0,060
N. Belum adanya kemitraan usaha yang kuat. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0,067
O. Kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait. 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 0,064
TOTAL 26 30 29 28 27 28 28 26 29 26 27 28 31 28 29 420 1.000
Faktor Internal A B C D E F G H I J K L M N Total Bobot A. Ketersediaan bahan baku yang banyak. 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 29 0.080 B. Tenaga kerja lokal cukup tersedia. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 0.071 C. Karet dan kelapa merupakan komoditas andalan masyarakat sebagai sumber pendapatan. 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 30 0.082 D. Kesuburan tanah yang cocok untuk budidaya tanaman karet dan kelapa. 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 23 0.063 E. Tersedianya pasar produk sebutret. 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 30 0.082 F. Skala usahatani yang dilakukan relatif kecil. 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 24 0.066 G. Tingkat pendidikan relatif rendah. 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25 0.069 H. Sarana dan prasarana transportasi yang kurang mendukung. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 25 0.069 I. Penguasaan teknologi oleh petani masih rendah. 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 2 26 0.071 J. Belum adanya tenaga ahli atau tenaga professional tentang pengolahan sebutret. 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 25 0.069 K. Produk masih belum dikenal oleh masyarakat. 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 0.074 L. Kurangnya akses terhadap informasi pasar. 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 25 0.069 M.Keterbatasan modal. 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 20 0.055 N. Daya saing yang rendah, hanya sebatas lokal desa dan kecamatan. 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 29 0.080 TOTAL 23 26 22 29 22 27 28 26 27 27 25 27 32 23 364 1.000
Lampiran 1 (Lanjutan).
Rekapitulasi bobot internal dan eksternal pengembangan agroindustri sebutret
Rekapitulasi bobot internal
Rekapitulasi bobot eksternal
Faktor Eksternal Pakar I Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Jumlah Rata-rata A. Meningkatkan pendapatan dan menambah lapangan pekerjaan. 0,073 0,076 0,069 0,071 0,071 0,362 0,072 B. Masih belum ada industri pengolahan sabut kelapa. 0,067 0,069 0,069 0,071 0,062 0,339 0,067 C. Adanya dukungan yang diberikan oleh pemda. 0,067 0,067 0,064 0,069 0,064 0,331 0,066 D. Perekonomian masyarakat yang semakin meningkat. 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,333 0,067 E. Jumlah penduduk yang semakin meningkat. 0,069 0,069 0,069 0,067 0,069 0,343 0,069 F. Teknologi pembuatan sebutret sudah ada, 0,071 0,074 0,071 0,074 0,067 0,357 0,071 G. Ketidakpastian harga. 0,067 0,055 0,065 0,067 0,067 0,319 0,064 H. Pasar dikuasai oleh produk yang berbahan baku dari sintetis. 0,069 0,074 0,069 0,069 0,071 0,352 0,070 I. Pemerintah belum konsisten dalam mengaflikasikan kebijakan. 0,060 0,064 0,067 0,064 0,064 0,319 0,064 J. Ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit. 0,071 0,064 0,071 0,071 0,071 0,350 0,071 K. Politik dan keamanan. 0,064 0,064 0,067 0,067 0,069 0,331 0,066 L. Perubahan cuaca. 0,062 0,062 0,064 0,062 0,067 0,317 0,063 M.Hama tanaman. 0,055 0,055 0,057 0,055 0,060 0,281 0,056 N. Belum adanya kemitraan usaha yang kuat. 0,076 0,071 0,067 0,064 0,067 0,345 0,069 O. Kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait. 0,062 0,069 0,064 0,062 0,064 0,321 0,064 TOTAL 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 5.000 1.000 Faktor Internal Pakar I Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Jumlah Rata-rata A. Ketersediaan bahan baku yang banyak. 0,080 0,080 0,071 0,077 0,080 0,387 0,077 B. Tenaga kerja lokal cukup tersedia. 0,074 0,080 0,072 0,071 0,071 0,368 0,074 C. Karet dan kelapa merupakan komoditas andalan masyarakat sebagai sumber pendapatan. 0,085 0,074 0,071 0,080 0,082 0,393 0,079 D. Kesuburan tanah yang cocok untuk budidaya tanaman karet dan kelapa. 0,066 0,069 0,066 0,066 0,063 0,330 0,066 E. Tersedianya pasar produk sebutret. 0,080 0,077 0,074 0,088 0,082 0,401 0,080 F. Skala usahatani yang dilakukan relatif kecil. 0,066 0,077 0,077 0,074 0,066 0,360 0,072 G. Tingkat pendidikan relatif rendah. 0,069 0,066 0,066 0,060 0,069 0,330 0,066 H. Sarana dan prasarana transportasi yang kurang mendukung. 0,071 0,069 0,071 0,066 0,069 0,346 0,069 I. Penguasaan teknologi oleh petani masih rendah. 0,071 0,071 0,080 0,071 0,071 0,365 0,073 J. Belum adanya tenaga ahli atau tenaga professional tentang pengolahan sebutret. 0,069 0,077 0,071 0,069 0,069 0,354 0,071 K. Produk masih belum dikenal oleh masyarakat. 0,077 0,071 0,077 0,071 0,074 0,371 0,074 L. Kurangnya akses terhadap informasi pasar. 0,058 0,066 0,069 0,069 0,069 0,330 0,066 M.Keterbatasan modal. 0,060 0,057 0,066 0,064 0,055 0,302 0,060 N. Daya saing yang rendah, hanya sebatas lokal desa dan kecamatan. 0,074 0,066 0,069 0,074 0,080 0,363 0,073 TOTAL 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 5.000 1.000
