i
EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN HIDROPONIK OLEH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) KORINDO GROUP DI KELURAHAN PANCORAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh
Dedo Kevin Prayoga 11170541000048
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TANGERANG SELATAN
1441 H / 2021 M
ii
i
ii
iii ABSTRAK
Dedo Kevin Prayoga, 11170541000048 "Evaluasi Dampak Program Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Korindo Group di Kelurahan Pancoran"
Menurut Undang – undang PT tahun 2007 pasal 1 ayat 3 bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan komitmen perusahaan untuk turut serta dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri dan komunitas setempat. Keberadaan CSR Korindo menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan masyarakat disekitar wilayah operasionalnya salah satunya adalah RW 04, Kelurahan Pancoran sebagai lokasi dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deksriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dengan menggunakan teknik purposive sampling, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori evaluasi program oleh Motz dan Hendrick yang menekankan kepada dampak single program before-after dilihat dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Selain itu, peneliti menggunakan tahapan pemberdayaan masyarakat serta penjelasan tentang CSR.
Hasil penelitian ini mendeskripsikan mengenai tahapan pemberdayaan yang dilakukan oleh CSR Korindo, meliputi enggagment, assessment, perencanaan alternatif program, formulasi rencana aksi, implementation, evaluasi program, dan terminasi. Dampak yang dihasilkan dari program pada aspek sosial, terbangunnya kerja sama antar masyarakat. Pada aspek ekonomi yaitu perekonomian masyarakat menjadi berkembang, akan tetapi program ini belum dapat meningkatkan perekonomian masyarakat secara besar. Pada aspek lingkungan terdapat perubahan kondisi lingkungan secara fisik yaitu menjadi asri dan rindang.
Sehingga hasil evaluasi dari adanya progam CSR tersebut dikatakan membawa dampak yang positif kepada masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran.
Kata Kunci: Evaluasi Dampak, Pemberdayaan Masyarakat, CSR
iv
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannnirahim,
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil'alamin, segala puj dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, kasih saying serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul "Evaluasi Dampak Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Korindo Group di Kelurahan Pancoran".
Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Beserta seluruh keluarganya, sahabat serta para pengikutnya.
Selesainya skripsi ini, merupakan hadiah dan anugerah terindah yang penluis dapatkan. Banyak rintangan dan hambatan yang penulis harus lewati. Namun, berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akhrinya penulis berhasil melaluinya. Oleh karena itu, karya dari sebuah perjalanan masa kuliah ini, penulis persembahkan untuk orang-orang yang selalu ada disetiap detik perjuangan, serta orang-orang yang tidak pernah putus asa untuk selalu memberi dukungan kepada penulis. Penulis menyadari, bahwa keberhasilan penyelesaian skipsi ini, tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dari mulai prosesawal penulisan, hingga akhirnya skripsi in dapat terselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
v
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., MA.
Sebagai ketua Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Suparto,Ph.D, M,Ed. Sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag., MSW., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Dr.
Sihabudin Noor, MA., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Cecep Sastrawidjaya, M.Si.
3. Ahmad Zaky, M.Si sebagai Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Hj. Nunung Khoiriyah, MA, Sebagai sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ismet Firdaus, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang meluangkan waktu ditengah keseibukannya, serta selalu sabar dan ikhlas dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
5. Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag., MSW., selaku dosen Pembimbing Akademik.
6. Para dosen Progam Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakara yang telah memberikan begitu bnyak ilmu kepada penuis selama masa kuliah.
Semoga ilmu yang telah penulis dapatkan dapat bermanfaat di kemudian hari.
7. Bapak Anwar, Bapak Yunus, Bapak Israfil dan Bu Nani selaku masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran atas
vi
waktu dan kesediaanya untuk berdiskusi mengenai program untuk penelitian skripsi ini.
8. Kepada Bapak Isno selaku Lurah Pancoran yang memberika kesempatan kepada peneliti untuk meneliti di wilayah kelurahan Pancoran.
9. Terima Kasih kepada Pak Reza selaku Koordinator CSR Korindo Group yang telah bersedia menjadi narasumber peneliti.
10. Terima Kasih kepada Eyang, Mamih, dan Keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa kepada peneliti hingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.
11. Terima Kasih kepada Rachmah yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sampai dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Terima Kasih kepada teman-teman Kesejahteraan Sosial 2017 atas kerjasama dan kontribusinya selama masa perkuliahan
13. Terima Kasih kepada Social Work Sketch yang telah mendukung dan memberikan banyak sekali insight kepada penulis dari penulis menjadi mahasiswa baru sampai saat ini,
14. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung jalanya perkuliahan hingga selesainya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Demikianlah, ucapan terima kasih peneliti. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ...iv
KATA PENGANTAR ...v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
DAFTAR ISTILAH ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Pembatasan Masalah ... 12
1.3. Rumusan Masalah ... 12
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13
1.5. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 14
1.6. Metodologi Penelitian ... 21
a. Pendekatan Penelitian ... 21
b. Jenis Penelitian ... 21
c. Teknik Pengumpulan Data ... 23
d. Sumber Data ... 25
e. Teknik Pemilihan Informan ... 25
f. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
g. Teknik Analisa Data ... 28
h. Keabsahan Data ... 30
i. Pedoman Penulisan Skripsi ... 30
1.7 Sistematika Penulisan ... 30
viii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 33
2.1 Evaluasi Program ... 33
2.1.1 Konsep Evaluasi Program ... 33
2.1.2 Model Evaluasi Program ... 34
2.1.3 Evaluasi Dampak ... 37
2.1.4 Dampak Program ... 38
a. Dampak Sosial ... 38
b. Dampak Ekonomi ... 42
c. Dampak Lingkungan ... 44
2.2 Pemberdayaan Masyarakat ... 45
2.2.1 Definisi Pemberdayaan Masyarakat ... 45
2.2.2 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat ... 46
2.3 Corporate Social Responsibility (CSR) ... 48
2.3.1 Definisi dan Konsep CSR ... 48
2.3.2 CSR Sebagai Pemberdayaan Masyarakat (Comdev) ... 50
2.3.3 Prinsip – Prinsip CSR ... 52
A. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 55
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 56
3.1 Latar Tempat Penelitian ... 56
3.1.1 Demografi RW 04, Kelurahan Pancoran ... 57
3.1.2 Struktur Kepengurusan RW 04 ... 58
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 59
4.1 Program CSR Korindo Group di RW 04 Kelurahan Pancoran ... 59
4.2 Tahapan Pelaksanaan Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh CSR Korindo Group ... 62
4.3 Evaluasi Dampak Program Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh CSR Korindo Group ... 78
BAB V PEMBAHASAN ... 105
5.1 Tahapan Pelaksanaan Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh CSR Korindo Group ... 105
ix
5.2 Evaluasi Dampak Program Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh
CSR Korindo Group ... 111
BAB VI PENUTUP ... 123
A. Kesimpulan ... 123
B. Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 128
LAMPIRAN ... 131
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Sketsa Peta RW 04 ………. 56 Gambar 3.2 Struktur Kepengerusan RW 04 ………..… 58 Gambar 4.1 Proses Asesment Korindo dengan Masyarakat ... 66 Gambar 4.2 Kegiatan Rapat Bersama di Lokasi Program …..…... 82 Gambar 4.3 Mesin Spiner Untuk Pengolahan Ikan Lele …..…... 89 Gambar 4.4 Kegiatan Pelatihan Bersama DKPD ………….……. 90 Gambar 4.5 Kegiatan Panen Lele oleh Masyarakat RW 04 …….. 90 Gambar 4.6 Kolam Lele RW 04 sebelum adanya CSR Korindo .. 94 Gambar 4.7 Hidroponik RW 04 ……… 95 Gambar 4.8 Rumah Warga yang Menanam Tanaman …….…… 101 Gambar 5.1 Diagram Alur Pemberian Bantuan Program CSR
Diagram Alur Pemberian Bantuan Program CSR Korindo Group ……… 106
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Warga Miskin di Jakarta Selatan ……….…. 2
Tabel 1.2 Kajian Terdahulu ………... 18
Tabel 1.3 Rancangan Informasi Peneliti ……….…. 27
Tabel 3.1 Jumlah Gender RW 04 ………. 57
Tabel 3.2 Agama di RW 04 ……….. 57
Tabel 4.1 Hasil Dampak Program ……….... 104
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pernyataan Lulus Seminar Proposal Skripsi Lampiran 2 Surat Pengajuan Permohonan Dosen Pembimbing
Skripsi
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Skripsi
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian di Wilayah Kelurahan Pancoran Lampiran 5 Pedoman Wawancara Masyarakat Pancoran
Lampiran 6 Pedoman Wawancara Tim CSR Korindo Group Lampiran 7 Pedoman Wawancara Ketua RW 04
Lampiran 8 Pedoman Observasi
Lampiran 9 Transkrip Wawancara Masyarakat Pancoran Lampiran 10 Transkrip Wawancara Ketua RW 04 Lampiran 11 Transkrip Wawancara Lurah Pancoran
Lampiran 12 Transkrip Wawancara Tim CSR Korindo Group Lampiran 13 Hasil Observasi
Lampiran 14 Hasil Observasi Lampiran 18 Dokumentasi
xiii
DAFTAR ISTILAH
CSR : Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
DKPD : Dinas Ketahanan Pangan Daerah BPS : Badan Pusat Statistik
PDB : Produk Domestik Bruto BUMN : Badan Usaha Milik Negara
PKBL : Program Kemitraan dan Bina Lingkungan OECD : Organization For Economic Cooperation and
Development
Comdev : Community Development (Pemberdayaan Masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. latar Belakang Masalah
Peningkatan kesejahteraan sosial telah menjadi salah satu prioritas pembangunan bidang sosial terutama perlindungan terhadap kelompok yang rentan dan kurang mampu secara ekonomi. Penanganan pada penyandang masalah kesejahteraan sosial khususnya pada warga miskin bila tidak dikendalikan secara tepat akan berakibat pada melemahnya ketahanan sosial masyarakat serta dapat mendorong adanya konflik sosial dimasyarakat yang terutama bagi kelompok yang tinggal didaerah terpencil dan perbatasan. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk jaminan sosial atau pemberdayaan masyarakat juga dengan menyediakan berbagai macam sarana dan prasarana (Retnaningsih 2015,1).
Saat ini, kemiskinan dan pengangguran masih menjadi permasalahan yang tidak kunjung usai dan menjadi masalah yang serius dihadapi Indonesia. Kemiskinan dan pengguran menjadi dua masalah yang saling berkaitan satu sama lain. Karena kemiskinan merupakan salah satu penyebab yang diakibatkan oleh adanya pengangguran atau dengan kata lain tidak tersedianya kesempatan kerja bagi masyarakat (Yunengsih 2016,4).
2
Berdasarkan data Badan Pusat Stastistik menunjukan angka kemiskinan pada 2012 bahwa jumlah penduduk miskin didaerah perkotaan terdapat 10,51 juta orang.
Persentasi di pedesaan terdapat 18,08 juta penduduk miskin.
Komoditi makanan yang sangat berdampak kepada besarnya garis kemisikinan di perkotaan dapat dikatakan relative sama dengan yang ada dipedesaan. Bahan-bahn pokok seperti sembako, rokok, tempe dan tahu. Sedangkan untuk komoditi bukan makanan diantaranya biaya perumahan, pakaian anak- anak, orang dewasa, dan bahan bakar (BPS 2013,1).
Sedangkan BPS mencatat angka kemiskinan per Maret 2020 mengalami kenaikan menjadi 26,42juta orang (BPS 2020,1). Hal ini disebabkan oleh adanya kasus covid- 19 yang berdampak kepada perubahan perilaku, aktivitas ekonomi, dan pendapatan penduduk selain itu faktor lain yaitu pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada produk domestik bruto (PDB) melambat sekitar 2,84%.
Selain itu, sektor pariwisata juga terpuruk sebesar 64,11 % (BPS 2020,37).
Tabel 1.1
Warga Miskin di Jakarta Selatan Tahun Jumlah Warga Miskin
2019 62 ribu jiwa
2018 63 ribu jiwa
2017 70 ribu jiwa
2016 72 ribu jiwa
Sumber: BPS.go.id diakses pada 15 Feb 2021
3
Pembangunan sosial selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan sosial seperti adanya kemiskinan, ketelantaran, keterpencilan, korban bencana alam maupun sosial. Namun dalam implementasinya masih mengalami banyak kendala seperti keterbatasan anggaran dan belum efektivitasnya pelaksanaan bantuan. selain itu pembangunan yang dilaksanakan masih ada permasalahan yaitu pada perseorangan atau kelompok masyarakat yang terabaikan, kurangnya kontribusi dan partispasi aktif dalam menyelasaikan masalah yang terjadi dimasyarakat (Bappenas 2009,1).
Hubungan antara masyarakat dan pebisnis masih menjadi perdebatan terkait dampak dunia industri khususnya perusahaan multinasional dan investasi langsung dari luar negeri yang berada di negara berkembang. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa dikenal corporate social responsibility (CSR), yang mana perusahaan diharapkan mampu berkontribusi dalam berbagai program pemasyarakatan.
Adanya berbagai macam perspektif tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang mana kedua hal pandangan ini tidak muncul sendirinya, melainkan muncul dari 2 cara pandangan yaitu bagimanana peran bisnis dalam masyarakat.
Cara pandang yang pertama hadir dari adanya teori ekonomi neo-klasik ynag melihat bagaimana peran bisnis dalam meraih keuntungan dalam masyarakat yang mana
4
keuntungan ini dipegang oleh pemegang saham (Miloud 2014,6). Sebaliknya dalam pandangan pemangku kepentingan (Stakeholder) yang didasarkan pada teori tentang pemangku kepentingan yang yakin bahwa perusahaan memilki adanya tanggung jawab sosial. Dalam hal ini menuntut perusahaan untuk terus mempertimbangkan seluruh pihak akibat dampak adanya suatu intervensi atau program (Maulidiana 2018,13).
