• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMBILAN SPESIMEN URETRA (METODE MILKING)

A. Penis Inspeksi :

a. Perhatikan dari ujung penis sampai pangkal

b. Apakah sudah disirkumsisi atau belum. Bila belum perhatikalah preputium

 Preputium terlalu panjang, biasa pd hipospadia → dorsal hood.

 Orificium kecil dan konstriksi ketat hingga preputium tdk dapat dapat ditarik ke belakang melewati glans penis→ phymosis.

 Preputium yg phymosis kalau dipaksa ditarik ke belakang corona glandis dan tidak segera direposisi kembali → paraphymosis

39 https://online.epocrates.com

c. Bila sudah disirkumsisi, perhatikan ;

 Glans penis

Periksa apakah ada Herpes progenitalis (Virus Herpes tipe 2), Radang glans penis : balanitis

 Meatus uretra

o irritasi kronis pada meatus → Erythro-plasma of Queyrat o Condyloma acuminata = verruca acuminata

o Urethral discharge. Cairan yang keluar dari meatus urethra : Nanah (urethritis), darah (ruptura urethra, corpus alienum, batu, tumor urethra)

o Sulcus coronarius

Chancroid ( infeksi basil Ducrey ), scar ( sifilis primer), tumor (ca. penis), Condylomata acuminata

 Letak meatus uretra

40 Hipospadia ada 3 tipe : Anterior, middle, dan posterior

Epispadia: meatus urethra terletak di dorsum penis.

Fistel urethra  akibat peri urethritis atau trauma.

 Hypoplasia of the penis (micro penis) adalah penis yang tidak berkembang (tetap kecil)

 Curvatura penis : hypospadia penis akan bengkok kearah ventral (chordae)

Palpasi :

Diraba seluruh penis mulai dari preputium,glans dan batang penis serta urethra.

o Phymosis teraba massa lunak atau keras dibawah preputium pada glans penis atau sulcus caronarius.

o Uretra spt tali dan pancaran kencing kurang → striktur uretra.

o Teraba batu pada fossa navicularis glandis dan peno-scrotalis

41 B. Skrotum & Isinya

Inspeksi

a. Normal : kanan lebih tinggi dari kiri

b. Lihat abses, fistel, udema, ganggren (skrotum tegang, kemerahan, nyeri, panas, mengkilap, hilang rasa, basah → ganggren, ca srotum

c. Lihat pembesaran scrotum :

 Orchitis/epididimitis: nyeri dgn tanda radang, skrotum udem, merah.

 Ca testis: skrotum besar berbenjol, tak ada tanda radang & tdk nyeri.

 Hydrocele testicularis: kantong hydrocele seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tidak dapat diraba.

 Hydrocele funicularis : kantong hydrocele berada di funikulus, yaitu terletak di sebelah kranial testis.

 Hernia Inguinalis : usus dapat masuk atau didorong masuk ke dalam rongga abdomen ketika berbaring.

 Varicocele: gambaran kebiruan menonjol dan berkelok-kelok sepanjang skrotum, menghilang bila berbaring.

 Hematocele : perdarahan akibat trauma, skrotum bengkak kebiruan ada bekas trauma

 Torsi testis : testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis kontralateral.

Palpasi

a. Raba jumlah testis, monorchidism / anorchidism, kriptokismus uni/bilateral.

 Testis teraba keras sekali tidak nyeri tekan → seminoma

 Hydrocele → testis tdk teraba, fluktuasi, tes transluminasi (+)

 Hernia skrotalis → teraba usus/massa dr skrotum sampai kanalis inguinalis.

42

 Varicocele → seperti meraba cacing dlm kantung yang berada di sebelah cranial testis (big of worm).

 Torsio testis → teraba horisontal dan nyeri. Jika dilakukan elevasi (pengangkatan) testis, pada epididimitis akut nyeri akan berkurang, sedangkan pada torsio testis nyeri tetap ada. (Prehn's sign).

b. Vas deferens teraba seperti benang besar dan keras dalam skrotum.

