• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalil tentang larangan melakukan ghibah, fitnah, namimah, dan penyebaran permusuhan permusuhan

TINJAUAN UMUM KEJAHATAN CYBERBULLYING

C. Dalil tentang larangan melakukan ghibah, fitnah, namimah, dan penyebaran permusuhan permusuhan

Dalam firman Allah SWT melarang untuk menyebarkan praduga dan kecurigaan, mencari keburukan orang, serta menggunjing:

ٓاَّمٓ ُتُۡلُقُٓهوُمُتۡعِ َسَٓۡذإٓا َل ۡوَلَوِ

ٓمي ِظَعٌَٰٓ َتَۡ ُبٓإَذَٰ َهٓ َكَنَٰ َحۡب ُ سٓإَذََٰ ِبَٓمَّ َكََتَّنٓنَأٓااَنَلٓ ُنوُكَي

١٦

“Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar" (Q.S An-Nur:16)

Dijelaskan bahwa kita sebagai muslimin wajib mengatakan yang sebanar-benarnya ketika kita mendengar suatu berita baik berita benar ataupun berita bohong, dalam ayat ini kita dilarang untuk menyampakan berita bohong menjadi berita benar, artinya adalah tidak benar hukumnya jika kita menyembunyikan berita bohong terlebih kebohongan yang besar. Begitu juga di sebutkan dalam tafsir Jalalain dan tafsir Ibnu Katsir di jelaskan bahwa sebagai kaum muslimin sangat di anjurkan untuk senantiasa berbaik sangka kepada orang yang beriman, lebih dari

92Fatwa Mui Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Hukum Dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial. h.6.

itu jika seorang muslim terbesit dalam benaknya suatu sangkaan buruk, bisikan, atau imajinasi maka sebaikan ia tidak mengungkapkannya.

Dalam ayat ini dijelaskan:

ٓۡنُّلد أٓ ِفِٓميِلَأٓ ٌبإَذَعٓۡمُهَلْٓإوُنَمإَءَٓنيِ َّلَّ أٓ ِفُِٓة َشِحَٰ َفۡل أَٓعي ِ شَتٓنَأَٓنوُّبُِيَُٓنيَِّلَّ أَّٓنإِ

َٓنوُمَلۡعَتٓ َلٓۡ ُتُنَأَوَُٓلَۡعَيٓ ُ َّللَّ أَوِِٓۚةَرِخاأ ۡل أَوٓاَي

١٩

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui” (Q.S An-Nur:19)

Dalam Q.S An-Nur:19 dijelaskan sesungguhnya bagi kaum muslimin, yang telah mendengar sesuatu kata buruk atau keji, memikirkannya, kemudian mengatakannya, dan memintanya untuk tidak menyebarkan berita tersebut. Bagi mereka yang suka menyebarkan berita buruk dan keji di antara orang-orang mukmin, dia akan menderita kesakitan. Barang siapa yang memilih untuk menjelek-jelekkan mereka, maka baginya azab yang pedih di dunia dan akhirat. Jadi kembalikan semuanya pada-Nya agar bisa mendapat hidayah.

Firman Allah SWT yang menjelaskan bahwa perbuatan menyakiti orang mukmin tanpa kesalahan yang mereka perbuat adalah dosa:

ِٓبُّمٓاٗمۡث

ِ

إَوٓاٗنَٰ َتۡ ُبْٓإوُلَمَتۡح أِٓدَقَفْٓإوُب َ سَتۡك أٓاَمِٓ ۡيَۡغِبٓ ِتَٰ َنِمۡؤُمۡل أَوَٓينِنِمۡؤُمۡل أَٓنوُذۡؤُيَٓنيَِّلَّ أَو

ٓاٗني

٥٨

ٓٓ

ٓ

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (Q.S Al-Ahzab:58)

Mereka yang menyakiti mukmin dan mukmat tanpa melakukan kesalahan kemudian menuduh mereka melakukan apa yang tidak mereka lakukan maka inilah yang dinamakan kebohongan yang nyata, terlebih mereka yang membuat tuduhan palsu mereka akan menanggung dosa yang nyata, inilah yang dinamakan perilaku kejahatan yang nyata.

