• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGATURAN PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN

C. Dasar hukum pengelolaan sampah

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah pasal 5 ayat (1), pasal 20, pasal 28H ayat (1), dan pasal 33 ayat (3) dan ayat (4) Undang- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

48Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

(Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang)

A. Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Sampah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab. Deli Serdang)

Dinas daerah adalah unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas provinsi merupakan unsur pelaksana pemerintah provinsi dipimpin oleh seorang kepala yang berda di bawah pertanggung jawaban kepada gubernur melalui seketaris daerah. Dinas provinsi mempunyai tugas melaksankan kewenangan desentralisasi dan dekonsentrasi. Dinas provinsi dapat membentuk unit pelaksana teknis dinas di kabupaten/kota untuk melaksanakan kewenangan yang masih ada di kabupaten/kota. Sedangkan dinas kabupaten/kota merupakan unsur pelaksana pemerintahan kabupaten/kota dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui seketaris daerah. Dinas kabupaten/kota mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi. Dinas kabupaten/kota mempunyai fungsi:

a) Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan ruang lingkup tugasnya;

b) Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum;

c) Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dan cabang dinas dalam lingkup tugasnya.49

Dinas kabupaten dapat membentuk cabang dinas dan unit pelaksana teknis dinas di kecamatan untuk melaksanakan sebagian tugas dinas. Cabang dinas dan unit pelaksana teknis dinas wilayah kerjanya meliputi satu atau beberapa kecamatan. Cabang dinas dan unit pelaksana teknis dinas dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas dan secara operasional dikoordinasikan oleh camat.50

a) Gambaran umum Dinas Kebersihan Kota Medan

Dinas yang melaksanakan pengelolaan sampah di Kota Medan yaitu Dinas kebersihan Kota Medan. Dinas kebersihan Kota Medan adalah Dinas yang memiliki kewenangan dalam melakukan pengelolaan sampah sesuai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kota. Berdasarkan Peraturan daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tentang organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas daerah dilingkungan pemko Medan. Dinas Kebersihan Kota Medan yang bertugas sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pengelolaan kebersihan Kota Medan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas, yang dalam tugas sehari-hari dibantu dalam tugas sub bagian. 51

Dalam menjalankan aktivitas pengelolaan sampah Dinas Kebersihan Kota Medan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang ternyata masih belum

49Sirajuddin, Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah.Setara Press.Malang. 2016 hal 131

50Ibid hal 132

51Data Dinas Kebersihan Kota Medan, Kajian Pengelolaan Sampah dan SDM Kebersihan di Kota Medan hal 56

memadai/kurang untuk melayani masyarakat secara keseluruhan. Armada pengangkutan sebanyak 162 unit tripper truckdengan kapasitas isi 83, armroll truck sebanyak 22 unitdengan kapasitas isi 103, ambulan atau mobil patroli sampah sebanyak 6 unit, compactor truck sebanyak 7 unit dengan kapasitas isi 12 m3, road sweaper sebanyak 7 unit (data diperoleh dari dinas kebersihan dengan asumsi peralatan dalam keadaan baik). Untuk alat berat pemaparan sampah terdiri dari bulldozer sebanyak 4 unit, whell loader sebanyak 4 unit, excavator sebanyak 2 unit dan bob cat sebanyak 3 unit (berada di TPA Terjun) dan gerobak sampah sebanyak 335 unit dan becak sampah sebanyak 750 unit. 52

b) Gambaran Umum Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai

Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD yang membantu tugas Walikota Binjai dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup, kebersihan, pengangkutan persampahan, Ruang Terbuka Hijau, Hutan kota dan Pengendalian Dampak Lingkungan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kota Binjai dan Peraturan Walikota Binjai Tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Binjai Tahun 2016. Dengan memiliki Visi “Terwujudnya kota Binjai yang ramah lingkungan dan profesional menuju Binjai yang sejahtera” dan Misi seperti :

a) Mengembangkan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dengan prinsip ramah lingkungan;

b) Mendorong peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan;

