• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahwa ia terdakwa RIDWAN BIN MUHAMMAD THAIB alias IWAN, pada hari Selasa tanggal 2 Maret 2004 sekira pukul 22.00 Wib atau setidaknya pada suatu waktu dalam bulan Maret 2004, bertempat di Jalan Madio Santoso No. 103 C Kecamatan Medan Timur Kota Medan atau setidaknya pada tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, telah melakukan pembantuan untuk melakukan tindak pidana terorisme yaitula terdakwa dengan sengaja menggunakan atau ancaman kekerasan bermaksud untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat missal dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa atau harta benda orang lain, atau untuk menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis, atau lingkungan hidup, atau fasilitasb publik, atau fasilitas internasional, yang dilakukan terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut: - Bermula terdakwa mengontrak garasi rumah saksi HENDRA SASTRAWANTO

alias ALUNG berukuran 7 X 4 meter di Jalan Media Santoso No. 103 C Medan, terhitung sejak tanggal 1 Desember 2003 s/d tanggal 1 Desember 2004 dengan biaya kontrak sebesar Rp. 3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu) dan kontrak itu di buat dalam surat perjanjian bermaterai tertanggal 1 Desember 2003;

- Kemudian terdakwa memakai garasi tersebut sebagai tempat tinggal lalu terdakwa membagi garasi tersebut menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian depan dengan

ukuran 4,5 meter digunakan terdakwa sebagai kedai atau warung untuk tempat berjualan kelontong dan sayur mayor sedangkan bagian belakang dengan ukuran 2,5 meter digunakan terdakwa sebagai ruangan tempat tidur sekaligus ruangan TV, tempat masak dan dapur;

- Sejak terdakwa menempati garasi tersebut, saksi ISMAIL alias IS bin M. ALI tinggal bersama terdakwa yang bertugas membantu terdakwa menjaga kedai dengan gaji sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) / bulan dan biaya makan ditanggung terdakwa;

- Pada awal bulan Januari 2004 saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN tinggal dirumah kontrakan terdakwa dan ia menempati ruangan TV sebagai tempat tidurnya;

- Pada awal bulan Pebruari 2004 saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN meminjamkan uang sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) kepada terdakwa untuk membangun loteng diatas ruangan TV, loteng tersebut dipakai terdakwa sebagai kamar tidur;

- RUSLI ABDUL GANI alias WAK LI sebagai Panglima Operasi GAM Wilayah Medan Deli (belum tertangkap) sengaja meminta saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN tinggal di Kota Medan dengan maksud untuk merakit dan meledakkan bom di beberapa tempat di Kota Medan dengan tujuan untuk menimbulkan kekacauan dan menggagalkan PEMILU yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 April 2004, RUSLI ABDUL GANI alias WAK LI juga meminta saksi SAFRIZAL MARZUKI alias UDIN alias SAIFUL dan saksi CAHRIAL HUSEN BIDIN alias RAM PAGO alias PON mengumpulkan uang

dari sejumlah pengusaha boat (ikan) di Belawan supaya meereka tidak diganggu oleh kelompok GAM di wilayah perairan Aceh lalu sebagaian uang tersebut disetorkan kepada RUSLI ABDUL GANI alias WAK LI dan sebagaian digunakan kelompok GAM melakukan kegiatan di wilayah Medan Deli;

- Pada akhir bulan Pebruari 2004 sekira pukul 20.00 Wib terdakwa menemani saksi MARZUKI alias UDIN alias SAIFUL untuk menemui saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN di lantai III Mini Market MACAN YAOHAN SENTOSA Jalan KL. Yos Sudarso Pulo Brayan Medan, kemudian saksi MARZUKI alias UDIN alias SAIFUL menyerahkan uang sebesar Rp. 2.500.00,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN untuk membeli komponen bom dan biaya perakitan bom;

- Pada hari senin tanggal 1 Maret 2004 sekira pukul 15.00 Wib, saksi FRIZNAL WAHYUDI alias WAHYU menjumpai ADI alias BUREUJEK (belum tertangkap) atas permintaan saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN distasiun bus pelangi Jalan Sunggal Medan, karena ADI alias BUREUJEK membawa bom dari aceh, kemudian sekira pukul 18.00 Wib saksi FRIZNAL WAHYUDI alias WAHYU dan ADI alias BUREUJEK menyerahkan bom tersebut kepada saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN didalam salah satu Wartel di simpang Jalan Sei Sikambing Medan, kemudian sekira pukul 22.00 wib, terdakwa dan saksi ISMAIL alias IS bin M. ALI sedang menonton TV, ketika itu terakwa melihat saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN

membuka tas kantongan plastic, ternyata kantongan plastic tersebut berisi komponen bom yang terdiri dari 4 (empat) buah jam weaker ukuran kecil, 1 (satu) buah soulder, 1 (satu) buah alat multi tester, 1 (satu) gulungan lak ban warna kuning, gulungan wayar kecil berwarna pembalut hijau dan biru, 1 (satu) set obeng, baterai kering ukuran kecil merk ABC sebanyak 8 (delapan) buah, relay berbentuk kotak 4 segi sebanyak 4 (empat) buah dan 8 (delapan) buah detonator/fius, lalu saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN meminta saksi ISMAIL alias IS bin M. ALI membeli 10 (sepuluh) buah baterai kering ukuran kecil dengan menyerahkan uang sebesar Rp. 10.000,- (sepuluuh ribu rupiah), kemudian saksi ISMAIL alias bin M. ALI mencari baterai dari kedai milik terdakwa namun baterai yang tersisa tinggal 8 (delapan) buah baterai merk ABC sedangkan 2 (dua) buah baterai merk Everiday dibeli saksi ISMAIL alias IS bin M. ALI dari kedai milik saksi BASIR di Jalan Madio Santoso No. 128 Medan dengan memakai sepeda dayung milik terdakwa; - Sejak hari Selasa tanggal 2 Maret 2003 pukul 22.00 Wib s/d hingga hari Rabu

tanggal 3 Maret 2004 pukul 02.00 Wib saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN merakit bom yang dilihat terdakwa dan saksi ISMAIL alias IS bin M. ALI, dengan cara saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN membongkar pasang komponen- komponen bom dengan menggosok-gosokan/menyolder ujung baterai kering tersebut dengan menggunakan solder dan obeng, lalu menyambungkan/membalutnya dengan lak ban, pada saat perakitan tersebut terdakwa menanyakan barang yang dirakit oleh saksi MUHAMMAD NOR alias

AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN dengan menanyakan “apa barang itu tidak berbahaya”, oleh saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN menjelaskan “ini berbahaya dan ini adalah bom, jangan kasih tahu sama siapapun” kemudian saksi ISMAIL alias IS bin M. ALI menanyakan “dimana mau abang ledakan”, oleh saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN mengatakan “mau ledakan di Medan Mall”,selanjutnya saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN memasukan barang-barang yang dirakitkan ke dalam bungkusan kantongan plastic hitam lalu diletakkan din samping Louds Speaker dekat rak TV; - Pada hari Rabu tanggal 3 Maret 2004 terdakwa melihat saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN keluar dari rumah dengan membawa tas warna hitam yang berisi baterai dan jam weaker yang sudah dibungkus dengan lak ban sedangkan sisa gulungan lak ban, 1 (satu set ) obeng, satu multi tester, soulder, 3 buah Relay, 8 buah fius atau detonator serta barang rakitan yang terdiri dari 1 jam weaker yang disambungkan dengan wayar ke satu relay serta disambungkan ke 8 buah baterai kecil dimasukkan dalam kantongan plastic lalu diletakkan di Rak TV, sekira pukul 16.00 Wib saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN datang ke tempat kos saksi FRIZNAL WAHYUDI alias WAHYU di Jalan Pelopor/Teladan I Medan (dibelakang ASTRA Internasional) lalu saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN menyerahkan bom tersebut kepada saksi FRIZNAL WAHYUDI alias WAHYU dan ADI alias BEUREUJEK untuk

diletakkan di Super Market PT. MACAN YOAHAN SENTOSA lantai II MEDAN MAL Jalan MT. Haryono No. 1 Medan;

- Pada hari kamis tanggal 4 Maret 2004 sekira pukul 19.30 Wib, saksi FRIZNAL WAHYUDI alias WAHYU dan ADI alias BEUREUJEK meletakkan bom yang diperkirakan akan meledak sekira pukul 20.30 Wib di Super Market PT. MACAN YOAHAN SENTOSA lantai II Medan Mal dengan cara menitipkan tas berisi bom kepada seorang pegawai penitipan barang bernama saksi REKIN br SEMBIRING, akan tetapi hingga pukul 21.30 Wib tas tersebut tidak diambil sehingga tas tersebut dipindahkan ke ruang kerja saksi SUPRIADI NASUTION alias IAN;

