• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam kitab Qishas muats tsirah terdapat kalimat sbb :

Dalam dokumen keajaiban-shalawatt.doc (Halaman 82-87)

Doktor Al Hilali juga pernah menulis sbb:

ول ههلهألسن أل هلللا نل سن حه ةلملتلالخللنا ههنالإل دهاولجل ,مه ينرلكل

Dan aku mohon pada Allah agar memberikan husnul khatimah untuk nya. Sesungguhnya Allah Maha loman dan Mulia 10[3] Syaikh Saleh al Utsaimin juga menulis sbb:

تن تلأل ول ةهملتلالخللنا ل ه ألسن نال هلللا النللل من كه للول نل سن حه ةلملتلالخللنا ،

Akhirnya, kami mohon pada Allah untuk kami dan kamu sekalian agar di beri husnul khatimah 11[4] Muhammad bin Ahmad bin Salim Assafarini menulis sbb:

له ألسن نلفل هلللا نل سن حه ةلملتلالخللنا يفل ةديلفلالعل .

Maka kita minta kepada Allah agar di beri husnul khatimah dalam keadaan selamat12

[5]

Dalam kitab Qishas muats tsirah terdapat kalimat sbb

:

ال

مل ههللل

النالإل

كل لهألسن نال

نل سن حه

اليل ..ةلملتلالخللنا

مل حلرنأل

نل ينملحلارللا

.-Ya Allah ! Sesungguhnya kami mohon padaMu agar di beri husnul khatimah, wahai Tuhan yang Maha belas kasih. 13[6] Imam Ghozali dalam kitab Ihya` juga berkata sbb:

له ألسن نال

هلللا

نل سن حه

.ةلملتلالخللنا

Kita mohon kepasa Allah husnul khatimah

14

[7]

Mereka secara keseluruhan minta husnul khatimah tanpa dalil dan Rasulullah sendiri tidak pernah berdoa seperti itu. Begitu juga para sahabat. Setahu saya, seluruh penyusun kitab – kitab hadis seperti Imam Bukhari, Imam Tirmidzi, Muslim, Ahmad bin Al Husain bin Ali bin Musa Abu Bakar Al Baihaqi, lahir 384 H, wafat 458 H, Ahmad bin Syuaib bin Ali Annasai, lahir 215 H – wafat 303 H. Sulaiman bin Al asy`ats Assijistani penyusun sunan Abu dawud, Imam Ahmad bin Hambal, wafat tahun 241H, - penyusun kitab musnad Imam Ahmad, Muhammad bin Yazid Al Qazweni tahun 274 H – penyusun Sunan Ibnu Majah, Abul Qasim – Sulaiman bin Ahmad Atthobroni,lahir 260, wafat 360H – penyusun Mu`jam Thabrani, Muhammad bin Abdillah Abu Abdillah Al hakim Annaisaburi.Lahir 321H, wafat 405H – penyusun kitab al mustadrak, Abu Nuaim Ahmad bin Abdillah bin Ahmad bin Ishak Al asbihani, wafat 430H – penyusun kitab Al Hilyah, Abu Awanah Ya`qub bin Ishak Alasfiraini, wafat 316 – penyusun kitab musnad Abu Awanah, Ibnu Abi Syaibah penyusun kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, Imam Abu bakar – Abdullah bin Muhammad bin Abu bakar Al Wasithi Al Kufi, hafidh wafat 235 H. Abdullah bin Azzubair – Abu bakar Al Humaidi, wafat 219 – penyusun Musnad Al Humaidi

Ahmad bin Amar Ad dhohhak As syibani,lahir 206, wafat 287 – penyusun kitab Al aahad walmatsaani Syekh Muhammad Thohir bin Ali Asshiddiqi – penyusun kitab Tadzkirotul maudhu`aat

Abu Abdillah Muhammad bin Abdul wahid bin Ahmad Al hanbali Al maqdasi,lahir 567 H wafat 643 – penyusun kitab Al ahadis al mukhtarah

Abu bakar Abd Razzaq bin Hammam As son`ani,lahir 126, wafat 211 – penyusun kitab Mushonnaf Abd razzaq

