• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merubah garis/jalur

F. Dasar Teori

Anatomi Payudara (Mammae)

Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua sampai iga enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media. Kelenjar ini dimiliki oleh pria dan wanita. Namun, pada masa pubertas, payudara wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk setengah lingkaran, sedangkan pada pria tidak.

Pembesaran ini terutama terjadi akibat penimbunan lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium.

Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan, yaitu jaringan glandular (kelenjar) dan jaringan stromal (penopang). Jaringan kelenjar meliputi kelenjar susu (lobus) dan salurannya (ductus). Sedangkan jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat. Selain itu, payudara juga memiliki aliran limfe. Aliran limfe payudara sering dikaitkan dengan timbulnya kanker maupun penyebaran (metastase) kanker payudara.

Setiap payudara terdiri atas 15-20 lobus yang tersusun radier dan berpusat pada papilla mamma. Saluran utama tiap lobus memiliki ampulla yang membesar tepat sebelum ujungnya yang bermuara ke papilla. Tiap papilla dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna lebih gelap yang disebut areola mammae. Pada areola mammae, terdapat tonjolan-tonjolan halus yang merupakan tonjolan dari kelenjar areola di bawahnya.

150 Gambar 1. Anatomi Payudara

Pemeriksaan Fisik Payudara

Pemeriksaan fisik payudara dan ketiak merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada daerah torakal yang terletak secara bilateral pada dinding anterior diantara spasium interkostalis kedua sampai keenam atau ketujuh yang mengandung jaringan glandula labulus, jaringan fibrosa stroma, dan jaringan adiposa dengan cara di inspeksi dan di palpasi. Jika dilakukan perabaan pada payudara, akan terasa perbedaan di tempat yang berlainan. Pada bagian lateral atas (dekat aksila), cenderung terasa bergumpal-gumpal besar. Pada bagian bawah, akan terasa seperti pasir atau kerikil.

Sedangkan bagian di bawah puting susu, akan terasa seperti kumpulan biji yang besar.

Namun, perabaan ini dapat berbeda pada orang yang berbeda.

Untuk mempermudah menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima regio, yaitu:

a. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant) b. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant) c. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant) d. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant) e. Regio puting susu (nipple)

151 Ekor aksillar (the axillary tail) dari jaringan payudara terletak sampai lipatan aksilla anterior. Alternatif lainnya, temuan dapat dilokasikan berpedoman dengan arah jarum jam (misalnya arah jam 3), dan jaraknya dinyatakan dalam satuan sentimeter dari puting susu.

Gambar 2.Topografi Payudara

Teknik pemeriksaan fisik payudara meliputi inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan payudara sebaiknya dilakukan pada ruangan yang tertutup, sehingga dapat menjamin kerahasiaan pasien, dengan didampingi oleh perawat wanita. Inspeksi menyeluruh pada payudara dilihat dari empat sudut pandang yaitu :

1) Lengan pada posisinya (arms at sides)

 Inspeksilah penampakan dari kulit, meliputi warna, penebalan kulit, atau adanya pembesaran pori-pori kulit sehingga tampak seperti kulit jeruk (peau d‘ orange).

 Ukuran dan kesimetrisan payudara. Perbedaan dalam ukuran payudara, dan ukuran areola mammae, biasa ditemukan, dan normal.

 Kontour payudara. Carilah adanya kelainan-kelainan seperti massa, lekukan ke dalam (dimpling), atau pendataran (flattening).

 Karakteristik dari puting susu, meliputi warna (merah muda, coklat muda, coklat kehitaman), ukuran dan bentuk (inversi, atau depresi ke bawah permukaan areola), arah keluarnya puting susu, ada tidaknya rash, ulserasi, atau ada tidaknya keluar sekret (discharge).

152 Gambar 3. Inspeksi Payudara arms at sides

2) Lengan yang diangkat ke atas (arms over head)

- Perhatikan ada tidaknya pelekukan ke dalam (dimpling), atau penonjolan pada daerah aksila yang tidak terlihat pada posisi arms at side, mintalah pasien untuk mengangkat kedua lengannya ke atas (arms over head).

Gambar 4. Inspeksi Payudara arms over head

3) Tangan menekan melawan pinggul (hands pressed against hips)

 Mintalah pasien menekankan tangan pada pinggulnya (hands pressed against hips), dan amatilah kontour payudara dengan seksama.

