• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Kejahatan di Dunia Maya (Cybercrime)

TINJAUAN UMUM KEJAHATAN CYBERBULLYING

B. Tindak Kejahatan di Dunia Maya (Cybercrime)

1. Pengertian Tindak Kejahatan di Dunia Maya

Tindak kejahatan merupakan delik hukum yang senantiasa melekat pada setiap bentuk masyarakat, selain itu juga tindak kejahatan adalah salah satu bentuk dari prilaku menyimpang yang terjadi di dalam setiap individu atau kelompok masyarakat. Perilaku menyimpang menjadi anncaman yang nyata terhadap norma-norma sosial yang berjalan di masyarakat, diantara akibatnya adalah perilaku menyimpang dapat menimbulkan ketegangan setiap individu atau kelompok sosial,

18 M. Muslih, Negara Hukum Indonesia Dalam Perspektif Teori Hukum Gustav Radbruch (Tiga Nilai Dasar Hukum) Legalitas Edisi Juni 2013 Volume IV Nomor 1. h.149

dalam penanggulangannya di perlukan berbagai sarana sebagai reaksi yang dapat diberikan kepada pelaku kejahatan. Kejahatan akan terus berkembang mengiringi perkembangan individu dan kelompok sosial dipandang dari segi kualitas dan kuantitasnya.19

Kejahatan bukan bagian dari peristiwa hereditas (Bawaan sejak lahir atau warisan) juga bukan warisan biologis20. Tindak kejahatan dapat dilakukan oleh siapapun baik pria maupun wanita dengan melihat tingkat pendidikannya21 Dilihat

dari bentuknya kartono menyebutkan kejahatan dapat dilihat dari dua persepektif, yaitu:

a. Persepektif Yuridis

Kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentagan dengan moral kemanusiaan (immoril), dan melanggar hukum serta undang-undang pidana dalam ilmu hukum pidana biasa disebut dengan tindak pidana.22

b. Persepektif Sosiologis

Secara sosiologis, kejahatan adalah semua ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang secara ekonomis, politis dan sosila psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma-norma susila dan menyerang keselamatan warga masyarakat (baik yang telah tercakup dalam undang-undang, maupun yang belum tercakup dalam undang-undang pidana).23

Menurut Simandjuntak, kejahatan merupakan suatu tindakan immoral tindakan yang merugikan, dan menimbulkan kegoncangan dalam individu dan kelompok masyarakat.24

Sebelum mengurai cybercrime lebih dalam dan terperinci, akan dijelaskan perihal “induk” cybercrime merupakan cyberspace yang di pandang sebagai sebuah

19Teguh Prasetyo, Kriminalisasi Dalam Hukum Pidana, (Bandung: Nusa Media, 2010), h.133.

20 Wirjono prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia. (Bandung. Replika Aditama, 2003).h 1

21 Muladi dan Barda Nawwawi Arief. Teori-teori dan kebijakan pidana. (Bandung. Alumni 1998). h.2

22 Roeslan Saleh. Perbuatan pidana dan pertanggungjawaban pidana. (Jakarta PT Aksara Baru. 1983). h.13

23 Muladi dan Barda Nawwawi Arief. Teori-teori dan kebijakan pidana. (Bandung. Alumni 1998). h.4

16

dunia komunikasi berbasis komputer atau kita kenal dalam bahasa sehari-hari dengan intenet, dalam realitasnya cyberspace terbentuk melalui jaringan internet yang telah menghubungkan dunia berbasis protokol, hal ini berarti dalam sistem kerjanya dapat dikatakan bahwa cyberspace dapat mengubah jarak dan waktu tanpa ada batas. Dengan menggunakan jaringan internet kita bisa mengakses informasi sebanyak-banyaknya.25

Cybercrime adalah salah satu bentuk kejahatan baru yang mendapatkan

perhatian luas di dunia internasional, selain dampak positif yang bisa kita rasakan dalam kemjuan teknologi dalam satu sisi gelap dari kemajuan teknologi yang mempunyai dampak negatif sangat luas bagi seluruh bidang kehidupan modern saat ini. Ditegaskan bahwa cybercrime meliputi kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan sarana-sarana dari sistem atau jaringan komputer.26