Dan masih banyak ahli hadis – penyusun kitab – kitab hadis yang tidak pernah berdoa minta husnul khatimah, begitu juga para nabi atau para sahabat. Dan kita ikut mereka akan lebih baik. Allah berfirman:

ارمينثلكل هلللا رلكلذلول رلخللآان ملونيللناول هلللا وجهرنيل نلالكل نن مللل ةهنلسل حل ةهولسن أه هلللا للوهسهرل ينفل منكهلل نلالكل دنقللل

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi mereka yang mengharap Allah dan hari kiamat, dan dia banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Maksud minta husnul Khatimah itu adalah bukan minta kebaikan, tapi minta kejelekan. Jeleknya karena minta seperti itu tidak ada tuntunannya, bid`ah sekali. Minta kok minta agar ahir hayat menjadi orang baik. Kalau sekarang, masa remaja, masa tua, masa ini biarkan aku di dalam kemurkaan, kedurhakaan dan berbagai macam dosa. Nanti saja bila akan mati kurang beberapa menit atau kurang sehari aku

9

10

11

12

13

14

menjadi orang baik.

Lihat doa dalam al quran sbb:

ءلالعل ده لن بلقلتلول النلبلرل يتليلريذه ننملول ةلللصل لا مل يقلمه ينللنعلجن ا بي رل

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do`aku. ( Ibrahim 40

Jadi bukan nanti kalau akan mati, saya minta agar saya bisa mendirikan salat, tapi sekarang juga bukan tahun mendatang . Ini

doa yang tepat bukan doa yang salah sebagaimana doa husnul Khatimah

:

ينايإلول كل ينللإل تهبنته ينايإل يتليلريذه يفل يلل حنللصن أل ول ههالضلرنتل الحمللالصل للملعنأل ننألول يلدلللاول ى للعلول يلللعل تلمنعلنانأل يتلللا كلتلملعننال رلكهشنأل ننأل ينلعنزلونأل بيرل

نل يملللسن مهلنا نل مل

"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".( Al ahqaf 15 )

Fadlilah Shalawat Di Bawah Ini Jika Dibaca 10x (Sepuluh Kali) Setiap Setelah Shalat Maghrib, Maka Dapat Memberi Faidah Dapat Menjadikan Mati HUSNUL KHATIMAH (Insya Allah), Yakni Mati Dengan Kesudahan Yang Baik Dengan Membawa IMAN,Ini Lafadz

Shalawatnya Brad..m/:

"ALLAAHUMMA SHALLI WASALLIM ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WASHAHBIHI BI ‘ADADI MAA JARAA BIHIL QALAM."

Arti'y : “Ya Allah,Limpahkanlah Rahmat & Keselamatan Atas Junjungan Kita Nabi Muhammad Saw,Para Keluarga & Sahabat'y Dengan

Bilangan Segala Apa Yang Ditulis Oleh Qalam Tuhan”.

Mudah2'an Apa Yang Ane Sampaikan Lewat Artikel Ane Ini Bermanfaat Doa Supaya Mendapat Husnul Khatimah

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.

Husnul khatimah menjadi dambaan kita semua. Karena nilai kita ditentukan saat kematian datang. Jika kita mengakhiri hidup di dunia ini dalam kondisi beriman dan dihiasi dengan ketaatan, maka itulah husnul khatimah.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

لد من عنلف حدلفان لن بوقن هفتفوومن دبوعنبف ارتيوخن هللنمنعوتنسو ا اوللان يوكن ون هلللمفعوتنسو ين لن ا

اذنإف دنارنأن هللملا

“Apabila Allah menghendaki kebaikan atas hamba-Nya, maka Dia memperkerjakannya?” Para sahabat bertanya, ‘Bagaimana Allah memperkerjakannya?’ Beliau menjawab, ”Allah memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum kematiannya.” (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, Imam al-Hakim menshahihkannya dalam al-Mustadrak. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Al-Shahihah, no. 1334) Tidak Mudah Menggapai Husnul Khatimah

Saat menjelang kematian merupakan saat kesempatan terakhir bagi setan untuk menyesatkan hamba Allah. Setan berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkannya, bahkan terkadang menjelma dalam rupa ayah dan ibunya.