153 Gambar 5. Inspeksi Payudara hands pressed against hips

4) Bersandar ke depan pada kursi (leaning forward)

 Merupakan posisi yang dianjurkan, bila ukuran payudara sangat besar, atau berbentuk pendulum.

 Mintalah pasien bersandar ke depan (leaning forward), dengan disangga oleh bagian belakang kursi, sehingga payudara tergantung bebas dari dinding dada.

Gambar 6. Inspeksi Payudara leaning forward

Palpasi payudara dilakukan secara menyeluruh, meliputi area segi empat yang membentang mulai dari klavikula sampai lipatan inframammary (bra line), dari linea midsternalis sampai linea aksilaris posterior, serta daerah ekor dari payudara (tail of

154 breast), dan ketiak (aksila). Pemeriksaan palpasi payudara dapat memakan waktu 5-10 menit untuk masing-masing payudara. Ketika melakukan palpasi payudara, gunakan bagian volar distal dari jari kedua, tiga dan empat pemeriksa. Palpasi dilakukan secara sistematik, dan menyeluruh, terutama pada daerah lateral atas dan subareola, yang merupakan tempat tersering ditemukannya lesi. Palpasi dimulai dari payudara yang sehat terlebih dahulu.

Gambar 7. Titik dan Garis Pedoman Palpasi dan Jari yang Digunakan Untuk Palpasi Payudara

Terdapat 3 pola pemeriksaan palpasi payudara yaitu :

 Pola vertikal (vertical strip pattern).

 Pola melingkar (sirkular / konsentris).

 Pola seperti jari-jari roda (radier pattern), dengan puting susu sebagai pusatnya.

Palpasi dilakukan dengan melakukan penekanan ringan, medium, sampai dalam, atau melakukan putaran yang kecil dan konsentris pada setiap titik pemeriksaan.

Terkadang diperlukan penekanan yang lebih kuat agar dapat mencapai jaringan yang

155 jauh lebih dalam pada payudara yang besar. Pemeriksaan palpasi haruslah meliputi keseluruhan payudara, termasuk bagian perifer, ekor (tail), maupun aksila.

Gambar 8. Palpasi Payudara vertical strip pattern

Gambar 9. Palpasi Payudara radier pattern

Gambar 10. Palpasi Payudara circular pattern

156 Beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan palpasi payudara:

a) Konsistensi jaringan.

 Konsistensi payudara bervariasi tergantung pada struktur jaringan kelenjar dan lemak (soft fat).

 Payudara normal berkonsistensi kenyal.

 Payudara yang berukuran besar, konsistensi akan terasa lebih lunak, sebaliknya pada payudara yang kecil, konsistensinya umumnya lebih kenyal.

b) Pelembekan c) Nodul.

 Palpasi secara hati-hati terhadap adanya benjolan ataupun massa yang secara kualitatif berbeda, atau lebih besar daripada jaringan payudara, dan tidak ditemukan pada palpasi payudara yang normal.

 Adanya massa atau nodul, merupakan pertanda adanya perubahan patologik yang memerlukan pemeriksaan lanjutan, seperti mammogram, aspirasi, ataupun biopsi.

 Bila menemukan massa atau nodul saat mempalpasi payudara, lakukanlah penilaian, dan deskripsikan karakteristik dari nodul tersebut.

 Deskripsi karakteristik nodul :

1. Lokasi : dapat dengan sistem kuadran atau arah jarum jam, atau dinyatakan dalam satuan jarak (dalam sentimeter) dari puting susu.

2. Ukuran : dalam milimeter.

3. Bentuk : melingkar, atau kistik, seperti cakram, atau ireguler bentuknya.

4. Konsistensi : kenyal, lunak, atau keras 5. Batas : berbatas tegas, atau tidak

6. Permukaan : licin/ rata atau berbenjol-benjol.

157 7. Mobilitas : dengan hubungannya terhadap kulit, fasia pektoralis, dan dinding dada. Gerakkan secara lembut massa, dan nilai apakah massa dapat digerakkan (mobile) atau tidak dapat digerakkan atau terfiksir

8. Nyeri tekan, dan permukaan kulit payudara yang teraba hangat pada palpasi, menandakan adanya proses inflamasi, atau infeksi pada payudara (mastitis).

9. Fluktuasi. Lakukan palpasi pada nodul yang dicurigai sebagai abses, dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah kanan pemeriksa. Bila terdapat abses, akan terasa adanya fluktuasi.