52Ibid hal 64

c) Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi akrab dan ramah lingkungan;

d) Memberdayakan hukum/peraturan lingkungan hidup;

e) Meningkatkan pembinaan dan pengendalian AMDAL,UKL/UPL

Adapun Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai mempunyai saran dan prasarana pengelolaan sampah yaitu :

1. Pengumpulan sampah dilakukan dengan becak sampah 26 buah dan gerobak dorong 11 buah.

2. Sarana pemindahan dilakukan dengan menggunakan Transfer Depo2 unit, Container 42 unit, TPS kotak kayu, TPS drum gantung 256 unit, TPS batu, container kecil, TPS piber, TPS karet, Tong sampah dorong dan Tong sampah papan.

3. Sarana pengangkutan dilakukan dengan menggunkan Dump Truck 14 unit, Pick L300 2 unit, Armroll Truck 4unit, dan Truck Tinja 2 unit.

4. Alat Berat meliputi Excavator, Buldozer, dan Incenerator.

5. Tempat Pembungan Akhir di Mencirim yang memiliki luas 14 Ha dan Pengelolaan Leachet 2 Unit.53

c) Gambaran umum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang Dinas Lingkung Hidup Kabupaten Deli Serdang adalah dinas yang membantu pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan sampah di Kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayah 2.497,72Km2(3,42% dari luas

53Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai.Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah.Data Base 2017

Sumut) dan populasi 2.155.625 Jiwa (31 Desember 2018). Wilayah Kabupaten Deli Serdang ini memiliki 22 kecamatan, 380 Desa, 14 Kelurahan, 2.108 Dusun, dan 106 Lingkungan. Dan Lubuk Pakam adalah sebagai pusat kota Deli Serdang. Dengan visi pembangunan „‟Deli serdang yang maju dan sejahtera dengan masyarakatnya yang religious dan rukun dalam kebihnekaan‟‟54

Adapun Dinas Lingkungan Hidup Deli Serdang memiliki sarana dan prasarana pengelolaan sampah meliputi :

1. TPA 2 UNIT 2. TPS-3R 4 UNIT

3. Bank Sampah 15 Unit (aktif) 4. Truk sampah 59 unit dan

5. Petugas kebersihan persampahan 370 orang.55

B. Tanggung jawab pengelolaan sampah oleh daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab.Deli serdang)

Setiap orang yang berbuat tidak baik kepada orang lain, termasuk perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh pemerintah haruslah dipertanggung jawabkan secara hukum maupun secara politik. Apabila, tanggung tersebut masuk ke dalam ranah hukum, maka tanggung jawab pemerintah seperti itu disebut sebagai tanggung jawab hukum. Bahwa pemerintah harus bertanggung jawab secara hukum kepada rakyatnya muncul dalam dua teori sebagai berikut:

54Ranwal RPJMD Kab. Deli Serdang Tahun 2019-2024 (Data dinas lingkungan hidup deli serdang)

55Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang 2019 Kinerja pengelolaan Sampah Deli serdang

a) Teori hukum umum, yang menyatakan bahwa setiap orang, termasuk pemerintah, harus mempertanggung jawabkan setiap tindakannya, baik karena kesalahan atau tanpa kesalahan (strictliability). Dari teori ini selanjutnya muncul tanggung jawab hukum berupa tanggung jawab pidana, perdata, dan administrasi negara. Tanggung jawab hukum dari pemerintah seperti ini dilakukan di depan badan pengadilan.

b) Teori demokrasi, yang menyatakan bahwa setiap yang memerintah harus mempertanggung jawabkan tindakanya kepada yang diperintah, karena kekuasaan yang memerintah tersebut berasal dari yang diperintahnya (rakyatnya). Dari teori ini muncul tanggung jawab yang berakibat kepada

“pemakzulan” (impeachment). Tanggung jawab pemerintah secara politis ini dilakukan di depan parlemen dengan atau tanpa keikut sertaan badan-badan lain.

