• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

2. Dampak Kebijakan Input

Dampak kebijakan pembatasan kuota impor sapi bakalan terhadap input tradable dijelaskan dengan Transfer Input (TI) dan Koefisien Proteksi Input

51 Nominal (NPCI), sedangkan dampak kebijakan input non tradable dijelaskan oleh Transfer Faktor (TF).

a. Transfer Input (TI)

TI = BTP – BTS ………. (7)

TI = (FCTP + VCTP) – (FCTS + VCTS) Keterangan:

TI = Transfer Input

BTP = Biaya Input Tradable Privat (Rp) BTS = Biaya Input Tradable Sosial (Rp) FCTP = Biaya Input Tetap Tradable Privat VCTP = Biaya Input Variabel Tradable Privat FCTS = Biaya Input Tetap Tradable Sosial VCTS = Biaya Input Variabel Tradable Sosial

Nilai TI menunjukkan biaya input tradable privat berbeda dengan biaya sosialnya. Nilai TI positif menunjukkan kebijakan pembatasan kuota impor sapi bakalan pada input tradable menyebabkan keuntungan yang diterima secara privat lebih besar dibandingkan tanpa adanya kebijakan.

Nilai TI negatif menunjukkan kebijakan pemerintah menyebabkan keuntungan yang diterima secara finansial lebih kecil dibandingkan tanpa adanya kebijakan.

b. Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI)

……… (8)

Keterangan:

NPCI = Koefisien Proteksi Input Nominal BTP = Biaya Input Tradable Privat (Rp) BTS = Biaya Input Tradable Sosial (Rp) FCTP = Biaya Input Tetap Tradable Privat

52 VCTP = Biaya Input Variabel Tradable Privat

FCTS = Biaya Input Tetap Tradable Sosial VCTS = Biaya Input Variabel Tradable Sosial

NPCI merupakan rasio untuk mengukur transfer input tradable. Nilai NPCI lebih besar dari satu menunjukkan adanya proteksi terhadap produsen input, sementara sektor yang menggunakan input tersebut akan dirugikan dengan tingginya biaya produksi. Jika nilai NPCI < 1, maka menunjukkan bahwa sistem disubsidi oleh kebijakan yang ada.

c. Transfer Faktor (TF)

TF = BNTP – BNTS ……… (9)

TF = (FCNTP + VCNTP) – (FCNTS + VCNTS) Keterangan:

TF = Transfer Faktor

BNTP = Biaya Input Non Tradable Privat (Rp) BNTS = Biaya Input Non Tradable Sosial (Rp) FCNTP = Biaya Input Tetap Non Tradable Privat VCNTP = Biaya Input Variabel Non Tradable Privat FCNTS = Biaya Input Tetap Non Tradable Sosial VCNTS = Biaya Input Variabel Non Tradable Sosial

Nilai TF menunjukkan pengaruh kebijakan pembatasan kuota impor sapi bakalan terhadap produsen dan konsumen yang berbeda dengan kebijakan pada input tradable. Nilai TF menunjukkan besarnya subsidi terhadap input non tradable. Jika nilai TF positif berarti terdapat subsidi negatif pada input non tradable. Jika nilai TF negatif berarti terdapat subsidi positif pada input non tradable.

53 3. Dampak Kebijakan Input-Output

Pengaruh kebijakan Input-Output dapat dijelaskan melalui analisis Koefisien Proteksi Efektif (EPC), Transfer Bersih (TB), Koefisien Keuntungan (PC) dan Rasio Subsidi bagi Produsen (RSP).

a. Koefisien Proteksi Efektif (EPC)

………..……….. (10)

𝐄𝐏𝐂 =(HOP x TPP) − (FCTP + VCTP) (HOP x TPP) − (FCTP + VCTP) Keterangan:

EPC = Koefisien Proteksi Efektif PP = Penerimaan Privat (Rp) PS = Penerimaan Sosial (Rp) HOP = Harga Output Privat (Rp) TPP = Total Penjualan Privat (Kg) BTP = Biaya Input Tradable Privat (Rp) FCTP = Biaya Input Tetap Tradable Privat VCTP = Biaya Input Variabel Tradable Privat HOS = Harga Output Sosial (Rp)

TPS = Total Penjualan Sosial (Kg) BTS = Biaya Input Tradable Privat (Rp) FCTS = Biaya Input Tetap Tradable Sosial VCTS = Biaya Input Variabel Tradable Sosial

EPC merupakan rasio antara nilai tambah pada harga privat dengan nilai tambah harga sosial atau anaisis gabungan proteksi output dengan proteksi input. Nilai EPC menggambarkan arah kebijakan pembatasan kuota impor sapi apakah bersifat melindungi ataukah menghambat produksi domestik secara efektif. Jika nilai EPC lebih besar dari satu menunjukkan tingginya proteksi pemerintah dalam sistem produksi sapi potong, begitu pula jika keaadaan sebaliknya.

54 TPP = Total Penjualan Privat (Kg) BTP = Biaya Input Tradable Privat (Rp) FCTP = Biaya Input Tetap Tradable Privat VCTP = Biaya Input Variabel Tradable Privat BNTP = Biaya Input Non Tradable Privat (Rp) FCNTP = Biaya Input Tetap Non Tradable Privat VCNTP = Biaya Input Variabel Non Tradable Privat PS = Penerimaan Sosial (Rp)

HOS = Harga Output Sosial (Rp) TPS = Total Penjualan Sosial (Kg) BTS = Biaya Input Tradable Sosial (Rp) FCTS = Biaya Input Tetap Tradable Sosial VCTS = Biaya Input Variabel Tradable Sosial BNTS = Biaya Input Non Tradable Sosial (Rp) FCNTS = Biaya Input Tetap Non Tradable Sosial VCNTS = Biaya Input Variabel Non Tradable Sosial

Nilai TB menunjukkan selisih antara keuntungan privat dan keuntungan sosial. TB digunakan untuk melihat ketidakefisienan dalam sistem produksi penggemukan sapi potong. Jika nilai TB lebih besar dari nol, maka nilai tersebut menunjukkan tambahan surplus produsen yang disebabkan oleh kebijakan pembatasan kuota impor sapi yang dilakukan pada input dan output. Nilai TB yang lebih kecil akan menunjukkan keadaan yang sebaliknya.

55 c. Koefisien Keuntungan (PC)

……… (12)

PC = Koefisien Keuntungan KP = Keuntungan Privat (Rp) KS = Keuntungan Sosial (Rp) PP = Penerimaan Privat (Rp) HOP = Harga Output Privat (Rp) TPP = Total Penjualan Privat (Kg) BTP = Biaya Input Tradable Privat (Rp) FCTP = Biaya Input Tetap Tradable Privat VCTP = Biaya Input Variabel Tradable Privat BNTP = Biaya Input Non Tradable Privat (Rp) FCNTP = Biaya Input Tetap Non Tradable Privat VCNTP = Biaya Input Variabel Non Tradable Privat PS = Penerimaan Sosial (Rp)

HOS = Harga Output Sosial (Rp) TPS = Total Penjualan Sosial (Kg) BTS = Biaya Input Tradable Sosial (Rp) FCTS = Biaya Input Tetap Tradable Sosial VCTS = Biaya Input Variabel Tradable Sosial BNTS = Biaya Input Non Tradable Sosial (Rp) FCNTS = Biaya Input Tetap Non Tradable Sosial VCNTS = Biaya Input Variabel Non Tradable Sosial

PC adalah rasio antara keuntungan privat dan keuntungan sosial. Jika nilai PC kurang dari satu menunjukkan kebijakan pembatasan kuota impor sapi yang mengakibatkan keuntungan yang diterima produsen lebih kecil jika dibandingkan tanpa adanya kebijakan. Sebaliknya, nilai PC lebih dari satu berarti kebijakan pembatasan kuota impor sapi mengakibatkan keuntungan yang diterima oleh produsen lebih besar.

