• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM KEJAHATAN CYBERBULLYING

C. Tindak Kejahatan Cyberbullying

1. Pengertian Cyberbullying

Bullying merupakan suatu tindakan atau serangkaian aksi negatif yang mengahasilkan tindakan agresif dan manipulatif, dilakukan oleh satu atau lebih orang terhadap orang lain atau beberapa orang selama kurun waktu tertentu, bermuatan kekerasan, dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan. Pelaku biasanya mencuri-curi kesempatan dalam melakukan aksinya, dan bermaksud membuat orang lain merasa tidak nyaman/terganggu, sedangkan korban biasanya juga menyadari bahwa aksi ini akan berulang menimpa.32

Menurut Tattum menyatakan bullying sebagai berikut: “Bullying is the

willful, conscious desire to hurt another and put him/her under stress” yang artinya

intimidasi yang disengaja dan disengaja untuk menyakiti orang lain yang dimaksudkan untuk menggertak dan menganggu orang yang lebih lemah.33

The Nasional crime pribention council berpendapat bahwa cyberbullying merupakan proses menggunakan internet, telepon genggam atau perangkat lain untuk mengirim tulisan atau gambar yang di maksudkan untuk menyakiti dan mempermalukan orang lain34

31 Dodo zainal abidin,” Kejahatan Dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Jurnal Ilmiah Media Processor Vol.10 No.2 Oktober 2015. h.509

32 Friandy J. Sengkey “Perspektif Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Intimidasi Melalui Media Sosial (Cyber Bullying)”. Lex Crimen Vol. VII/No. 8/Okt/2018.h.18

33Paresma Elvigro, Secangkir Kopi Bullying, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2014), h.3.

34 www.definitions.uslegal.com /cyberbullying. Dikutip dari legal memorandum oleh Kevin ohammad Haikal, tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh keluarga bobby, Yoga sebagai ketua panitia Lockstook Festival yang meninggal dunia akibat cyberbullying, fakultas Hukum Universitas Padjajaran, Bandung,2014 h. 50.

22

Olweus & Limber mendefinisikan bullying adalah perilaku agresif seseorang yang disengaja kepada korban dilakukan secara berulang-ulang sehingga melibatkan ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan. Karena kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang, korban mengalami kesulitan membela diri untuk melawan tindakan negatif yang diterima korban.35

Cyberbullying memilki dua arti kata yaitu “cyber” dan “bully”. Kata “cyber” merupakan singkatan dari “Cyberspace” merupakan sebuah ruang yang tidak dapat terlihat. Ruang ini tercipta ketika terjadi hubungan kom1unikasi yang dilakukan untuk menyebarkan suatu informasi, dimana jarak secara fisik tidak lagi menjadi halangan atau lebih familiar dengan nama “dunia maya”.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, bullying telah mengalami perluasan yang pada saat ini dikenal dengan istilah Cyberbullying. Secara umum Cyberbullying yaitu perlakuan kasar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, menggunakan bantuan alat elektronik yang dilakukan berulang dan terus menerus pada seseorang target yang kesulitan membela diri.36 Selain itu Cyberbullying juga dapat tindakan yang sama dengan tindakan bullying pada umumnya, yaitu mengintimidasi, mencemooh, atau menganggu oarang lain, namun dilakukan melalui internet atau dunia cyber. walaupun tidak terjadi secara langsung atau face-to-face, dengan begitu cyberbullying juga bisa memakan korban. Hujatan yang diterima seseorang melalui dunia maya bisa menganggu kondisi psikis seseorang.37

Cyberbullying atau kekerasan dunia maya ternyata lebih menyakitkan jika

dibandingkan dengan kekerasan secara fisik. ”Korban cyberbullying sering kali depresi, merasa terisolasi, diperlakukan tidak manusiawi, dan tak berdaya ketika diserang”. Intimidasi secara fisik atau verbal pun menimbulkan depresi. Namun, ternyata korban cyberbullying mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi adapun

35Robin M. Kowalski, Cyber Bullying (Bullying In The Digital Age), (Inggris: Blackwell Publishing, 2012).

