• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA Bab ini berisi tentang gambaran secara

TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Program

5.2 Evaluasi Dampak Program Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh CSR Korindo

5.2.1 Dampak Sosial

Dampak sosial diartikan sebagai perubahan yang terjadi dalam hubungan antara anggota masyarakat yang menimbulkan kerja sama atau perselisihan yang

115

menunjukan keseimbangan interaksi sosial. Selama proses program berjalan, terdapat perubahan-perubahan dari kondisi sosial masyarakat di RW04, Kelurahan Pancoran.

Perubahan sosial yang terjadi terbagi menjadi 2 proses, yaitu perubahan sosial yang bersifat asosiatif dan disosiatif.

 Asosiatif

Pada bab sebelumnya telah dibahas proses asosiatif yang terjadi dimasyarakat setelah adanya program budidaya ikan lele dan hidroponik. Proses asosiatif terbagi menjadi tiga, yaitu kerja sama yang merupakan suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama dan adanya kesadaran bahwa kerjasama berguna untuk dimasa yang akan datang. Kedua, akomodasi yang menggambarkan suatu proses dalam hubungan sosial.

Proses ini merupakan cara menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan. Ketiga, asimilasi yang merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, yang mana ditandai dengan usaha mengurangi perbedaan yang terjadi dengan usaha mempertinggi kesatuan, sikap dan proses mental dengan memperhatikan tujuan bersama. (lihat bab 2,47).

Berdasarkan hasil temuan wawancara dan observasi dengan masyarakat RW 04, Lurah Pancoran, dan pihak CSR Korindo yang tertera pada bab 4 bahwa dengan adanya program budidaya ikan lele dan hidroponik ini

116

menimbulkan adanya kerja sama yang terbangun dimasyarakat. Hal ini dilihat dari gotong-royong masyarakat di RW 04 seperti mereka membersihkan kolam lele dan tanaman yang ada disekitar RW 04. Karna tidak adanya konflik dimasyarakat maka tidak ada proses akomodasi dan asimilasi yang terjadi sebagai bentuk atau cara untuk menyelesaikan suatu perselisihan yang ada dimasyarakat melainkan semakin erat hubungan dengan masyarakat satu dengan yang lainya yang terbangun melalui kerjasama untuk mensukseskan program budidaya ikan lele dan hidroponik.

Kondisi sebelum adanya program berkaitan dengan tidak adanya interaksi sosial yang intens antar anggota masyarakat serta aktivitas yang melibatkan seluruh anggota masyarakat di RW04, Kelurahan Pancoran hanya dilakukan pada saat perayaan hari-hari besar keagamaan dan nasional.

Kondisi setelah adanya program budidaya ikan lele dan hidroponik, terjadi perubahan sosial dalam hal peningkatan interaksi sosial yang terjadi antar masyarakat. Mereka saling menjalin kerja sama yang erat melalui kegiatan gotong royong dalam membersihkan tanaman di sekitar lokasi pelaksanaan program, membersihkan kolam lele, dan kerja bakti di lingkungan RW04, Kelurahan Pancoran. Selain itu, interaksi antar anggota dan masyarakat terlihat dengan adanya rapat rutin bersama (lihat bab 4, 80).

 Disosiatif

117

Proses disosiatif merupakan proses yang mengarah yang bersifat negative. Hal ini juga biasa dikenal dengan oposisi yang berarti bertentang dengan seseorang atau kelompok untuk meraih tujuan tertentu. proses dalam interaksi disosiatif terbagi menjadi tiga, yaitu: pertama persaingan atau proses sosial yang saling bersaing antara satu pihak dengan pihak lain tanpa memakai ancaman atau kekerasan.

Kedua, kontarvensi merupakan sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak terdapat perselisihan atau konflik.

Ketiga, konflik merupakan suatu perjuangan individu atau kelompok untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang sering kali diserta dengan ancama atau kekerasan.

Berdasarkan hasil temuan lapangan melalui wawancara dan observasi bahwa dengan adanya program budidaya ikan lele dan hidroponik diwilayah RW 04 ini tidak menimbulkan proses disosiatif atau konflik yang terjadi di masyarakat. Sebab, segala bentuk informasi yang mereka dapat mengenai koordinasi selalu disampaikan kepada masyarakat maupun anggota. Selain itu, masyarakat di RW 04 ketika terdapat permasalahan tidak pernah dibawa sampai ke hal yang serius. Karna menurut mereka itu menjadi dinamika dalam berhubungan sosial di masyarakat.

Akan tetapi, masyarakat seperti pemudanya masih kurang terlibat dalam kegiatan ini, perlu dilibatkan sebab program ini diharapkan terus berkelanjutan.