Salah satu prinsip negara hukum adalah asas legalitas, yang mengandung makna bahwa setiap tindakan hukum pemerintahan harus berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku atau setiap tindakan hukum pemerintahan harus berdasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.56 Dengan bersandar pada asas legalitas itulah pemerintah melakukan berbagai tindakan hukum. Karena pada setiap tindakan hukum itu mengandung makna pengunaan kewenangan, maka di dalamnya tersirat adanya kewajiban pertanggung jawaban, sesuai dengan prinsip “geenbevoegedheidzonder verantwoordelijkheid.”

56Prabawa Utama, Pemerintahan di Daerah, Jakarta1991, Hal 10

Tanggung jawab pemerintah terhadap warga negara atau pihak ketiga dianut oleh hampir semua negara yang berdasarkan atas hukum. Setiap pengunaan wewenang dan penerapan instrument hukum oleh pejabat pemerintahan pasti menimbulkan akibat hukum, karena memang dimaksudkan untuk menciptakan hubungan hukum dan akibat hukum. Hubungan hukum ini ada yang bersifat intern (interne rechtsbetrekking), yakni hubungan di dalam hal hubungan hukum ekstern, akibat hukum yang ditimbulkannya ada yang bersifat umum, dalam arti mengenai setiap warga negara, dan akibat hukum yang bersifat khusus, yakni mengenai seseorang atau badan hukum perdata tertentu. Telah jelas bahwa setiap penggunaan kewenangan itu didalamnya terkandung pertanggung jawaban, namun demikian harus pula dikemukakan tentang cara-cara memperoleh dan menjalankan kewenangan. Sebab tidak semua pejabat tata usaha negara yang menjalankan kewenangan pemerintahan itu secara otomatis memikul tanggung jawab hukum. Badan atau pejabat tata usaha negara yang melakukan tindakan atas dasar kewenangan yang diperoleh secara atribusi dan delegasi adalah sebagai pihak yang memikul pertanggung jawaban hukum, sedangkan badan atau pejabat tata usaha negara yang melaksanakan tugas dan pekerjaan atas dasar mandate bukanlah pihak yang memikul tanggung jawab hukum, yang memikul tanggung jawab adalah pemberi mandate (mandans). Telah dijelaskan bahwa dalam prespektif hokum publik, yang melakukan tindakan hukum adalah jabatan (ambt) yakni suatu lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri dibentuk untuk waktu lama dan kepadanya diberikan tugas dan wewenang.57 Jadi di dalam Pertanggung

57Ridwan HR, op,.cit

jawaban pengelolaan sampah itu ada hak dan kewajiban, yang berkewajiban dalam pengelolaan sampah tidak hanya pemerintah daerah namun ada juga pihak masyarakat maupun pihak swasta.

Tanggung jawab pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah yaitu mampu menyediakan sarana dan prasarana dari TPS ke TPA dan untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah pusat dan memberikan laporan keterangan pertanggung jawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. Laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada pemerintah, disampaikan kepada presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk gubernur, dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk bupati /walikota satu kali dalam satu tahun.58

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah mengatur tanggung jawab pemerintah pusat, provinsi, dan kota Indonesia.

Tanggung jawab pemerintah daerah di tingkat kota dan kabupaten adalah untuk : a) Menetapkan kebijakan dan strategi untuk pengelolaan sampah berdasarkan

kebijakan nasional dan provinsi;

b) Melaksanakan pengelolaan sampah;

c) Menyediakan pedoman dan pengawasan kepada pihak lain terhadap kinerja pengelolaan sampah;

d) Membangun tempat penampungan sampah sementara (TPST), Tempat Pemrosesan Akhir (TPA);dan

58Siswanto Sunarso, Hukum Pemerintahan Daerah.Sinar grafika.Jakarta.2014 hal57

e) Melakukan monitoring dan evaluasi TPA setiap 6 bulan sekali selama 20 tahun.59