Firman Allah SWT yang menegaskan keburukan pencela serta larangan mengikutinya, antara lain:

53

ٓ ٖف َّلََّحَّٓ ُكُٓۡع ِطُتٓ َل َو

ٓٓ

ٖٓيِمَنِبِِٓۢءاا َّشَّمٓ ٖزاَّ َهٍَٓٓٓينِهَّم

12.Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, 11.yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah. (Q.S Al Qalam:

10-11)

Sebagai umat muslim kita tidak di perbolehkan mengikuti orang-orang yang banyak mengucapkan sumpah lagi hina, apalagi mereka yang selalu mencela dan menyebar luaskan fitnah.

Hadis Nabi Muhammad. SAW:

ٓٓ َّنِاَفٓ ِق ْد ِِّصل ِبِْٓ ُكُْيَلَعٓ:لَسوٓهيلعٓاللهٓلىصٓاللهٓلوسرٓلاقٓ:ٓلاقٓهنعٓاللهٓضيرٓدوعسمٓنبٓاللهٓدبعٓنع

ٓٓ َدْنِعٓ َبَتْكُيٓ َّتىَحٓ َقْٓد ِِّصلإٓىَّرَحَتَيَوٓ ُقُد ْصَيُٓلُجَّرلإُٓلإَزَيٓاَمَوِٓةَّنَلجإٓ َلىِإٓ ْيِدَْيََّٓبلإَّٓنِإَوِِّٓ ِبلإَٓلىِإٓيِدْ َيَٓ َق ْد ِِّصلإ

ُٓٓلُجَّرلإُٓلإَزَيٓاَمَوِٓراَّنلإٓ َلىِإٓيِدَْٓيََٓرْوُجُفلإَّٓنِإَوِٓرْوُجُفلإَٓلىِإٓىِدَِيَٓ َبِذَكلإَّٓٓناَفٓ َبِذَكلإَوْٓ ُكُ َّيَِّ

ِ

إَوٓ,ًاقْيِد ِصِٓالله

93 .

ًٓبِإذكِٓاللهٓ َدْنِعٓ َبَتْكُيٓ َّتىَحٓ َبِذَكلإٓىَّرَحَتيَوٓ ُبِذْكَي

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wajib atas kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan (pelakunya) kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada Surga. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat dusta, karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan pelakunya kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada api Neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu berdusta sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim)

Dalam hadis yang di riwayatkan oleh Imam Muslim menegaskan dimana posisi sesama muslim yang merupakan saudara seiman, masing-masing diantara mereka harus berperilaku selayaknya saudara dengan saling membantu memenuhi setiap kebutuhannya, meringankan kesulitan dan menutupi aib. Sebagai gantinya Allah yang akan memenuhi hajatnya, meringankan kesulitannya dan menjaga

93Syekh Musa Syahin Lasyin, Fath al-Mun'im Syarah Shahih Muslim, (Beirut : Darus

aibnya di hari kiamat kelak, ini merupakan hal terpuji yang harus di lakukan oleh setiap muslim dan muslimat.

94

ٌٓماَّمَنَٓةَّنَلجإُٓلُخ ْدَيَٓل

“Tidak akan masuk surga, ahli namimah.” (HR. Muslim)

Bukan hanya kategori fitnah saja yang dilarang dengan tegas dalam hadis, begitupun dengan kategori namimah. Dalam hadis di ini dijelaskan bahwa Rasulullah SAW dengan tegas mengancam mereka yang melakukan perilaku namimah maka tidak akan masuk surga. Kedua kategori fitnah dan namimah dengan tegas diancam dengan neraka, artinya kedua hal ini sangat penting untuk dijauhi dalam perspektif agama Islam.

ٓٓ ْوَأٓإً ْيَۡخْٓلُقَيْلَفِٓرِخالإِٓمْوَيْلإَوِٓ َّللَّ ِبِٓ ُنِمْؤُيٓ َن َكَٓ ْنَمٓٓلَسوٓهيلعٓاللهٓلىصِٓٓ َّللَّإُٓلو ُسَرَٓلاَقَٓلاَقَٓةَرْيَرُهٓ ِبَِأٓ ْنَع

95

ْٓتُم ْصَيِل

Dari Abi Hurairah ra dari Rasulullah saw beliau bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam." (HR. Muslim)

Kategori lain, dari fitnah dan namimah, adalah perkataan buruk. Bukan berarti boleh dilontarkan. Seorang muslim harus tetap menjaga lisannya dengan bertutur kaya yang baik, Rasulullah SAW bahkan memberikan dua pilihan tegas dalam hadis di atas yaitu berkata baik atau diam. Artinya jika seseorang tidak mampu berkata baik maka diam lebih baik baginya sehingga tidak keluar kata-kata yang tidak layak dilontarkan, bisa juga kita kata-katakana bahwa diam adalah emas, dengan diam kita tidak ikut serta berkata buruk atau menyebarkan fitnah tanpa kita sadari.