36Yolanda Oktaviani, Perundungan Dunia Maya (Cyber Bullying) Menurut Undang-Undang RI No.19 Tahun 2016 Tentang Informasi Transaksi Elektronik Dan Hukum Islam, Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, Univ.Raden Fattah 2017.

37El Chris Natalia, Remaja, Media Sosial, dan Cyber Bullying, Vol.5 , No.2 Desember 2016, h.121.

dampak cyberbullying untuk para korban tidak berhenti pada tahap depresi saja, melainkan sudah sampai pada tindakan yang lebih ekstrim yaitu bunuh diri.38

Kowalski, Limber, Agatston, dalam bukunya: cyberbullying: Bullying in the

digital age, mengatakan bahwa cyberbullying adalah bentuk intimidasi yang terjadi

melalui sarana teknologi, seperti jejaring sosial dan pesan instan, para ilmuwan berpendapat bahwa efek hampir selalu bencana.

Kurangnya pengetahuan perihal kejahatan cyber membuat banyaknya pelaku

cyberbullying. pelaku biasanya memilih untuk mengganggu orang lain yang

dianggap lebih lemah, tak suka melawan dan tak bisa membela diri. Pelakunya sendiri biasanya adalah anak-anak dan atau orang dewasa yang ingin berkuasa atau senang mendominasi, pelaku ini biasanya merasa lebih hebat, berstatus sosial lebih tinggi dan lebih populer di kalangan teman-teman sebayanya. Sedangkan korbannya biasanya anak-anak atau remaja yang sering diejek dan dipermalukan karena penampilan mereka, warna kulit, keluarga mereka atau cara mereka bertingkah laku di sekolah. Namun bisa juga si korban cyberbullying justru adalah anak yang populer, pintar dan menonjol di sekolah sehingga membuat iri teman sebayanya yang menjadi pelaku.39

Cyberbullying yang berkepanjangan bisa mematikan rasa percaya diri korban,

membuat korban menjadi murung, khawatir, dan selalu merasa bersalah atau gagal karena tidak mampu mengatasi sendiri gangguan yang menimpanya. Bahkan ada pula korban cyberbullying yang berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena tak tahan lagi diganggu. Korban cyberbullying akan mengalami stress yang bisa memicunya melakukan tindakan-tindakan rawan masalah seperti membolos,lari dari rumah, dan bahkan meminum-minuman keras atau menggunakan narkoba.40

Cyberbullying adalah bentuk bullying yang menggunakan alat-alat bantu

seperti:

38Flourensia Sapty Rahayu, Cyberbullying Sebagai Dampak Negatif Pengunaan Teknologi Informasi, Vol.8 , No.1 April 2012,h.23.

39Widyawati Mp, Cyberbullying Di Media Sosial Youtube (Analisis Interaksi Sosial Laurentius Rando Terhadap Haters),Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Univ.Makassar 2016, h.46-47.

24 a) Telepon Genggam b) Klip Gambar/Video c) E-mail d) Website e) Game Online41

Dari definisi-definisi diatas tentang cyberbullying, dapat disimpulkan bahwa

cyberbullying merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang terhadap seseorang melalui teks, gambar/foto, atau video yang cenderung merendahkan dan melecehkan42

2. Faktor-Faktor Penyebab

Adapun Faktor Penyebab cyberbullying yang dapat terjadi mulai dari lingkungan,Menurut Ariesto faktor-faktor penyebab terjadinya bullying antara lain:

a. Keluarga

Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah yaitu orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa “mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying.

b. Sekolah

Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan

41Andri Priyatna, Let’s End Bullying:Memahami, Mencegah, dan Mengatasi Bullying,(Jakarta: Kompas Gramedia), h.32.

