• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB DAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH OLEH DAERAH (KOTA MEDAN, KOTA BINJAI, KABUPATEN DELI SERDANG) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TANGGUNG JAWAB DAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH OLEH DAERAH (KOTA MEDAN, KOTA BINJAI, KABUPATEN DELI SERDANG) SKRIPSI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh

EZA FEBY GREBILA NASUTION

160200160

DAPERTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

(2)
(3)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Eza Feby Grebila Nasution

Nim : 160200160

Dapertemen : Hukum Administrasi Negara

Judul Skripsi : TANGGUNG JAWAB DAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH OLEH DAERAH (KOTA MEDAN, KOTA BINJAI, KABUPATEN DELI SERDANG)

Dengan ini menyatakan :

1. Bahwa isi skripsi saya tuis tersebut di atas adalah benar tidak merupakan ciplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.

2. Apabila terbukti kemudian hari skripsi tersebut adalah ciplakan orang lain maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

Medan, Januari 2020

Eza Feby Grebila Nasution Nim 160200160

(4)

Alhamdulillahi Robbil „Alamin

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dengan kemampuan yang ada penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun skripsi ini.

Sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa bahwa dalam menyelesaikan studi untuk mencapai gelar kesarjanaan Universitas Sumatera Utara untuk menyusun skripsi dalam hal ini penulis memilih judul TANGGUNG JAWAB DAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH OLEH DAERAH (KOTA MEDAN, KOTA BINJAI, KABUPATEN DELI SERDANG).

Penulis menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk mendekati kesempurnaan di dalam skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada seluruh pihak yang secara langsung ataupun yang tidak langsung telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini maupun selama penulis menempuh perkuliahan ini, khusunya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu,SH.M.Hum. Selaku rektor Universitas Sumatera Utara Medan.

(5)

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, SH.M.Hum. Selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH,M.Hum. Selaku Wakil Dekan IIII Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. Agusmidah, SH,M.Hum. Selaku Ketua Dapertemen Hukum Administrasi Negara.

7. Ibu Afrita, SH,M.Hum. Selaku Dosen Pembimbing I penulis yang telah memberikan saran dan petunjuk dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Bapak Amsali Sembiring, SH.M.Hum. Selaku Dosen Pembimbing II penulis yang telah memberikan saran dan petunjuk dalam mengerjakan skripsi ini.

9. Seluruh staf dosen pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

10. Seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utarayang telah memberikan pelayanan administrasi yang baik selam proses akademik penulis.

11. Kedua Orang Tua penulis tercinta Ayah handa Abdul Basir Nasution dan Ibunda Syahriani Sinaga yang selalu memberikan Doa semangat dan motivasi dalam mendidik dan membimbing anaknya untuk menjadi orang yang berhasil, dan yang tiada hentinya mencari rezeki untuk menafkahi keluarga dan membiayai pendidikan anak-anaknya terutama penulis hingga saat ini, terimakasih atas segalanya Ayah dan Ibu.

(6)

Nurul Zakiyah dan Santi pratama yang selalu ada memberikan semangat saat proses penulisan skripsi ini dan bersedian menemani penulis untuk menulis skripsi ini.

14. Terimakasih banyak untuk teman Klinis yang telah rela bekerja sama dalam setiap perjuangan selama klinis dan selalu membantu penulis khusunya Devy Christina, Habibah, dan treva.

15. Dan untuk teman-teman Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus teman seperjuangan khusunya Lulu, Yuli dan Thania dari masa perkuliahan dari 2016 sampai saat ini terimakasih atas support dan Doanya semuanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis skripsi ini masih memiliki banyak kekeliruan.

Oleh katrena itu penulis meminta maaf sekaligus sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan dan kemanfaatanya,

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak dan semoga kritik dan saran yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan berlipat dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu Hukum di Negara Republik Indonesia.

Medan 1 Januari 2020 Penulis

Eza Feby Grebila Nasution

(7)

Afrita, SH.M.Hum**

Amsali Sembiring SH,M.Hum***

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang baik dan sehat.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menjadi salah satu dasar aturan teknis dalam pengelolaan sampah bagi pemerintah pusat maupun daerah salah satu nya daerah Kota Medan. Di tahun 2018 Kota Medan menyandang predikat kota metropolitan terjorok, yang disampaikan oleh Dirjen pengelolaan sampah Rosa Vivivan Ratnawati di Jakarta.

Permasalahan yang penulis angkat pada penulisan skripsi kali ini ialah pertama bagaimanakah pengaturan terkait pengelolaan sampah. Kedua bagaimana tanggung jawab dan pelaksanaan pengelolaan sampah oleh daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang). Ketiga bagaimanakah hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan pengelolaan sampah oleh daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang). Skripsi ini merupakan penelitian hukum normatif dan bersifat deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara studi kepustakaan dan data dari informan. Data-data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisa secara kualitatif untuk mendapatkan hasil penulisan yang bersifat deskriptif.

Adapun upaya yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di Kota Medan ialah pemerintah harus lebih menambah fasilitas sarana dan prasarana untuk pengelolaan sampah, sedangkan di Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang pemerintah perlu melaksanakan sosialisasi atau melakukan penyuluhan hukum terhadap masyarakat untuk tetap meningkatkan kesadaran masyarakat.

* Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

** Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

*** Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(8)

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penulisan ... 7

D. Manfaat Penulisan ... 8

E. Keaslian Penulisan ... 8

F. Tinjauan Pustakaan ... 8

G. Metode Penelitian ... 16

H. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II PENGATURAN PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. A. Pengertian pengelolaan sampah. ... 21

B. Fungsi ,tugas dan wewenang pengelolaan sampah. ... 25

C. Dasar hukum pengelolaan sampah. ... 41

BAB III TANGGUNG JAWAB DAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN PERATURAN DAERAH (Kota Medan, Kota Binjai, Kab Deli Serdang). A. Gambaran umum Dinas Pengelolaan Sampah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab.Deli serdang) ... 42

B. Tanggung Jawab Pengelolaan Sampah oleh Daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab.Deli serdang) ... 46

C. Pelaksanaan Pengelolaan Sampah oleh Daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab.Deli serdang). ... 52

BAB IV HAMBATAN DAN UPAYA DALAM PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH OLEH DAERAH (Kota Medan, Kota Binjai dan Kab deli serdang). A. Hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah... 62

B. Upaya dalam mengatasi hambatan pengelolaan sampah. ... 65

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(9)

A. Latar Belakang

Kerusakan lingkungan telah mengglobal. Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya perubahan iklim, timbulnya bencana, timbulnya penyakit, serta kelangsungan hidup manusia, binatang, dan tumbuhan, beserta spesies-spesiesnya.