Andi hamzah menjelaskan bahwa kejahatan komputer bukan sebagai kejahatan baru melainkan kejahatan biasa karena masih mungkin di selesaikan melalui dengan melihat KUHP berbeda dengan Forester dan Morisson yang mendifinisikan kejahatan komputer sebagai aksi kriminal dengan menggunakan komputer sebagai senjata utama.27

Seiring perkembangan teknologi informasi berupa jaringan internet, fokus dari identifikasi terhadap definisi cybercrime di perluas bukan lagi berkaitan dengan perangkat keras komputer melainkan aktivitas yang digunakan dinia maya melalui sistem informasi yang digunakan. Artinya bukan lagi hanya komponen

hardware saja yang dapat di kategorikan sebagai cybercrime lebih dari itu seluruh

sistem teknologi informasi yang dapat di jelajahi. Sehingga lebih tepat jika pemaknaan dari cybercrime adalah kejahatan teknologi informasi.

25Maskun, Kejahatan Siber (Cyber Crime) Suatu Pengantar, ( Jakarta: Kencana 2013), h. 48.

26Barda Nawawi Arief, Perbandingan Hukum Pidana, (Jakarta: PT.Raja Grafindo,2002), h. 251.

27Deris Setiawan, Sistem Keamanan Komputer, (Jakarta: PT.Elex Media Komputindo, 2005), h.34.

Sistem informasi merupakan sarana untuk penyampaian atau pertukaran informasi kepada pihak lainnya, Pada dasarnya cybercrime meliputi semua tindak pidana yang berkenaan dengan sistem informasi.28

2. Bentuk-bentuk Tindak Kejahatan di Dunia Maya

Dilihat dari jenis penggunaanya cybercrime dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut:

a. Unauthorized Access

Adalah kejahatan yang dilakukan seseorang yang tanpa izin atau tanpa sepengetahuan masuk kedalam sistem jaringan komputer yang bukan miliknya.

b. Illegal Contents

Adalah kejahatan yang dilakukan dengan memberikan data informasi tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau menggangu ketertiban umum ke intenet atau bisa di katakan kebohongan informasi contohnya adalah menyebarkan berita bohong yang merugikan, menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain.

c. Sengaja menyebarkan virus

Adalah kejahatan yang dilakukan dengan mengirimkan virus melalui jaringan internet. Penyebaran virus biasanya dilakukan dengan menggunakan email.

d. Data Forgery

Adalah kejahatan pemalsuan data berupa dokumen penting yang ada dijaringan internet, biasanya kejahatan ini dilakukan untuk menyerang institusi lembaga yang memiliki situs berbasis web database.

e. Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion

Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata - mata terhadap pihak lain, dengan cara masuk kedalam sistem jaringan komputer pihak sasaran berbeda dengan Cyber

Espionage, Sabotage and Extortion adalah kejahatan yang dilakukan

28Budi Suhariyanto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cybercrime) Urgensi Pengaturan Dan Celah Hukumnya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.10.

18

dengan cara membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.29

f. Cyberstalking

Merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan komputer dan dilakukan seseorang dengan terus menerus, kejahatan ini menyerupai teror yang ditujukan seseorang melalui jaringan internet, hal ini terjadi karena kemudahan dalam pemembuatan email dengan alamat tertentu tanpa harus menyertakan identitas diri yang sebenarnya.

g. Carding

Adalah kejahatan internet mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan online.

h. Hacking dan Cracker

Istilah Hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Adapun mereka yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker. Boleh dibilang cracker ini sebenarnya adalah Hacker yang memanfaatkan kemampuannya untuk hal - hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS (Denial of Service). Dos attack merupakan serangan yang bertujuan melumpuhkan target (hang,crash) sehingga tidak dapat memberikan layanan.