Waktu berjalan dan perkembangan dunia usaha semakin besar, banyaknya program yang hadir di tengah lapisan masyarakat yang merupakan program intervensi dari perusahaan yang bertujuan untuk pembangunan jangka panjang dari berbagai sektor kesejahteraan dan yang lain.
Program yang hadir menjadi bagian dari strategi bisnis, maka dalam hal ini akan mempermudah untuk unit-unit usaha yang berada dalam suatu perusahaan untuk dapat menerapkan bentuk kegiatan dari program CSR yang dirancangnya. Sehingga implikasi keuangan perusahaan yang disalurkan melalui program CSR akan menjadi lebih jelas dan tegas.
Di Indonesia istilah CSR untuk BUMN disebut juga sebagai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Dasar hukum PKBL adalah "Peraturan Menteri BUMN No.40 Tahun 2007, bahwa setiap BUMN wajib membentuk unit kerja khusus yang menangani langsung masalah pembinaan dan pemberdayaan masyarakat". Selain itu, dalam Peraturan Mentri BUMN No. Per-02/MBU/04/2020
5
tentang PKBL mengatakan bahwa "Perum dan Persero wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dengan memenuhi ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri ini". Hal yang sama di jelaskan oleh Petkoski, yaitu:
“perusahaan harus memiliki komitmen bekerjasama dengan semua stakeholder yang berhubungan dengan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan dengan tujuan untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan atau yang biasa dikenal dengan istilah sustainability development” (Eko Widodo 2019,29).
Setiap perusahaan akan melalukan berbagai kegiatan- kegiatan yang terencana untuk terus menjaga eksistensinya dan menjadi good business. Dengan melakukan dan menerapkan peraturan pemerintah dalam menerapkan tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) atau disingkat CSR.
CSR sebagai bentuk komitmen dunia usaha untuk berkelanjutan dan terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk meningkatkan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas masyarakat lokal dan masyarakat secara luas (Suharto 2010,12). Disimpulkan bahwa setiap perusahaan dalam melakukan kegiatannya ingin selalu melakukan hal yang dianggap baik. Adanya kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan, keluarga
6
karyawan dan juga masyarakat yang cakupannya lebih holistik, melembaga, dan berkelanjutan.
Dalam islam diakui adanya suatu bentuk tanggungjawab sosial, al-Qur’an telah memberi petunjuk sebagimana yang tertera dalam Surah al-Qashash/77 berikut:
َسنَت َلَ َو ۖ َة َر ِخاَءْلٱ َراهدلٱ ُ هللَّٱ َكٰىَتاَء ٓاَميِف ِغَتْبٱ َو َلَ َو ۖ َكْيَلِإ ُ هللَّٱ َنَسْحَأ ٓاَمَك نِسْحَأ َو ۖ اَيْنُّدلٱ َن ِم َكَبي ِصَن َني ِدِسْفُمْلٱ ُّب ِحُي َلَ َ هللَّٱ هنِإ ۖ ِض ْرَ ْلْٱ ىِف َداَسَفْلٱ ِغْبَت
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang berbuat kerusakan".
Namun, masih terdapat permasalahan yang kurang diperhatikan seperti adanya pertimbangan yang dirasa kurang etis dimana perusahaan hanya mengeluarkan biaya yang mengedepankan sisi keuangan dibandingkan sisi non keuangan. Hal ini dapat dilihat dari yang paling umum yaitu pemberian bantuan sumbangan yang hanya dilakukan sebatas untuk berbuat baik demi terlihat baik mata masyarakat yang juga hanya sekedar do good and to look good (Suharto 2010,18). Dalam penelitian (Firdaus 2011, 150) yang berjudul CSR Perbankan dan dampaknya pada Tri
7
Dharma perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah bahwa dampak dari adanya dana CSR bahwa dalam melakukan kerjasama perusahaan tidak banyak mencantumkan secara jelas program-program pemanfaatan dana CSR yang dialokasikan untuk kegiatannya, sehingga berdampak hasil yang belum banyak kontribusinya bagi masyarakat penerima manfaat.
Menurut Edi Suharto banyaknya perusahaan yang bersifat "impresif" atau hanya tebar pesona saja tetapi tidak tebar karya yang dalam hal ini adalah pemberdayaan.
Perusahaan seperti PT. Unilever, Freport, Indika Energi, Pertamina serta perusahaan lain yang telah cukup lama berkecimpung dalam dunia CSR (Suharto 2010,16).
Pada penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Dody Prayogo Penelitian ini membahas tentang Program CSR dan CD khususnya pada industry tambang dan migas, yang mana dalam program ni memilki posisi yang strategis guna membangun relasi resipkoral antara korporasi dan pemangku kepentingan. Berhasil atau gagalnya suatu program dapat turut menentukan keabsahan sosial korporasi. Untuk itu diperlukan evaluasi agar dapat menunjukan kelebihan dan kekurangan program. Artikel penelitian ini memaparkan hal- hal pokok yang harus dilakukan serta bagaimana implikasi hasil secara bisnis, sosial, dan legal (Prayogo 2011,43).
Penelitian ini berhubungan dengan peneliti karna sebab dalam aspek yang dibahas yaitu tentang bagaimana suatu
8
dampak dari adanya suatu intervensi program yang dilihat dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Penelitian dari (Pranoto and Yusuf 2016,39) mengukur bagaimana pelaksanaan program serta tanggapan dan partisipasi masyarakat dalam program CSR tersebut.
Sejalan dengan penelitian (Busori et al. 2013,366) bahwa secara keseluruhan program yang dijalankan oleh CSR kepada masyarakat masuk dalam kategori yang baik. Hal tersebut diukur dengan melihat bagaimana input, output dan dampak yang dihasilkan dari intervensi program tersebut terhadap kepuasan masyarakat (Ariefianto 2015). Bila melihat pada penelitian (Ariefianto 2015,115) bahwa program yang dijalankan oleh perusahaan sebenarnya berfokus kepada pemberdayaan masyarakat yang mana perusahaan menggunakan dasar SDG's dan ISO 26000 sebagai dasar program. Program tersebut meliputi bidang lingkungan seperti reboisasi atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. Bidang sosial terdiri dari pendidikan dan hibah, beasiswa, pendididkan vokasional, penyuluhan. Serta dalam bidang ekonomi yaitu seperti pemberian modal, pelatihan usaha dan pendampingan. Sehingga terdapat dampak yang dirasakan oleh masyarakat.
Akan tetapi, dalam penelitian (Azizah 2017) perusahaan tidak mencoba membangu relasi yang baik dengan masyarakat sehingga proses penggalian kebutuhan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga pada
9
program yang dijalankan tidak berdampak kepada masyarakat. Disimpulkan bahwa beberapa penelitian diatas berfokus kepada bagaimana penerapan dari adanya suatu program CSR dan dampaknya.
