PersonalSistem Norma
METODOLOGI PENELITIAN
A. Implementasi Norma Akademik Prodi PAI FITK UIN Sumatera Utara dalam Membentuk Pendidik Profesional dalam Membentuk Pendidik Profesional
1. Dasar dan Mekanisme Penyusunan Visi dan Misi Prodi PAI
Visi tidak boleh dibuat sembarangan, begitu pula misi. Keduanya harus disusun melalui mekanisme tertentu dengan melibatkan orang tertentu pula. Visi dan misi yang disusun dan ditetapkan secara tepat oleh orang yang juga tepat, akan mampu menjadi pedoman dan memberi gambaran yang jelas bagi lembaga atau instansi yang memilikinya. Selain itu, visi dan misi juga harus disusun berdasar pada sumber rujukan yang jelas dan sesuai dengan ideologi lembaga atau instansi di mana visi dan misi itu dirumuskan.
Merujuk pada penjelasan Amiruddin Siahaan selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara bahwa visi dan misi setiap program studi di bawah naungan FITK (termasuk Prodi PAI) disusun dengan berdasar pada:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengolahan Perguruan Tinggi;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 85 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi;
6. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 10 Tahun 2016 tentang Statuta UIN SU; Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal UIN SU tahun 2015 dan 2016;
7. Rencana Induk Pengembangan (RIP) UINSU tahun 2014-2044; 8. SK Dekan No. 588 Tanggal 27 Desember 2016 tentang
Penyusunan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran pada semua prodi yang ada di FITK UIN SU Medan.8
Delapan point di atas merupakan dasar yang menjadi acuan dalam merumuskan visi dan misi Prodi PAI. Itu berarti bahwa visi dan misi yang dirumuskan tidak boleh bertentangan dari delapan point di atas, bahkan sebaliknya, delapan point tersebut harus menjadi titik berangkat dan landasan perumusan visi dan misi Prodi PAI.
Lebih lanjut, Amiruddin Siahaan menjelaskan bahwa penyusunan visi dan misi Prodi PAI juga didasarkan atas pertimbangan perkembangan akademik PAI serta juga atas pertimbangan demand dari stakeholder, dalam hal ini sekolah dan madrasah. Pertimbangan perkembangan akademik PAI berarti bahwa penyusunan visi dan misi Prodi PAI harus berangkat dari dinamika kontemporer kajian Pendidikan Agama Islam yang terus berkembang seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertimbangan demand dari stakeholder berarti bahwa perumusan visi dan misi Prodi PAI harus mencermati kompetensi seperti apa yang diharapkan oleh sekolah dan madrasah dari lulusan-lulusan Prodi PAI.9
8Amiruddin Siahaan, Dekan FITK, wawancara di Medan, tanggal 10 April 2017.
Gambar 7. Dasar Pertimbangan Penyusunan Visi Misi Prodi PAI
Visi dan Misi Prodi PAI
8 Dasar Acuan Perkembangan
Akademik PAI
Kebutuhan Stakeholder
Dengan berpedoman pada dasar dan pertimbangan tersebut baru kemudian dirumuskan visi dan misi Prodi PAI. Tahapan-tahapan perumusannya adalah sebagai berikut:
Gambar 8. Tahapan Perumusan Visi dan Misi Prodi PAI
Penyamaan persepsi adalah istilah lain dari aktivitas saling berdiskusi, berbagi wawasan, dan saling bertukar pendapat dan data tentang sebuah topik yang menjadi kepentingan pihak-pihak tertentu. Dalam konteks visi dan misi Prodi PAI, penyamaan persepsi merupakan kegiatan diskusi dan dengar pendapat mengenai hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam merumuskan visi dan misi Prodi PAI tersebut.