Hadis Nabi saw yang menjelaskan perintah untuk menutupi aib orang lain sebagaimana sabdanya:

94 Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shohih Muslim, (Beirut : Daarul Kutub Al-Ilmiyah), Juz 1. h.213

95 Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shohih Muslim, (Beirut : Daarul Kutub Al-Ilmiyah), Juz 1. h.151

55

ُٓمْلإٓوُخَأُٓ ِلَ ْسُمْلإ:َٓلاَقٓ َّلَ َسَوِٓهْيَلَعُٓاللهٓ َّلى َصِٓاللهَٓلْو ُسَرَّٓنَأٓاَمُ ْنَْعُٓاللهٓ َ ِضي َرٓ َرَ ُعُٓ ِنْبإٓ ْنَعَو

ٓٓ َل َوُٓهُمِل ْظَيٓ َلِٓ ِلَ ْس

ْٓرُكٍٓ ِلَ ْسُمٓ ْنَعٓ َجَّرَفٓ ْنَمَوِٓهِتَجاَحٓ ِفِٓ ُ َّللَّإٓ َن َكَِٓهْيِخَأِٓةَجاَحٓ ِفِٓ َن َكَٓ ْنَمُٓهُمِل ْسُي

ٓ ِبَرُكٓ ْنِمًٓةَبْرُكٓاَ ِبُٓهْنَعٓ ُ َّللَّإٓ َجَّرَفًٓةب

96 .

ِٓةَماَيِقْلإَٓمْوَيٓ ُ َّللَّإُٓهَ َتَ َسًٓماِل ْسُمٓ َ َتَ َسٓ ْنَمَوِٓةَماَيِقْلإَٓمْوَي

“Dari Abdullah ibn ‘Umar ra. bahwasanya rasulullah saw bersabda: “Sesama orang muslim itu bersaudara. Tidak boleh berbuat zalim dan aniaya kepadanya. Barang siapa yang membantu memenuhi kebutuhan saudaranya niscaya Allah SWT akan memenuhi kebutuhannya dan barang siapa yang membantu meringankan kesulitan saudaranya niscaya Allah SWT akan meringankan kesulitannya di hari kiamat kelak. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim niscaya Allah SWT akan menutupi aibnya di hari kiamat.” (HR. al-Bukhari

Muslim)

Dalam hadis di atas dijelaskan posisi sesama muslim yang merupakan saudara seiman, dimana masing-masing harus berperilaku selayaknya saudara dengan saling membantu memenuhi hajat, meringankan kesulitan dan menutupi aib. Sebagai gantinya Allah yang akan memenuhi hajatnya, meringankan kesulitannya dan menjaga aibnya di hari kiamat kelak. Lebih dari itu sebagai sesame muslim juga kita harus saling menghormati dan tidak saling menyebarkan berita buruk atau mengumbar kejelakan sesamanya.

Al-Imam An-Nawawi dalam Kitab Syarh Shahih Muslim berpendapat bahwa:

َٓيُٓهَّن

ِ

اَفٓنا َسْنِْلإَٓعِ َسَٓاَمِِّٓ ُكِب

ٓ ْمَلٓاَمِبِٓهِراَبْخِِلٓ َبَذَكٓ ْدَقَفَٓعِ َسَٓاَمٓ ِِّ ُكِبٓ َثَّدَحٓإَذاَفٓٓبِذَكْلإَوٓق ْد ِِّصلإٓةَداَعْلإٓ ِفِٓعَم ْسِ

97

ْٓنُكَي

Setiap informasi yang didengar oleh seseorang, karena biasanya ia mendengar kabar yang benar dan yang dusta, maka jika ia menyampaikan setiap yang ia dengar, berarti ia telah berdusta karena menyampaikan sesuatu yang tidak terjadi.

