METODOLOGI PENELITIAN
3. Penetapan Harga Output Sosial
Sapi potong merupakan output yang dihasilkan dari usaha penggemukan sapi potong. Sapi merupakan komponen tradable (asing) karena
62 diperdagangkan di pasar internasional. Oleh karena itu untuk menentukan harga sosial/bayangan yaitu menggunakan harga CIF yang dikonversikan ke rupiah dengan nilai tukar sosial/bayangan dan ditambah dengan biaya transportasi dan biaya tataniaga lainnya (transfer payment). Penetapan harga sosial output sapi potong dilihat pada Lampiran 4.
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran variabel-variabel tersebut (Sarwono, 2006:27). Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul skripsi. Maka definisi yang perlu dijelaskan yaitu:
Tabel 8. Variabel Usaha Penggemukan Sapi Potong Berdasarkan PAM
No. Variabel Keterangan Satuan
1. PP = Penerimaan Privat
Pendapatan yang diterima PT. XYZ berdasarkan kondisi harga privat atau harga pasar dimana harga sapi potong terpengaruh oleh adanya kebijakan pembatasan kuota impor sapi bakalan.
Rp/Siklus
2. BTP = Biaya Input Tradable Privat
Biaya input dengan harga privat atau harga pasar yang diperdagangkan di pasar internasional seperti sapi bakalan. tidak diperdagangkan di pasar internasional dengan kondisi privat dan terpengaruh oleh adanya kebijakan pembatasan kuota impor sapi bakalan.
Rp/Unit
4. KP = Keuntungan Privat
Selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya yang diperhitungkan dengan menggunakan harga privat.
Rp/Kg
5. PS = Penerimaan Sosial
Pendapatan yang diterima PT. XYZ berdasarkan kondisi harga sosial dimana harga sapi potong tidak terpengaruh oleh adanya kebijakan pembatasan kuota impor sapi bakalan.
Rp/Siklus
63
No. Variabel Keterangan Satuan
6. BTS = Biaya Input Tradable Sosial
Biaya input dengan harga sosial yang tidak diperdagangkan di pasar internasional seperti sapi bakalan. tidak diperdagangkan di pasar internasional dengan kondisi sosial dan tidak terpengaruh oleh adanya kebijakan pembatasan kuota impor sapi bakalan.
Rp/Unit
8. KS = Keuntungan Sosial
Selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya yang diperhitungkan dengan menggunakan harga sosial.
Rp/Kg
9. TO = Transfer Output
Selisih dari penerimaan atau output yang dihitung atas harga privat dan penerimaan yang dihitung atas harga sosial yang kemudian hasilnya akan berdampak pada PT. XYZ dan juga konsumen.
Rp
10. TI = Transfer Input
Selisih dari biaya input tradable pada harga privat dengan biaya input tradable pada harga sosial yang kemudian hasilnya akan berdampak pada PT. XYZ. hasilnya dapat mengetahui dampak subsidi pada input non tradable.
Rp
12. TB = Transfer Bersih
Selisih dari keuntungan bersih pada kondisi privat dengan keuntungan bersih pada kondisi sosial yang hasilnya dapat menggambarkan secara keseluruhan dampak dari kebijakan terhadap keuntungan dari PT. XYZ.
Rp
13. PCR = Rasio Biaya Privat
Total input non tradable usaha penggemukan sapi potong pada harga privat dibagi pengurangan dari penerimaan usaha penggemukan sapi potong pada harga privat terhadap total biaya tradable usaha penggemukan sapi potong pada harga privat.
-
14. DRC = Rasio Biaya Sumber Daya Domestik
Rasio pada input non tradable usaha penggemukan sapi potong pada harga sosial dengan pengurangan dari penerimaan usaha penggemukan sapi potong pada harga sosial terhadap total biaya tradable usaha penggemukan sapi potong pada harga sosial.
-
15. NPCO = Koefisien Proteksi Output Nominal
Perbandingan penerimaan usaha penggemukan sapi potong pada harga privat dengan penerimaan usaha penggemukan sapi potong pada harga sosial.
-
64
No. Variabel Keterangan Satuan
16. NPCI = Koefisien Proteksi Input Nominal
Perbandingan total biaya tradable usaha penggemukan sapi potong pada harga privat dengan total biaya tradable usaha penggemukan sapi potong pada harga sosial.
-
17. EPC = Koefisien Proteksi Efektif
Perbandingan penerimaan usaha penggenukan sapi potong pada harga privat dikurangi total biaya tradable usaha penggenukan sapi potong pada harga privat terhadap penerimaan usaha penggenukan sapi potong pada harga sosial dikurangi total biaya tradable usaha penggenukan sapi potong pada harga sosial.
-
18. PC = Koefisien Keuntungan
Perbandingan keuntungan bersih yang benar-benar diterima produsen usaha penggemukan sapi potong dengan keuntungan bersih sosialnya.
-
19. RSP = Rasio Subsidi bagi Produsen
Nilai yang menunjukan dampak kebijakan pembatasan kuota impor sapi bakalan menguntungkan atau merugikan produsen.
-
1. Keunggulan kompetitif adalah keunggulan suatu komoditas yang dihasilkan dalam kegiatan produksi yang efisien sehingga memiliki daya saing di pasar lokal maupun internasional yang dapat diukur berdasarkan harga privat.
Variabel dari keunggulan kompetitif adalah penerimaan privat PT. XYZ, input tradable privat dan input non tradable privat.
2. Keunggulan komparatif adalah keunggulan suatu perusahaan dalam memproduksi suatu komoditas dengan biaya alternatif yang dikeluarkan lebih rendah dari biaya untuk komoditas yang sama di daerah yang lain dan diukur berdasarkan harga sosial. Variabel dari keunggulan komparatif adalah penerimaan sosial PT. XYZ, input tradable sosial dan input non tradable sosial.
3. Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan, diperoleh dari hasil penjualan hasil panen. Penerimaan total dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah seluruh hasil produksi/output dengan harga jual (Rp/kg).
65 4. Harga input adalah harga yang dibayar oleh petani untuk membeli
faktor-faktor produksi, seperti sarana produksi (sapi bakalan dan pakan) dan obat-obatan, dihitung dalam periode per siklus (Rp).
5. Harga produk (output) adalah harga yang diterima oleh perusahaan dari menjual hasil panen berupa sapi potong (Rp).
6. Keuntungan adalah balas jasa yang diterima perusahaan dari kerja dan pengelolaan usaha penggemukan sapi. Besarnya keuntungan dapat dihitung dengan mengurangi penerimaan atau hasil penjualan sapi potong (output) dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, dihitung dalam periode per siklus (Rp).
7. Biaya privat (privat cost) yaitu biaya atau input yang benar-benar dibayarkan oleh PT. XYZ atau harga yang terjadi setelah adanya kebijakan. Biaya privat diperoleh berdasarkan observasi dan wawancara langsung kepada pihak PT.
XYZ dalam proses produksi penggemukan sapi potong (Rp).
8. Biaya sosial (social cost) yaitu biaya atau input yang terjadi pada kondisi pasar persaingan sempurna atau biaya yang terjadi bila tidak ada kebijakan pembatasan kuota impor sapi dan kebijakan lainnya. Biaya sosial diperoleh berdasarkan harga privat yang diakumulasi dengan semua kebijakan dalam hal ini termasuk subsidi maupun pajak (Rp).
BAB IV