- Pada hari Selasa tanggal 09 Maret 2004 sekira pukul 09.30 Wib saksi SUPRIADI NASUTION alias IAN merasa penasaran terhadap isi tas tersebut karena belum diambil oleh pemiliknya sehingga dia membuka tas tersebut, ternyata tas tersebut berisi baju kemeja, baju kaus, majalah dan Koran serta bungkusan yang dibalut dengan lak ban warna kuning dan ada jam weaker yang lengket dengan bungkusan, pada jam weaker ada baterai kering ukuran kecil warna hitam lalu saksi SUPRIADI NASUTION alias IAN melaporkan isi tas tersebut kepada petugas polisi lalu saksi TIGOR SIPAHUTAR dari Polsekta Medan Kota melakukan pemeriksaan terhadap isi tas tersebut, ternyata didalam tas tersebut terdapat bom yang belum meledak, dengan komponen-komponen terdiri dari 8 (delapan) biji baterai kecil 1,5 volt merek ABC, 1 (satu) unit jam weaker merek Mickey, 1 (satu) biji baterai kecil merek ABC, 1 (satu) relay merek Liming 24

volt DC, 2 (dua) buah detonator listrik, 5 batang bahan peledak warna kehijau- hijauan ada tulisan-tulisan 112/kabel hijau;

- Pada hari Rabu tanggal 10 Maret 2004, terdakwa dan saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN menyembunyikan komponen bom yang terdiri dari Relay 3 (tiga) buah, 8 (delapan) buah fius atau detonator, 1 (satu) jam weaker yang sudah tersambung dengan 8 (delapan) buah baterai kecil ke dalam kotak VCD dan ke dalam kotak Louds Speaker yang terletak di ruang TV, dengan cara terdakwa dan MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN bersama-sama membuka kotak VCD dengan menggunakan obeng lalu ke dalam kotak VCD dimaasukkan 8 (delapan) buah fius (detonator) dan 3 (tiga) buah Relay setelah itu Kotak VCD ditutup kembali kemudian terdakwa dan saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN bersama-sama membuka louds speaker lalu kedalamnya dimasukkan 1 (satu) jam weaker yang sudah tersambung dengan 8 (delapan) baterai kering dengan 1 (satu) Relay bekas disoulder dengan menggunakan wayar penyambung, setelah itu Louds Speaker ditutup kembali, saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN memberitahukan kepada terdakwa bahwa penyembunyian komponen bom tersebutke dalam kotak VCD dan Louds Speaker milik terdakwa adalah bilamana saksi MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN ditangkap polisi maka barang bukti bom tidak dapat ditemukan, terdakwa tidak berkeinginan memindahkan komponen bom dari kotak VCD dan Louds Speaker milik terdakwa karena terdakwa merasa segan disebabkan isteri MUHAMMAD NOR alias AZHAR

alias RAJU alias RAJA BORDIN masih ada hubungan keluarga dengan istri terdakwa dan juga terdakwa merasa takut uang yang dipinjam MUHAMMAD NOR alias AZHAR alias RAJU alias RAJA BORDIN sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) akan diminta kembali;

- Jika bom yang diletakkan oleh FRIZNAL WAHYUDI alias WAHYU dan ADI alias BEUREUJUK di Super Market PT. MACAN YOAHAN SENTOSA lantai II MEDAN MAL Jalan MT. Haryono No. 1 Medan meledak akan menimbulkan korban yang bersifat massal yaitu orang-orang yang sedang berada di PT. Medan Mal baik para pengunjung maupun para karyawan, juga dapat mengakibatkan hilangnya harta benda dari para pengunjung yang sedang berbelanja, harta benda para karyawan dan harta benda pemilik toko di PT. Medan Mal serta dapat mengakibatkan kerusakan atau kehancuran kios-kios atau toko-toko maupun gedung PT. Medan Mal beserta fasilitas-fasilitas yang tersedia digedung tersebut; - Dengan ditemukannya bom yang tidak meledak di Super Market PT. MACAN

YOAHAN SENTOSA lantai II MEDAN MAL Jalan MT. Haryono No. 1 Medan telah menimbulkan suasana teror atau rasa ngeri dan rasa takut secara meluas, pada khususnya bagi pengunjung yang akan berbelanja di gedung PT. Medan Mal, karyawan dan pemilik toko yang membuka usaha di gedung PT. Medan Mal serta pemilik gedung PT. Medan Mal dan pada umumnya bagi masyarakat karena takut adanya ledakan berikutnya.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 15 jo pasal 7 PERPU Nomor 1 Tahun 2002 jo pasal 1 UU R.I No. 15 Tahun 2003.