Pemeriksaan area terakhir untuk palpasi payudara adalah pemeriksaan areola dan puting susu. Palpasi daerah areola dan puting susu, dilakukan dengan menggunakan bagian volar sebelah distal ibu jari dan jari telunjuk pemeriksa. Palpasi dilakukan pada masing-masing daerah areola dan puting susu, dan catatlah bagaimana elastisitasnya.

Perhatikan ada tidaknya cairan (discharge) yang keluar saat puting susu sedikit ditekan, catatlah warna, bau, dan kekentalan dari cairan tersebut. Discharge dapat berupa air susu, nanah, atau darah. Discharge berupa darah merupakan suatu pertanda adanya proses keganasan pada payudara. Perhatikan ada tidaknya retraksi puting susu, yang merupakan salah satu pertanda adanya pertumbuhan massa di belakang puting susu.

Bila puting terlihat retraksi, palpasilah di sekitar jaringan, dan di belakang puting susu.

Gambar 11. Palpasi Payudara Areola dan puting susu

158 Pemeriksaan payudara biasanya juga dibarengi dengan pemeriksaan aksila (ketiak). Pemeriksaan ketiak dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Daerah aksila biasanya diperiksa dalam posisi berbaring, alternatif lain adalah posisi duduk.

a) Inspeksi.

Amatilah daerah aksilla dengan seksama, untuk melihat ada tidaknya rash, infeksi, adanya pigmentasi yang tidak biasa, atau pembengkakan kelenjar getah bening.

b) Palpasi

 Untuk mempalpasi daerah aksila (contoh sebelah kiri), mintalah pasien untuk rileks, kemudian lengan kiri diabduksikan, dengan posisi tangan ke arah bawah. Pemeriksa menyangga pergelangan tangan kiri pasien dengan tangan kiri pemeriksa.

 Gunakanlah jari-jari pada tangan kanan pemeriksa, untuk menekan ke dalam dan ke atas hingga, mencapai puncak aksila setinggi yang dapat dicapai.

 Jari-jari pemeriksa haruslah berada disebelah otot pektoralis. Selanjutnya, tekanlah jari-jari ke dinding dada dan arahkan ke bawah, untuk dapat meraba kelenjar getah bening pada dinding dada.

 Catatlah ada tidaknya nodus yang dapat teraba beserta konsistensi serta ukurannya.

Gambar 12. Pemeriksaan Aksila

Pemeriksaan Payudara Laki-Laki

159

 Pemeriksaan payudara pada laki-laki jarang dilakukan, tetapi kadang menjadi begitu penting.

 Inspeksi dilakukan terutama pada daerah puting susu dan areola untuk melihat nodul, pembengkakan, atau ulserasi.

 Lakukan juga palpasi pada daerah areola dan jaringan payudara, untuk menemukan ada tidaknya nodul.

 Jika payudara pria tampak membesar, harus dapat dibedakan antara pembesaran jaringan lemak (soft fatty enlargement) pada obesitas, dengan pembesaran kelenjar, yang disebut dengan ginekomastia.

Melatih Pemeriksaan Payudara Sendiri

SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) adalah pemeriksaan/ perabaan sendiri untuk menemukan timbulnya benjolan abnormal pada payudara, yang dilakukan sebagai deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan yang sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya.

Tujuan dilakukannya skrining kanker payudara adalah untuk deteksi dini.

Wanita yang melakukan SADARI menunjukan tumor yang kecil dan masih pada stadium awal, hal ini memberikan prognosis yang baik. SADARI hanya untuk mendeteksi dini adanya ketidak normalan pada payudara, tidak untuk mencegah kanker payudara. Sebagian wanita berfikir untuk apa melakukan SADARI, apalagi yang masih berusia dibawah 30 tahun, kebanyakan berangapan bahwa kasus kanker payudara jarang ditemukan pada usia dibawah 30 tahun. Dengan melakukan SADARI sejak dini akan membantu deteksi kanker payudara pada stadium dini sehingga kesempatan untuk sembuh lebih besar.

Mayo Fundation for Medical Education and Research (2005) mengemukakan bahwa beberapa penelitian memang menunjukan SADARI tidak menurunkan angka kematian akibat kanker payudara, namun kombinasi antara SADARI dan mamografi masih dibutuhkan untuk menurunkan resiko kematian akibat kanker payudara.