Hal ini harus segera di atasi, karena apa bila tidak bumi akan menjadi tempat yang tidak nyaman lagi untuk di tempati. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan tersebut adalah sampah.1 Salah satu permasalahan besar yang dialami kota-kota besar di Indonesia adalah persampahan. Sampah dapat diartikan sebagai konsekuensi adanya aktivitas kehidupan manusia.Tidak dapat dipungkiri, sampah akan selalu ada selama aktivitas kehidupan masih terus berjalan. Setiap tahunnya, dapat dipastikan volume sampah akan selalu bertambah seiring dengan pola konsumerisme masyarakat yang semakin meningkat. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya.2 Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena dalam

1Sejati Kuncoro, Pengolahan Sampah Terpadu (Kanisius,Yogyakarta, 2009), hlm.7.

2“Indonesia Hasilkan 625 Juta Liter Sampah Sehari”,http://www.tempo.co/read/news/ Indonesia- Hasilkan-625-Juta-Liter-Sampah-Sehari, (Diakses tanggal 22 Oktober 2019, Pukul 10.00 WIB).

(10)

penanganannya, baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu karakteristik dari sampah adalah bau, sampah juga dapat, menimbulkan penyakit seperti diare. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah kota, bertambah pula beban yang harus diterima kota tersebut. Salah satunya adalah beban akibat dari sampah yang diproduksi oleh masyarakat perkotaan secara kolektif. Untuk kota-kota besar, sampah akan memberikan berbagai dampak negatif yang sangat besar apabila penanganannya tidak dilakukan secara cermat dan serius yaitu mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air dan udara. Pengelolaan sampah secara efektif dan efisien harus dijalankan oleh semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Semua pihak ini bertanggungjawab terhadap penanganan sampah sehingga tidak lagi menimbulkan masalah.

Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan. Upaya penanganan sampah perlu dilakukan secara manajerial dengan benar serta melibatkan semua unsur baik pemerintah, swasta maupun masyarakat yang diharapkan dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaannya. Penanganan dan pengendalian permasalahan persampahan di kota menjadi semakin kompleks dan rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun komposisi dari sampah sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk serta aktivitas penduduk Kota. Masyarakat tidak mau berurusan terlalu

(11)

dekat dengan sampah, padahal sudah dipastikan bahwa setiap hari mereka akan selalu menghasilkan sampah. Mereka berharap kegiatan sehari-hari mereka bisa terhindar dari sampah , seperti TPS maupun truk pengangkut sampah. Hal tersebut memang tidak bisa dihindari sebab sampah sendiri sampai saat ini banyak memiliki dampak negatif. Beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh sampah :

1. Menyebabkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

2. Pencemaran lingkungan seperti polusi udara yang mengakibatkan bau.

3. Mengakibatkan berbagai penyakit pada manusia seperti disentri dan diare.

Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran, pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan.

Kegiatan pengurangan sampah bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat luas, melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan terprogram. Meskipun demikian, kegiatan 3R ini masih menghadapi kendala utama, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah.3

Adapun teknik pengolahan sampah meliputi, pengomposan (Composting), Pengomposan adalah suatu cara pengolahansampah organik dengan memanfaatkan aktifitas bakteri untuk mengubahsampah menjadi kompos (proses

3Ibid.,

(12)

pematangan). Pengomposan dilakukanterhadap sampah organik. Pembakaran sampah, Pembakaran sampah dapat dilakukan pada suatutempat, misalnya lapangan yang jauh dari segala kegiatan agar tidakmengganggu. Namun demikian pembakaran ini sulit dikendalikan bila terdapatangin kencang, sampah, arang sampah, abu, debu, dan asap akan terbawaketempat-tempat sekitarnya yang akhirnya akan menimbulkan gangguan.Pembakaran yang paling baik dilakukan disuatu instalasi pembakaran, yaitudengan menggunakan insinerator, namun pembakaran menggunakan insinerator memerlukan biaya yang mahal. Recycling, Merupakan salah satu teknik pengolahan sampah, dimanadilakukan pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti: kertas,plastik, karet, dan lain-lain dari sampah yang kemudian diolah sehingga dapatdigunakan kembali baik dalam bentuk yang sama atau berbeda dari bentuksemula. Reuse, Merupakan teknik pengolahan sampah yang hampir sama denganrecycling, bedanya reuse langsung digunakan tanpa ada pengolahan terlebihdahulu. DanReduce, Adalah usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah, misalnyatidak menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan.

Sedangkan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan.4 Pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk sampah permukiman, pembagian tanggung jawab pengelolaan sampah dibedakan menjadi dua, pengelolaan sampah dari sumber hingga ke TPS menjadi tanggung jawab masyarakat, dan pengelolaan

4Pasal 1 ayat 5 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

(13)

sampah dari TPS hingga ke TPA menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Hal tersebut dijelaskan dalam (Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33 tahun 2010).

Dilihat dari perlusan wilayah Medan diapit oleh 2 kota yaitu Kota Binjai dan Kab Deli Serdang. Kota Binjai dan Kabupaten (Kab). Deli Serdang adalah kota yang berada di sekitar Kota Medan yang pengelolaan sampah di kelola oleh Dinas Lingkungan Hidup. Sedangkan Kota Medan pengelolaan sampah di kelola oleh dinas kebersihan Kota Medan, yang masih berada dikawasan Kab.Deli Serdang. Permasalahan persampahan di Kota Medan yang menyandang predikat kota terjorok disampaikan saat pemberian penghargaan Adipura tahun 2018 di Jakarta, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya, Rosa Vivien Ratnawati sempat menyampaikan kota metropolitan terkotor di Tanah Air yaitu Kota Medan,kota besar itu Bandar Lampung dan Manado, kota sedang sorong, Kupang dan Palu, kota kecil kebetulan berada di wilayah timur semua, yaitu Waykabubak, Waisai dan Bajawa.5

Medan mendapatkan predikat kota terjorok disebabkan oleh penilaian TPA kota Medan mendapat penilaian rendah kerena masih menggunkan sistem open dumping, seharusnya menggunakan sistem sanitary landfill. Pengelolaan TPA dengan sistem sanitary landfill yakni melakukan pemusnahan dengancara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkan nya dan kemudian menimbunnya dengan tanah sehingga memberikan dampak positif bagi

5 https ://m-mediaindonesia-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.mediaindonesia.com (di akses pada tanggal 22 Oktober, Pukul 11.00 WIB)

(14)

sekitar TPA. Selain tidak menimbulkan bau dan penyakit, sanitary landfill juga dapat meninggikan lokasi rendah yang ada di TPA.