96 Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi, Riyadhus Shalihin, (Kairo:Daar ar-Rayyan lit Turats,) h.87

97 Al-Allamah Syihabuddin Ahmad bin Muhammad Al-Khothib Al-Qostholani, Irsyadus Sari Ila Syarhi Shohih Bukhori (Mesir: Maktabah Al-Kubro Al-Amiriyah) Juz.1,h.101

Dijelaskan bahwa kita lebih baik tidak menyiarkan berita yang belum terverifikasi kebenarannya, karena dengan begitu minimal kita sudah menjaga diri untuk tidak menyebarkan fitnah, atau berkata tidak benar.

D. ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 471/PID.SUS/2013/PN.SLMN

Pengadilan negeri sleman dalam memutuskan perkara yang dimintakan terhadap kasus Molly Andriana Binti Nurmansyah menggunakan berbagai sudut pandang sehingga memberikan kesimpulan sebagaimana yang telah tertulis didalam putusannya. Dalam pendekatan studi berbagai macam teori hukum kita kenal diantaranya yaitu teori kepastian hukum.

Teori kepastian hukum menjelaskan bahwa hukum sebagaimana aturan yang harus dijalanani memerintah secara memaksa serta memiliki sanksi apabila dilanggar mengakibatkan semua warga negara yang bersangkutan harus memahaminya tanpa terkecuali karena hukum dipandang sebagai pelindung bagi sesama warga negara.

Putusan pengadilan negeri sleman dengan nomor 471/PID.SUS/2013 merupakan putusan yang memuat tentang kasus tindak pidana cyberbullying, dalam kasus ini Molly Andriana Binti Nurmansyah melakukan pencemaran nama baik pada sosial medianya kepada saudara prayitno sebagai penjaga kost dan tempat kost tempat kerjanya. yang selanjutnya menjadi saksi dan kost D ‘Paragon, dalam kasus ini hakim memutuskan melalui berbagai macam pertimbangan selanjutnya menjatuhkan putusan kepada terdakwa Molly Andriana Binti Nurmansyah untuk menjalani hukumannya.

Menetapkan dan memutuskan suatu perkara di pengadilan, majelis hakim bukan hanya sebagai corong Undang-Undang atau mulut hukum, akan tetapi hakim bertanggungjawab dalam penegakkan hukum, sehingga ini menjadi cerminan keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum98

98 Bercah pitoewa, Kewenangan Komisi Yudisial Dalam Rangka Pengawasan Hakim Guna Melaksanakan Amanat UUD 1945, Adil Jurnal Hukum, Fakultas Hukum Universitas Yarsi, Vol.1 No.3. h.220

57

Hakim tidak bisa sewenang-wenang dalam memutuskan suatu perkara, ada hal yang menjadi rujukan hakim atau payung hukum untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya dalam pengadilan, seperti dalam Undang-Undang No.48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman pasal 1 ayat (1)

“Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna penegakan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia”

Payung hukum yang sudah ada tidak membuat majelis hakim bersikap sewenang-wenang dalam melaksanakan tugasnya, artinya hakim tidak bisa memutus satu perkara tanpa ada payung hukumnya. Dalam pelaksanaanya hakim tidak boleh di intervensi oleh pihak lain, kebebasan menafsirkan undang-undang, kebebasan mencari azas-azas dan dasar hukum sesuai dengan perkembangan masyarakat99

Selanjutnya Bagir Manan menjelaskan bahwa dengan mengatasnamakan kebebasan, hakim dapat menyalahgunakan kekuasaanya dan bertindak sewenang-wenang, untuk itu perlu kiranya memberikan Batasan-batasan tertentu tanpa mengorbankan kebebasan sebagai hakikat kekuasaan kehakiman, yaitu: Hakim memutus menurut hukum, setiap putusan hakim harus dapat menunjukan secara tegas ketentuan hukum yang di terapkan dalam suatu perkara. Hakim memutus semata-mata untuk memberikan keadilan, hakim dimungkinkan untuk melakukan penafsiran dan kontruksi hukum bahkan tidak menerapkan atau mengesampingkan suatu ketentuan hukum yang berlaku

Dalam melaksanakan penafsiran, kontruksi atau menemukan hukum, hakim harus tetap berpegang teguh kepada asas-asas umum hukum (General principle of

law) dan asas keadilan yang umum (The general principle of natural justice).

