• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TANGGUNG JAWAB DAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN

B. Tanggung Jawab Pengelolaan Sampah oleh Daerah

Setiap orang yang berbuat tidak baik kepada orang lain, termasuk perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh pemerintah haruslah dipertanggung jawabkan secara hukum maupun secara politik. Apabila, tanggung tersebut masuk ke dalam ranah hukum, maka tanggung jawab pemerintah seperti itu disebut sebagai tanggung jawab hukum. Bahwa pemerintah harus bertanggung jawab secara hukum kepada rakyatnya muncul dalam dua teori sebagai berikut:

54Ranwal RPJMD Kab. Deli Serdang Tahun 2019-2024 (Data dinas lingkungan hidup deli serdang)

55Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang 2019 Kinerja pengelolaan Sampah Deli serdang

a) Teori hukum umum, yang menyatakan bahwa setiap orang, termasuk pemerintah, harus mempertanggung jawabkan setiap tindakannya, baik karena kesalahan atau tanpa kesalahan (strictliability). Dari teori ini selanjutnya muncul tanggung jawab hukum berupa tanggung jawab pidana, perdata, dan administrasi negara. Tanggung jawab hukum dari pemerintah seperti ini dilakukan di depan badan pengadilan.

b) Teori demokrasi, yang menyatakan bahwa setiap yang memerintah harus mempertanggung jawabkan tindakanya kepada yang diperintah, karena kekuasaan yang memerintah tersebut berasal dari yang diperintahnya (rakyatnya). Dari teori ini muncul tanggung jawab yang berakibat kepada

“pemakzulan” (impeachment). Tanggung jawab pemerintah secara politis ini dilakukan di depan parlemen dengan atau tanpa keikut sertaan badan-badan lain.

Salah satu prinsip negara hukum adalah asas legalitas, yang mengandung makna bahwa setiap tindakan hukum pemerintahan harus berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku atau setiap tindakan hukum pemerintahan harus berdasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.56 Dengan bersandar pada asas legalitas itulah pemerintah melakukan berbagai tindakan hukum. Karena pada setiap tindakan hukum itu mengandung makna pengunaan kewenangan, maka di dalamnya tersirat adanya kewajiban pertanggung jawaban, sesuai dengan prinsip “geenbevoegedheidzonder verantwoordelijkheid.”

56Prabawa Utama, Pemerintahan di Daerah, Jakarta1991, Hal 10

Tanggung jawab pemerintah terhadap warga negara atau pihak ketiga dianut oleh hampir semua negara yang berdasarkan atas hukum. Setiap pengunaan wewenang dan penerapan instrument hukum oleh pejabat pemerintahan pasti menimbulkan akibat hukum, karena memang dimaksudkan untuk menciptakan hubungan hukum dan akibat hukum. Hubungan hukum ini ada yang bersifat intern (interne rechtsbetrekking), yakni hubungan di dalam hal hubungan hukum ekstern, akibat hukum yang ditimbulkannya ada yang bersifat umum, dalam arti mengenai setiap warga negara, dan akibat hukum yang bersifat khusus, yakni mengenai seseorang atau badan hukum perdata tertentu. Telah jelas bahwa setiap penggunaan kewenangan itu didalamnya terkandung pertanggung jawaban, namun demikian harus pula dikemukakan tentang cara-cara memperoleh dan menjalankan kewenangan. Sebab tidak semua pejabat tata usaha negara yang menjalankan kewenangan pemerintahan itu secara otomatis memikul tanggung jawab hukum. Badan atau pejabat tata usaha negara yang melakukan tindakan atas dasar kewenangan yang diperoleh secara atribusi dan delegasi adalah sebagai pihak yang memikul pertanggung jawaban hukum, sedangkan badan atau pejabat tata usaha negara yang melaksanakan tugas dan pekerjaan atas dasar mandate bukanlah pihak yang memikul tanggung jawab hukum, yang memikul tanggung jawab adalah pemberi mandate (mandans). Telah dijelaskan bahwa dalam prespektif hokum publik, yang melakukan tindakan hukum adalah jabatan (ambt) yakni suatu lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri dibentuk untuk waktu lama dan kepadanya diberikan tugas dan wewenang.57 Jadi di dalam Pertanggung

57Ridwan HR, op,.cit

jawaban pengelolaan sampah itu ada hak dan kewajiban, yang berkewajiban dalam pengelolaan sampah tidak hanya pemerintah daerah namun ada juga pihak masyarakat maupun pihak swasta.