Sedangkan pengelolaan sampah yang selama ini dilakukan Pemerintah kota Medan di TPA terjun menggunakan system opening dumping. Yakni system paling sederhana yang mana sampah dibuang begitu saja di TPA tanpa dilakukan pengelolaan lebih lanjut. Medan mendapatkan nilai rendah sebab open dumping sudah tidak layak digunakan lagi karena dapat menimbulkan banyak persoalan.

Mulai dari kontaminasi atau pencemaran air tanah,menimbulkan bau, terjadinya ceceran sampah sehingga menjadi tempat perkembangbiakan organism penyebar penyakit. Melihat kondisi yang ada maka perlu adanya suatu kajian yang pasti dalam menganalisa Tanggung jawab dan pelaksanaan pengelolaan sampah oleh daerah Kota Medan dan sekitarnya. Untuk studi kasus di kawasan Kota Medan, Kota Binjai dan Kab Deli serdang. Sehingga dapat mengurangi dan membandingkan masalah sampah yang terjadi di Kota Medan, Kota Binjai, dan Deli Serdang. Sebenarnya dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan sampah. pengelolaan sampah baik dalam pengurangan produksi sampah maupun penanganannya. Dalam pengelolaan sampah bukan hanya dititik beratkan pada pemerintah saja, namun diperlukan kesadaran dan kemandirian dari masyarakat sehingga diharapkan dapat tercapainya suatu sistem persampahan yang baik dan tidak merusak lingkungan Kota Medan dan Sekitarnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul TANGGUNG JAWAB DAN

(15)

PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH OLEH DAERAH (KOTA MEDAN, KOTA BINJAI, KABUPATEN DELI SERDANG)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas serta sesuai dengan judul skripsi ini, yaitu Tanggung Jawab dan Pelaksanaan Pengelolaan Sampah oleh Daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang). Maka beberapa permasalahan yang akan di bahas penulis,antara lain:

1. Bagaimana pengaturan pengelolaan sampah berdasarkan peraturan Perundang- undangan?

2. Bagaimana tanggung jawab dan pelaksanaan pengelolaan sampah berdasarkan peraturan daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab. Deli serdang) ?

3. Apa yang menjadi hambatan dalam melaksanakan pengelolaan sampah oleh daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab. Deli serdang)?

C. Tujuan Penulisan

Dalam skripsi ini penulis memiliki tujuan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang penulis uraikan diatas, sesuai dengan ke Akademisian suatu pengetahuan yang dimana hasil penulisan ini dapat di tinjau kembali oleh siapapun, dan penulisan skripsi ini bertujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pengaturan pengelolaan sampah berdasarkan peraturan perundang-undagan yang berlaku.

b. Untuk mengetahui dan memahami tanggung jawab dan pelaksanaan daerah terhadap pengelolaan sampah berdasarkan Peraturan Daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab.Deli serdang)

(16)

c. Untuk mengetahui bagaimana hambatan yang terjadi dalam pengelolaan sampah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab.Deli serdang).

D. Manfaat Penulisan a. Manfaat Teoritis :

Sebagai bahan dan kajian ilmiah di bidang hukum, khususnya Hukum Administrasi Negara

b. Manfaat Praktis :

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memeberikan kontribusi juga dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan atau di kembangkan lebih lanjut, serta referensi untuk penelitian selanjutnya bagai para pihak yang berkepentingan.

E. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh penulis di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara di ketahui bahwa judul mengenai Tanggung Jawab dan Pelaksanaan Pengelolaan Sampah oleh Daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang) judul yang sama. Dengan demikian penulisan skripsi ini dapat di pertanggung jawabkan keaslian nya secara ilmiah Oleh Daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab.Deli serdang), judul skripsi ini belum pernah ditulis sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada.

F. Tinjauan Kepustakaan

Tinjauan pustaka penulisan memiliki arti yaitu peninjauan kembali pustaka- pustaka. Sesuai dengan arti tersebut, sebuah tinjauan pustaka penelitian memiliki

(17)

fungsi sebagai peninjauan kembali atau review pustaka mengenai masalah yang berkaitan.6

Tinjauan kepustakaan dapat pula di artikan sebagai kegiatan yang meliputi mencari, membaca dan menelaan laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.7 Berikut adalah beberapa tori tinjauan kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan :

1. Tanggung jawab secara umum adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga bgerarti berbuat sebagai perwujudaan kesadaraan akan kewajiban.

Menurut KBBI (Kamus Umum Bahasa Besar Indonesia) : tanggung jawab adalaah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkawajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.8 Menurut George Bernard Shaw, tanggung jawab adalah orang yang dapat bertanggung jawab terhadap tindakannya dan mempertanggung jawabkan perbuatannya hanyalah orang yang mengambil keputusan dan bertindak tanpa tekanan dari pihak manapun atau secara bebas.

6http://www.informasi-pendidikan.com/2013/08/penjabaran-tinjauan-pustaka- penelitian.html?m=1 (diakses pada tanggal 7 November 2019,pukul 11:10 WIB)

7Penkesnas.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-tinjauan-pustaka-damhtml (diakses pada tanggal November 2019,pukul 11:12 WIB)

8https://www.zonareferensi.com/pengertian-tanggung-jawab/(diakses pada tanggal 20 November 2019,Pukul 15:41 WIB)

(18)

2. Pelaksanaan adalah salah satu kegiatan yang dapat dijumpai dalam proses administrasi ,hal ini sejalan dengan pengertian yang dilakukan oleh The Liang Gie, Bintaro Tjokroadmudjoyo mengemukakan bahwa pelaksanaan sebagai proses dapat kitaa pahami dalam bentuk rangkaian kegiatan yakni berawal dari kebijakan guna mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu diturunkan dalam suatu program dan proyek.

Rahardjo Adisasmita mengatakan bahwa sumber daya pelaksanaan yang bermutu dalam arti yang sebenarnya dikaitkan dengan pekerjaan yang dikerjakan akan menghasilkan sesuatu yang dikehendaki dari pekerjaan tersebut, bermutu bukan hanya pandai, tetapi memenuhi semua syarat kuantitatif yang dikehendaki antara lain kecakapan keterampilan,kepribadian,sikap dan perilaku.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia merumuskan pengertian pelaksanaan atau penggerakan sebagai upaya agar tiap pegawai atau tiap anggota organisai berkeingginan dan berusaha mencapai tujuan yang telah direncanakan.9

Lebih lanjut Westra, dkk mengemukakan pengertian pelaksanaan sebagai usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya,dan kapan waktunya dimulai.10

9Rahardjo Adisasmita, 2011, Pengelolaan ,Pendapatan dan Anggaran Daerah, Yogyakarta, Graha Ilmu, hlm.24

10Ibid.