Dari beberapa hasil penelitian diatas terdapat persamaan dengan peneliti yaitu mengevaluasi dampak dari adanya suatu program yang diukur dengan melihat bagaimana dampaknya terhadap masyarakat. Perbedaannya terletak di objek penelitiannya. Peneliti akan membahas bagaiamana dampak sebelum dan sesudah dari suatu intervensi program. Program yang ada di kelurahan Pancoran sebelumnya sudah ada dan berproses. Dalam penelitian ini CSR sebagai agen pembangunan yang mana masyarakat bisa menjadi subjek dalam program tersebut.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya dengan penelitian terdahulu ini setelah dievaluasi untuk melihat posisi penelitian ini disimpulkan bahwa dalam posisi penelitian yaitu memperluas penelitian sebelumnya. Karna keterbatasan teori sehingga terdapat kesamaan teori yang akan digunakan. Fokus dari penelitian ini yaitu melihat bagaiamana CSR Korindo sebagai pengembangan komunitas dan melihat bagaimana dampaknya terhadap masyarakat.
Berawal dari mengikuti kegiatan kursus yang dipelajari di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2014.
Dimana konsep dari kursus tersebut ia ingin praktikan di
10
wilayahnya. Berbekal ilmu yang didapatkan beliau mempunyai ide kampung hidroponik di lingkunganya yang telah berjalan selama 9 bulan. Namun, baru diresmikan oleh Pemda DKI Jakarta dan berbagai CSR pada 31 Desember 2017. Salah satu CSR yang ikut dalam peresmian kampung hidroponik yaitu CSR Korindo.
Korindo Group merupakan perusahaan yang bergerak pada usaha hutan tanaman industri dan perkebunan kelapa sawit. Korindo berhasil mengembangkan industri ramah lingkungan dimana nilai ekonomi berasal langsung dari hutan dan sumber daya hutan. Korindo mendorong masyarakat setempat untuk menciptakan mata pencaharian mereka sendiri melalui kegiatan CSR dan membuat lingkungan yang mandiri seperti pelatihan bertani dan berternak unggas.
Program dimulai pada tahun 2015, ketika Korindo membantu membangun Kampung Hidroponik pertama di Rawajati, sebuah lingkungan yang berlokasi di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, dengan mendanai kelompok masyarakat dibimbing oleh koperasi lokal. Dengan melihat keberhasilan di Rawajatii, Korindo berusaha memperluas kegiatan tersebut ke Pangadegan, lingkungan lain di kecamatan yang sama. Pengembangan Kampung Hidroponik kedua tersebut dimulai pada tahun 2017 berkat kerja sama antara Korindo dengan kelompok tani setempat, yaitu Hidrofresh. Pada wilayah yang sama yaitu di RW 04
11
Kelurahan Pancoran juga menjadi tempat untuk Korindo memberikan bantuan program CSR.
Pada programnya untuk memberikan suatu kegiatan bagi masyarakat khususnya lansia dan masyarakat setempat yaitu bercocok tanam dengan metode hidroponik dan budidaya ikan lele. Korindo memberikan kontribusinya melalui pemberian bantuan bibit ikan lele dan hidroponik wilayah tersebut. Selain itu, pemberian bantuan berupa alat untuk membuat produksi hasil perikanan yaitu penggilingan daging untuk masyarakat membuat aneka olahan dari ikan lele yaitu bakso, pempek, somay, dan olahan makanan lain yang hasilnya dapat dijual sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di Kelurahan Pancoran khususnya di RW 04.
Keberadaan CSR Korindo menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Kelurahan Pancoran khususnya di RW 04, Kelurahan Pancoran. Fokus kegiatan program pada RW 04 yaitu budidaya ikan lele. Jika dilihat lokasi Pancoran yang berada di tengah kota Jakarta yang padat dengan gedung dan kurangnya daerah resapan air sehingga tentunya dengan adanya program pemberdayaan masyarakat Pancoran yang dilakukan oleh CSR Korindo dengan adanya bantuan tersebut tentunya memberikan dampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, dengan adanya program tersebut tentunya telah menghasilkan jalanan yang lebih hijau, sumber makanan makanan lokal dan peluang usaha
12
baru. Dari papaaran latar belakang diatas, peneliti memfokuskan penelitian evaluasi ini pada kajian dampak program. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam yaitu dengan judul “Evaluasi Dampak Program Pemberdayaan Masyarakat Pancoran Oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Korindo”.
B. Batasan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan. penulis hanya membatasi pada:
1. Mendeskripsikan tahapan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat Pancoran oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Korindo di RW 04 Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan 2. Mengevaluasi dampak sebelum dan sesudah
program pemberdayaan masyarakat Pancoran oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Korindo yang dilakukan di RW 04 Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dapat dirumuskan yaitu:
a. Bagaiamana tahapan pemberdayaan masyarakat Pancoran oleh Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Korindo
13
b. Bagaimana evaluasi dampak program pemberdayaan masyarakat Pancoran oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Korindo
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
a. Mendeskripsikan tahapan pemberdayaan masyarakat Pancoran oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Korindo
b. Mengdeskripsikan evaluasi dampak program pemberdayaan masyarakat Pancoran oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Korindo
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan bagi lingkungan akademisi dan peneliti lainya yang tertarik untuk meneliti masalah yang berhubungan dengan bidang Industri seperti CSR.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapakn dapat memberikan saran dan masukan kepada pihak-pihak lembaga pemerintah dan non pemerintah terkait evaluasi dampak program CSR melalui pemberdayaan masyarakat pancoran oleh CSR Korindo.
14 F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Tinjauan ini digunakan untuk membantu serta menambah pengetahuan peneliti terkait penelitian terdahulu dengan topik pembahasan peneliti. Selain itu, tinjauan ini juga digunakan dengan topik pembahasan peneliti dan dasar agar terhindar dari adanya kesamaan judul dan lain-lain yang sudah pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Maka dalam hal ini, peneliti akan mempertegas perbedaan dan persamaan dari masing-masing judul, yaitu:
1. Evaluasi Program Corporate Social Responsibility Pada Industri Tambang dan Migas
Penelitian Ini ditulis oleh Dody Prayogo, FISIP, Universitas Indonesia. 2011. Penelitian ini membahas tentang Program CSR dan CD khususnya pada industry tambang dan migas, yang mana dalam program ni memilki posisi yang strategis guna membangun relasi resipkoral antara korporasi dan pemangku kepentingan. Berhasil atau gagalnya suatu program dapat turut menentukan keabsahan sosial korporasi. Untuk itu diperlukan evaluasi agar dapat menunjukan kelebihan dan kekurangan program. Artikel penelitian ini memaparkan hal-hal pokok yang harus dilakukan serta bagaiamana implikasi hasil secara bisnis, sosial, dan legal.
15
2. Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa Sarijaya
Penelitian ini ditulis oleh Asa Ria dan Dede Yusuf, 2014. Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan mendasar yaitu mengenai penerapan CSR, yaitu dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan program CSR tersebut. Selain itu, dengan melihat indicator yang digunakan PT Pertamina EP agar mampu menjalankan CSR yang mengacu kepada dokumen MDG's, perundang-undangan, dan ISO 26000.
Dalam penelitian ini bermasud untuk mengukur pelaksanaan serta tanggapan dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program CSR yang dilakukan.