Kota Medan sebagai salah satu kota yang mengatur tentang tanggung jawab pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan sampah seperti di dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2015 tentang Persampahan, pada pasal 8 di jelaskan bahwa tanggung jawab pemerintah daerah dalam pengelolaan persampahan adalah:

a) Melakukan penataan disekitar tempat pengelolaan persampahan dengan memperhatikan: 1) kawasan penyangga dan 2) kawasan budi daya;

b) Melaksanakan pengelolaan sampah terpadu;

c) Mengembangkan kerja sama antar Kabupaten/Kota dalam pengelolaan persampahan;

d) Memfasilitasi dalam melakukan kerja sama pengelolaan persampahan;

e) Penentuan lokasi tempat pengelolaan sampah terpadu;

f) Memberikan pembinaan dalam pelaksaan pengelolaan persampahan;

g) Memberikan advokasi, pendidikan, dan pelatihan serta sosialisasi pengelolaan persampahan terpadu;

h) Melakukan pengawasan dan mengevaluasi efektivitas, efesiensi, dan mutu pelaksaan pengelolaan persampahan;

i) Memfasilitasi dalam mengatasi permasalahan sampah di wilayahnya;

j) Mendorong pengelolaan persampahan berwawasan lingkungan; dan

59Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

k) Mengadakan penyuluhan dalam rangka merubah cara pandang terhadap sampah.60

Peraturan daerah Kota Binjai tidak di jelaskan tentang tanggung jawab daerah dalam pengelolaan sampah karena berdasarkan dari hasil wawancara dengan Bapak Edi, di Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai, tanggung jawab pemerintah sudah di jelaskan dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah maka sudah jelas dikatakan bahwa pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab untuk tetap menjaga kebersihan di daerah nya seperti melakukan pengelolaan sampah dari pengakutan sampai ke pembuangan ke TPA.61

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang sampai saat ini berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Surya dikatakan bahwa tanggung jawab pengelolaan sampah sudah di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, jadi Bupati Deli Serdang hanya memberikan intruksi terkait dengan tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup Deli Serdang sampai saat ini.62 Akan tetapi Dinas Lingkungan Hidup Deli Serdang juga sudah membuat Rancangan Peraturan Daerah terkait Pengelolaan Sampah berdasarkan dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

60Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2016 (pasal 8) tentang Pengelolaan Persampahan

61Hasil wawancara dengan Bapak Edi, Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai

62Hasil wawancara dengan Bapak Jainal, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang

C. Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Oleh Daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang)

Material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan.

Pengelolaan juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam dengan bebagai macam teknik-teknik pengelolaan dan penanganan sampah. Teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan terdiri dari kegiatan pewadahan sampai dengan pembungan akhir yang bersifat terpadu. Kegiatan pengelolaan persampahan akan melibatkan penggunaan dan pemanfaatan berbagai sarana dan prasarana persampahan yang meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan maupun pembuangan akhir.

1. Pelaksanaan Pengelolaan Sampah di Kota Medan

Dalam proses pelaksanaan pengelolaan sampah Kota Medan itu dilakukan dengan tahapan sebagi berikut:

a) Tahap pengumpulan sampah

Tahap pengumpulan sampah di kota medan itu diberikan wewenang nya kepada kecamatan dan ada 3 kecamatan area layanan pengumpulan sampah yaitu : „‟Medan I‟‟adalah area perkotaan dalam pusat kota yang menerapkan layanan pengumpulan sampah door-to-door dengan menggunakan truk yang mengangkut sampah langsung ke TPA Terjun. „‟Medan II‟‟ adalah area di sekeliling pusat kota yang menerapkan layanan pengumpulan sampah door-to-door dengan menggunakan grobak dorong dan/atau bacak motor dan sampahnya di bawa ke TPS, kemudian dibawa dengan truk ke TPA.‟‟Medan III‟‟ adalah

area pinggiran kota dimana system pengumpulan sampah komunal diterapkan.

Masyarakat diminta untuk membawa sendiri sampah mereka ke titik pengumpulan sampah komunal dimana ada container sampah yang disiapkan, dan kemudian container dibawa ke TPA dengan menggunakan truk.63

b) Tempat Penampungan Sementara (TPS)

Tempat Penampungan Sementara berfungsi sebagai suatu lokasi dimana sampah dari rumah tangga dan usaha kecil yang di angkut dengan gerobak dan/atau becak motor di kumpulkan untuk sementara, dan akan di angkut dengan truk TPA. Di Kota Medan, dokumen Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) menginditifikasi lokasi-lokasi yang direncanakan untuk mennjadi TPS berdasarkan pertimbangan bahwa tiap kelurahan paling tidak harus memiliki satu TPS. Ada 151 kelurahan di Kota Medan sehingga seharusnya ada TPS dengan jumlah yang sama. Namun demikian sampai saat ini ada 82 TPS di Kota Medan.