(19)

3. Pengertian Pengelolaan Sampah

a. Pengelolaan berdasarkan KBBI memiliki kata dasar „‟kelola‟‟ yang artinya mengendalikan, mengurus, menyelenggarakan, menjalankan yang jika di tambah awalan pe-dan akhiran–an membentuk kata pengelolaan.11 Pengelolaan memiliki artian yaitu:

1. Proses, cara, perbuatan, mengelola;

2. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain;

3. Proses membantu merumuskan kebijaksaaan dan tujuan organisasi;dan 4. Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam

pelaksaan kebijaksaan dan pencapaian tujuan.12

Pengelolaan merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu manajemen secara etimologi pengelolaan berasal dari kata „‟kelola‟‟(to manage) dan bisanya merujuk padea proses mengurus atau menangani sesuatu untuk mencapai tujuan.

Meskipun banyak ahli yang memberikan pengertian tentang pengelolaan yang berbeda-beda namun pada prinsipnya memiliki maksud dan tujuan yang sama.

Sebagaimana Prajudi mengatakan bahwa pengelolaan adalah pengendalian dan pemenfaatan semua faktor sumber daya yang menurut suatu perencana di perlukan untuk suatu penyelesaian tujuan kerja tertentu.

11http://kbbi.web.id/kelola (diakses pada tanggal 7 November 2019,pukul 11:21 WIB)

12https://id.wiktionariy.org/wiki/pengelolaan (diakses pada tanggal 7 November 2019,pukul 11:29 WIB )

(20)

Menurut Balderton mengemukakan bahwa istilah pengelolaan sama dengan manajemen yaitu menggerakkan, mengorganisasikan, dan mengarahkan usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Moekijat mengemukakan bahwa pengelolaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, petunjuk, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan. Selanjutnya Soekanto mengemukakan bahwa pengelolaan dalam administrasi adalah merupakan suatu proses yang dimulai dari proses perencanaan, pengaturan, pengawasan, penggerak sampai dengan proses terwujudnya tujuan.

Menurut Hamalik, istilah pengelolaan identik dengan istilah manajemen, dimana manajemen itu sendiri merupakan sutu proses untuk mencapai tujuan,hal ini senada dengan yang dikemukakan Balderton. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa istilah pengelolaan memiliki pengertian yang sama dengan manajemen, dimana pengelolaan merupakan bagian dari proses manajemen karena di dalam nya harus diperhatikan mengenai proses kerja yang baik, mengorganisasikan suatu pekerjaan, mengarahkan dan mengawasi, sehingga apa yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang pegelolaan yang telah dikemukakan dibatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan bukan hanya melaksanakan kegiatan akan tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.13

13Rahardjo Adisasmita, op. cit. hlm 22

(21)

b. Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, puingan bahan bangunan dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah terpakai.14 Menurut Azwar sampah adalah sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya, sedemikian rupa, sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi.

Kodoatie mendefinisikan sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat atau setengah padat, yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh- tumbuhan. Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan (refuse) sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang, sedemikian rupa, sehingga tidak menganggu kelangsungan hidup.

Menurut Hadiwiyoto berdasarkan lokasinya, sampah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : sampah kota (urban), yaitu sampah yang terkumpul di kota-kota besar dan sampah daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-daerah di luar perkotaan, misalnya di desa, di daerah permukiman dan di pantai. Pengelolaan sampah merupakan bagian dari pengelolaan kebersihan. Pengertian bersih sebenarnya bukan hanya berarti tidak adanya sampah, melainkan juga mengandung pengertian yang mengarah

14Cecep Dani Sucipto, Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, YoGosyen Publishing,cetakan ke 3 ,hal 1.

(22)

ke tinjauan estetika. Terdapat tiga hal yang menjadi perhatian utama dan yang harus dipertimbangkan secara matang dalam pengelolaan sampah, yaitu:15 identifikasi kondisi sistem pengelolaan sampah yang telah ada; definisi baik dan benar dalam hal pengelolaan sampah; dan pola kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan. Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan pengelolaan sampah meliputi:

pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir. Penanganan sampah tidaklah mudah, melainkan sangat kompleks, karena mencakup aspek teknis, ekonomi dan sosiopolitis. Pengelolaan sampah adalah usaha untuk mengatur atau mengelola sampah dari proses pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan akhir. Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi lima aspek. Kelima aspek tersebut berkaitan erat satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan, sehingga upaya untuk meningkatkan pengelolaan persampahan harus meliputi berbagai sistem. Adapun aspek-aspek tersebut, yaitu: aspek kelembagaan, pembiayaan, pengaturan, peran serta masyarakat, dan teknik operasional.

Menurut SK SNI T-13-1990-F, pada dasarnya sistem pengelolaan sampah perkotaan dilihat sebagai komponen-komponen subsistem yang saling mendukung, saling berinteraksi, dan saling berhubungan satu sama lain.

Kelima aspek tersebut merupakan prasyaratan awal agar manajemen

15“Dasar Pengelolaan Sampah Kota”,dari http://www. docstoc.com/docs/34499795/Dasar Pengelolaan-Sampah-Kota, diakses tanggal 22 Oktober 2019 Pukul 11.30.

(23)

persampahan dapat terlaksana dengan baik. Satu aspek dengan aspek lainnya terkait erat dan saling mendukung. Kelembagaan berfungsi sebagai penggerak dan pelaksana, sehingga seluruh sistem bisa beroperasi dengan baik.

Pembiayaan yang meliputi anggaran dan sumber dana, utamanya dapat menyokong kebutuhan operasional. Sementara itu, masyarakat selaku penghasil sampah, berperan dalam mengurangi timbulan sampah maupun dalam penyediaan dana. Dan yang tak kalah pentingnya adalah dukungan regulasi yang menjadi payung hukum agar sistem dapat mencapai sasarannya secara efektif. Pengesahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, merupakan langkah utama dalam penerapan manajemen persampahan, terutama dalam aspek pengaturan.

Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sampah adalah suatu benda padat dan setengah padat, yang tidak berguna lagi dan akan dibuang.

Namun sampah padat dan setengah padat dapat dipergunakan lagi jika dimanfaatkan, seperti mengalihkan fungsi dan menjadikan kompos. Sehingga sampah tidak lagi barang yang tidak berguna dan merugikan masyarakat.

4. Pemerintah Daerah merupakan wadah bagi penduduk setempat untuk mengemukakan keinginan mereka dan untuk menyelenggarakan urusan rumah tangganya sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan mereka. Kedua pemerintah daerah pada dasarnya adalah lembaga yang menyelenggarakan pelayanan- pelayanan tertentu untuk masyarakat,memberikan pelayanan yang semata- mata bermanfaat untuk daerah.