99 Taufiq hamami, Peradilan Agama Dalam Reformasi Kekuasaan Kehakiman Di Indonesia, (Jakarta: Tatanusa, 2013) h.127

Harus di ciptakan suatu mekanisme yang memungkinkan menindak hakim yang sewenang-wenang atau menyalahgunakan kebebasannya.100 Putusan yang dikeluarkan majelis hakim dalam setiap tingkatannya tentu dengan pertimbangan hukum yang ideal sehingga di harapkan memunculkan keadilan, pertimbangan hukum sendiri terdiri dari analisis, argumentasi, pendapat atau kesimpulan hukum dari hakim yang memeriksa perkara.101

Dalam putusan nomor 471/PID.SUS/2013 menjelaskan adanya tindakan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh saudari Molly Andriana Binti Nurmansyah di sosial medianya, /tentunya bukan tanpa sebab saudara Molly Andriana melakukan hal itu, sudah sekitar 3 tahun tinggal di kost D ‘Paragon namun dirinya merasa tidak mempunyai masalah sedikitpun dan baru merasa kurang nyaman semenjak pergantian penjaga kost.

Pada mulanya sekitar awal tahun 2011 terdakwa (Molly Andriana) kost di D’Paragon Pringwulung Caturtunggal, Depok, Sleman dengan tarif kost pertama kali sebesar Rp.1.500.000,- ( satu juta lima ratus ribu rupiah) ,kemudian setelah beberapa bulan berikutnya naik menjadi Rp. 1.650.000,- ( satu juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) ditambah biaya tambahan sebesar Rp. 50.000,- ( lima puluh ribu rupiah) karena membawa kulkas sehingga biaya seluruhnya mencapai sebesar Rp. 1.700.000,- ( satu juta tujuh ratus ribu rupiah) .

Awal kost di D’Paragon terdakwa tidak pernah merasa ada masalah secara pribadi baik dengan M.Syarif Hidayat maupun dengan Prayitno, namun terdakwa complain kepada pihak managemen tentang braket TV yang miring, pintu lengket sehingga susah dibuka, air untuk mandi tidak panas, kemudian oleh pihak menagemen segera diperbaiki. Namun setelah D’Paragon ganti managemen setiap terdakwa mengajukan komplin tidak ditanggapi, dan kerap kali anak istri dari penjaga kost (prayitno) sering berisik. Bahwa setelah complain-komplain dari terdakwa yang disampaikan melalui penjaga kost tidak ditanggapi , terdakwa merasa jengkel karena tidak dihargai oleh pihak managemen maupun oleh penjaga

100 A Salman Magalatung “Hubungan Antara Fakta, Norma, Moral, dan Doktrin Hukum dalam Pertimbangan Putusan Hakim” Jurnal Cita Hukum. Vol. 2 Nomor.2 Desember 2014. H.188 101 Yahya harahap, Hukum Acara Perdata (Jakarta :Sinar Grafika, 2014 Cet. Ke-14) h.809

59

kostnya, kemudian terdakwa semakin emosi lalu menulis curhatannya melaluli account twitter milik terdakwa dengan @Andriana Molly. pada hari dan tanggal yang sudah tidak dapat diingat akan tetapi secara pasti pada bulan Januari 2013 bertempat di kost terdakwa yang pada saat itu masih di D’Paragon Paragon Pringwulung Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman dan hanya terpasang beberapa jam saja kemudian sesaat kemudian terdakwa hapus dari account twitternya.

Bahwa kata-kata atau ungkapan perasaan emosi yang oleh terdakwa dengan sengaja dimasukkan ke account twitter milik terdakwa ( @AndrianaMolly) yang isinya dapat diakses berupa Informasi Elektronik dan /atau Dokumen Elektronik yang bermuatan penghinaan dan /atau pencemaran nama baik yaitu sebagai berikut:

“Jangan kost di D‘paragon pringwulung deh ,penjaganya kayak tai bangsat tuh orang pantesnya jaga wc umum di terminal.”

“Prayitno penjaga kost yang paling brengsek anjing sok ‘an Bossy lu padahal babu ,kasihan strategi lu meleeset.”

“Mampus lu skalian anak bini lu kasih makan tai kucing aja tuh ahaha Prayitno kasihan deh nasib lu.”