Lampiran 2. Rekapitulasi rating internal dan eksternal pengembangan agroindustri sebutret
Rekapitulasi rating internal
Rekapitulasi rating eksternal
Faktor Eksternal Pakar I Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Jumlah Rata-rata A. Meningkatkan pendapatan dan menambah lapangan pekerjaan. 4,0 4,0 3,0 4,0 4,0 19,0 3,8 B. Masih belum ada industri pengolahan sabut kelapa. 3,0 3,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,4 C. Adanya dukungan yang diberikan oleh pemda. 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 15,0 3,0 D. Perekonomian masyarakat yang semakin meningkat. 4,0 4,0 3,0 3,0 4,0 18,0 3,6 E. Jumlah penduduk yang semakin meningkat. 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 15,0 3,0 F. Teknologi pembuatan sebutret sudah ada, 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 20,0 4,0
G. Ketidakpastian harga. 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 10,0 2,0
H. Pasar dikuasai oleh produk yang berbahan baku dari sintetis. 2,0 1,0 2,0 2,0 2,0 9,0 1,8 I. Pemerintah belum konsisten dalam mengaflikasikan kebijakan. 1,0 2,0 2,0 1,0 1,0 7,0 1,4 J. Ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit. 2,0 2,0 1,0 1,0 2,0 8,0 1,6
K. Politik dan keamanan. 1,0 1,0 2,0 2,0 2,0 8,0 1,6
L. Perubahan cuaca. 1,0 2,0 2,0 2,0 2,0 9,0 1,8
M.Hama tanaman. 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 10,0 2,0
N. Belum adanya kemitraan usaha yang kuat. 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 10,0 2,0 O. Kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait. 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 10,0 2,0
Faktor Internal Pakar I Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Jumlah Rata-rata
A. Ketersediaan bahan baku yang banyak. 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 20,0 4,0
B. Tenaga kerja lokal cukup tersedia. 3,0 3,0 3,0 4,0 3,0 16,0 3,2
C. Karet dan kelapa merupakan komoditas andalan masyarakat sebagai sumber pendapatan. 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 20,0 4,0
D. Kesuburan tanah yang cocok untuk budidaya tanaman karet dan kelapa. 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 15,0 3,0
E. Tersedianya pasar produk sebutret. 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 20,0 4,0
F. Skala usahatani yang dilakukan relatif kecil. 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 10,0 2,0
G. Tingkat pendidikan relatif rendah. 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 10,0 2,0
H. Sarana dan prasarana transportasi yang kurang mendukung. 1,0 2,0 2,0 1,0 2,0 8,0 1,6
I. Penguasaan teknologi oleh petani masih rendah. 1,0 1,0 2,0 2,0 2,0 8,0 1,6
J. Belum adanya tenaga ahli atau tenaga professional tentang pengolahan sebutret. 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 10,0 2,0
K. Produk masih belum dikenal oleh masyarakat. 2,0 1,0 1,0 1,0 1,0 6,0 1,2
L. Kurangnya akses terhadap informasi pasar. 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 10,0 2,0
M.Keterbatasan modal. 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 10,0 2,0
Lampiran 3. Kuesioner untuk petani karet
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penelitian mengenai STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SERAT SABUT KELAPA BERKARET (SEBUTRET) (STUDI KASUS DI KABUPATEN SAMBAS). Informasi ini dibutuhkan untuk penulisan TESIS di Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Penelitian ini dilakukan oleh Junardi (NRP : F351090111).
PETUNJUK PENGISIAN
Responden diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap seluruh pertanyaan dengan cara memberikan tanda silang (x) atau checklist (
√ )
pada kolom yang tersedia (Jawaban yang diberikan dapat lebih dari satu sesuai dengan pilihan responden). Dan menuliskan jawaban menurut bapak/ibu pada tempat yang telah disediakan.IDENTITAS RESPONDEN PETANI KARET
1. Apa tingkat pendidikan terakhir yang telah bapak/ibu peroleh?
SD SMTA D3/S1/S2/S3
SMTP Lainnya, sebutkan_______________________ 2. Berapa luas lahan/tanaman karet yang bapak/ibu miliki saat ini?
0 – 0,5 ha 1,1 - 2,0 ha
0,6 – 1,0 ha Lainnya, sebutkan__________________ 3. Berapa luas lahan tanaman karet yang telah berproduksi yang bapak/ibu
usahakan saat ini?