(24)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pada pasal 1 ayat (2) pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana di maksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.16 Sedangkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pada pasal 1 ayat (3), Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

G. Metode Penelitian

Metode diartikan sebagai suatu jalan atau cara mencapai sesuatu.

Sebagaimana tentang tata cara penelitian harus dilakukan, maka metode penelitian hukum yang digunakan penulis mencakup antara lain;

1. Jenis penelitian atau Spesifikasi penelitian

Dari judul permasalahan yang dalam penelitian ini dan supaya dapat memberikan hasil yang bermanfaat maka penelitian ini dilakukan dengan penelitian yang bersifat deskriptif yaitu penelitian langsung bertujuan untuk memberikan data seteliti mungkin tentang Pengelolaan Sampah oleh Daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab. Deli Serdang).

2. Metode Pendekatan

16 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 1 (Tambahan Lembaran Negara)

(25)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan yuridis normatif ini digunakan dengan maksud untuk mengadakan pendekatan terhadap masalah dengan cara melihat dari segi peraturan perundang-undangan yang berlaku, dokumen-dokumen dan berbagai teori.17 Pendekatan yuridis normatif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti sumber-sumber bacaan yang relavan dengan tema penelitian, yang meliputi penelitian terhadap asas-asas hukum,18sumber-sumber hukum,19peraturan perundang-undangan yang bersifat teoritis ilmiah yang dapat menganalisa permasalahan yang akan di bahas serta di tambah data lainnya yang di peroleh dilapangan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Oleh Daerah (Kota Medan, Kota Binjai, Kab Deli Serdang).

3. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari kepustakaan, dan informasi dari informan di Dinas Kebersihan Kota Medan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai, dan Dinas Lingkungan Hidup Deli Serdang sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), dilakukan dengan menghimpun data dengan melakukan penelaahan bahan kepustakaan yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier,20 meliputi :

17Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri,(Jakarta : Ghalia Indonesia,1990),hal 11.

18M. Solly Lubis ,Pembahasan Undang-undang Dasar 1945,( Bandung: Alumni ,1997),hal 89, mengatakan asas-asas hukum adalah dasar kehidupan yang merupakan pengembangan nilai-nilai di masyarakatkan menjadi landasan hubungan-hubungan sesama anggota masyarakat.

19Amiruddin A.Wahab ,dkk.,‟‟pengantar Hukum Indonesia „‟.Bahan Ajar Untuk Kalangan Sendiri,( Banda Aceh,FH-unsyiah,2007),hal 73,menyatakan sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat,memaksa,yaitu apabila dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas dan nyata.

20Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,Op.Cit.,hal.59.

(26)

a) Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan yang berhubungan dengan paeraturan perundang-undangan, yaitu:

1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;

2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah;

3) Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Sampah Sejenis Rumah Tangga;

4) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Persampahan;

5) Peraturan Walikota (Perwal) Binjai Nomor 7 Tahun 2018 Tugas,Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup;

6) Surat Keputusan Bupati Deli Serdang Nomor 271 tahun 2015 Tentang Pedoman Pengelolan Sampah;

b) Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan-bahan hukum primer yaitu artikel ilmiah, buku- buku referensi dan buku ajar, dokumen dari Dinas Kebersihan Kota Medan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai, dan Dinas Lingkungan Hidup Deli Serdang.

c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk dan penjelasan-penjelasan terhadap bahan hukum sekunder, yakni kamus umum, dan kamus hukum.

(27)

Sumber data dari informan dilakukan dengan wawancara tentang Pengelolaan Sampah dengan Kepala Bidang di Dinas Kebersihan Kota Medan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang.

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan tepatnya di Dinas Kebersihan Kota Medan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai, dan Dinas Lingkungan Hidup Kab.Deli Serdang.

5. Analisa data

Setelah pengumpulan data dilakukan, baik dengan studi kepustakaan maupun wawancara maka data tersebut dianalisa secara kualitatif21yakni dengan mengadakan pengamatan data-data yang diperoleh dan menghubungkan tiap-tiap data yang di peroleh tersebut dengan ketentuan–ketentuan maupun asas-asas hukum yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Dengan menggunakan perangkat normatif, yakni interpretasi dan konstruksi hukum sehingga di harapkan dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat umum terhadap permasalahan dan tujuan penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Dengan maksud memudahkan dalam menelaah penulisan skripsi yang berjudul „‟Tanggung jawab dan Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Oleh Daerah studi Kota Medan, Kota Binjai, dan Kab.Deli Serdang‟‟, maka penulis terlebih dahulu menguraikan sistematika yang merupakan gambaran isi dari skripsi ini yaitu sebagai berikut :

21Bambang Sungono ,Metodelogi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1997),hal.10.

(28)

Pada bab I : diuraikan tentang latar belakang penulisan skripsi ini;

Kemudian perumusan masalah yang akan di teliti; diuraikan pula Tujuan penulisan dan Manfaat penulisan bahwa tulisan ini adalah karya asli dari penulis;

Tinjauan Kepustakaan yang meliputi : Pengertian, Pengelolaan Sampah, Pengertian Tanggung jawab dan Pelaksanaan, Pengertian Pemerintahan Daerah.

Pada bab II : ini akan menguraikan pengaturan pengelolaan sampah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang membahas tentang : pengertian pengelolaan sampah, fungsi, tugas dan wewenang pengelolaan sampah, kemudian dasar hukum pengelolaan sampah.

Pada bab III : ini akan menguraikan tanggung jawab dan pelaksanaan oleh daerah yang membahas tentang : gambaran umum dinas pengelolaan sampah, dan tanggung jawab pengelolaan sampah oleh daerah (Kota Medan, Kota Binjai, dan Kab.Deli serdang), kemudian pelaksanaan pengelolaan sampah oleh derah (Kota Medan, Kota Binjai, dan Kab.Deli serdang).

Pada bab IV : ini akan menguraikan tentang hambatan dan upaya dalam pelaksanaan pengeololaan sampah yang membahas tentang : hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah oleh daerah, dan upaya dalam mengatasi hambatan pengelolaan sampah oleh derah (Kota Medan, Kota Binjai, dan Kab.Deli serdang).

Pada bab V : ini merupakan bab terakhir,yaitu sebagai bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran mengenai permasalahan yang dibahas.