Bahwa ketika terdakwa mengunggah atau mendistribusikan atau mentransmisikan secara online melalui account twitter berupa tulisan tersebut diatas, terdakwa tidak pernah meminta ijin terlebih dahulu kepada M.Syarif Hidayat selaku penanggungjawab Kost D’Paragon maupun kepada saksi Prayitno sehingga kedua saksi korban merasa dipermalukan dan dilecehkan nama baiknya oleh saudara terdakwa.

Selanjutnya perbuatan terdakwa tersebut oleh M.Syarif Hidayat pernah mau diselesaikan secara kekeluargaan dengan syarat terdakwa harus memasang iklan di 2 media masa dalam kurun waktu 1 minggu, namun permintaan saksi M.Syarif Hidayat tersebut oleh terdakwa tidak dipenuhi, kemudian perbuatan terdakwa tersebut diadukan kepada pihak yang berwajib.

Dalam putusannya hakim memberikan ketetapan secara tegas dan memperhatikan betul alat bukti sesuai dengan yang di atur dalam KUHAP. Dalam

amar putusannya hakim menimbang, bahwa terdakwa dijatuhi pidana karena tebukti secara sengaja Mendistribusikan dan/atau Mentransmisikan dan/atau Membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

Sesuai pasal 45 Ayat (1) Jo Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik hakim mempertimbangkan 2 (dua) unsur, yaitu: "Unsur Setiap orang"

Unsur dengan sengaja dan Tanpa Hak Mendistribusikan dan/atau Mentransmisikan dan/atau Membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

Dalam putusan ini tedapat beberapa hal yang memberatkan serta meringankan terdakwa antara lain:

Hal yang memberatkanya karena terdakwa merupakan orang yang berpendidikan akan tetepi tidak mampu menjaga kata dan memilih upaya penyelesaian masalah dengan lebih bijak dan dewasa bukan dengan ujaran kebencian di sosial media. Adapun hal-hal yang meringankan dalam putusan ini karena terdakwa sopan dipersidangan, mempunyai tanggungan anak yang masih balita, menyesali perbuatannya dan terdakwa terbukti belum pernah terjerat hukum sebelumnya. Mengingat pasal 27 ayat 3 Jo Pasal 45 Undang – undang No,11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik , dan Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta pasal-pasal dari perundang-undangan lainnya yang bersangkutan, maka Majelis Hakim memutuskan:

Menyatakan terdakwa Molly Andriana Binti Nurmansyah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja dan Tanpa Hak Mendistribusikan dan Mentransmisikan dan Membuat Dapat Diaksesnya Informasi Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

Dengan sengaja dan tanpa hak pelaku mengetahui dan menghendaki secara sadar tindakannya itu dilakukan tanpa hak. Pelaku secara sadar mengetahui dan menghendaki bahwa perbuatan “mendistribusikan” dan/atau “mentransmisikan”

61

dan/atau “membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik” adalah memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik dan tindakannya tersebut dilakukannya tidak legitimate interest.

Dalam doktrin pidana dipahami bahwa Tanpa hak adalah cakupan dari pengertian melawan hukum, tanpa hak dapat berarti bahwa seseorang tidak mempunyai hak dalam tindakannya untuk melakukan sesuatu atau telah melakukan sesuatu diluar haknya dan Istilah tanpa hak dicantumkan untuk memastikan bahwa si pembuat tidak diperbolehkan mentransmisikan informasi elektronik yang memuat pencemaran.

Dengan demikian berdasarkan pertimbangan hakim bahwa perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur pidana dalam Pasal 27 ayat 3 UU Nomor 11 tahun 2008 dengan Putusan Pengadilan:

1. Menyatakan terdakwa MOLLY ANDRIANA Binti NURMANSYAH terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ Dengan Sengaja dan Tanpa Hak Mendistribusikan dan Mentransmisikan dan Membuat Dapat Diaksesnya Informasi Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik

2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 4 (empat) bulan dan denda sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) subsidair 1 (satu) bulan kurungan

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan. Memerintahkan: barang bukti 4 (empat) lembar hasil print out screen

capture tampilan twitter. 1 (satu) lembar surat pernyataan tulisan tangan

saudarai MOLLY ANDRIANA tertanggal 15 Januari 2013 13 (tiga belas) lembar hasil print out screen shoot tampilan inbox twitter percakapan antara ANDUNG AWANG HERANTO Alias AWANG dengan MOLLY ANDRIANA; Dilampirkan dalam berkas (satu) unit HP Blackberry Bold 9000 warna hitam 1 (satu) unit Notebook merk Samsung ukuran 10“ ( sepuluh inchi) warna hitam serial number HRWQ1KC600111P ; Dikembalikan kepada terdakwa ;