Imam Ibrahim bin Muhammad bin Muflih al-Maqdisi al-Hambali dalam kitabnya Mashaaib al-Insan min Makaa-id al-Syaithan pada Bab ke-22 mengupas tentang usaha setan untuk menyesatkan orang mukmin pada saat kematian. Dalam bab tersebut, beliau menukilkan hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dalam Sunannya bahwa Iblis berkata kepada bala tentaranya pada saat kematian manusia: Berusahalah saat sekarang, karena jika kalian gagal tidak akan ada kesempatan lagi.

Dari Wailah bin al-Asqa’ berkata bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, “Talkin (tuntun)-lah orang yang hendak meninggal dengan Laa Ilaaha Illallaah dan berilah kabar gembira dengan surga. Sesungguhnya orang yang mulia, dari kaum laki-laki dan wanita kebingungan dalam menghadapi kematian dan diuji. Sesungguhnya setan paling dekat dengan manusia pada saat kematian. Sedangkan melihat malaikat maut lebih berat daripada seribu kali tebasan pedang.” (HR. Abu Nu’aim)

Abdullah bin Ahmad berkata, “Pada saat saya hadir dalam kematian bapakku, saya membawakan kain untuk mengikat jenggotnya, sementara beliau dalam keadaan tidak sadar. Kemudian pada saat beliau sadar, mengatakan, ‘Belum, belum!’ Beliau mengucapkan itu berkali-kali. Saya bertanya kepada beliau, ‘wahai bapakku, apa yang tampak padamu?’ Beliau menjawab, ‘setan berdiri di depanku sambil menggigit jarinya seraya mengatakan, ‘aku gagal menggodamu wahai Ahmad.’ Saya katakan, ‘Belum, sebelum saya benar-benar meninggal’.”

Abu Hasan al-Qabisi dalam Risalah Ibnu Abi Zaid meriwayatkan bahwa seorang hamba tatkala sedang menghadapi kematian ada dua setan yang menggoda dari atas kepalanya. Salah satunya berada di sebelah kanan dan satunya lagi di sebelah kiri. Adapun yang di sebelah kanan menyerupai bapaknya lalu berkata, “Wahai anakku, saya sangat sayang dan cinta kepadamu. Jika kamu mau mati, maka matilah dengan membawa agama Nasrani sebab dia adalah sebaik-baik agama.” Dan yang berada di sebelah kiri menyerupai ibunya dan berkata, “Wahai anakku, perutku dahulu tempat hidupmu dan air susuku sebagai minumanmu serta pangkuanku sebagai tempat tidurmu, maka saya minta hendaknya kamu mati dengan membawa agama Yahudi sebab dia adalah sebaik-baik agama.”

Maka menurut Imam al-Ghazali, pada saat itu Allah menggelincirkan orang-orang yang dikehendaki oleh-Nya tergelincir. Demikian itu yang dimaksud dengan firman Allah,

الن غو زفتل ادن عوبنذوإفا

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (QS. Ali Imran: 8)

Maksudnya, Ya Allah janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan pada saat kematian setelah Engkau beri petunjuk kepada kami beberapa kurun waktu.

Jika Allah menghendaki hidayah dan keteguhan pada hamba-Nya, maka datanglah rahmat dan Malaikat Jibril untuk mengusir setan dan mengatakan kepada orang beriman, “Wahai orang mukmin, mereka itu adalah musuh-musuhmu dari kalangan setan, maka meninggallah kamu dalam keadaan membawa agama yang hanif dan syariat Muhammad.” Dan tidak ada sesuatu yang paling dicintai oleh orang beriman kecuali Malaikat itu dan itulah yang dimaksud firman Allah,