(29)

A. Pengertian Pengelolaan Sampah

Neoloka berpendapat bahwa pengelolaan sampah merupakan upaya menciptakan keindahan dengan cara mengelolah sampah yang dilaksanakan dengan cara mengelolah sampah dengan cara yang harmonis antara rakyat dan pengelola atau pemerintah secara bersama-sama.22 Sedangkan menurut Alex pengelolaan sampah adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendauran ulang atau, pembuangan dari material sampah.23 Menurut Poerdarminta pengelolaan adalah penyelenggaraan atau tindakan yang dilakukan seorang atau sekelompok orang (perusahaan) dalam melakukan sesuatu, sehingga di peroleh manfaat dari pengelolaan tesebut.24 pengelolaan ini telah di pertegas oleh Azuar bahwa pengelolaan sampah adalah pengumpulan sampah, pengangkutan dan pembuangan sampah.

Di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28H ayat (1) disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.25 Undang-Undang Dasar ini menjadi landasan bahwa pemerintah wajib memberikan jaminan terwujudnya

22Alex S.2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik.Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

23Neoloka,Amos 2008.Kesadaran Lingkungan, Jakarta:Rineka Cipta

241Dewi Sari,”peran dinas kebersihan dalam pengelolaan sampah rumah tangga di TPA Terjun Kecamatan Marelan’‟Universitas Medan Area, 2016, hal 18.

25Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat(1)

(30)

hak setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat yang berkaitan dengan pengelolaan sampah Pengelolaan sampah di Indonesia sendiri di dukung oleh adanya kebijakan yang sah dan sebagai landasan utama dalam pengelolaan sampah yakni Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pada pasal 1 ayat (1) sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan /atau proses alam yang berbentuk padat, sedangkan tentang pengelolaan sampah di artikan pada pasal 1 ayat (5) yang berbunyi pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.26 Pengurangan sampah biasanya dapat di mulai dari masing-masing individu di masyarakat. Sedangkan penanganan sampah merupakan sistem yang dilakukan terus-menerus dan secara teratur, serta di perlakukan adanya kawasan berkala.

Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 11 ayat (2), Pasal 16, Pasal 20 ayat (5), Pasal 22 ayat (2), Pasal 24 ayat (3) dan ayat (4), dan Pasal 28 ayat (3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, perlu menetapkan peraturan pemerintah No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Rumah Tangga. Sampah rumah tangga adalah sampah yang bersal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sedangkan sampah sejenis sampah

26Undang-undang No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Samapah Pasal 1 ayat (5)

(31)

rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan lainnya.

Pengelolaan sampah menurut Peraturan Pemerintah ini adalah kegiatan yang sistematis, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.27

Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 mengatur tentang Penanganan Sampah Laut dikarenakan sampah laut dapat menyebabkan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan ekosistem perairan, serta membahayakan kesehatan manusia. Sampah laut adalah sampah yang berasal dari daratan, badan air dan pesisir yang mengalir ke laut atau sampah yang berasal dari kegiatan laut.28

Berdasarkan pada peraturan daerah provinsi tentang pengelolaan sampah sampai saat ini tidak ada di temukan pengaturan tentang pengelolaan sampah.

Sedangkan di dalam peraturan daerah kota masing-masing ditemui mengenai pengaturan pengelolaan sampah. Pengaturan pengelolaan sampah di Kota Medan diatur Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Persampahan, dan Kota Binjai diatur berdasarkan Peraturan Walikota Binjai Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengolahan Sampah, dan di Kabupaten Deli Serdang pengelolaan sampah diatur dalam Surat Keputusan Bupati Deli Serdang Nomor 271 tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah dan Lingkungan Hidup.

27http://www.sanitasi.net/pp-pengelolaan-sampah.html(di akses pada tanggal 30 November 2019,pukul 23.31)

28Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tantang Penanganan Sampah Laut ( Pasal 1 ayat (3).

(32)

Dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 tahun 2015 Pengelolaan Persampahan adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.29

Sedangkan pengertian pengelolaan dalam Peraturan Walikota Binjai Nomor 7 Tahun 2018 Pengelolaan Sampah adalah kegiatan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah dengan cara pemilahan, pengomposan, daur ulang, atau pembuangan atas material sampah.30

Pengetian pengelolaan sampah dalam Surat Keputusan Bupati Kabupaten Deli Serdang adalah pengelolaan penanganan sampah dan pelayanan kebersihan yang dilakukan sesuai dengan kewenangan camat,31 yang meliputi :

1) Sampah rumah tangga yaitu sampah yang bersal dari kegiatan sehari-hari di rumah tangga baik di pemukiman maupun sampah liar (berada diluar tempat yang ditentukan);

2) Sampah sejenis rumah tangga yang terdiri dari :

a. Sampah kegiatan masal (dilapangan, gedung, rumah ibadah).

b. Sampah khusus berupa sampah berasal dari bahan material kegiatan pembangunan /rehab gedung.

c. Sampah non medis/non B3 yang berada diluar kantor. Institusi / industri/

pertokoan / tempat wisata/ dan lainya.

29 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2015 Tentang pengelolaan persampahan (pasal 1 ayat 16)

30Peraturan Walikota Binjai Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Tugas,Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup (pasal 1 ayat 1)

31Surat Keputusan Bupati Deli Serdang Nomor 271 Tahun 2015 Tentang pengelolaan sampah

(33)

B. Tujuan, Tugas, dan Wewenang pengelolaan sampah 1. Tujuan pengelolaan sampah

Material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan.

Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.

Menurut Technobanoglous, Theisen & Vigil pengelolaan sampah bertujuan untuk memperkecil dan menghilangkan masalah lingkungan yang dapat di timbulkanya dalam kaitanya dengan lingkungan.32 Fungsi Pengelolaan sampah adalah sebagai alat untuk mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (pemanfaatan sampah) dan mengelola sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi masyarakat.33

Pengelolaan sampah di defenisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Dengan demikian pengelolaan sampah merupakan suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah volume sampah, dengan melakukan berbagai macam teknik-teknik pengelolaan dan penanganan sampah yang baik dan cepat.34

Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah di jelaskan bahwa tujuan pengelolaan sampah terdapat pada yaitu pasal

32Dalam Restianinggati Vindha Tyas,Efektivitas Program Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Komunitas di Kota Surabaya. Skripsi Sarjana,Ilmu Administrasi Negara FISIP UNAIR,Surabaya ,2009

33https://id.m.wikipedia.org/wiki.pemgelolaan _sampah(di akses pada tanggal 15 Desember 2019 pukul 18.19 WIB)

34Sri Nurhayati Qodriyatun,Sampah Permasalahanya dan pengelolaannya,Jakarta,Azza Grafika, 2014, hlm.106

(34)

4 yaitu bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, Pada pasal 2 menjelaskan bahwa: Pengelolaan sampah betujuan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan menjaga kesehatan masyarakat serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.35