29Dikdik M.Arief Mansur, Elisatris Gultom, Cyberlaw Aspek Hukum Dan Teknologi Informasi, (Bandung: PT.Refika Aditama 2005), h.9.

i. Cybersquatting and Typosquatting

Cybersquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan ter sebut dengan harga yang lebih mahal. Adapun typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain plesetan yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain. Nama tersebut merupakan nama domain saingan perusahaan.

j. Hijacking

Hijacking merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat lunak).

k. Cyber Terorism

Suatu tindakan Cyber crime termasuk Cyber Terorism jika mengancam pemerintah atau warganegara.30

Berdasarkan motif kegiatan yang dilakukannya, cybercrime dapat digolongkan menjadi dua jenis sebagai berikut :

a. Cybercrime sebagai tindakan murni kriminal Kejahatan yang murni merupakan tindak kriminal merupakan kejahatan yang dilakukan karena motif kriminalitas. Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan. Contoh kejahatan semacam ini adalah Carding, yaitu pencurian nomor kartu kredit milik orang lain untuk digunakan dalam transaksi perdagangan di internet. Juga pemanfaatan media internet (webserver, mailing list) untuk menyebarkan material bajakan. Pengirim e-mail anonim yang berisi promosi (spamming) juga dapat dimasukkan dalam contoh kejahatan yang menggunakan internet sebagai sarana. Di beberapa negara maju, pelaku spamming dapat dituntut dengan tuduhan pelanggaran privasi.

30Ginanjar Sapto Hadi, Tindak Pidana Cyber Crime Dalam Perspektif Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Skripsi, Univ. Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, 2012, h.22.

20

b. Cybercrime sebagai kejahatan ”abu-abu” Pada jenis kejahatan di internet yang masuk dalam wilayah ”abu-abu”, cukup sulit menentukan apakah itu merupakan tindak kriminal atau bukan mengingat motif kegiatannya terkadang bukan untuk kejahatan. Salah satu contohnya adalah probing atau portscanning. Ini adalah sebutan untuk semacam tindakan pengintaian terhadap sistem milik orang lain dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari sistem yang diintai, termasuk sistem operasi yang digunakan, port-port yang ada, baik yang terbuka maupun tertutup, dan sebagainya.

Sedangkan berdasarkan sasaran kejahatan, cybercrime dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori seperti berikut ini :

a. Cybercrime yang menyerang individu (Against Person) Jenis kejahatan ini, sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut. Beberapa contoh kejahatan ini antara lain: Pornografi Kegiatan yang dilakukan dengan membuat, memasang, mendistribusikan, dan menyebarkan material yang berbau pornografi, cabul, serta mengekspos hal-hal yang tidak pantas. Cyberstalking Kegiatan yang dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan komputer, misalnya dengan menggunakan e-mail yang dilakukan secara berulang-ulang seperti halnya teror di dunia cyber. Gangguan tersebut bisa saja berbau seksual, religius, dan lain sebagainya. Cyber-Tresspass Kegiatan yang dilakukan melanggar area privasi orang lain seperti misalnya Web Hacking. Breaking ke PC, Probing, Port Scanning dan lain sebagainya.

b. Cybercrime menyerang hak milik (Againts Property) Cybercrime yang dilakukan untuk menggangu atau menyerang hak milik orang lain. Beberapa contoh kejahatan jenis ini misalnya pengaksesan komputer secara tidak sah melalui dunia cyber, pemilikan informasi elektronik secara tidak sah/pencurian informasi, carding, cybersquating, hijacking,

data forgery dan segala kegiatan yang bersifat merugikan hak milik orang lain.

c. Cybercrime menyerang pemerintah (Againts Government) Cybercrime Againts Government dilakukan dengan tujuan khusus penyerangan terhadap pemerintah. Kegiatan tersebut misalnya cyber terorism sebagai tindakan yang mengancam pemerintah termasuk juga cracking ke situs resmi pemerintah atau situs militer.31