160 Keunggulan SADARI adalah dapat menemukan tumor/benjolan payudara pada saat stadium awal, penemuan awal benjolan dipakai sebagai rujukan melakukan mamografi untuk mendeteksi interval kanker, mendeteksi benjolan yang tidak terlihat saat melakukan mamografi dan menurunkan kematian akibat kanker payudara.

SADARI dianjurkan dilakukan secara intensif pada wanita mulai usia 20 tahun, segera ketika mulai pertumbuhan payudara sebagai gejala pubertas. Pada wanita muda, agak sedikit sulit karena payudara mereka masih berserabut (fibrous), sehingga dianjurkan sebaiknya mulai melakukan. SADARI pada usia 20 tahun karena pada umumnya pada usia tersebut jaringan payudara sudah terbentuk sempurna. Wanita sebaiknya melakukan SADARI sekali dalam satu bulan. Jika wanita menjadi familiar terhadap payudaranya dengan melakukan SADARI secara rutin maka dia akan lebih mudah mendeteksi keabnormalan pada payudaranya sejak awal atau mengetahui bahwa penemuanya adalah normal atau tidak berubah selama bertahun - tahun. Wanita yang belum menopouse sebaiknya melakukan SADARI setelah menstruasi sebab perubahan hormonal meningkatkan kelembutan dan pembengkakan pada payudara sebelum menstruasi. SADARI sebaiknya dilakukan sekitar satu minggu setelah menstruasi.

Satelah menopouse SADARI sebaiknya dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan sehingga aktifitas rutin dalam kehidupan wanita tersebut.

SADARI dilakukan dengan posisi tegak menghadap kaca dan berbaring, dilakukan pengamatan dan perabaan payudara secara sistematis. Menurut Depkes RI (2009), cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan dengan cara:

1) Melihat perubahan payudara di hadapan cermin (Gambar 13).

161 Gambar 13. SADARI dengan Melihat Payudara

a. Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak).

b. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

Gambar 14. SADARI dengan Mengangkat Kedua Tangan

c. Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya (Gambar 14).

162 Gambar 15. SADARI dengan Tangan di Samping

d. Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.

Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

Gambar 16. SADARI dengan Berkacak Pinggang

e. Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang atau tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla (Gambar 16).

2) Memeriksa Perubahan Bentuk Payudara Dengan Posisi Berbaring (Gambar 17).

163 Gambar 17. SADARI dengan Posisi Berbaring

a. Dimulai dari payudara kanan

b. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut dengan meletakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa.

c. Kemudian letakkan tangan kanan di bawah kepala.

d. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan.

e. Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan.

3) Periksa payudara dengan menggunakan Vertical Strip dan Pemutaran (Gambar 18).

Gambar 18. SADARI dengan Vertical Strip

164 a. Memeriksa seluruh bagian payudara secara vertical, dari tulang selangka di

bagian atas ke batas bawah payudara, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak.

b. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan.

c. Gerakkan tangan dengan perlahan-lahan ke batas bawah payudara dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian batas bawah payudara, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan payudara.

d. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

4) Memeriksa payudara dengan secara Pemutaran (Gambar 19).

Gambar 19. SADARI secara Pemutaran

a. Berawal dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar.

b. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.

c. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.

d. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.

165 5) Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara (Gambar 20).

Gambar 20. SADARI dengan Memeriksa Puting Susu

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

6) Memeriksa Ketiak (Gambar 21).

Gambar 21. SADARI dengan Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan ke samping dan merasakan ketiak dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

166 Contoh Langkah SADARI lainnya

167 G.Prosedur

1. Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan persilahkan duduk.

Perkenalkan diri anda, serta tanyakan keadaannya.

2. Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang pemeriksaan fisik yang akan dilakukan, tujuan dan manfaatnya untuk pasien. Berikan jaminan pada pasien atau keluarganya tentang kerahasian hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan. Jelaskan pada pasien tentang hak pasien atau keluarganya misalnya tentang hak untuk menolak pemeriksaan fisik.

3. Mintalah persetujuan pasien untuk pemeriksaan fisik (inform consent) 4. Cuci tangan, persiapan alat, persiapan pasien dan pemeriksa. Pemeriksaan

dilakukan di tempat ruangan yang tertutup, tenang dan cahaya yang cukup terang serta ditemani oleh seorang perawat wanita.

5. Pemeriksaan Fisik Payudara A. Inspeksi

1) Inspeksi dilakukan pada 4 posisi lengan di samping (arms at sides), lengan diangkat ke atas (arms over head), tangan menekan melawan pinggul (hands pressed againt hips), dan bersandar ke depan pada kursi (leaning forward).