Penyusunan draft awal adalah kegiatan merancang rumusan visi dan misi Prodi PAI. Merancang rumusan Prodi PAI didasari atau delapan point yang telah
Penyamaan Persepsi Visi dan Misi
Penyusunan Draft Awal Visi dan Misi
Penyusunan dan Penyempurnaan Draft
Visi dan Misi melalui Workshop Penyusunan dan
Penyempurnaan Draft Visi dan Misi melalui
FGD
Finalisasi Penetapan Visi dan Misi
diuraikan sebelumnya. Selain itu juga dengan memperhatikan pertimbangan perkembangan khazanah keilmuan PAI dan kebutuhan stakeholder. Menurut keterangan Asnil Aidah Ritonga, penyusunan draft awal dilakukan melalui Focus
Group Discussion (FGD). Draft awal yang telah disusun selanjutnya
disempurnakan. Penyempurnaan draft awal tersebut dilakukan melalui dua aktivitas; workshop dan FGD. Penyusunan draft awal dan penyempurnaannya merupakan satu rangkaian yang dipisah menjadi dua langkah tersendiri. Setelah disempurnakan maka langkah selanjutnya adalah finalisasi untuk kemudian ditetapkanlah visi dan misi Prodi PAI.10
Siapa saja yang dilibatkan dalam proses penyusunan visi dan misi tersebut? Masih berdasar keterangan Ketua Prodi PAI, bahwa visi dan misi Prodi PAI disusun dengan menghadirkan wakil dekan bidang akademik, tim ahli, dosen pengampu mata kuliah, stakeholder, tenaga kependidikan, dosen dan mahasiswa yang difasilitasi oleh ketua dan sekretaris Prodi PAI.11
Visi dan misi Prodi PAI terakhir kali diperbarui pada tahun 2017. Berdasarkan arsip dan dokumen portofolio Prodi PAI, pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan tersebut terangkum dalam tabel di bawah ini:
Tabel 5. Pihak-pihak Terlibat dalam Perumusan Visi dan Misi Prodi PAI
No Nama Jabatan Keterangan
1 Prof. Dr. Syafaruddin, MA Wakil Rektor I UIN SU Tim Ahli 2 Prof. Dr. H. Hasan Asari, MA Guru Besar UIN SU Tim Ahli 3 Prof. Dr. Dja’far Siddik, MA Guru Besar FITK UIN
SU
Tim Ahli 4 Prof. Dr. Al Rasyidin M.Ag Guru Besar Prodi PAI Tim Ahli 5 Prof. Dr. Abbas Pulungan Guru Besar Prodi PAI Pengampu
Mata Kuliah SKI
6 Drs. Rustam, MA Wakil Dekan I Pimpinan
FITK
7 Dr. Didik Santoso, M.Pd Ketua UPM Validator
8 Dra. Farida, M.Pd Ketua GKM Validator
9 Dr. Nurmawati, MA Dosen PAI Pengampu MK
Evaluasi 10Asnil Aidah Ritonga, Ketua Prodi PAI, wawancara di Medan, tanggal 12 April 2017.
Pembelajaran PAI
10 Dr. Dedi Masri, Lc, MA Dosen PAI Pengampu
Mata Kuliah Alquran
11 Dr. Hasan Matsum, MA Dosen PAI Pengampu
Mata Kuliah Fikih
12 Drs. H. Sangkot Nasution, MA
Dosen PAI Pengampu
Mata Kuliah Hadis
13 Drs. Hadis Purba, MA Dosen PAI Pengampu
Mata Kuliah Akhlak
Tasawuf
14 Dra. Arlina, M.Pd Dosen PAI Pengampu
Mata Kuliah Strategi
Pembelajaran
15 Hafni Hafsah, MA KTU FITK UIN SU Tenaga
Kependidikan
16 Rafnitul Hasanah, MA Kasubag. Akademik Tenaga
Kependidikan 17 David Saragih, S.Ag, MM Kabag. Tata Usaha Ka.