بو هن ون انو مف ك ن نودللنةتمن حو رنك نن نمإفتن نوأنبل ام ون لوا

“Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8).” Selesai perkataan Imam al-Ghazali yang dinukil Imam Ibrahim bin Muhammad al-Maqdisi dalam Menelanjangi Setan, hal. 277-278) Ibnu Al-Jauzi dalam Shaid al-Khathir berkata, “Saya berwasiat kepada diriku dan kepada orang yang mendengar wasiatku ini agar teguh saat menghadapi kematian –tiada daya dan tiada upaya kecuali dengan izin Allah- sebab godaan dan bisikan kematian banyak syubhatnya. Dan saya merasa kasihan terhadap orang yang sakit semoga tidak tenggelam dalam sakaratul maut sehingga tidak sadar. Dan saya berlindung kepada Allah dari kematian masih dalam keadaan sadar tidak teguh dengan godaan.”

Sebab-sebab Meraih Husnul Khatimah

Husnul khatimah merupakan karunia terbesar dari Allah untuk seorang hamba. Penjagaan Allah dan meneguhkannya di atas iman lah yang menjadikannya mendapat husnul khatimah saat banyak godaan dan syubuhat menjelang kematian. “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat..” (QS. Ibrahim: 27)

Namun demikian hamba juga punya peran usaha sebagai sebab Allah menganugerahkan husnul khatimah kepadanya. Walaupun usaha hamba tidak bisa lepas dari kehendak Allah juga.

Imam Sufyan al-Tsauri pernah berpesan saat menghadapi kematian agar menjaga akidah, membaca istighfar, dan bertaubat dari dosa agar bertemu Allah dalam keadaan bersih. (Menelanjangi Syetan, Ibrahim al-Maqdisi, hal. 279)

Maka di antara upaya yang bisa dilakukan hamba untuk meraih husnul khatimah, adalah:

1. Menjaga iman dan tuntutannya berupa ketaatan dan takwa kepada Allah. Hendaknya dia menjauhi benar-benar pembatal-pembatal iman dan yang mengurangi kesempurnaannya dari berbagai maksiat. Dia bertaubat dari segala dosa dan maksiat, khususnya syirik besar amaupun yang kecil. Di antaranya dengan membaca doa yang diajarkan Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam,

مم هللملاينيإذوعل أنك بفل نو أن كن رفشوألك بف امل لنعو أن كرلففغوتنسو أن ونان لفلنمل لنعو أن

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui." (HR. Ahmad dan Shahih Abi Hatim serta yang lainnya, shahih) 2. Berusaha sungguh-sungguh untuk memperbaiki zahir dan batinnya. Niat dan tujuan amalnya untuk mewujudnya keshalihan zahir dan batinnya tersebut. Sesungguhnya sunnah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang abadi bahwa pencari kebenaran akan diberi petunjuk memperolehnya, diteguhkan di atasnya, dan ditutup hidupnya dengan kebenaran.

3. Senantiasa memohon dan berdoa kepada Allah agar diwafatkan di atas iman dan takwa. Beberapa Doa Supaya Diwafatkan Husnul Khatimah

Sangat banyak doa yang diabadikan Al-Qur’an dan sunnah Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam yang bermakna permintaan agar akhir hayat husnul khatimah;

1. Doa agar diwafatkan di atas Islam, - Doa Nabi Yusuf 'alaihis salam: نن يحف لفام لاو حف لوأنون او مل ينففمونتن

“Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh.” (QS. Yuusuf: 101) - Doa tukang sihir Fir’an yang telah bertaubat,

نن يمف لفسو مل ا ارتبوصن ان غ و رففوأن ا

“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).” (QS. Al-A’raaf: 126)

2. Doa diteguhkan di atas hidayah,

بل ام ون لوا تن نوأن ك نن نمإف ةتمن حو رن ك ن نودللن نو مف ا بو هن ون ا ذوإف د ن عوبن ا لن غو زفتل ا

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imran: 8 بن ليقن مل اف وو للقل لوا , تو بيثن يبفلوقن ك ن نفيودف ىلنعن “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