2) Inspeksilah penampakan dari kulit, meliputi warna, penebalan kulit, atau adanya pembesaran pori-pori kulit sehingga tampak seperti kulit jeruk (peau d’ orange).

3) Ukuran dan kesimetrisan payudara. Perbedaan dalam ukuran payudara, dan ukuran areola mammae, biasa ditemukan, dan normal.

4) Kontour payudara. Carilah adanya kelainan-kelainan seperti massa, lekukan ke dalam (dimpling), atau pendataran (flattening).

5) Karakteristik dari puting susu, meliputi warna (merah muda, coklat muda, coklat kehitaman), ukuran dan bentuk (inversi, atau depresi ke

168 bawah permukaan areola), arah keluarnya puting susu, ada tidaknya rash, ulserasi, atau ada tidaknya keluar sekret (discharge)

B. Palpasi

1) Palpasi dilakukan dengan menggunakan bagian volar distal dari jari kedua, tiga dan empat pemeriksa.

2) Palpasi dilakukan secara menyeluruh, meliputi area segi empat yang membentang mulai dari klavikula sampai lipatan inframammary (bra line), dari linea midsternalis sampai linea aksilaris posterior, serta daerah ekor dari payudara (tail of breast), dan ketiak (aksila).

3) Lakukanlah palpasi secara sistematik, dan menyeluruh, terutama pada daerah lateral atas dan subareola, yang merupakan tempat tersering ditemukannya lesi.

4) Palpasi dimulai dari payudara yang sehat terlebih dahulu.

5) Palpasi dilakukan dengan 3 pola yaitu pola vertikal (vertical strip pattern), pola melingkar (sirkular / konsentris) dan pola seperti jari-jari roda (radier pattern) dengan puting susu sebagai pusatnya, serta palpasi areola dan puting susu

6) Lakukan palpasi dengan melakukan penekanan ringan, medium, sampai dalam, atau melakukan putaran yang kecil dan konsentris pada setiap titik pemeriksaan.

7) Terkadang diperlukan penekanan yang lebih kuat agar dapat mencapai jaringan yang jauh lebih dalam pada payudara yang besar.

6. Pemeriksaan Aksila a) Inspeksi

Melihat ada tidaknya rash, infeksi, adanya pigmentasi yang tidak biasa, atau pembengkakan kelenjar getah bening

b) Palpasi

169

 Untuk memeriksa aksila kiri : lengan kiri diabduksikan, dengan posisi tangan ke arah bawah. Pemeriksa menyangga pergelangan tangan kiri pasien dengan tangan kiri pemeriksa.

 Gunakanlah jari-jari pada tangan kanan pemeriksa, untuk menekan ke dalam dan ke atas hingga, mencapai puncak aksila setinggi yang dapat dicapai.

 Jari-jari pemeriksa haruslah berada disebelah otot pektoralis.

Selanjutnya, tekanlah jari-jari ke dinding dada dan arahkan ke bawah, untuk dapat meraba kelenjar getah bening pada dinding dada.

 Catatlah ada tidaknya nodus yang dapat teraba beserta konsistensi serta ukurannya.

7. Melatih Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

A. Melihat perubahan payudara di hadapan cermin

1) Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak).

2) Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

3) Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala.

Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.

4) Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

170 5) Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak

pinggang atau tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

B. Memeriksa Perubahan Bentuk Payudara Dengan Posisi Berbaring 1) Dimulai dari payudara kanan

2) Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut dengan meletakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa.

3) Kemudian letakkan tangan kanan di bawah kepala.

4) Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan.

5) Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan.

C. Periksa payudara dengan menggunakan Vertical Strip dan Pemutaran 1) Memeriksa seluruh bagian payudara secara vertical, dari

tulang selangka di bagian atas ke batas bawah payudara, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak.

2) Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak.

Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan.

3) Gerakkan tangan dengan perlahan-lahan ke batas bawah payudara dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian batas bawah payudara, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan payudara.

4) Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

D. Memeriksa payudara dengan secara Pemutaran

171 1) Berawal dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar.

2) Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.

3) Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.

4) Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.

E. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

F. Memeriksa Ketiak.

Letakkan tangan kanan ke samping dan merasakan ketiak dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

H.Daftar Pustaka

 Depkes RI. 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jendreal PP & PL. Jakarta.

 Google photo search. www.google.com.