42 Abdul Sakbandkk. Tindakan Bullying di Media Sosial dan Pencegahannya. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. Vol. 2 No. 3 November 2018.h.205

masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah.

c. Faktor Kelompok Sebaya

Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.

d. Kondisi lingkungan sosial

Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah satu faktor lingkungan social yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antar siswanya.

e. Tayangan televisi dan media cetak

Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan. Survey yang dilakukan kompas memperlihatkan bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).43 Dalam penelitian lain, korban cyberbullying cenderung memiliki harga diri yang lebih rendah diantara rekan sebayanya. Hal itu menjadikan dirinya mengalami kecemasan sosial dan cenderung mengindari kontak sosial sehingga mempengaruhi kemampuan mereka untuk membentuk suatu hubungan. Namun meskipun remaja yang menjadi target terbukti memiliki tingkat kecemasan sosial yang tinggi, ternyata pelaku

cyberbullying-lah yang memiliki tingkat kecemasan sosial yang paling

tinggi. Seorang anak biasanya menjadi target apabila mereka berbeda

43Ela Zain Zakiyah, Sahadi Humaedi, Meilanny Budiarti Santoso, Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Melakukan Bullying, Vol. No.2, h.129-389.

26

dalam hal tertentu berdasarkan pendidikan, ras, berat badan yang berlebih, memiliki kecacatan atau yang sejenisnya, agama, dan lain-lain. Mereka juga cenderung sensitif, pasif, dan berasal dari keluarga yang penuh kasih dan saling perduli. Mereka dianggap ‘lemah’ oleh para pelaku

cyberbullying dan dengan mudah menjadi sasaran.

Tidak dipungkiri bahwa karakteristik kepribadian cukup memainkan peran dalam kecenderungan seseorang dalam melakukan tindakan

cyberbullying. Orang dengan harga diri yang tinggi cenderung sering

berperilaku agresif untuk membuktikan dirinya lebih berkuasa daripada yang lain. Salah satu cara mempertahankan kondisi tersebut adalah dengan melakukan tindakan cyberbullying.44

3. Pencegahan Cyberbullying

Pencegahan Perundungan Siber untuk Korban dan Pelaku Perundungan siber dapat terjadi kapan pun tanpa mengenal waktu. Semua bentuk perundungan siber selalu didistribusikan dengan cepat kepada khalayak. Dibandingkan dengan perundungan di dunia nyata, perundungan siber sulit dilacak karena adanya fasilitas anonim. Pihak yang memiliki otoritas seperti orangtua, guru, dan penegak hukum pun kesulitan dalam mengontrol dan melihat apa saja yang terjadi di dunia siber. Itu juga yang membuat perundungan siber sulit untuk diprediksi kapan akan terjadi dan berakhir. Untuk itu diperlukan berbagai strategi dalam mencegah perundungan siber bagi korban dan pelaku.

a. Pencegahan terhadap Korban

Perundungan siber merupakan fenomena gunung es karena korban cenderung enggan melaporkan kepada polisi karena rasa malu, khawatir akses internet dibatasi oleh orangtua, dan pemikiran bahwa melaporkan kepada pihak berwajib tidak akan menyelesaikan masalah. Padahal, polisi tidak dapat melakukan tindakan hukum jika korban tidak melaporkan perundungan siber yang menimpanya.

44Maulida Disa Pratiwi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cyberbullying pada Remaja, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah perundungan siber terjadi, yaitu: (i) jangan menerima permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal di media sosial dan orangorang yang terindikasi kerap melakukan perundungan baik di dunia nyata maupun siber, (ii) gunakan filter atau penyaring untuk surel, panggilan masuk di telepon genggam, dan sms, (iii) hindari mengunggah dan mengirimkan gambar tidak senonoh kepada siapapun di dunia siber, (iv) jangan menuliskan semua informasi diri di profil media sosial agar tidak terjadi pencurian identitas yang mengarah pada pembuatan akun palsu dari pihak yang tidak bertanggung jawab. (v) Jangan terpancing untuk memberikan respons pada apapun di media sosial yang mengarah pada pertengkaran daring dan posting-an yang bernada negatif, serta, (vi) jangan memberitahukan kata sandi media sosial yang dimiliki kepada siapa pun. Sangat perlu untuk mengganti kata sandi secara berkala untuk mengurangi risiko peretasan.45 b. Pencegahan terhadap pelaku