Kanwil Kemenag SU
Stakeholder
18 Rabiatul Adawiyah, MA Sekretaris Prodi PAI UISU
Stakeholder
19 Dr. Muhammad Rifa’i, M.Pd Pengurus Yayasan Pendidikan Triadi Teknologi
Stakeholder
20 Nirmansyah, S.Ag, MA Kepala Sekolah SD IT An-Nizam Medan
Stakeholder
21 Drs. Ngatman Aziz, M.Pd Kepala Madrasah
Yayasan Al Manar
Stakeholder
22 Usman Hasibuan Ketua HISPAI Alumni
23 Naharman, MA Guru MTs.N 2 Medan Alumni
24 Juniati Harahap, M.Pd Guru Agama Islam
SMAN 3 Medan
Alumni
25 Sarwan, S.Ag Kepala MDTA
Islamiyah Medan
Alumni
26 Sodri Ketua Komisaris
Mahasiswa
Mahasiswa PAI
27 Imam Sahma Ketua Komisaris
Mahasiswa/HMJ
Mahasiswa PAI
SU PAI
Amiruddin Siahaan memaparkan bahwa dalam perumusan visi dan misi Prodi PAI hal yang juga harus diperhatikan adalah kesesuaian dan keterkaitannya dengan visi dan misi fakultas serta visi dan misi universitas. Dalam perumusannya tidak boleh saling tumpang tindih melainkan harus sejalan dan hierarkis. Visi dan misi universitas memiliki privilege untuk dijadikan sebagai acuan dasar dalam merumuskan visi dan misi Prodi PAI. Setelah itu, baru kemudian dirujuklah visi dan misi fakultas sebagai acuan kedua.12
Untuk melihat saling hubung antara visi dan misi universitas, fakultas dan Prodi PAI maka perlu diuraikan terlebih dahulu visi dan misi UIN SU serta visi dan misi FITK, di bawah ini:
Tabel 6. Visi dan Misi UIN SU
Visi UIN SU: Masyarakat pembelajar berdasarkan nilai-nilai Islam (Islamic
Learning Society)
Misi UIN SU: Melaksanakan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang unggul dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan dilandasi oleh nilai-nilai Islam.
Visi FITK: Menjadi Fakultas Unggul Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Terpadu di Tingkat Nasional Untuk Mewujudkan Masyarakat Belajar Tahun 2020.
Misi FITK: - Memiliki kemampuan mengembangkan kegiatan pendidikan yang interdisipliner berbasis nilai-nilai Islam
(Islamic Values).
- Pendidikan dan Pengajaran dilaksanakan dengan pendekatan interdisipliner berbasis nilai-nilai Islam
(Islamic Values).
- Penelitian dan pengembangan dilaksanakan dengan pendekatan interdisipliner berbasis nilai-nilai Islam 12 Amiruddin Siahaan, Dekan FITK, wawancara di Medan, tanggal 10 April 2017.
(Islamic Values).
- Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan pendekatan interdisipliner berbasis nilai-nilai Islam
(Islamic Values).
Saling hubung antara visi UIN SU dan FITK Prodi PAI ditandai, misalnya, pada kata majemuk “masyarakat pembelajar” yang terdapat pada visi UIN Sumatera Utara. Membentuk masyarakat pembelajar sekaligus menjadi semacam hidden-vision (visi tidak langsung) bagi fakultas-fakultas dan prodi-prodi di bawah naungan UIN Sumatera Utara. Masyarakat pembelajar adalah masyarakat yang tercerahkan oleh ilmu pengetahuan, memiliki semangat dan kecintaan, memiliki kesadaran dan tradisi untuk terus mencari, menemukan, mengembangkan dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru.
Gambar 9. Linearitas Visi Misi UIN SU, FITK dan Prodi PAI
Dalam konteks Prodi PAI, pantulan dari masyarakat pembelajar tampak pada aktivitas sivitas akademika meliputi dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan PAI baik di dalam maupun di luar kampus. Berdasar pada keterangan Asnil Aidah Ritonga, bukti konkret bahwa sivitas akademika Prodi PAI sebagai “masyarakat pembelajar” terlihat dalam disiplin dosen dan
Visi dan Misi Prodi PAI Visi dan Misi FITK Visi dan Misi UIN SU
mahasiswa melaksanakan perkuliahan dengan masuk dan keluar tepat waktu, membiasakan mahasiswa tertib di koridor kelas, dosen dan mahasiswa aktif dalam berbagai grup diskusi dan aktif mengunjungi perpustakaan, serta Program Studi PAI mengembangkan seni mahasiswa khususnya dalam minat dan bakat yang berhubungan dengan program studi seperti MTQ, seni nasyid, M2IQ, Syahril Quran, Fahmil Quran dan lain-lain. Sementara bukti nyata sivitas akademika Prodi PAI sebagai “masyarakat pembelajar” diluar kampus terlihat dalam keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, aktivitas dosen sebagai narasumber di lembaga-lembaga pendidikan, penceramah-penceramah agama, aktivitas membimbing tahsin dan
tahfiz Alquran, dan rutinitas dosen dan mahasiswa dalam majelis taklim
sebagai narasumber.13