• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Biaya Tetap + Biaya Variabel) = Rp1.206.589.283 + Rp40.507.500.000

= Rp41.714.089.283

72 PENERIMAAN

Penjualan sapi potong dengan ADG (Avarage Daily Gain) atau pertambahan bobot harian sebesar 1,53 Kg/hari = 90 hari x 1,53 = 137,7 Kg sehingga bobot sapi menjadi 547 kg/ekor x 2000 ekor menjadi:

1.094.000 Kg x Rp41.500 = Rp45.401.000.000

TOTAL PENERIMAAN OUTPUT = Rp45.401.000.000

KEUNTUNGAN

Keuntungan = Total Penerimaan Output – Total Biaya Input

= Rp45.401.000.000 – Rp41.714.089.283

= Rp3.686.910.717 B/C Ratio

B/C Ratio

=

Penerimaan

Total Biaya Input

=

45.401.000.000

41.714.089.283 = 1,088

Berarti setiap peningkatan biaya sebanyak Rp100 akan menghasilkan penerimaan sebanyak Rp1.088 atau setiap pengeluaran tambahan biaya variabel sebesar Rp1,00 akan memperoleh pendapatan tunai sebesar Rp1,088. Semakin tinggi nilai B/C menunjukan keuntungan yang diterima semakin besar.

Break Event Point (BEP)

BEP Volume Produksi =Total Biaya Produksi

Harga Jual = 41.714.089.283

41.500/𝑘𝑔 = 1.005.158.777 Kg BEP Harga = Total Biaya Produksi

Bobot Sapi Setelah Digemukan =41.714.089.283

1.094.000 Kg = 38.129,88/Kg

Artinya usaha penggemukan sapi potong PT. XYZ akan mencapai titik impas jika 2000 ekor sapi tersebut mencapai bobot 1.005.158.777 Kg, atau harga jual sapi potong minimal sebesar Rp38.129,88/Kg.

73 4.5 Keuntungan Privat dan Keuntungan Sosial Usaha Penggemukan Sapi

Potong PT. XYZ

Jenis sapi bakalan yang digunakan pada usaha penggemukan ini adalah sapi bakalan impor dari Australia berjenis Brahman Cross. Pada penelitian ini, jenis sapi yang digemukkan yaitu Steer atau sapi jantan yang sudah dikebiri. Hal tersebut dilakukan karena jenis tersebut lebih cepat dalam proses pertumbuhannya karena pertambahan bobot hariannya yang besar mencapai ± 2 kg/hari.

Pengeluaran (input) terbagi menjadi dua yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel yaitu, sapi bakalan, pakan hijauan, konsentrat dan obat-obatan. Jumlah sapi yang digemukkan berjumlah 2000 ekor per tahun dengan berat rata-rata 409 kg/ekor dan harga yang dibayarkan yaitu Rp45.000/kg. Pakan yang digunakan yaitu berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang digunakan untuk pakan berjumlah 675 ton/tahun dengan harga Rp500/kg. Sedangkan, konsentrat yang digunakan lebih banyak yaitu berjumlah 1.800 ton/tahun dengan harga sebesar Rp1.400/kg. Obat-obatan yang digunakan ada dua jenis yaitu Gusanex dan Avendazol. Obat jenis Gusanex berfungsi untuk mengobati luka dibagian luar dengan harga Rp150.000/botol, sedangkan Avendazol berfungsi untuk mengobati masalah pernapasan pada sapi potong dengan harga Rp3.500/butir.

Pertambahan bobot yang terjadi akibat penggemukkan yang dilakukan pada usaha ini yaitu dengan pertambahan bobot sebesar 1,53 kg/hari dengan lama penggemukkan 90 hari. Penggemukan yang dilakukan pada usaha ini yaitu

74 dengan pemeliharaan secara intensif, sehingga rata-rata bobot sapi (per ekor) yang telah siap untuk dijual yaitu 547 kg/ekor.

Biaya tetap yang digunakan dalam usaha penggemukan sapi potong PT.