ICT Watch, organisasi pemerhati aktivitas internet di Indonesia, memberikan beberapa tips dalam menanggapi permasalahan perundungan siber (dalam Haryati, 2014), yaitu (i) tidak berbohong dan menyebarkan berita palsu, (ii) tidak menyebarkan kebencian di internet, (iii) berbagi hanya untuk informasi positif, (iv) tidak mengejek orang lain yang berbeda pendapat, (v) tidak menulis kata-kata yang melecehkan, (vi) cek kebenaran berita sebelum mem-posting dan membagi informasi baru, (vii) meminta maaf jika melakukan kekeliruan di internet, (viii) tidak membalas pelaku perundungan siber, (ix) tidak mengumbar privasi dan hal sensitif baik milik pribadi ataupun orang lain, dan (x) pikirkan dengan matang sebelum membuat posting-an.46

45 Ranny Rastati “Bentuk Perundungan Siber Di Media Sosial Dan Pencegahannya Bagi Korban Dan Pelaku” Jurnal Sosioteknologi. Vol. 15, No 2, Agustus 2016.h181

46 Ranny Rastati “Bentuk Perundungan Siber Di Media Sosial dan Pencegahannya Bagi Korban Dan Pelaku” Jurnal Sosioteknologi. Vol. 15, No 2, Agustus 2016.h184

28

4. Jenis-Jenis Cyberbullying

Adapun jenis-jenis tindakan cyberbullying sangat beragam, mulai dari mengunggah foto atau membuat postingan yang mempermalukan korban, mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah seperti ancaman melalu e-mail dan membuat situs web untuk menyebar fitnah. Motivasi pelakunya juga sangat beragam, terkadang hanya karena iseng atau sekedar main-main (bercanda), ingin mencari perhatian, ada juga karena marah, frustasi dan ingin balas dendam.47

Beberapa jenis dari cyberbullying yang dilakukan oleh pelaku sebagai berikut:

a. Flaming: yaitu mengirimkan pesan teks yang isinya merupakan kata-kata yang penuh amarah dan frontal. Istilah “flame” ini pun merujuk pada kata-kata pesan yang berapi-api.

b. Harassment (gangguan): pesan-pesan yang berisi gangguan yang menggunakan email, sms, maupun pesan teks di jejaring sosial dilakukan secara terus menerus.

c. Denigration (pencemaran nama baik): yaitu proses mengumbar keburukan seseorang di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang tersebut.

d. Impersonation (peniruan): berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik.

e. Outing: menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-foto pribadi orang lain. f. Trickery (tipu daya): membujuk seseorang dengan tipu daya agar

mendapatkan rahasia atau foto pribadi orang tersebut.

g. Exclusion (pengeluaran): secara sengaja dan kejam mengeluarkan seseorang dari grup online.

h. Cyberstalking mengganggu dan mencemarkan nama baik seseorang secara intens sehingga membuat ketakutan besar pada orang tersebut.48

47Widyawati Mp, Cyberbullying Di Media Sosial Youtube (Analisis Interaksi Sosial Laurentius Rando Terhadap Haters), h.48.

48 Brian James dkk. “Pusat Pencegahan Cyberbullying: Pencegahan Cyberbullying Melalui Karya Arsitektur. Jurnal STUP. Vol. 1, No. 2, Oktober 2019.h.1362

Dari beberapa bentuk cyberbullying yang telah dijelaskan diatas, bahwa

cyberbullying merupakan kekerasan secara verbal atau tidak langsung yang akan

berdampak kepada kondisi emosional atau psikis dari korbannya.49 5. Media Cyberbullying

Dengan adanya media internet yang memiliki berbagai bentuk variasi progam dalam berkomunikasi misalnya, e-mail, blog, twitter dan yang saat ini sangat populer adalah facebook dapat digunakan sebagai sarana kejahatan pemerasan dan atau pengancaman. Sebab di internet yang berdimensi dunia maya tidaklah dengan mudah dapat mengidentifikasikan identitas para pihak-pihak yang berhubungan di media ini karena identitas di alam virtual ini sangat mudah untuk dimanipulasi. Oleh karena itu, berbeda dengan dunia nyata yang lebih mudah melacak kebenaran identitas seseorang.50