Tidak teraba → agenesis vas deferens Transluminasi

Jika isi skrotum tampak menerawang berarti cairan kistus dikatakan sebagai transluminasi positif atau diafanoskopi positif.

7. Pemeriksaan Colok Dubur A. Persiapan

i. Mintalah pasien untuk buang air kecil, bila tidak dapat, lakukan ii. Kateterisasi. Atur posisi penderita dengan posisi lithotomi, kemudian

pasang sarung tangan dan oleskan jari telunjuk yang bersarung tangan dengan lubricant.

B. Lakukan inspeksi pada perineum dengan memisahkan kedua bokong (otot gluteus) dengan tangan kiri. Nilailah kulit sekitar perineum seperti tanda inflamasi, sinus pilonidal, fistula ani, prolaps rectum dan hemorrhoid. Masukkan jari telunjuk secara perlahan ke orificium anal (perineum) dan tekan secara perlahan untuk merelaksasikan spinkter ani eksterna.

C. Selanjutnya masukkan telunjuk sampai mencapai ampulla rectum, sambil menilai semua bagian rectum untuk menilai adanya massa atau tekanan pada daerah rectum kemudian pertahankan bagian ventral telunjuk menghadap ke dinding anterior rectum.

43 D. Doronglah telunjuk menuju jam 12, dan rasakan alur median yang memisahkan 2 kelenjar prostat, teruskan sampai mencapai bagian teratas prostat (pole atas) saat alur median menghilang. Bila telunjuk diteruskan ke atas, maka di tiap sisi midline dapat dicapai vesica seminalis yang dalam keadaan normal tidak teraba.

E. Nilailah permukaan prostat (halus atau bernodul), konsistensinya (kenyal, keras, halus), bentuknya, ukurannya (normal, membesar, atrofi), sensitifitas terhadap tekanan (nyeri atau tidak), mobilitas atau terfiksasi.

F. Setelah selesai, keluarkan jari dan berilah pasien tissue untuk membersihkan dirinya.

8. Pengambilan Spesimen Uretra Metode Milking 1) Senyum, salam dan sapa

2) Memberi tahu dan menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. Lakukan informed consent.

3) Menyiapkan alat dan bahan

4) Buat lingkaran pada objek glass dengan spidol lalu beri label 5) Cuci tangan WHO

6) Menggunakan handschoen sebelum melakukan tindakan

7) Pasien diminta untuk melepaskan celana yang menutupi bagian organ genitalnya dan diminta untuk tidur terlentang.

8) Bila pasien tidak disirkumsisi, tariklah preputium ke arah pangkal.

9) Dengan pinset bersihkan glans penis dengan kain kasa steril yang dibasahi air garam fisiologis steril. Buang kain kasa bekas pakai ke dalam tempat sampah medis.

10) Periksa terlebih dahulu ada tidaknya duh tubuh pada pasien.

11) Bila terdapat duh tubuh uretra, maka pelan-pelan masukkanlah swab steril ke dalam orifisium uretra eksterna sampai kedalaman 1-2 cm, putar swab 1800 searah jarum jam. Kemudian sambil memutar, tarik keluar swab secara perlahan-lahan.

12) Oleskan duh tubuh pada swab secara melingkar ke atas kaca obyek yang sudah disiapkan. Biarkan di atas meja hingga mengering.

44 13) Bila tidak tampak duh tubuh, dapat dilakukan teknik milking terlebih dahulu dengan cara melakukan pengurutan uretra mulai dari pangkal penis ke arah muara uretra sampai keluar cairan sekretnya. Bila masih belum terlihat, dianjurkan untuk tidak kencing sekurang-kurangnya 3 jam sebelum diperiksa.

14) Minta pasien untuk memakai celananya kembali.

15) Sampel siap diperiksa.

16) Lepas handschoen, buang pada tempat sampah medis, cuci tangan WHO kembali.