56 d. Rasio Subsidi bagi Produsen (RSP)

……… (13)

𝐑𝐒𝐏 = KP − KS HOS x TPS

𝐑𝐒𝐏 = [PP – (BTP + BNTP)] − [PS – (BTS + BNTS)]

HOS x TPS Keterangan:

RSP = Rasio Subsidi bagi Produsen TB = Transfer Bersih

PS = Penerimaan Sosial (Rp) KP = Keuntungan Privat (Rp) KS = Keuntungan Sosial (Rp) HOS = Harga Output Sosial (Rp) TPS = Total Penjualan Sosial (Kg) PP = Penerimaan Privat (Rp)

BTP = Biaya Input Tradable Privat (Rp) BNTP = Biaya Input Non Tradable Privat (Rp) BTS = Biaya Input Tradable Sosial (Rp) BNTS = Biaya Input Non Tradable Sosial (Rp)

RSP digunakan untuk mengukur semua dampak transfer. RSP menujukkan sejauh mana pendapatan dari usaha penggemukan sapi meningkat atau menurun karena pengaruh transfer. Nilai RSP yang negatif menunjukkan kebijakan pembatasan kuota impor sapi yang berlaku selama ini menyebabkan produsen mengeluarkan biaya produsen lebih besar dari biaya imbangan untuk berproduksi. Sebaliknya, nilai RSP yang positif menunjukkan kebijakan pembatasan kuota impor sapi yang berlaku selama ini menyebabkan produsen mengeluarkan biaya produsen lebih kecil dari biaya imbangan untuk berproduksi.

57 3.5.4 Alokasi Komponen Input dan Output

Mengacu pada teori Pearson, dkk (2005), metode PAM menggunakan input produksi yang dapat dibedakan menjadi input tradable dan input non tradable. Input tradable merupakan input yang diperdagangkan di pasar

internasional. Sedangkan, input non tradable merupakan input yang tidak diperdagangkan di pasar internasional. Berikut adalah komponen input dan output dalam proses produksi usaha penggemukan sapi potong pada PT. XYZ yang teridentifikasi kedalam komponen input tradable dan input non tradable, dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini :

Tabel 7. Alokasi Komponen Tradable & Non Tradable PT. XYZ

Jenis Fisik Alokasi Komponen (%)

Tradable Non Tradable

Input Sapi Bakalan 100

Pakan Ternak 100

Pajak 100

Obat-obatan 100

Tenaga Kerja 100

Lahan & Bangunan 100

Peralatan 100

Angkutan 100

Listrik & Air 100

Kendaraan 100

Administrasi Kantor 100

Output Sapi Potong 100

Sumber: PT. XYZ (2018)

3.5.5 Penetapan Harga Sosial Input dan Output

Mengacu pada teori Pearson, dkk (2005) penggunaan harga privat atau harga pasar dalam analisis ekonomi seringkali tidak menggambarkan opportunity cost-nya. Oleh karena itu, ketika dilakukan penelitian analisis ekonomi setiap input dan output harus disesuaikan terlebih dahulu dengan tingkat harga sosial.

58 Harga sosial adalah harga pada pasar persaingan sempurna yang mewakili biaya imbangan sosial yang sesungguhnya. Pada kenyataannya kondisi ini sulit untuk dicapai karena sering terjadi intervensi oleh kebijakan pemerintah, seperti subsidi, pajak, dan kebijakan lainnya. Untuk input dan output yang bersifat tradable dapat menggunakan harga batas atau harga bayangan. Untuk komoditi yang diekspor menggunakan harga FOB (Free on Board) dan untuk komoditi yang diimpor, maka harga yang digunakan adalah CIF (Cost Insurance Freight) atau harga pelabuhan impor yang ditambah dengan biaya lainnya (transfer payment).

Sedangkan penggunaan harga bayangan untuk input non tradable menggunakan biaya imbangan (opportunity cost).

Dokumen terkait