Media yang biasa digunakan dalam cyberbullying adalah sebagai berikut51: a. Instant Message (IM)

Instant Message (IM) ini meliputi e-mail dan akun tertentu di internet yang memungkinkan penggunanya mengirimkan pesan atau teks kepengirim lainnya yang memiliki ID website tersebut.

b. Chatroom

Chatroom merupakan salah satu fasilitas Website tertentu, dimana pengguna yang memilik ID disana dapat bergabung dalam satu kelompok chatting. Disini pelaku cyberbullying dapat mengirimkan kata-kata gertakan dimana orang lain dalam group chatting tersebut dapat membaca dengan mudah, dan korban merasa tersudutkan.

49Maulida Nur Muhlishotin, Cyberbullying Persepektif Hukum Pidana Islam, Vol.3 No.2 Desember 2017, h.380

50 Budi Suhariyatno, “Tindak Pidana Teknologi Informasi (cybercrime); Urgensi Pengaturan danCelah Hukumnya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), h.122

51 Darly Albert Reppy, Cyberbullying sebagai Suatu Kejahatan Teknologi ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik”, Lex Privatium, Vol. IV, No. 7, (Agustus, 2016), h.64

30

c. Trash Polling Site

Beberapa pelaku cyberbullying membuat polling tertentu dengan tema yang diniatkan untuk merusak reputasi seseorang.

d. Blog

Blog merupakan webiste pribadi yang biasa dijadikan buku harian atau diary. Di sini pelaku cyberbullying bebas memposting apa saja termasuk konten yang mengintimidasi seseorang.

e. Bluetooth Bullying

Praktiknya dengan mengirimkan gambar atau pesan yang mengganggu kepada seseorang melalui koneksi bluetooth yang sedang aktif.

f. Sistus Jejaring Sosial

Situs jejaring sosial yang berisi banyak fitur disalahgunakan pelaku cyberbullying dengan memposting status, komentar, foto, dan lain-lain yang mengganggu, mengintimidasi, menyinggung, dan merusak citra seseorang.

g. Game Online

Cyberbullying juga banyak ditemukan pada game online. cyberbullying dapat terjadi pada software game di komputer dengan

koneksi internet seperti nintendo, xbox 360, dan playstation.

Cyberbullying ini dilakukan pada pemain yang kalah atau pemain baru

dan muda. h. Telepon Seluler

Telepon seluler merupakan alat yang sering digunakan oleh

cyberbullying dalam menjalankan aksinya, fitur yang digunakan dalam

mengintimidasi adalah mengirimkan pesan teks atau SMS (Short Message Servise), gambar, ataupun vide yang mengganggu korban.

6. Dampak Cyberbullying

Dampak Psikologis Korban Bullying Kondisi stress berkaitan dengan sikap, perilaku, kognitif, dan kesehatan fisik. Kondisi yang dihadapi seseorang yang terkadang tidak sesuai dengan harapan akan menimbulkan dampak psikologis.

Faktor eksternal yaitu tekanan dari luar menjadi salah satu penyebab stress. Robbins (2007) menyebutkan tiga gejala stress:

a. Gejala fisiologis. Gejala-gejala ini akan ditunjukkan dalam bentuk keluhan fisik atau gangguan fisik. Gangguan fisik yang disebabkan oleh kondisi psikologis ini biasa disebut dengan istilah somatisasi atau psikosomatis. Individu akan mengeluhkan rasa sakit pada bagian-bagian tubuh tertentu. Antara lain keluhan pada kepala, bagian perut, kulit, sesak nafas, dan lain-lain. Yang mana jika ditinjau secara medis, individu tersebut tidak mengalami gangguan fisik.