3. Evaluasi dan Analisis Dampak Program CSR Badak LNG
Penelitian ini ditulis oleh Busori Sunaryo dan Hanes Utama. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengevaluasi kegiatan CSR yang telah dijalankan dengan mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap program CSR yang telah dijalankan. Adapaun pendekatan yang digunakan sebagai kajian yaitu input, output dan impact melalui analisis kepuasan masyarakat. Hasil dari penelitian ini yaitu secara keseluruhan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan program CSR Badak LNG menunjukan masuk kedalam kategori yang baik.
16
4. Program CSR PT Semen Indonesia Tbk dan Dampaknya Terhadap Keberdayaan Masyarakat
Penelitian ini dibuat oleh Lutfi Ariefianto, Dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah. FKIP, Universitas Jember, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik, dampak edukatif, dan faktor pendukung atau brominasi program CSR perusahaan Semen Indonesia Tbk. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi bidang lingkungan hidup melalui program reboisasi, bidang sosial terdiri dari bidang pendidikan dan hibah, beasiswa, pendidikan vokasional, penyuluhan sektor kesehatan, dan pengobatan gratis. Serta bidang ekonomi melalui pemberian modal, pelatihan usaha dan pendampingan memilki dampak yang sudah optimal.
5. Dampak Pemberdayaan CSR Pada Program Pembersihan Aliran Sungai Cakung PT Krama Yudha Ratu Motor Indonesia
Penelitian ini disusun oleh Della Azizah, Program Studi Kesejahteraan Sosial, UIN Jakarta, 2017. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program CSR pada program pembersihan aliran sungai Cakung Lama serta mengetahui bagaiamana dampak setelah adanya kegiatan tersebut. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat dilaksanakan sesuai dengan
17
aturan yang ada. Banyaknya perusahaan yang tidak menjalin relasi baik dengan masyarakat, pada proses assessment perusahaan tidak mencoba menggali tentang permasalahan.
Selain itu, banyaknya perusahaan yang menjadi tim pelaksana dalam kegiatan perusahaan yang tidak memahami tentang pembuatan program. Sehingga dampak yang dirasakan terhadap adanya suatu program intervensi oleh perusahaan tidak adanya perubahan dari segala sisi
6. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk di Kabupaten Bogor
Penelitian ini disusun oleh Noviyani Muslikhah, Program Studi Kesejahteraan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Skripsi ini membahas tentang proses tahapan penerapan CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam memberdayakan di sekitar wilayah operasional melalui program CSR. Hasil penelitian ini bahwa program CSR Indocement menitik beratkan kepada CD dan Sustainability Development.Tahapan penerapan menyusun kepada rencana strategis 5 tahun, proses implementasi dengan pola sentralisasi dengan mekanisme Top-Down Process. Dampak pada paska kegiatan ini berfokus kepada sosial, lingkungan, dan ekonomi.
18
Berikut kajian terdahulu yang dibuat dalam bentuk paragraph untuk menjelaskan posisi peneliti dengan penelitian sebelumnya.
Pada penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Dody Prayogo Penelitian ini membahas tentang Program CSR dan CD khususnya pada industry tambang dan migas, yang mana dalam program ni memilki posisi yang strategis guna membangun relasi resipkoral antara korporasi dan pemangku kepentingan. Berhasil atau gagalnya suatu program dapat turut menentukan keabsahan sosial korporasi. Untuk itu diperlukan evaluasi agar dapat menunjukan kelebihan dan kekurangan program. Artikel penelitian ini memaparkan hal- hal pokok yang harus dilakukan serta bagaimana implikasi hasil secara bisnis, sosial, dan legal (Prayogo 2011,43).
Penelitian ini berhubungan dengan peneliti karna sebab dalam aspek yang dibahas yaitu tentang bagaimana suatu dampak dari adanya suatu intervensi program yang dilihat dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Penelitian dari (Pranoto and Yusuf 2016,39) mengukur bagaimana pelaksanaan program serta tanggapan dan partisipasi masyarakat dalam program CSR tersebut.
Sejalan dengan penelitian (Busori et al. 2013,366) bahwa secara keseluruhan program yang dijalankan oleh CSR kepada masyarakat masuk dalam kategori yang baik. Hal tersebut diukur dengan melihat bagaimana input, output dan dampak yang dihasilkan dari intervensi program tersebut
19
terhadap kepuasan masyarakat (Ariefianto 2015). Bila melihat pada penelitian (Ariefianto 2015,115) bahwa program yang dijalankan oleh perusahaan sebenarnya berfokus kepada pemberdayaan masyarakat yang mana perusahaan menggunakan dasar SDG's dan ISO 26000 sebagai dasar program. Program tersebut meliputi bidang lingkungan seperti reboisasi atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. Bidang sosial terdiri dari pendidikan dan hibah, beasiswa, pendididkan vokasional, penyuluhan. Serta dalam bidang ekonomi yaitu seperti pemberian modal, pelatihan usaha dan pendampingan. Sehingga terdapat dampak yang dirasakan oleh masyarakat.
Akan tetapi, dalam penelitian (Azizah 2017) perusahaan tidak mencoba membangu relasi yang baik dengan masyarakat sehingga proses penggalian kebutuhan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga pada program yang dijalankan tidak berdampak kepada masyarakat. Disimpulkan bahwa beberapa penelitian diatas berfokus kepada bagaimana penerapan dari adanya suatu program CSR dan dampaknya.
Dari beberapa hasil penelitian diatas terdapat persamaan dengan peneliti yaitu mengevaluasi dampak dari adanya suatu program yang diukur dengan melihat bagaimana dampaknya terhadap masyarakat. Perbedaannya terletak di objek penelitiannya. Peneliti akan membahas bagaiamana dampak sebelum dan sesudah dari suatu
20
intervensi program. Program yang ada di kelurahan Pancoran sebelumnya sudah ada dan berproses. Dalam penelitian ini CSR sebagai agen pembangunan yang mana masyarakat bisa menjadi subjek dalam program tersebut.
Studi evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan desain evaluasi. Menurut Rowley dalam (Maulida 2020,23) desain evaluasi merupakan logika yang emengkolerasikan data yang akan dikumpulkan dan kesimpulan yang harus ditarik kearah bentuk pertanyaan dari studi.
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi evaluasi. Pendekatan kualiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan interaksi komunikasi yang mendalam dengan fenomena yang akan diteliti. Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini untuk mendapatkan gambaran dan informasi mengenai evaluasi dampak program pemberdayaan masyarakat pancoran oleh CSR Korindo.
Deksriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang ada, bak fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.
Studi evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan desain evaluasi. Menurut Rowley dalam (Maulida 2020,23) desain
21
evaluasi merupakan logika yang mengkolerasikan data yang akan dikumpulkan dan kesimpulan yang harus ditarik ke arah bentuk pertanyaan dari studi, desain penelitian memastikan terjadinya perpaduan.
Hal lain yang dapat digunakan dalam memandang suatu desain penelitian adalah dengan rencana tindakan untuk memperoleh dari pertanyaan ke kesimpulan. Memastikan terdapat pandangan yang jelas apa yang akan di capai. studi evaluasi pun terdiri dari model evaluasi dan bentuk evaluasi.
Studi evaluasi menentukan jenis evaluasi apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana cara memproses dalam pelaksanaan tersebut.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data menurut (Moleong 2010). Jika dilihat dari caranya, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara digunakan untuk peneliti mengetahui hal-hal dari informan secara mendalam.