3. Doa agar diselamatkan dari godaan setan saat mengalami sakaratul maut. قف رنغنلواون قف يرف حن لواون مي غنلواون مهللملاينيإفذلوعل أن مف دو هنلواون ي وديرنتملاون مف رنهنلوا نو مف ك بف نو أنون ك ن لفيبفسن يفف لن تنقوأل ارتبفدومل تف وو من لوا ن نوعد ف نل ان يوشم لا ينفطن بمخنتنين نو أن ك ن بف ذلوعلأنون ان وملأن نو أن ذلوعل أنون ك نن بف

“Ya Allah, sunguh aku berlindung kepada-Mu dari pikun, terjatuh dari ketinggian, keruntuhan bangunan, kedukaan, kebakaran, dan tenggelam. Aku berlindung Mu dari penyesatan setan saat kematian, terbunuh dalam kondisi murtad dan aku berlindung kepada-Mu dari mati karena tersengat binatang berbisa.” (HR. Al-Nasai dan Abu Dawud. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Al-Jami’: no. 1282)

Makna berlindung dari penyesatan syetan ketika datang kematian adalah dikuasai olehnya ketika berpisah dari dunia sehingga setan berhasil menyesatkannya, menghalanginya dari taubat, menghambatnya dari memperbaiki dirinya dan meninggalkan kezaliman yang telah diperbuat sebelumnya. Atau menjadikannya putus asa dari rahmat Allah, membenci kematian dan berat meninggalkan dunia sehingga dia tidak ridha dengan ketentuan Allah padanya berupa kematian dan berpindah ke negeri akhirat. Akibatnya dia mengakhiri hidupnya dengan keburukan dan bertemu Allah dalam kondisi murka kepadanya. (Disarikan dari keterangan Imam al-Khathabi dalam Hasyiyah al-Suyuthi). Penutup

Sesungguhnya akhir hayat kita memiliki kaitan dengan amal kita sejak sekarang. Siapa yang senantiasa menjaga ketaatan kepada Allah dengan penuh keikhlasan, insya Allah dia akan mengakhiri hidupnya di atas kondisi tersebut. Sebaliknya, siapa yang mengotori hidupnya dengan maksiat dan kejahatan, atau bahkan sengaja menympang. Kesempatan taubat sering disia-siakan dengan menunda-nunda, atau bahkan mencari-cari pembenaran atas kesalahan, maka biasanya dia akan mengahiri hidupnya dengan su'ul khatimah. Semoga Allah menyelamatkan kita dari kondisi semacam ini.

Ya Allah, jadikanlah amal terbaik kami pada penutupnya, jadikan sebaik-baik umur kami pada saat kami mengakhirinya, dan jadikan hari terbaik kami pada saat kami bertemu dengan-Mu. Ya Allah berilah taufik kepada kami semua untuk senantiasa berbuat kebajikan dan menjauhi kemungkaran-kemungkaran.

Segala puji hanya bagi-Nya dan semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan untuk nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Wallahu Ta’ala a’lam. [PurWD/voa-islam.com]

Tulisan Terkait:

Mati Husnul Khotimah dengan Kalimat “Laa ilaha illallah”

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Sebuah kisah yang pantas direnungkan. Akankah kematian kita bisa baik seperti ini. Semoga Allah memudahkan kita mati dalam keadaan husnul khotimah (akhir yang baik).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نو مننن ان رلخفآف مفلنكه ن لنلمإف هنلنإفهلللالن خن دنةننمجن لا

“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)

Melihat hadits tersebut, kami teringat pada sebuah kisah yang sangat menarik dan menakjubkan. Kisah ini diceritakan oleh Al Khotib Al Baghdadi, dalam Tarikh Bagdad 10/335. Berikut kisah tersebut.

Abu Ja’far At Tusturi mengatakan, “Kami pernah mendatangi Abu Zur’ah Ar Rozi yang dalam keadaan sakaratul maut di Masyahron. Di sisi Abu Zur’ah terdapat Abu Hatim, Muhammad bin Muslim, Al Munzir bin Syadzan dan sekumpulan ulama lainnya. Mereka ingin

mentalqinkan Abu Zur’ah dengan mengajari hadits talqin sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, اونلقي لنمو كل ا لنلمإف هنلنإفهلللا

“Talqinkanlah (tuntunkanlah) orang yang akan meninggal di antara kalian dengan bacaan: ‘laa ilaha illallah’.” (HR. Muslim no. 2162) Namun mereka malu dan takut pada Abu Zur’ah untuk mentalqinkannya. Lalu mereka berkata, “Mari kita menyebutkan haditsnya (dengan sanadnya/ jalur periwayatannya).”