Tanggung jawab pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah yaitu mampu menyediakan sarana dan prasarana dari TPS ke TPA dan untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah pusat dan memberikan laporan keterangan pertanggung jawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. Laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada pemerintah, disampaikan kepada presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk gubernur, dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk bupati /walikota satu kali dalam satu tahun.58

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah mengatur tanggung jawab pemerintah pusat, provinsi, dan kota Indonesia.

Tanggung jawab pemerintah daerah di tingkat kota dan kabupaten adalah untuk : a) Menetapkan kebijakan dan strategi untuk pengelolaan sampah berdasarkan

kebijakan nasional dan provinsi;

b) Melaksanakan pengelolaan sampah;

c) Menyediakan pedoman dan pengawasan kepada pihak lain terhadap kinerja pengelolaan sampah;

d) Membangun tempat penampungan sampah sementara (TPST), Tempat Pemrosesan Akhir (TPA);dan

58Siswanto Sunarso, Hukum Pemerintahan Daerah.Sinar grafika.Jakarta.2014 hal57

e) Melakukan monitoring dan evaluasi TPA setiap 6 bulan sekali selama 20 tahun.59

Kota Medan sebagai salah satu kota yang mengatur tentang tanggung jawab pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan sampah seperti di dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2015 tentang Persampahan, pada pasal 8 di jelaskan bahwa tanggung jawab pemerintah daerah dalam pengelolaan persampahan adalah:

a) Melakukan penataan disekitar tempat pengelolaan persampahan dengan memperhatikan: 1) kawasan penyangga dan 2) kawasan budi daya;

b) Melaksanakan pengelolaan sampah terpadu;

c) Mengembangkan kerja sama antar Kabupaten/Kota dalam pengelolaan persampahan;

d) Memfasilitasi dalam melakukan kerja sama pengelolaan persampahan;

e) Penentuan lokasi tempat pengelolaan sampah terpadu;

f) Memberikan pembinaan dalam pelaksaan pengelolaan persampahan;

g) Memberikan advokasi, pendidikan, dan pelatihan serta sosialisasi pengelolaan persampahan terpadu;

h) Melakukan pengawasan dan mengevaluasi efektivitas, efesiensi, dan mutu pelaksaan pengelolaan persampahan;

i) Memfasilitasi dalam mengatasi permasalahan sampah di wilayahnya;

j) Mendorong pengelolaan persampahan berwawasan lingkungan; dan

59Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

k) Mengadakan penyuluhan dalam rangka merubah cara pandang terhadap sampah.60

Peraturan daerah Kota Binjai tidak di jelaskan tentang tanggung jawab daerah dalam pengelolaan sampah karena berdasarkan dari hasil wawancara dengan Bapak Edi, di Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai, tanggung jawab pemerintah sudah di jelaskan dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah maka sudah jelas dikatakan bahwa pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab untuk tetap menjaga kebersihan di daerah nya seperti melakukan pengelolaan sampah dari pengakutan sampai ke pembuangan ke TPA.61

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang sampai saat ini berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Surya dikatakan bahwa tanggung jawab pengelolaan sampah sudah di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, jadi Bupati Deli Serdang hanya memberikan intruksi terkait dengan tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup Deli Serdang sampai saat ini.62 Akan tetapi Dinas Lingkungan Hidup Deli Serdang juga sudah membuat Rancangan Peraturan Daerah terkait Pengelolaan Sampah berdasarkan dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

60Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2016 (pasal 8) tentang Pengelolaan Persampahan

61Hasil wawancara dengan Bapak Edi, Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai

62Hasil wawancara dengan Bapak Jainal, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang

C. Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Oleh Daerah (Kota Medan, Kota

Dokumen terkait