Situasi yang ada pada saat wawancara berhubungan dengan waktu dan tempat saat dilakukanya wawancara. Waktu dan tempat wawancara yang tidak
22
tepat dapat menjadikan pewawancara menjadi merasa canggung untuk diwawancarai dan tentunya informan akan merasa enggan untuk mengungkapkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan sifat pertanyaan, wawancara dibedakan menjadi tiga menurut Sudaryono dalam (Ajeng 2020,14), antara lain:
1) Wawancara terpimpin, yaitu pertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah disusun
2) Wawancara bebas, yaitu pada wawancara ini terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dengan informan, namun wawancara tetap digunakan tujuan penelitian sebagai pedoman 3) Wawancara bebas terpimpin, yaitu perpaduan
antara wawancara bebas dan terpimpin. Pada pelaksanaanya, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan kepada informan.
Selain itu, wawancara dibedakan menjadi dua macam, yaitu wawancara berstruktur dan tidak berstruktur. Pada wawancara berstruktur, bahwa semua pertanyaan telah dirumuskan sebelumnya dengan cermat, biasanya secara tertulis. Dengan demikian, peneliti menggunakan wawancara yang
23
bebas terpimpin, dan tidak berstruktur. Sesuai dengan pedoman wawancara kepada pihak CSR Korindo Group, lurah Pancoran yang berperan dalam pelaksanaan program budidaya ikan lele dan hidroponik serta anggota kelompok, ketua RW 04, dan masyarakat sekitar yang terdampak dalam proses tersebut sehingga mendapatkan informasi yang akan diteliti mengenai evaluasi dampak program terkait pelaksanaan program, tujuan program, kendala program, serta dampak secara sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat dalam program budidaya ikan lele dan hidroponik ini.
b. Teknik Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dalam hal ini, peneliti menjadi observer dengan melakukan pengamatann langsung mengenai subjek dan objek yang akan diteliti terkait dengan dampak yang dirasakan oleh masyarakat Pancoran yang melaksanakan atau berpartispasi dalam program
24
budidaya ikan lele dan hidroponik di Kelurahan Pancoran
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan Teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan dan menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis, gambar, hasil karya, maupun elektronik. Dokumen tersebut setelah didapat kemudian diolah untuk dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan untuk membentuk satu kajian yang sistematis, terpadu, dan juga utuh (Ajeng 2020,15). Kemudian, dalam studi ini peneliti akan melakukan pengkajian data-data tersebut dengan mencocokan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti.
3. Sumber Data
Pada penulisan skripsi ini, peneliti mengumpulkan informasi penelitian sesuai dengan dua sumber daya yang telah didapat (Ajeng 2020,16).
a. Data Primer
Data yang diambil dari sumber-sumber utama yaitu, Koordinator CSR Korindo Group, Lurah Pancoran, Anggota, Masyarakat sekitar Pancoran, dan Stakeholder terkait yang dibutuhkan.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari berbagai macam literatur yang berhubungan dengan penelitian antara
25
lain jurnal, buku, arsip-asrsip, surat kabar, catatan, laporan, dan lain-lain.
4. Teknik Pemilihan Subjek dan Informan
Menurut Dr. Irawan Soehartono, informan penelitian merupakan seseorang yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan tujuan peneltian. Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dalam teknik ini, peneliti dengan bebas mengambil anggota sampel yang sudah dipertimbangkan pengumpulan data yang menurut peneliti sesuai dengan tujuannya.
Dalam penelitian skripsi ini, teknik pemilihan informan atau subjek dalam penelitian yaitu purposive sampling yaitu teknik pemilihan informan dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan dalam teknik ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti memerlukan data mengenai sejarah dan program yang ada di PT Korind dan bagaimana pelaksanaan program yang dilakukan. Selain itu, evaluasi dari adanya program yang telah dijalan oleh CSR Korindo Group dalam bidang Kewirausahaan. Selain itu, lurah yang ikut dalam kegiatan pelaksanaan program budidaya ikan lele dan hidroponik bisa menjadi sumber informasi untuk peneliti.
Selain itu, masyarakat menjadi informna untuk melihat kepada bagaimana dampak dari program budidaya ikan lele dan hidroponik di wilayah ini bagi keberdayaan masyarakat
26
Pancoran. Sebab, akibat dari suatu program yang dijalankan oleh CSR dalam hal pengembangan sangat berpengaruh kepada tingakat kemandirian masyarakat. Sehingga dapat terlihat apakah program yang dijalankan berhasil atau tidak.
Berdampak positif atau tidak.
Kriteria dalam Kunci dari informan peneltian skripsi dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1.3 Rancangan Informan Peneliti Informan Informasi
yang Dicari
Kriteria Juml ah Pegawai/
Pengurus (Corporat e Social Responsib ility) Korindo
Gambaran Umum
Program dan Pelaksanaan Program
Pegawai yang terlibat dalam proses perumusan program sampai dengan pelaksanaan
program
1
Lurah Kelurahan Pancoran Jakarta Selatan
Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat
Lurah yang ikut dalam perumusan program dan terlibat dalam pelaksanaan program
1
Ketua RW 04
Pelaksanaan dan Dampak Program
Pemberdayaan Masyarakat
RW yang telibat dalam proses pembentukan
program dan terlibat dalam kegiatan pelaksanaan
budidaya ikan lele dan hidroponik minimal 1 tahun
1
27 Informan Informasi
yang Dicari
Kriteria Jumlah
Masyarakat Pancoran
Dampak Program Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat yang ikut terlibat dalam pelaksanaan program dan yang ada disekitar tempat budidaya ikan lele dan hidroponik
4
5. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian diambil peneliti dalam mencari informasi serta data-data terkait dengan objek penelitian adalah RW.04 yang berfokus kepada budidaya ikan lele dan budidaya hidroponik, Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian atau kegiatanya kurang lebih 4 bulan terhitung mulai Februari 2021 sampai dengan Maret 2021.
6. Teknik Analisis Data
Temuan hasil penelitian diolah melalui teknik analisa data. Miles dan Huberman dalam (Ajeng 2020,19) menyatakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan langsung. Selain itu, bahwa untuk menganalisa data perlu membagi tiga tahap berikut, yaitu, reduksi data,
28
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Ketiga tahapan tersebut adalah proses siklus dan interaksi pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data yang membangun wawasan umum atau suatu analisis.
Berikut ini penjelasan tentang teknik analisis data:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan pemusatan perhatian kepada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis lapangan. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi data selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan memo.
b. Penyajian Data
Data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian- penyajian yang baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid meliputi:
berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan.
c. Kesimpulan/ atau verifikasi
Dengan meriview penulisan, melakukan tinjauan ulang pada catatan yang diperoleh dari lapangan, bertukar pikiran dengan teman sejawat,
29
dan melakukan upaya lain untuk mengembangkan hasil penelitian.