Muhammad bin Muslim lalu mengatakan, “Adh Dhohak bin Makhlad telah menceritakan kepada kami, (beliau berkata), dari Abdul Hamid bin Ja’far, (beliau berkata), dari Sholih” Kemudian Muhammad tidak meneruskannya.

Abu Hatim kemudian mengatakan, “Bundar telah menceritakan kepada kami, (beliau berkata), Abu ‘Ashim telah menceritakan kepada kami, (beliau berkata), dari Abdul Hamid bin Ja’far, (beliau berkata), dari Sholih.” Lalu Abu Hatim juga tidak meneruskannya dan mereka semua diam.

Kemudian Abu Zur’ah yang berada dalam sakaratul maut mengatakan, “Bundar telah menceritakan kepada kami, (beliau berkata), Abu ‘Ashim telah menceritakan kepada kami, (beliau berkata), dari Abdul Hamid bin Ja’far, (beliau berkata), dari Sholih bin Abu ‘Arib, (beliau berkata), dari Katsir bin Murroh Al Hadhromiy, (beliau berkata), dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نو مننن ان رلخفآف مفلنكه ن لنلمإف هنلنإفهلللالن خن دنةننمجن لا Setelah itu, Abu Zur’ah rahimahullah langsung meninggal dunia.

Abu Zur’ah meninggal pada akhir bulan Dzulhijjah tahun 264 H. Renungan

Lihatlah kisah Abu Zur’ah. Akhir nafasnya, dia tutup dengan kalimat syahadat laa ilaha illallah. Bahkan beliau rahimahullah mengucapkan kalimat tersebut sambil membawakan sanad dan matan hadits, yang hal ini sangat berbeda dengan kebanyakan orang-orang yang berada dalam sakaratul maut.

Kondisi yang berbeda, mungkin kita pernah menyaksikan ada yang mati malah dengan keadaan yang sungguh menunjukkan akhir hidup yang jelek. Kita mungkin pernah mendengar ada seorang penyanyi, yang meninggal mengucapkan syair lagu “ I love You full “. Kalimat terbaik yang seharusnya jadi penutup kehidupan adalah kalimat Laa ilaha ilallah. Lantas apakah keadaan semacam artis itu adalah baik? Coba renungkan.

Oleh karena itu, marilah kita persiapkan bekal ini untuk menghadapi kematian kita. Tidak ada bekal yang lebih baik daripada bekal kalimat tauhid ‘laa ilaha illallah’ ini. Namun ingat! Tentu saja kalimat laa ilaha illallah bisa bermanfaat dengan memenuhi syarat-syaratnya, dengan selalu memohon pertolongan dan hidayah Allah.

Ya Hayyu, Ya Qoyyum. Wahai Zat yang Maha Hidup lagi Maha Kekal. Dengan rahmat-Mu, kami memohon kepada-Mu. Perbaikilah segala urusan kami dan janganlah Engkau sandarkan urusan tersebut pada diri kami, walaupun hanya sekejap mata. Amin Yaa Mujibbas Sa’ilin. Silakan baca artikel yang berkaitan dengan kalimat laa ilaha illallah di web ini:

1. Keutamaan kalimat Laa ilaha illallah.

2. Syarat kalimat laa ilaha illallah yang harus dipenuhi. 3. Kalimat syahadat dalam sorotan.

Allahumakthim lana bi khantimis sa adah Waj alna inallazina lahumul husna wa ziyadah Bi jahi sayyidina Muhammadin sallallahu alaihi wasallama zisy syafa ati wa alihi wa sahbihi zawis siyadati wa sayyidina abil abbasil khadiri balyabni malkani zil istiqiqamati wa sayyidinal gausil a zamisy syaikhi abdil qadiril jilani zil karamati wa sallallahu ala sayyidina Muhammadiw wa alihi wa sahbihi wa salla walhamdulillahi robbil alamin