XYZ yaitu, investasi, biaya penyusutan, dan biaya tenaga kerja. Peralatan yang digunakan dalam usaha penggemukan sapi potong PT. XYZ merupakan investasi yang digunakan dalam proses penggemukan sapi beserta bangunan dan kendaraan pengangkut. Tenaga kerja dibagi menjadi tiga bagian yaitu anak kandang, manajer divisi dan karyawan personalia. Ketiganya memiliki tugas dan peran masing-masing yang sangat menunjang proses produksi penggemukan sapi potong PT.XYZ. Biaya penyusutan adalah nilai aset atau peralatan selama masa penggunaannya, karena setiap peralatan akan mengalami penurunan nilai dalam jangka waktu tertentu. Rincian usaha ternak sapi potong PT. XYZ berdasarkan harga privat dapat dilihat pada pada Tabel 9, 10, 11, 12 dan 13 berikut ini.

Tabel 9. Investasi Usaha Ternak Sapi Potong PT. XYZ Tahun 2018

No. Komponen Unit Satuan

Total 10.250.013.300 280.749.033

75 Tabel 10. Biaya Variabel Usaha Ternak Sapi Potong PT. XYZ Tahun 2018

No. Komponen Unit Satuan Harga Satuan Jumlah

Tabel 11. Biaya Tetap Usaha Ternak Sapi Potong PT. XYZ Tahun 2018

No. Komponen Unit Satuan Harga Satuan Jumlah

Tabel 12. Penerimaan Usaha Ternak Sapi Potong PT. XYZ Tahun 2018

No. Komponen Unit Satuan Harga Satuan Jumlah

1. Sapi Potong 1.094.000 Kg 41.500 45.401.000.000

Total 45.401.000.000

Tabel 13. Keuntungan Privat Usaha Ternak Sapi Potong PT. XYZ Tahun 2018 5. Total Biaya Privat Biaya Variabel + Biaya Tetap 41.714.089.283 6. Penerimaan Privat Harga Output x Jumlah 45.401.000.000 7. Keuntungan Privat Penerimaan - Total Biaya 3.686.910.717

76 Setelah mengetahui keuntungan privat usaha ternak sapi potong PT. XYZ kemudian dapat ditentukan nilai dari harga sosial yang ada dalam usaha ternak sapi potong PT. XYZ. Langkah kedua yang harus dilakukan adalah menentukan nilai konversi standar (SCF) tahun 2018 serta harga bayangan nilai tukar (SER).

Dalam penetapan nilai tukar rupiah didasarkan atas perkembangan nilai tukar mata uang asing yang menjadi acuan (US Dollar).

Nilai faktor konversi standar merupakan rasio dari nilai impor dan ekspor Indonesia pada tahun 2018 ditambah pajaknya, dapat ditentukan sebagai berikut :

𝐒𝐂𝐅𝟐𝟎𝟏𝟖= 𝐗𝟐𝟎𝟏𝟖+ 𝐌𝟐𝟎𝟏𝟖

(𝐗𝟐𝟎𝟏𝟖− 𝐓𝐱𝟐𝟎𝟏𝟖) + (𝐌𝟐𝟎𝟏𝟖+ 𝐓𝐦𝟐𝟎𝟏𝟖)

𝐒𝐂𝐅𝟐𝟎𝟏𝟖= 2.556.170.048.454.410 + 2.556.170.048.454.410

(2.556.170.048.454.410 − 6.765.100.000.000) + (2.556.170.048.454.410 + 39.116.700.000.000)

𝐒𝐂𝐅𝟐𝟎𝟏𝟖= 5.232.849.306.684.120

(2.549.404.948.454.410) + (2.715.795.958.229.710)

𝐒𝐂𝐅𝟐𝟎𝟏𝟖=5.232.849.306.684.120 5.265.200.906.684.120

𝐒𝐂𝐅𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝟗𝟗, 𝟑𝟖%

Keterangan :

SCF2018 = Faktor konversi standar untuk tahun 2018 X2018 = Nilai ekspor Indonesia untuk tahun 2018 (Rp) M2018 = Nilai impor Indonesia untuk tahun 2018 (Rp)

Tx2018 = Penerimaan pemerintah dari pajak ekspor untuk tahun 2018 (Rp) Tm2018 = Penerimaan pemerintah dari pajak impor untuk tahun 2018 (Rp)

Penetapan harga bayangan nilai tukar mata uang ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐒𝐄𝐑 = 𝐎𝐄𝐑 𝐒𝐂𝐅₂₀₁₈

𝐒𝐄𝐑 =14.184 99,38

𝐒𝐄𝐑 = 14.271,69 → Rp14.272

77 Keterangan :

SER = Nilai Tukar Bayangan (Rp/US$)

