• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEBT SECURITIES ISSUED

Dalam dokumen Laporan Keuangan CFIN 311216 (Halaman 61-64)

ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

22. DEBT SECURITIES ISSUED

Medium Term Notes II Clipan Finance Indonesia Tahun 2015 (MTN)

Medium Term Notes (MTN) II Clipan Finance Indonesia Year 2015

Pada tanggal 26 Maret 2015, Perusahaan menerbitkan Penawaran Terbatas MTN II dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,75% per tahun dan jumlah nominal sebesar Rp 700.000.000 ribu. Jatuh Tempo MTN II ini adalah pada tanggal 26 Maret 2018.

On March 26, 2015, the Company issued Limited Offer MTN II with fixed interest rate of 11.75% per annum and a total nominal value of Rp 700,000,000 thousand. The maturity date is on March 26, 2018.

Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 26 Juni 2015 dan pembayaran bunga terakhir tanggal 26 Maret 2018.

The first interest coupon was paid on June 26, 2015 while the last interest coupon will be paid on March 26, 2018.

Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo, peringkat MTN II Clipan Finance Indonesia tahun 2015 adalah A+ (Single A Plus) untuk periode 24 Maret 2015 sampai dengan 1 Maret 2016 dan untuk periode 3 Maret 2016 sampai dengan 1 Maret 2017.

Based on PT Pefindo, the rating for MTN II Clipan Finance Indonesia Year 2015 for the period of March 24, 2015 until March 1, 2016 and March 3, 2016 until March 1, 2017 is A+ (Single A Plus).

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga (Catatan 7 dan 8).

The Company provides collateral in the form of finance lease receivables and consumer financing receivables from third parties (Notes 7 and 8).

Wali amanat untuk penerbitan MTN II ini adalah PT Bank Mega Tbk. Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan. Pembayaran bunga dan nominal MTN II dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai jadwal.

The trustee for the MTN II issued is PT Bank Mega Tbk. The Company has no breaches and has complied with all covenants. Principal and interest payments are being paid as scheduled through Indonesian Central Securities Depository (KSEI).

23. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA 23. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION

Perusahaan menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah 686 karyawan dan 557 karyawan masing-masing untuk periode 31 Desember 2016 dan 2015.

The Company calculates defined post- employment benefits for its employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. The number of employees entitled to the benefits are 686 employees and 557 employees for the period of December 31, 2016 and 2015, respectively.

Liabilitas imbalan pasca kerja memberikan eksposur Perusahaan terhadap risiko aktuarial seperti risiko tingkat bunga, risiko harapan hidup dan risiko gaji.

The post employment benefit obligations typically expose the Company to actuarial risks such as interest rate risk, longevity risk and salary risk.

Risiko Tingkat Bunga Interest risk Penurunan suku bunga obligasi akan

meningkatkan liabilitas program.

A decrease in the bond interest rate will increase the plan liability.

Risiko Harapan Hidup Longevity risk

Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada estimasi terbaik dari mortalitas peserta program baik selama dan setelah kontrak kerja. Peningkatan harapan hidup peserta program akan meningkatkan liabilitas program.

The present value of the defined benefit plan liability is calculated by reference to the best estimate of the mortality of plan participants both during and after their employment. An increase in the life expectancy of the plan participants will increase the plan’s liability.

Risiko Gaji Salary risk

Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu.

The present value of the defined benefit plan liability is calculated by reference to the future salaries of plan participants. As such, an increase in the salary of the plan participants will increase the plan’s liability.

Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah sebagai berikut:

The details of post-employment benefits expense recognized in statement of profit or loss and other comprehensive income are as follows:

2016 2015

Rp’000 Rp’000

Diakui pada laba rugi Recognized in profit or loss

Biaya jasa kini 3.437.745 1.956.326 Current service cost

Beban bunga neto 1.220.729 1.143.677 Net - interest cost

Jumlah 4.658.474 3.100.003 Total

Diakui pada penghasilan Recognized in statement of other

komprehensif lain comprehensive income

Pengukuran kembali kew ajiban Remeasurement on the net -

imbalan pasti neto defined benefit obligation

Kerugian aktuarial 125.157 19.526 Actuarial loss

Jumlah yang diakui di laporan laba rugi Total recognized in statement of profit or

dan penghasilan komprehensif lain 4.783.631 3.119.529 loss and other comprehensive income

Mutasi dari liabilitas imbalan pasca kerja pada tahun berjalan adalah sebagai berikut:

The movement of post-employement benefit liability in the current year are as follows:

2016 2015

Rp’000 Rp’000

Saldo aw al tahun 14.532.487 12.707.517 Balance as beginning of year

Beban bunga neto 1.220.729 1.143.677 Net - interest cost

Biaya jasa kini 3.437.745 1.956.326 Current service cost

Kerugian aktuarial yang timbul dari Actuarial losses arising from

perubahan asumsi keuangan 125.157 19.526 changes in financial assumptions

Pembayaran manfaat (1.202.477) (1.294.559) Benefits paid

Present value of post-employement

Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan kewajiban imbalan pasti adalah tingkat diskonto dan kenaikan gaji yang diharapkan dan mortalitas. Sensitivitas analisis di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing perubahan asumsi yang mungkin terjadi pada akhir periode pelaporan, dengan semua asumsi lain konstan.

Significant actuarial assumptions for the determination of the defined obligation are discount rate and expected salary increase. The sensitivity analysis below have been determined based on reasonably possible changes of the respective assumptions occuring at the end of the reporting period, while holding all other assumptions constant.

• Jika tingkat diskonto lebih tinggi (lebih rendah) 1 basis poin, kewajiban imbalan pasti akan berkurang sebesar Rp 4.795.702 ribu (meningkat sebesar Rp 4.083.719 ribu).

• If the discount rate 1 basis points higher (lower), the defined benefit obligation would decrease by Rp 4,795,702 thousand (increase by Rp 4,083,719 thousand). • Jika pertumbuhan gaji yang diharapkan naik

(turun) sebesar 1%, kewajiban imbalan pasti akan naik sebesar Rp 4.272.449 ribu (turun sebesar Rp 2.757.388 ribu).

• If the expected salary growth increases (decreases) by 1% the defined benefit obligation would increase by Rp 4,272,449 thousand (decrease by Rp 2,757,388 thousand).

Analisis sensitivitas yang disajikan di atas mungkin tidak mewakili perubahan yang sebenarnya dalam kewajiban imbalan pasti mengingat bahwa perubahan asumsi terjadinya tidak terisolasi satu sama lain karena beberapa asumsi tersebut mungkin berkorelasi.

The sensitivity analysis presented above may not be representative of the actual change in the defined benefit obligation as it is unlikely that the change in assumptions would occur in isolation of one another as some of the assumptions may be correlated.

Selanjutnya, dalam menyajikan analisis sensitivitas di atas, nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit pada akhir periode pelaporan, yang sama dengan yang diterapkan dalam menghitung liabilitas manfaat pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan.

Furthermore, in presenting the above sensitivity analysis, the present value of the defined benefit obligation has been calculated using the projected unit credit method at the end of the reporting period, which is the same as that applied in calculating the defined benefit obligation liability recognised in the statement of financial position. Durasi rata-rata masa kerja dari karyawan aktif

pada tahun 2016 dan 2015 adalah 19,76 tahun dan 19,98 tahun.

The average duration of active employee at 2016 and 2015 are 19.76 years and 19.98 years, respectively.

Analisa umur estimasi pembayaran liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

Aging analysis of estimated payment of post- employment benefits as of December 31, 2016 and 2015 are as follows:

2016 2015 Rp’000 Rp’000 < 1 tahun 519.344 320.951 < 1 year 1 - 5 tahun 5.605.989 3.410.529 1 - 5 years 5 - 10 tahun 9.221.114 5.701.162 5 - 10 years > 10 tahun 53.168.605 35.607.617 > 10 years Jumlah 68.515.052 45.040.259 Total

Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen, PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:

The cost of providing employee benefits is calculated by an independent actuary, PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera, using the following key assumptions:

2016 2015

Tingkat diskonto 8,4% 9,0% Discount rate

Tingkat kenaikan gaji 9% 8% Salary increment rate

Tingkat kematian 100% TMI III 100% TMI III Mortality rate

Umur pensiun 55 tahun 55 tahun Pension age

Tingkat pengunduran diri Resignation rate

occur beyond age 51

1% sampai dengan usia 40 tahun dan menurun secara bertahap sampai dengan 0,5% pada usia 50 tahun dan asumsi tidak ada pengunduran diri dari peserta berusia diatas 51 tahun/1% up to age 40 and reducing linearly up to

0,5% at age 50; and assuming no voluntary resignation

Dalam dokumen Laporan Keuangan CFIN 311216 (Halaman 61-64)