Sedangkan dalam Peraturan Presidan Nomor 81 Tahun 2018 tentang penanganan sampah laut di jelaskan bahwa tujuan pengelolaan sampah pada pasal 2 ayat (1) yang berbunyi dalam rangka penanganan sampah laut perlu ditetapkan strategi, program dan kegiatan yang sinergis, struktur dan terarah untuk mengurangi jumlah sampahdi laut, terutama sampah pelastik, dalam bentuk Rencana Aksi Nasional Penanganan sampah laut. Berdasarkan pada pasal 2 ayat (1) Renacana aksi laut di jelaskan pada pasal 2 ayat (2) yang merupakan dokumen perancangan yang memberikan arahan strategis bagi kementrian/atau lembaga dan acuan bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam rangka percepatan penanganan sampah laut untuk priode delapan tahun terhitung sejak tahun 2018 sampai tahun 2025.36

Sedangkan tujuan dan fungsi pengelolaan sampah berdasarkan peraturan derahnya masing-masing seperti Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 tahun 2015 pada pasal (3) disebutkan bahwa tujuan pengelolaan sampah untuk menjaga

35Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga.

36Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Sampah

(35)

kelestarian lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat, dan berfungsi menjdikan sampah sebagai sumber daya.37 Dan fungsi dan tugas pengelolaan sampah berdasarkan Peraturan Walikota Binjai Nomor 7 tahun 2018 terdapat pada Bab 5 tentang tugas dan fungsi pada pasal 5 yaitu :

1) Kepala UPTD mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas teknis operasional di bidang pengolahan sampah, pengomposan, daur ulang, atau pembuangan atas material sampah;

2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), UPTD menyelenggarakan fungsi :

a. Merencanakan program dan kegiatan UPTD berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;

b. Memberi petunjuk kepada bawahan sesuai bidang tugas jabatannya dalam rangka pengolahan sampah dan melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi pengolahan sampah di tempat pemrosesan akhir, pelayanan bimbingan teknis upaya dan strategi pengolahan sampah, fasilitasi penelitian dan pengembangan di bidang pengolahan sampah, pelaksanaan penampungan buangan sampah anorganik terpilah yang berkategori produktif dan mempunyai nilai ekonomis, pelaksanaan kegiatan daur ulang sampah organik menjadi kompos;

37Peraturan daerah Kota Medan No. 6 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Persampahan

(36)

c. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dan pengusaha dalam hal pembuangan sampah serta pemanfaatan sampah;

d. Melaksanakan pemasaran hasil daur ulang sampah;

e. Melaksanakan pengolahan sampah dan pengaduan masyarakat;

f. Melaksanakan pemanfaatan, merawat dan memelihara serta mengamankan lahan TPA, sarana dan prasarana TPA;

g. Memantau dan mengawasi dampak lingkungan yang diakibatkan keberadaan TPA;

h. Membimbing bawahan sesuai bidang tugas jabatannya guna pencapaian kinerja jabatannya;

i. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan sesuai target kinerja dalam rangka penilaian kinerja;

j. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas;

k. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya sebagai dasar pengambilan kebijakan; dan m.

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.38

Sedangkan fungsi berdasarkan pada surat keputusan Bupati Deli Serdang Nomor 271 tahun 2015 tentang pedoman umum pengelolaan sampah dan lingkungan hidup, yaitu untuk meningkatkan pelayanan dan profesionalitas pengelolaan bidang persampahan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang

38Perwal kota Binjai No 7 Tahun 2018 pasal 5 tentang Tugas,Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup

(37)

baik dan berkesinambungan kepada masyarakat, menggali nilai ekonomi dari sampah sebagai sumber daya yang potensial, dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah terhadap kesehatan dan lingkungan.39

Dari beberapa fungsi dan tujuan berdasrakan Peraturan Perundang-undangan di atas dapat di simpulkan bahwa pengelolaan sampah berfungsi untuk miningkatkan hidup sehat dan agar tercapainya lingkungan yang layak dan menjadikan sampah sebagai salah satu sumber daya yang berpotensial.

2. Tugas Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah

Pemerintah adalah organ atau badan atau alat-alat yang mengurusi pemerintahan dari suatu negara. Dimana keseluruhan dari jabatan-jabatan di dalam suatu negara yang mempuyai tugas dan wewenang politik negara dan pemerintahan. Dalam ilmu pemerintahan dikenal adanya dua defenisi pemerintah, pemerintah dalam arti sempit yaitu menjelaskan bahwa pemerintah merupakan organ atau alat perlengkapan negara yang diserahi tugas pemerintahan yang melaksanakan undang-undang sedangkan dalam arti luas adalah bahwa pemerintah tersebut mencakup semua badan yang meneyelenggarakan semua kekuasaan di dalam negara, baik eksekutif, legislative, maupun yudikatif. Adapun istilah pemerintah menurut kepustakaan yaitu pemerintah sebagai fungsi untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, dimana pemerintah sebagai organ adalah kumpulan organ-organ dan organisasi pemerintahan yang dibebani dengan pelaksanaan tugas pemerintahan.40 Pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

39Surat Keputusan Bupati Deli serdang No.271 tahun 2015 hal 2 Tentang Pedoman Umum Pengelolaan Sampah.

40Darda Syahrizal, Hukum Administrasi Negara& Pengadilan Tata Usaha Negara,Pustaka Yustisia,Jakarta,2012

(38)

Pasal 1 ayat (11) yang berbunyi „Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari daerah Pemerintah Provinsi kepada daerah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi.41

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden, dan penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan DPRD. Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintahan daerah yang disebut kepala daerah, untuk provinsi disebut gubernur, dan untuk kabupaten di sebut bupati, dan untuk kota di sebut walikota. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah kepala daerah memiliki tugas yaitu :

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdsarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;

b. Mengajukan rancangan Peraturan Daerah (Perda);

c. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;

d. Menyusun dan mengajukan rancangan perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama;

e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;

f. Mewakili daerahnya didalam maupun diluar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-

41Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Pasal 1 ayat 11)

(39)

undangan; g.melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.42

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pasal 11 ayat (2) Urusan pemerintahan yang wajib sebagaimana di maksud pada ayat (1) terdiri atas urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.

Pasal 12 ayat (1) Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (2) meliputi :

a. Pendidikan;

b. Kesehatan;

c. Pekerjaan umum dan penataan ruang;

d. Perumahan rakyat dan kawasan pemukiman;

e. Ketentraman, dan ketertiban umum dan perlindungan masyarakat;

f. Dan sosial.

Dari Pasal 12 huruf (b) tersebut merupakan salah satu tujuan dari pengelolaan sampah berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pemerintah dan Pemerintah daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai dengan tujuan sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang pengelolaan sampah pada pasal 5.

42Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2014

(40)

Pada pasal 6 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Pengelolaan Sampah di jelaskan bahwa Tugas Pemerintah Daerah adalah :

a. Menumbuh kembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah;

b. Melakukan penelitian, pengembangan teknoligi pengurangan, dan penanganan sampah;

c. Memfasilitasi, mengembangkan dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan, dan pemanfaatan sampah;

d. Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah;

e. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah;

f. Memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan ; g. Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat dan dunia

usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga pengelolaan sampah ini bertujuan untuk:

a. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat ; b. Menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Sesuai dengan pasal 2 tujuan dari pengelolaan sampah, tugas pemerintah di jelaskan pada Pasal 3 yaitu ;

(41)

a. Pemerintah harus membuat kebijakan dan strategi pengelolaan sampah;

b. Melaksanakan penyelenggaraan pengelolaan sampah;

c. Kompensasi;

d. Melakukan pengembangan dan penerapan teknologi;

e. Pemerintah menyediakan sistem informasi;

f. Peran masyarakat; dan g. Melakukan pembinaan.43

Di dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampah laut dimana pada pasal (4) di jelaskan bahwa dalam rangka pelaksanaan rencana aksi penanganan sampah laut ini dibentuk Tim Koordinasi Penanganan Sampah Laut yang selanjutnya disebut sebagai Tim Koordinasi Nasional, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Sesuai dengan pasal 4, di jelaskan pula tugas Tim Koordinasi Nasional ini pada pasal 5 yaitu :

a) Mengoordinasikan kegiatan kementrian, lembaga pemerintah kementrian, pemerintah daerah, masyarakat, dan /atau pelaku usaha dalam kegiatan penanganan sampah laut;

b) Merumuskan kebijakan penyelesaian hambatan dan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan penanganan sampah laut; dan

c) Mengoordinasikan kegiatan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan rencana aksi.44

43Peraturan pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga. Pasal 2

44Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, pasal 4

(42)

Berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 tahun 2015 tentang pengelolaan persampahan pada pasal (5) disebutkan bahwa tugas dari pemerintah daerah terdiri atas:

a) Menumbuh kembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan;

b) Melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan penanganan sampah;

c) Memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan dan pemanfaatan sampah;

d) Melaksanakan pengelolaan persampahan dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan;

e) Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah;

f) Memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan g) Melakukan koordinasi antara lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia

usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan persampahan.

Sedangkan di dalam Peraturan Walikota Binjai Nomor 7 tahun 2018 pada pasal 5 ayat (1) tugas kepala UPTD adalah membantu kepala Dinas dalam melaksankan tugas teknis operasional di bidang pengelolaan sampah, pengeomposan, daur ulang, dan atau pembuangan atas material sampah. UPTD

(43)

disini diartikan sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah dalam melakukan pengelolaan sampah.45

Tugas dan fungsi dinas pengelolaan sampah Deli Serdang itu diatur dalam Peraturan Bupati Kabupaten Deli Serdang Nomor 2233 Tahun 2016 tentang tugas dan fungsi serta tata kerja perangkat daerah yang menjelaskan bahwa tugas pokok dinas adalah membantu bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup, kehutanan dan sumber daya mineral, kebersihan dan persampahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten.

Fungsi Dinas Pengelolaan Sampah Kab. Deli Serdang adalah sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan dibidang lingkungan hidup, kehutanan dan sumber daya mineral, kebersihan dan persampahan;

2. Pelaksanaan kebijakan dibidang lingkungan hidup, kehutanan dan sumber daya mineral, kebersihan dan persampahan;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dinas dibidang lingkungan hidup, kehutanan dan sumber daya mineral, kebersihan dan persampahan;

4. Pelaksanaan administrasi dibidang lingkungan hidup, kehutanan dan sumber daya mineral, kebersihan dan persampahan;

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya;46

45Peraturan Walikota Binjai Nomor 7 tahun 2018 pasal 5 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup

46Lampiran XIII.Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 2233 Tahun 2016

(44)

3. Wewenang pengelolaan sampah

Pemetaan kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah bersumber pada Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah serta peraturan pelaksananya. Pemetaan kewenangan pengelolaan sampah tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar kewenangan pengaturan berada pada pemerintah pusat, akan tetapi kewenangan pelaksanaan hampir sepenuhnya berada di daerah. Sementara itu, ada juga kewenangan yang terbagi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dalam kaitannya dengan sampah plastik, dua kewenangan yang paling perlu mendapat perhatian adalah terkait dengan penetapan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah serta pelaksanaan pengelolaan sampah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK):

a) Penetapan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah Undang-undang Pengelolaan Sampah menentukan bahwa penetapan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah nasional merupakan kewenangan pemerintah pusat.

Namun, pemerintah daerah juga berwenang menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah pada wilayah administrasinya masing- masing, dengan catatan “sesuai dengan” kebijakan pada tingkat di atasnya.

Kebijakan dan strategi Kabupaten/Kota harus dibuat dengan mengacu kebijakan Provinsi, yang harus dibuat dengan mengacu kebijakan nasional.

Terlihat bahwa pemerintah pusat dan pemerintah provinsi lebih berperan dalam memandu pemerintah kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah. Hal serupa dibunyikan kembali dalam Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah

Gambar

Table perbandingan Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara yang dapat dilakukan auditor dalam mendeteksi ada tidaknya fraud adalah dengan menggunakan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). Penggunaan TABK

 Akuntansi sumber daya manusia juga melibatkan pengukuran terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk menggantikan sumber daya manusia dari suatu organisasi.... Triple

Selanjutnya guru mengelompokkan peserta didik menurut ZPD-nya (level perkembangan peserta didik berdasarkan hasil belajar sebelumnya). Setelah tanya jawab berlangsung

Dari pembahasan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kinerja pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen,

Pengertian harga adalah sejumlah uang sebagai alat ukur untuk memperoleh produk atau jasa. Perusahaan harus bisa menerapkan harga yang tepat dalam memasarkan produknya, sebab

Dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Batang, terdapat mata pelajaran sejarah wajib atau sejarah Indonesia dan mata pelajaran sejarah pilihan yaitu sejarah

Sinyal-sinyal saraf pada batang otak mengaktifkan bagian serebral otak melalui dua cara: (1) dengan merangsang mengaktifkan bagian serebral otak melalui dua cara:

Strategi pemaaran produk iB Hasanah Card BNI Syariah melakukan pendekatan anggota peranggotaan dalam memasrkan produk-produknya dalam hal service (pelayanan), yaitu