OER = Nilai Tukar Resmi (Rp/US$) tahun 2018 (Rp) SCF2018 = Faktor Konversi Standar

Berdasarkan hasil perhitungan usaha penggemukan sapi potong PT. XYZ memiliki nilai SER sebesar Rp14.272. Usaha ternak sapi potong PT. XYZ terdapat komponen-komponen yang harus ditentukan harga sosialnya, karena komponen tersebut telah terpengaruh atau mendapat intervensi dari kebijakan-kebijakan pemerintah, salah satunya yaitu pajak. Pajak bagi pelaku usaha penggemukan sebagai pengeluaran, namun hasil dari pengeluaran tersebut tidak dirasakan secara riil oleh pelaku usaha, tetapi akan dirasakan oleh masyarakat umum. Oleh karena itu harga sosialnya dalam analisis ekonomi, pajak dan bunga modal ini tidak diperhitungkan walaupun dalam analisis finansial merupakan pengeluaran.

Beberapa komponen yang harus ditentukan harga sosial atau bayangannya merupakan komponen dari input dan output produksi usaha penggemukan sapi potong PT. XYZ yaitu: a) input sapi bakalan, b) listrik dan air, c) tenaga kerja, d) biaya angkutan dan e) output sapi potong.

a) Harga sosial dari input sapi bakalan dapat diketahui dengan cara yaitu nilai Cost Insurance Freight (CIF) dikonversikan ke rupiah dan ditambah dengan

biaya tataniaga lainnya. Diketahui nilai CIF Indonesia dari negara asal Australia berdasarkan data BPS tahun 2018 yaitu sebesar 3,2$/Kg, kemudian nilai tukar bayangan mata uang (SER) sebesar Rp14.272 dan biaya lainnya yaitu tataniaga dan distribusi masing-masing sebesar Rp320 dan Rp488.

Rumus untuk mengetahui harga sosial input sapi bakalan yaitu nilai CIF dikali

78 dengan nilai SER (3,2$ x Rp14.272). Maka dapat diketahui harga sosial dari input sapi bakalan yaitu sebesar Rp46.477/Kg.

b) Harga sosial dari input listrik dan air dapat diketahui karena listrik dan air merupakan komponen non-tradeable yang masih bersubsidi, sehingga harga sosial listrik dan air ditentukan dengan harga privat ditambah dengan besarnya subsidi listrik pada tahun 2018 yaitu sebesar 26% (Dikjen Anggaran, 2019:35). Diketahui biaya listrik dan air untuk usaha penggemukan sapi potong PT. XYZ pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp15.552.000 ditambah dengan subsidi sebesar 26% yaitu Rp4.043.520 yang berarti harga sosial untuk input listrik dan air menjadi Rp19.592.520 karena sudah ditambah degan subsidi dari pemerintah.

c) Harga sosial dari input tenaga kerja dapat diketahui karena negara berkembang terdapat peraturan upah minimum menyebabkan upah yang dibayarkan tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya, yaitu lebih besar dari social opportunity cost. Oleh karena itu harga sosial/ tenaga kerja haruslah

lebih rendah dari tingkat upah pasarnya. Penetapan harga sosial tenaga kerja menggunakan pendekatan perhitungan yaitu sebesar 80% dari tingkat upah yang berlaku di wilayah Bogor, Jawa Barat. Diketahui dari hasil wawancara penelitian nilai upah untuk tenaga kerja langsung atau anak kandang sebesar Rp80.000/hari dan tenaga kerja tidak langsung untuk manajer sebesar Rp7.000.000/bulan dan untuk karyawan personalia sebesar Rp3.500.000/bulan. Kemudian dapat diketahui harga sosial untuk tenaga kerja

79 langsung atau anak kandang sebesar Rp64.000, manajer sebesar Rp5.600.000 dan karyawan personalia sebesar Rp2.800.000.

d) Harga sosial dari biaya angkutan dapat diketahui serupa dengan penetapan harga sosial listrik dan air, harga sosial angkutan ditentukan dengan harga privat ditambah dengan besarnya subsidi BBM pada tahun 2018 yaitu sebesar 44% (Dikjen Anggaran, 2019:35). Diketahui biaya angkutan untuk usaha penggemukan sapi potong PT. XYZ pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp144.000.000 ditambah dengan subsidi sebesar 44% yaitu Rp63.360.000 yang berarti harga sosial untuk angkutan menjadi Rp207.360.000.

e) Harga sosial dari output produksi yaitu sapi potong dapat diketahui dengan cara serupa dengan penentuan harga sosial untuk input sapi bakalan yaitu menggunakan harga CIF yang dikonversikan ke rupiah dengan nilai tukar sosial dan ditambah dengan biaya transportasi dan biaya tataniaga lainnya.