Artinya :

Ya Allah Sempurnakanlah hidup kami dengan kebahagiaan. Jadikan kami termasuk golongan orang-orang yang mereka itu memperoleh kebaikan surga dan tambahannya (melihat Dzat Alah), berkah kemuliaan junjungan kami Nabi Muhammad Sallallahu awalihi wassalam yang memiliki syafaat dan para keluarga dan sahabatnya yang memiliki keutamaan juga. Juga lelulur kami Abil Abbas Khidhir Balyan Bin Malkan

yang memiliki keteguhan dan penghulu kami Waliyullah Asy Syekh Abdul Qadir Al Jilani yang memiliki keramat. Rahmat dan keselamatan semoga tetap atas junjungan kami Nabi Muhammad Sallallahu awalihi wassalam beserta para keluarganya dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Doa Memohon Khusnul Khotimah

Allahumakthim lana bi khantimis sa adah Waj alna inallazina lahumul husna wa ziyadah Bi jahi sayyidina Muhammadin sallallahu alaihi wasallama zisy syafa ati wa alihi wa sahbihi zawis siyadati wa sayyidina abil abbasil khadiri balyabni malkani zil istiqiqamati wa sayyidinal gausil a zamisy syaikhi abdil qadiril jilani zil karamati wa sallallahu ala sayyidina Muhammadiw wa alihi wa sahbihi wa salla walhamdulillahi robbil alamin

Ya Allah Sempurnakanlah hidup kami dengan kebahagiaan. Jadikan kami termasuk golongan orang-orang yang mereka itu memperoleh kebaikan surga dan tambahannya (melihat Dzat Alah), berkah kemuliaan junjungan kami Nabi Muhammad Sallallahu awalihi wassalam yang memiliki syafaat dan para keluarga dan sahabatnya yang memiliki keutamaan juga. Juga lelulur kami Abil Abbas Khidhir Balyan Bin Malkan

yang memiliki keteguhan dan penghulu kami Waliyullah Asy Syekh Abdul Qadir Al Jilani yang memiliki keramat. Rahmat dan keselamatan semoga tetap atas junjungan kami Nabi Muhammad Sallallahu awalihi wassalam beserta para keluarganya dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

21.Shalawat ibrahimiyyah

. Shalawat ibrahimiyyahini banyak sekali manfaatnya, apa lagi dibaca secara

istiqomah. Shalawat ini juga bisa dipakai untuk menghilangkan perasaan gentar dalam mengahadapi seseorang. Yang paling mendasar adalah untuk menangkal fitnah, sehingga bisa menjalani kehidupan di dunia ini dengan kedamaian dan kesejahteraan.

Berikut ini adalah bacaan teks Sholawat Ibrahimiyyah:

ا نديس دمحم

ا نديس دمحم یلعو لا

یلع

مهللا لص

امگ تيلص یلع اندنيس ميهاربإ یلعو لا اندنيس ميهاربإ

ا نديس دمحم

كرابو یلع اندنيس دنمحم یلعو لا

امگ تکراب یلع اندنيس ميهاربإ یلعو لا اندنيس ميهاربإ

یف نيملاعلا ك نإ دنيمح دنيجم

Allâhumma sholli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin kamâ shollaita ‘alâ Sayyidinâ Ibrôhîma wa ‘alâ âli Sayyidinâ Ibrôhîma

Wa bârik ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin kamâ bârokta ‘alâ Sayyidinâ Ibrôhîma wa ‘alâ âli Sayyidinâ Ibrôhîma

Fîl ‘âlamîna innaka hamîdun majîd

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, dan kepada keluarganya, sebagaimana Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrohim as. dan keluarganya. Berikanlah keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, dan keluarganya, sebagaimana Engkau limpahkan berkah kepada Nabi Ibrohim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung di seluruh alam.

Inilah redaksi sholawat yang paling sempurna. Karena keshahihannya telah disepakati, kita membaca sholawat itu dalam sholat. Sholawat

Dalam dokumen keajaiban-shalawatt.doc (Halaman 82-87)