118 5.2.2 Dampak Ekonomi

Dampak ekonomi menurut Sinaga dalam (Setyaningsih 2014,6) dapat dilhat dari sisi positif dan negative sehingga dapat lebih berimbang dalam memberikan penilaian. Dalam penelitian ini dampak ekonomi yang dilihat dari Staynes dalam (Susanto 2019,1689) bahwa dampak ekonomi itu terbagi menjadi 3 yaitu, dampak langsung, tidak langsung, dan lanjutan. Pendapat ini digunakan untuk menganalisa program budidaya ikan lele dan hidroponik yang ada di wilayah RW 04, Kelurahan Pancoran yang diberikan oleh CSR Korindo. Berikut penjelasanya:

 Dampak langsung

Dampak langsung merupakan dampak ekonomi yang berasal dari adanya bantuan dana atau permodalan usaha yang diberikan oleh perusahaan untuk komunitas atau masyarakat. Masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran yang mendapat bantuan berupa bibit ikan dan pakan lele serta bantuan alat mesin untuk pengolahan ikan yang pada akhirnya berdampak kepada pemenuhan kebutuhan pelaksanaan program di masyarakat jadi bertambah. Ikan dikembangbiakan dan dirawat oleh masyarakat juga kemudian diberi makan akan menghasilkan lele yang siap untuk dijual. Dampak langsung ini terjadi sebab, CSR Korindo menggunakan pendekatan mengembangkan komunitas berfokus kepada pembangunan yang berproses.

119

Pendekatan ini dapat berdampak jangka panjang dan biasa dikenal dengan kemitraan, yakni dengan pelatihan dan pendampingan seperti pengolahan ikan lele diolah menjadi produk olahan seperti somay dan baso untuk kemudian bisa dipasarkan oleh masyarakat ke warung-warung atau via online seperti Whats-app.

 Dampak tidak langsung

Dampak tidak langsung merupakan manfaat yang diterima dari dampak langsung yang mengakibatkan kenaikan pada input dari suatu unit atau usaha. Berdasarkan temuan hasil lapangan, dampak tidak langsung yang dirasakan oleh masyarakat, yaitu secara ekonomi memberikan dampak kepada peningkatan pendapatan masyarakat menjadi berkembang melalui program budidaya ikan lele dan hidroponik di wilayah RW 04. Dampak tidak langsung ini dilihat setelah masyarakat setelah menjual hasil produksi mereka bisa membeli bibit lele kemballi dan pakan lele kembali. akan tetapi, belum membawa banyak manfaat secara menyuluruh bagi seluruh masyarakat.

Kendala seperti antara biaya produksi untuk budidaya dan hasil penjualan tidak selalu untung. Terkadang, mereka rugi karna adanya hambatan seperti hujan yang membuat banyak ikan lele yang mati dan akhirnya tidak dapat terjual.

Untuk penjualan hidroponik sendiri mereka tidak banyak berpengaruh kepada kondisi perekonomian sebab tanaman

120

hidroponik hanya mereka konsumsi sendiri apabila ada kegiatan kumpul bersama.

 Dampak Lanjutan

Dampak lanjutan merupakan dampak secara tidak langsung yang lain yang mana dapat dijelaskan seperti bahwa hasil uang diputar untuk biaya konsumsi kegiatan hari besar, rekreasi, dan biaya tak terduga. Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat RW 04 merasakan dampak ekonomi lanjutan ini. hal tersebut dilihat dengan adanya kegiatan rekreasi bersama setahun sekali. Akan tetapi, kegiatan tersebut tidak secara penuh didapat dari hasil keuntungan penjualan ikan lele, melainkan datang dari adanya system uang kas masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran.

5.2.3 Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan disini melihat kepada segala sesuatu yang ada disekitar manusia dan makhluk hidup yang memilki timbal balik yang luas dan saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lain Program budidaya ikan lele dan hidroponik ini membawa perubahan secara fisik yang cukup berpengaruh di RW 04 seperti kondisi sebelumnya di wilayah tersebut gersang tidak ada aktifitas penghijauan dan semenjak adanya program budidaya ikan lele dan hidroponik ini wilayah tersebut menjadi lebih rindang dan asri. Sebab, banyaknya tanaman

121

yang ditanaman diwilayah RW 04 ini, mengubah pola pikir masyarakat yang sebelumnya di lingkungan rumah mereka tidak ada tanaman saat ini hampir disetiap rumah ataupun pekarangan mereka itu terdapat tanaman budidaya seperti hidroponik. Selain itu, di beberapa rumah, pekarangan mereka dibangun kolam lele untuk mereka produksi lele sendiri untuk mengisi waktu luang mereka. Selain itu, RW 04, Kelurahan Pancoran menjadi percontohan bagi wilayah lain untuk programnya yaitu budidaya ikan lele dan hidroponik.

122 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah peneliti uraikan, maka dapat disimpulkan bahwa mengenai hasil peneliti yaitu evaluasi dampak program pemberdayaan masyarakat Pancoran oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Korindo Group. Peneliti menjabarkan kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

6.1 Tahapan Pelaksanaan Bantuan Bibit Lele dan