4. Membebankan kepada terdakwa membayar biaya pekara sebesar Rp. 2000,- (dua ribu rupiah ).

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa terdapat tiga (3) nilai-nilai dasar yang dikemukakan oleh Gustav Radbruch, dimana orientasinya adalah untuk menciptakan harmonisasi pelaksanaan hukum kesejahteraan dan menjadi tujuan hukum untuk mengayomi manusia baik secara aktif maupun secara pasif.

Usaha mewujudkan pengayoman ini termasuk di dalamnya diantaranya adalah mewujudkan ketertiban dan keteraturan, mewujudkan kedamaian sejati, mewujudkan keadilan bagi seluruh masyarakat, mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat.

Nilai dasar pertama adalah keadilan, menuut Gustav Radbruch ”rechct ist

wille zur gerechtigkeit” (hukum adalah kehendak demi untuk keadilan, selain

kepastian dan kemanfaatan hukum keadilan juga merupakan tujuan dari hukum itu sendiri. Menurutnya yang dimaksud dengan keadilan adalah terkait dengan pendistribusian yang merata antara hak dan kewajiban. Hukum adalah alat untuk menegakkan keadilan dan menciptakan kesejahteraan sosial. Tanpa keadilan sebagai tujuan ultimumnya,. Itulah sebabnya maka fungsi utama dari hukum pada akhirnya menegakkan keadilan. keadilan merupakan tujuan hukum yang paling penting,

Dalam putusan nomor 471/PID.SUS/2013 menggambarkan bahwa keadilan merupakan hal yang mutlak dan di berlakukan hukuman bagi pelaku pencemaran nama baik, hal ini sesuai dengan yang di katakana oleh Gustav Radbruch keadilan adalah terkait dengan pendistribusian yang merata antara hak dan kewajiban dalam putusan ini majelis hakim menjelaskan bahwa saudara terdakwa dikenakan hukuman karena tindakannya menuliskan cyberbullying atau ujaran kebencian di sosial medianya. perlu di ingat bahwa kehidupan merupakan satu hal yang berkaitan atau yang kita kenal dengan kausalitas yaitu sebab akibat, menurut Gustav hal ini sudah adil karena orang yang terbukti melanggar tindak pidana dan diberikan hukuman merupakan sebuah perwujudan dari keadilan.

Dalam teori Gustav Radbruch juga menjelaskan pentingnya kepastian hukum dalam sebuah penegakkan hukum, ada beberapa unsur yang mendasar dalam makna

63

kepastian hukum, Pertama: bahwa hukum itu positif, artinya bahwa hukum positif itu merupakan perundang-undangan, kedua: Bahwa hukum itu di dasarkan kepada fakta, ketiga : bahwa fakta harus dirumuskan dengan cara yang jelas, keempat : sebuah hukum positif tidak boleh mudah di ubah. hal ini sangat perlu karena suatu peraturan dibuat dan diundangkan secara pasti mengatur secara jelas dan logis. Artinya tidak menimbulkan keragu-raguan (multi-tafsir) dan menjadi suatu sistem antara satu norma dengan norma lain sehingga tidak berbenturan atau menimbulkan konflik norma.

Ketidakpastian aturan dapat menimbulkan konflik norma yang berakibat kepada kontestasi norma, reduksi norma atau distorsi norma. Disisi lain bisa juga kita fahami bahwa kepastian hukum merupakan keadaan dimana perilaku manusia, baik individu, kelompok, ataupun organisasi, terikat dan berada dalam koridor yang sudah digariskan oleh aturan hukum.

Jika kita lihat dalam putusan ini saudara terdakwa tidak mampu membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah dan majelis hakim membenarkan atas semua tuntutan jaksa penuntut umum, ada beberapa hal kaitannya dengan tindak pidana cyberbullying yang dilakukan oleh terdakwa, majelis hakim memutus dengan melihat aturan yang berlaku di antaranya Melanggar pasal 45 Ayat (1) Jo Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan melihat dua unsur untuk pembuktiaanya yaitu unsur setiap orang yang merujuk kepada putusan Mahkamah Agung RI