Tipikal TPS di Medan adalah lahan kosong tanpa ada paving dan fasilitas apa pun, dan sampah akan diletakan langsung di tanah atau di container sampah untuk sementara. Ada kemungkinan datangnya para pemulung yang akan mengambil sampah yang masih dapat di daur ulang. Ada satu TPS yang memiliki fungsi 3R (reduce, reuse,dan recycle) dan dikenal sebagai TPST-3R(TPST-3R Pasar Tani Medan Berseri, Medan Marelan).64

c) Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

TPA yang masih saat ini digunakan oleh Kota Medan adalah TPA terjun yang terletak di kecamatan Medan Marelan dengan luas 13,7 ha dan mulai

63Data Dinas Kebersihan Kota Medan,Batas wilayah layanan pengumpulan sampah Kota Medan.

64Data Dinas Kebersihan Kota Medan,Rencana Kerja Penurunan Emisi SLCP dari Pengelolaan Limbah Padat Perkotaan di Kota Medan,Indonesia 2019-2025.

beroperasi tahun1993. TPA Terjun tidak dirancang atau dibangun sebagai sanitary landfill, sehingga dioperasikan sebagai tempat pembuangan terbuka.

Namun bedasarkan hasil wawancara dengan pak Jainal sebagai kepala bidang kebersihan, TPA Terjun ini akan menutup sampah secara berkala sejak tahun 2017 sehingga status saat ini dapat di anggap sebagai controlled landfill.65

2. Pelaksanaan pengelolaan sampah Kota Binjai

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Edi dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai pelaksanaan pengelolaan sampah di lakukan langsung oleh Dinas artinya tidak adanya wewenang Kecamatan terhadap pengelolaan sampah.66 Berdasarkan data yang diperoleh Pelaksanaan Pengelolaan Sampah memiliki beberapa tahapan yang digunakan agar Kota Binjai ini tetap terlihat bersih yaitu dengan beberapa tahapan sebagai berikut:67

a) Tahap Pewadahan

Tahap pewadahan sampah adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam suatu wadah individual atau komunal di tempat sumber sampah. Dalam operasional pengumpulan sampah, masalah pewadahan memegang peranan yang sangat penting, tempat penyimpanan sampah pada sumber diperlukan untuk mencegah sampah agar jangan berserakan yang akan memberi kesan atau terlihat kotor serta untuk mempermudah proses kegiatan pengumpulan, sampah yang dihasilkan perlu disediakan tempat untuk penyimpanan/penampungan sambil menunggu kegiatan pengumpulan sampah.

65Ibid.

66Hasil Wawancara dengan Pak Edi,Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai.

67Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai,Bagan Alur Sistem Pengelolaan Persampahan Kota Binjai,2017

Dalam melakukan pewadahan harus disesuaikan dengan jenis sampah yang telah terpilah, yaitu :

1) Sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan dengan wadah warna gelap;

2) Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lainnya, dengan wadah warna terang;

3) Sampah bahan berbahaya beracun (B3) rumah tangga dengan warna merah yang diberi lambang khusus atau semua ketentuan yang berlaku.68Dalam menunjang keberhasilan operasi pengumpulan sampah, perlu adanya pewadahan yang sebaiknya dilakukan oleh pemilik rumah. Tempat sampah juga harus direncanakan dengan pertimbangan kemudahan dalam proses pengumpulan, higienis untuk penghasil sampah maupun petugas penumpul, kuat dan relatif lama serta mempertimbangkan segi estetika.69

b) Pengumpulan sampah

Pengumpulan sampah adalah cara atau proses pengambilan sampah mulai dari sumber atau tempat pewadahan penampungan sampah sampai ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). TPS yang digunakan biasanya container kapasitas 10 m3, 6 m3, 1m3, transper depo, bak pasangan batu bata, Keranjang, Karung, drum bekas volume 200 liter, dan lain-lain.70

68Dapertemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya,Petunjuk Teknis NomorCT/S/Re TC/004/98 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah 3M.

69Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai,Bagan Alur Sistem Pengelolaan Persampahan Kota Binjai,2017

70 Ibid

c) Pemindahan sampah

Pemindahan sampah adalah kegiatan memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk di bawa ke tempat pembuangan akhir. Operasi pemindahan dan pengangkutan menjadi diperlukan apabila jarak angkut ke pusat pemrosesan/TPA sangat jauh sehingga pengangkutan langsung dari sumber ke TPA dinilai tidak ekonomis. Hal tersebut juga menjadi penting bila tempat pemrosesan berada di tempat yang jauh dan tidak dapat dijangkau langsung.71

d) Tempat penampungan/pembuangan sementara (TPS)

Tempat penampungan/pembuangan sementara (TPS) merupakan istilah yang lebih popular bagi sarana pemindahan dibandingkan dengan istilah transfer depo.

Persyaratan TPS/transfer depo yang ramah lingkungan adalah:

1) Bentuk fisiknya tertutup dan terawat;

2) TPS dapat berupa pool gerobak atau pool container;

3) Sampah tidak berserakan dan bertumpuk diluar TPS/container.

Tipe pemindahan sampah menggunakan tranfer depo antara lain menggunakan Transfer tipe I dengan luas lebih dari 200 m2 yang merupakan tempat peralatan pengumpul dan pengangkutan sebelum pemindahan serta sebagai kantor dan bengkel sederhana, transfer tipe II dengan luas 60-200 m2 yang merupakan tempat pertemuan peralatan pengumpul dan pengangkutan sebelum tempat pemindahan dan merupakan tempat parkir gerobak atau becak sampah.

Transfer tipe III dengan luas 10-20 m2 yang merupakan tempat pertemuan

71ibid

gerobak dan kontainer (6-10 m3) serta merupakan lokasi penempatan kontainer komunal (1- 10 m3).

e) Pengangkutan sampah

Pengangkutan Sampah adalah tahap membawa sampah langsung dari sumber sampah dengan sistim pengumpulan individual langsung atau pengumpulan melalui sistim pemindahan menuju TPA. Pola pengangkutan dengan sistim pengumpulan individual langsung, kendaraan dari pool menuju titik sumber sampah dan mengambil sampah setiap titik sumber sampah sampai penuh, selanjutnya diangkut ke TPA. Setelah truk dikosongkan selanjutnya truk mengambil sampah di lokasi lainnya dan seterusnya sesuai jumlah ritase yang telah ditetapkan. Pengangkutan dengan sistim pemindah, truck dari pool menuju lokasi pemindah lalu dibawa ke TPA, selanjutnya pengambilan ke pemindah lain sesuai ritase yang telah ditetapkan. Untuk mengangkut sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA), digunakan truk jenis Tripper/Dump Truck, Arm Roll Truck, dan jenis Compactor Truck.72

f) Tempat pembuangan akhir (TPA)

Tempat pembuangan akhir (TPA) adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah, tempat menyingkirkan/mengkarantinakan sampah Kota Binjai sehingga aman.73 Luas tempat pembuangan akhir (TPA) di kota Binjai saat ini kurang lebih 10 hektare yang berada di kelurahan mencirim.

g) Pengolahan Sampah

72ibid

73ibid

Saat ini Pengolahan sampah di Kota Binjai di lakukan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai yang terletak di kelurahan jati utomo. Dalam beberapa bulan terakhir Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai terus melakukan sosialisasi ke warga warga di wilayah kelurahan Jati Utomo agar masyarakat mengetahui informasi bagaimana pemilahan sampah rumah tangga serta akan diaktifkannya TPS 3R sebagai sarana pengelolaan sampah berbasis masyarakat.74

3. Pelaksanaan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Surya dari Dinas Lingkungan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Surya dari Dinas Lingkungan

Dokumen terkait