7. Teknik Keabsahan Data
Menurut Denzim (Moleong 2004,330) triangulasi dibedakan menjadi empat yaitu dengan memanfaarkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini teknik keabsahan data yang peneliti gunakan yaitu teknik triangulasi sumber. Sedangkan menurut Patton dalam (Moleong 2004,330-331) teknik triangulasi sumber merupakan cara untuk membandingkan dan mengecek kembali kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Berdasarkan teknik triangulasi sumber ini peneliti akan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan mereka, membandingkan hasil wawancara dengan studi dokumentasi yang berkaitan. Alasan dalam penggunaan metode ini yaitu sesuai dengan penelitian tentang evaluasi dampak yang mana akan mengetahui bagaiamana suatu program intervensi dapat memberikan dampak baik positif ataupu negatif.
H. Sistematika Penulisan
Peneliti menggunakan teknik penulisan bedasarkan panduan buku "Pedoman Penulisan Karya Ilmiah".
Pedoman ini berdasarkan Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatulla Jakarta Nomor 507 Tahun 2017 tentang
30
pedoman penulisan karya ilmuag (skripsi, tesis dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian, tinjauan kajian terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang landasan teori- teori yang digunakan yang berkaitan dengan penelitian.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA Bab ini berisi tentang gambaran secara umum lembaga atau penelitian yang diteliti meliputi profil, visi, misi struktur manajemen, dan lain sebagainya.
BAB IV DATA DAN TEMUAN
PENELITIAN
Bab ini berisi tentang uraian penyajian data dan temuan penelitian yang didapat peneliti selama melakukan penelitian.
BAB V PEMBAHASAN
31
Bab ini berisi tentang uraian terkait analisa hasil penelitian yang ditemukan, hasil data, maupun temuan peneliti di lapangan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan, implikasi dan saran hasil penelitian dari tiap-tiap bab sebelumnya.
32 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa kajian sebagai landasa teori untuk dasar dalam penelitian skripsi ini. Adapaun teori yang digunakan dalam penelitian skripsi ini yaitu sebagai berikut:
2.1 Evaluasi Program
2.1.1 Konsep Evaluasi Program
Menurut King dalam (Maulida 2020,20) evaluasi merupakan suatu proses penelitian yang sistematis untuk menyediakan informasi mengenai karakteristik, aktivitas, atau keluaran (outcome) program atau kebijakan yang dapat dipercaya untuk tujuan penelitian. Sedangkan (Prayogo 2011,45) menyatakan bahwa evaluasi merupakan upaya untuk menilai secara komprehensif sejumlah hasil dari adanya suatu kegiatan atau program pembangunan. Nurul Hidayati dalam (Sholeh 2015,20) mengatakan bahwa evaluasi merupakan teknik untuk mengkritisi suatu program dengan melihat kondisi kekurangan, kelebihan, selain itu dengan melihat adanya aspek input, proses, dan produk
33
dari sebuah program. Dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu studi untuk melihat sebuah program dengan alur dalam prosesnya pada aspek masukan, proses, dan produk dan dampaknya yang dihasilkan.
Untuk tujuan dari evaluasi program itu sendiri Stufflebam dan Srinkfield dalam (Maulida 2020,21) mengemukakan bahwa Suchman mendukung pendapat Bigman mengenai adanya tujuan dari evaluasi yaitu untuk menemukan apakah dan seberapa baik tingkat objektif program telah terpenuhi, menemkan alasan berhasil atau gagal program, membuka prinsip yang membuat program berhasil, mengarahkan proses eksperimen dengan teknik untuk meningkatkan efektifitas, dan meletakan dasar penelitian selanjutnya mengenai alasan sukses relative teknik alternative.
2.1.2 Model Evaluasi Program
Untuk model dari studi evaluasi, Dale dalam (Eko Widodo 2019,45) membagi dua model yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Evaluasi formatif
34
Evaluasi formatif merupakan penilaian untuk meningkatkan kinerja atau kinerja program, baisanya dilakukan saat program masih atau sedang berjalan. Evaluasi seperti ini banyak dilakukan di pertengahan program, dimaksudkannya untuk programyang sudah direncanakan berjalan dengan pasti sesuai dengan tujuan dan terget yang telah ditentukan
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat kebijakan telah di implementasikan dan dapat memberikan dampak atau pengaruh terhadap masyarakat. Juga setelah akhir program untuk memastikan bahwa program yang dijalankan telah berhasil atau gagal menurut tujuan dari program tersebut.
Tujuan dari evaluasi sumatif yaitu mengukur bagaiaman efektifitas atau program yang telah dilaksanakan pemerintah ataupun lembaga maupun perusahaan memberikan dampak yang nyata pada permasalahan yang dihadapi. Dampak disini dapat dilihat oleh adanya suatu intervensi program pada kelompok sasaran (baik akibat yang diharapkan atau tidak diharapakan), dan sejauh mana akibat dari tersebut mampu menimbulkan pola perilaku baru pada kelompok sasaran (impact). Intervensi yang dilakukan pada suatu komunitas sasaran yang sesuai
35
dengan yang diharaplan atau tidak diharapakan maupun tidak mampu menimbulkan perilaku baru pada kelompok sasaran disebut (effect).
Selain itu, penilaian seperti ini dilakukan untuk memastikan bahwa program yang sama dapat diterapkan di tempat lain dengan konteksnya relaitf sama maka tentunya tingkat keberhasilanyanya pun sama. Penilaian sumatif ini dilakukan secara menyeluruh terhadap elemen perencanaan, dan variabel tujuan yang akan hendak dicapai.
Kemudian, Menurut Friensterbuch dan Motz dalam Hendrick terdapat 4 bentuk evaluasi:
a. Single Program After Only
Pada tahap ini merupakan jenis yang melakukansuatu pengukuran kondisi atau penilaian terhadap suatu program yang didalamnya telah meneliti setiap variable yang dijadikan kriteria program. Evalausi dalam tahap ini melihat hasil pelaksanaan dari suatu program.
b. Single Program Before-after
Pada tahap ini, bentuk evaluasi ingin mencoba mengkaji kondisi masyarakat sebelum dan sesudah pelaksanaan program serta melaksanakan pembanding sehingga nantinya akan diketahui pengaruh program tersebut atau dampaknya terhadap kelompok masyarakat sasaran.
c. Comparative After Only
36
Pada tahap ini, bentuk evaluasi dilakukan dalam bentuk pembanding antara 2 objek yaitu kondisi masyarakat yang terkena dampak program dengan masyarakat yang tidak terkena dampak program setelah program dilaksanakan
d. Comparative before-after
Pada tahap ini, evaluasi merupakan bentuk pengembangan dari bentuk sebelumnya. Dalam evaluasi bentuk ini dilakukan perbandingan antara dua daerah dan dua dimensi waktu yaitu sebelum dan sesudah program dilaksanakan.
2.1.3 Evaluasi Dampak
Evaluasi dampak berfokus pada sejauh mana suatu kebijakan program menyebabkan perubahan yang dikehendaki. Tujuan dari penelitian evaluasi dampak yaitu mengukur efektifitas suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini jika program dikatakan berdampak jika tujuan dan sasaran yang dikehendaki mengalami perubahan.