Namun dalam hal ini terdapat perbedaan nilai CIF dan biaya tataniaga lainnya dikarenakan dalam proses distribusinya output berupa sapi potong dari PT.

XYZ tidak perlu menggunakan bea keluar karena tidak diperjual belikan di pasar internasional, serta bobot sapi potong yang semakin besar sudah dirasa berdampak positif untuk perusahaan yang hanya menjual output produksi berupa sapi potong di jadetabek. Maka berdasarkan hasil wawancara kepada general manajer PT. XYZ, nilai CIF yang berlaku dari data BPS pada tahun 2018 dikurang sebesar 6,25% yaitu biaya angkutan dan asuransi. Kemudian untuk biaya tataniaga dikurang sebesar 8% karena dalam prosesnya tidak diperlukan biaya yang tinggi untuk distribusi dan pemeliharaan sapi yang

80 sudah siap jual. Oleh karena itu dapat diketahui nilai CIF Indonesia dari negara asal Australia berdasarkan data BPS tahun 2018 yang semula sebesar 3,2$/Kg dikurang sebesar 6,25% menjadi 3$/Kg. Kemudian untuk harga bayangan nilai tukar mata uang (SER) tetap sebesar Rp14.272 dan biaya lainnya yaitu tataniaga dan distribusi yang pada awalnya masing-masing sebesar Rp320 dan Rp488 dikurang sebesar 8% menjadi Rp294 dan Rp449.

Maka dapat diketahui harga sosial dari output sapi potong yaitu sebesar Rp 43.558/Kg.

Setelah diketahui komponen-komponen dari penetapan harga sosial, selanjutnya menentukan nilai usaha ternak sapi potong PT. XYZ berdasarkan harga sosial yang dapat dilihat pada Tabel 14, 15, 16, 17 dan 18 berikut ini.

Tabel 14. Investasi Usaha Ternak Sapi Potong PT. XYZ Tahun 2018

No. Komponen Unit Satuan Harga

Total 10.250.013.300 280.749.033

81 Tabel 15. Biaya Variabel Usaha Ternak Sapi Potong PT. XYZ Tahun 2018

No. Komponen Unit Satuan Harga Satuan Jumlah

5. Biaya Transportasi 2.000 Ekor 103.680 207.360.000

Total 41.769.781.380

Tabel 16. Biaya Tetap Usaha Ternak Sapi Potong PT. XYZ Tahun 2018

No. Komponen Unit Satuan Harga Satuan Jumlah

Personalia 5 Jiwa 33.600.000 168.000.000

3. PBB - - - 18.880.000

Tabel 17. Penerimaan Usaha Ternak Sapi Potong PT. XYZ Tahun 2018

No. Komponen Unit Satuan Harga Satuan Jumlah

1. Sapi Potong 1.094.000 Kg 43.558 47.652.452.000

Total 47.652.452.000

Tabel 18. Keuntungan Sosial Usaha Ternak Sapi Potong PT. XYZ Tahun 2018 5. Total Biaya Sosial Biaya Variabel + Biaya Tetap 42.804.011.183 6. Penerimaan Sosial Harga Output x Jumlah 47.652.452.000 7. Keuntungan Sosial Penerimaan - Total Biaya 4.848.440.817

82 Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 13 keuntungan privat sebesar Rp3.686.910.717 dan pada Tabel 18 keuntungan sosial sebesar Rp4.848.440.817.

Keuntungan sosial lebih besar dibandingkan keuntungan privat, hal ini terjadi karena usaha penggemukan sapi potong PT. XYZ lebih besar mendapat keuntungan ketika tidak adanya intervensi atau kebijakan dari pemerintah, salah satunya yaitu kebijakan pembatasan kuota impor sapi bakalan dan kebijakan dari UMR yang terdapat pada Kabupaten Bogor.

BAB V

Dokumen terkait