b. Gejala psikologis. Gejala-gejala yang tampak pada ranah psikologis dapat dilihat dari emosi yang menjadi tidak stabil, cara berfikir yang keliru, serta mempengaruhi kondisi sosialnya. Emosi yang kurang stabil menyulitkan individu tersebut untuk menyesuaikan diri ketika berada pada kondisi yang tertekan. Karena penguasaan emosi yang kurang baik, maka juga akan mempengaruhi cara berpikir. Di mana individu akan terhambat dalam menemukan solusi, mengambil keputusan, serta menentukan sikap. Hal ini jelas akan mempengaruhi kondisi sosial dan perilakunya.

c. Gejala perilaku. Semakin tinggi tingkat stress yang dialami tanpa adanya katarsis dan pelampiasan yang tepat, maka akan memunculkan perilaku diluar kebiasaan individu tersebut. Perilaku ini dipengaruhi oleh kondisi psikologis seperti emosi, cara berfikir, juga kondisi sosialnya. Individu tersebut akan memunculkan perilaku emosi yang kurang stabil, mudah marah, mudah putus asa, menarik diri dari lingkungan, berfikir negatif, produktifitas menurun, konsentrasi menurun, serta motivasi yang rendah. Tentang dampak psikologis korban bullying Coloroso (2006) mengemukakan bahayanya jika bullying menimpa korban secara berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi para korban, yaitu korban akan merasa depresi dan marah, ia marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku

bullying, dan terhadap orang-orang di sekitarnya.52

52 Triyono dkk. “Dampak Psikologis Wanita Karir Korban Cyber Bullying” Jurnal An-Nida, Vol. 10, No. 2, Juli-Desember 2018 h.126

32

7. Twitter sebagai media sosial

Manusia pada dasarnya saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya untuk bertahan hidup, salah cara untuk bertahan hidup melalui interaksi dan membangun komunikasi dengan manusia lainnya, komunikasi merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia.53 Komunikasi telah mencapai pada suatu titik dimana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak. Hal ini berarti tidak ada lagi batasan-batasan yang menghambat berlangsungnya komunikasi dan berekspresi antar personal ruang dan waktu telah berhasil ditembus dengan adanya komunikasi massa, yaitu komunikasi yang hanya berlangsung dengan menggunakan media massa.54

Media sosial dinilai bisa menjadi wadah untuk berkereatifitas, berkarya, menuangkan ide, berbagi cerita, memberikan tanggapan, mengekspresikan keadaan yang terjadi, cukup dengan membuat akun pribadi para pengguna bisa menuliskan kemudian memposting atau mempublikasikan karya maupun tanggapannya kepada kelompok komunitasnya maupun khalayak umum. Hal inilah yang menjadikan media sosial sebagai magnet yang memiliki daya tarik tersendiri tidak terkecuali media sosial.

Media sosial merupakan fitur berbasis website yang dapat membentuk jaringan dan mampu berinteraksi berbagi informasi, berkolaborasi, serta sharing pendapat, maupun ajang perkenalan baik dalam bentuk tulisan teks visual maupun audio visual. Contoh seperti Facebook, Twitter, Instagram, App, dan masih banyak lagi lainnya,55dengan demikian dapat diartikan media sosial merupakan tempat berkumpulnya orang- orang yang ingin berbagi informasi dan tempat untuk mencari teman baru serta berinteraksi dengan teman lainnya secara online.

Dari sekian banyak media sosial yang paling cepat pertumbuhannya adalah twitter, dengan cepat mengambil perhatian masyarakat Indonesia, remaja

53 Corry Morissan and Andy Wardhani, Teori Komunikasi (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009),h.1

54 Nuraini Soyomukti, Pengantar Ilmu komunikasi (Jakarta: AR RuZZ Media, 2010), h.63

khususnya, kebanyakan isi dalam twitter adalah halhal pribadi dimana seorang berbagi cerita, opini, aktivitasnya, kepada orang-orang pilihan.56

Twitter adalah layanan jejaring social dan microblog daring yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter akan tetap pada tanggal 07 november 2017 bertambah hingga 280 karakter yang di kenal dengan sebutan kicauan (tweet)57

Twitter diciptakan oleh Jack Dorsey, Evan Williams, Biz Stone dan Noah