0 – 0,5 ha 1,1 - 2,0 ha
0,6 – 1,0 ha Lainnya, sebutkan__________________
Nama : ………..
Alamat : ………
Umur : ………
Lampiran 3 (Lanjutan).
4. Apakah bapak/ibu berkeinginan untuk memperluas lagi lahan tanaman karet?
Ya Tidak
5. Jika jawaban pada nomor 4 adalah Ya, berapakah penambahan luas lahan yang bapak/ibu inginkan?
……… 6. Jika jawaban pada nomor 4 adalah Ya, apakah ada lahan yang bapak/ibu
miliki untuk perluasan tersebut?
Ya Tidak
7. Berapa hari dalam 1 (satu) bulan bapak/ibu meyadap karet?
< 5 kali 6 – 10 kali 11 – 15 kali 16 – 20 kali
Lainnya, sebutkan ______________________________
8. Berapa banyak hasil dari yang telah bapak/ibu dapatkan dalam satu hari penyadapan?
< 5 kg 6 – 10 kg 11 – 15 kg > 16 Lainnya, sebutkan ______________________________
9. Apakah ada pengolahan produk pasca panen yang bapak/ibu lakukan?
Tidak ada Ada sebagai industri kecil Ada secara tradisional Ada kerjasama dengan perusahaan Lainnya, sebutkan_____________ 10. Kepada siapakah bapak/ibu menjualnya ?
Pedagang pengumpul desa Menjual langsung ke pabrik
Pedagang pengumpul kecamatan Lainnya, sebutkan _____________ 11. Berapakah harga karet yang berlaku saat ini?
……… 12. Bagaimana stabilitas/kondisi harga karet saat ini?
Tidak stabil Stabil Cukup stabil Sangat stabil
Lampiran 3 (Lanjutan).
13. Apa faktor penyebab ketidakstabilan harga karet?
Pengaruh perubahan musim
Pengaruh perubahan harga pasar internasional
Tidak adanya mekanisme penentuan harga Lainnya, sebutkan_____________________
14. Berapa jumlah penghasilan rata-rata per hari bapak/ibu dapatkan dari hasil penjualan karet?
< Rp 25.000 Rp 75.000 - Rp 100.000
Rp 26.000 - Rp 50.000 > Rp 100.000
Rp 51.000 - Rp 75.000 Lainnya, sebutkan ___________________ 15. Apakah jenis transportasi yang gunakan dalam mendukung usaha yang
bapak/ibu lakukan?
Transportasi sungai Transportasi darat
16. Jika jenis transportasi yang digunakan adalah transportasi sungai, apakah infrastruktur yang ada sudah mendukung usaha yang bapak/ibu lakukan?
Ya
Tidak (alasannya………)
17. Jika jenis transportasi yang digunakan adalah transportasi darat, apakah infrastruktur yang ada (jalan dan lain-lain) sudah mendukung usaha yang bapak/ibu lakukan?
Ya
Tidak (alasannya………)
18. Apa saja hambatan yang hadapi dalam pengembangan usaha yang bapak/ibu lakukan ini?
……… 19. Apakah bapak/ibu sudah mengetahui bahwa sekarang pemerintah telah
mengeluarkan dana pinjaman usaha yang disebut dengan KUR (Kredit Usaha Rakyat)?
Ya
Lampiran 3 (Lanjutan).
20. Apakah bapak/ibu berkeinginan untuk melakukan peminjaman dana tersebut?
Ya Tidak
21. Jika jawaban pada nomor 19 adalah Ya, bagaimana kemudahan untuk mengakses melakukan peminjaman dana tersebut?
Mudah Sulit
22. Sepengetahuan bapak/ibu, apakah ada agunan/jaminan/persyaratan yang ditetapkan oleh pihak Bank untuk mengakses/melakukan peminjaman dana tersebut?
Ya Tidak
23. Jika jawaban pada nomor 22 adalah Ya, apakah bentuk/jenis agunan/jaminan/persyaratan yang harus dikeluarkan tersebut?
...
24. Apakah bapak/ibu mengetahui/mengenal produk/peralatan rumah tangga (kursi, kasur, bantal dan lain-lain) dari serat sabut kelapa berkaret (sebutret)?
Ya Tidak
25. Jika jawaban pada nomor 20 adalah Ya, apakah bapak/ibu berkeinginan untuk menggunakan produk sebutret tersebut?
Ya
Tidak (alasannya...……….………)
26. Jika jawaban pada nomor 20 Tidak, apakah bapak/ibu berkeinginan untuk mengetahui/mengenal produk sebutret tersebut?
Ya
Tidak (alasannya……….………)
27. Bentuk promosi seperti apa yang bapak/ibu harapkan pada produk sebutret? Media cetak (surat kabar) Dari rumah ke rumah
Media eletronik (televisi) Radio
Lampiran 3 (Lanjutan).
28. Apakah bapak/ibu mendukung jika dikemudian hari di Kabupaten Sambas