World Bank Independen Evaluation Group (IEG) menjelaskan bahwa evaluasi dampak merupakan identifikasi sistematis tentanng efek positif atau negative dengan atau tidaknya dari seorang dalam rumah tangga, institusi, dan
37
lingkungan yang disebabkan oleh sebuah intervensi program sebelumnya.
Evaluasi dampak atau sumatif digunakan utuk mengukur dan menilai keluaran serta akibat serta adanya pengaruh yang dihasilkan dari adanya suatu intervensi program. Dengan menilai dan mengetahui seberapa efektif suatu program dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Evaluasi dampak berfokus kepada keadaan sebelum dan sesudah intervensi program. Menurut Friensterbuch dan Motz evaluasi single before after mencoba mengkaji kondisi masyarakat sebelum dan sesudah pelaksanaan program serta melaksanakan pembanding sehingga nantinya akan diketahui pengaruh program tersebut atau dampaknya terhadap kelompok masyarakat sasaran.
2.1.4 Dampak Program a. Dampak Sosial
Teori Perubahan sosial sebagai dasar awal mula dalam munculnya teori tentang dampak sosial ekonomi.
Perubahan sosial menurut Wiryohandoyo dalam (Agustina and Octaviani 2017,155) adalah suatu bentuk peradaban manusia akibat dari perubahan alam, biologis, fisik yang terjadi dalam kehidupan manusia. Selain itu, perubahan sosial yang terjadi menurut Davis merupakan
38
perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Selo Soemardjan juga menyatakan bahwa perubahan sosial sebagai segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang dapat mempengaruhi sistem sosialnya termasuk didalamnya yaitu nilai, sikap, dan pola-pola perilaku diantara kelompok dalam masyarakat.
Dampak sosial merupakan sebuah bentuk akibat atau pengaruh yang terjadi karena suatu hal. Dalam hal ini pengaruh yang berakibat pada masyarakat, baik karena adanya suatu kejadian yang mempengaruhi masyarakat atau hal lain didalam masyarakat (Rodhiyah 2015,5). Dampak sosial merupakan perubahan yang terjadi pada hubungan atau interaksi antar individu setelah adanya suatu peristiwa atau program (Kurnia et al. 2020,33).
Dampak sosial juga diartikan sebagai perubahan yang terjadi dalam hubungan antara anggota masyarakat yang menimbulkan bentuk kerja sama ataupun perselisihan yang menunjukan keseimbangan dalam interaksi sosial.
Interaksi sosial menurut Bimo dalam (Wawan et al. 2017,10), merupakan hubungan antara individu satu dengan yang lainya dimana individu mempengaruhi individu yang lainya sehingga terdapat hubungan timbal
39
balik. Selain itu, hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial juga merupakan hubungan timbal balik antar dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
Dari penjelasan diatas bahwa interaksi sosial dapat dijelaskan yaitu hubungan timbal balik yang dinamis antara sesama individu, atau kelompok manusia yang diawali dengan adanya komunikasi sehingga terjadi adanya suatu perubahan tingkah laku pada individu.
Interaksi sosial dibagi menjadi dua yaitu interkasi asosiatif dan disosiatif. Interaksi asosiatif menurut Setiadi & Kolip (2011) adalah proses sosial yang dalam realitas sosial anggota masyarakatnya dalam keadaan harmoni yang mengarah kepada pola kerja sama.
Harmoni sosial akan menciptakan kondisi sosial yang teratur.
Proses asosiatif terbagi menjadi tiga, yaitu:
Pertama, kerja sama merupakan suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan bersama.
Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakakan untuk mencapai tujuan bersama dan
40
harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut berguna dikemudian hari. Bentuk kerja sama seperti kerukunan yang mencakup gotong royong, bargaining (pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara 2 organisasi atau lebih), kooptasi (penerimaan unsur baru), koalisi.
Kedua, akomodasi menurut Gilin dan Gilin yaitu menggambarkan suatu proses dalam hubungan sosial yang artinya mengadaptasi dalam biologi. Proses ini merupakan cara menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan. Bentuk akomodasi berupa, Corection (dilaksanakan dengan adanya paksaan), Compromise (pihak yang terlibat saling menurunkan tuntutan), arbitratation (cara untuk mencapai apabila pihak yang berhadapan tidak dapat menyelesaikan sendiri).
Ketiga, asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, yang mana hal ini ditandai dengan usaha mengurangi perbedaan yang terjadi dengan usaha untuk mempertinggi kesatuan, sikap dan proses mental dengan memperhatikan tujuan bersama.
Sedangkan proses disosiatif mengarah kepada hal yang bersifat negative. Hal ini juga dikenal dengan oposisi yang berarti bertentang dengan seseorang atau kelompok untuk meraih tujuan tertentu.
41
Proses dalam interaksi disosiatif yaitu; Pertama, persaingan atau proses sosial saling bersaing antara satu pihak dengan pihak lain tanpa memakai ancaman atau kekerasan untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua, kontravensi merupakan sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak terdapat perselisihan (konflik) terbuka. Proses sosial dengan tanda ketidakpastian, keraguan penolakan, penyangkalan dengan tidak diungkapkan secara terbuka. Ketiga, konflik merupakan suatu perjuangan individu atau kelompok untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang sering kali disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi indicator dalam dampak sosial yaitu mengenai dampak asosiatif dan disosiatif yang dikemukakan oleh Setiadi &
Kolip (2011).
b. Dampak Ekonomi
Menurut Sinaga dalam (Setyaningsih 2014,6) dampak ekonomi dapat dilihat dari sisi positif maupun negative sehingga dapat lebih berimbang dalam memberikan penilaian. Beberapa hal positif seperti meningkatnya kelayakan dan kenyaman usaha dalam hal ini dapat dikaitkan dengan program usaha, terbukanya kesempatan kerja, perubahan status menjadi pedagang
42
yang legal. Cohen dalam (Agustina and Octaviani 2017,155) menjelaskan dampak ekonomi yaitu dilihat pada indicator dampak terhadap pendapatan, dampak pada aktivitas ekonomi, dampak terhadap pengeluaran.
Selain itu, Staynes dalam (Susanto 2019,1689) berpendapat bahwa dampak ekonomi dibagai menjadi 3 bagian. Pertama, dampak langsung yaitu dilihat pada mendapatkanya bantuan dana atau permodalan yang diberikan perusahaan untuk komunitas atau masyarakat.
Kedua, dampak sekunder yang pertama meliputi perubahan tingkat harga, perubahan mutu serta jumlah barang dan jasa, perubahan dalam penyediaan property dan variasi pajak, serta perubahan sosial dan lingkungan.
Dijelaskan bahwa dampak tidak langsung merupakan manfaat dari dampak langsung yang mengakibatkan kenaikan pada input dari suatu unit usaha.
Ketiga, dampak sekunder yang kedua disebut dampak lanjutan meliputi pengeluaran rumah tangga dan peningkatan pendapatan. Dampak ekonomi lanjutan merupakan pengeluaran yang dikeluarkan oleh anggota maupun masyarakat wilayah tersebut yang digunakan untuk biaya konsumsi, biaya sekolah, dan biaya kebutuhan sehari-hari. Dalam hal ini, perputaran ekonomi yang ada diwilayah tersebut menjadi stabil.