BAB I PENDAHULUAN
1.5. Defensisi Konsep
Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian, konsep juga berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk menindak lanjuti penelitian tersebut serta menghindari timbulnya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam penelitian.
Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian adalah sebagai berikut:
1. Modal Sosial
Modal sosial sebagai unsur utama dalam bekerjanya suatu hubungan kemitraan perusahaan dengan stakeholders dan instansi yang saling terkait dalam rangka pengembangan sosial ekonomi masyarakat melalui program-program yang dijalankan. dimana hubungan mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerja sama, pertukaran sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang dapat meningkatkan efisiensi hubungan sosial dalam koordinasi kerjasama yang baik untuk tercapainya suatu tujuan. Pada penelitian ini modal sosial berperan dalam hubungan sosial antara CSR, Kepala Desa maupun Forum pemuda untuk berkoordinasi dan bekerjasama untuk mengimplementasi program CSR untuk masyarakat sekitar
sekitar perushaan, melalui, jaringan, kepercayaan, norma dan nilai yang memungkinkan program dapat berjalan efisien dan efektif.
2. Implementasi
Implementasi merupakan rangkaian aktivitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana diharapkan. Pada penelitian ini bahwa dalam rangkaian kegiatan implementasi program CSR, pertama administratif dan menyusun program kerja serta, kemudian sumber daya keuangan dan tentu saja penetapan siapa yang bertanggung jawab melaksanakan kebijaksanaan tersebut. selanjutnya bagaimana mengahantarkan kebijaksanaan program CSR secara tepat sasaran ke masyarakat. Melalui hubungan kerja sama perusahan dengan forum pemuda dan kepala desa untuk bantuan dan program yang tepat sasaran, agar tujuan dari perusahaan tercapai.
3. CSR (Corporate Social Responsibility)
Coorporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban koorporasi untuk turut menciptakan kesejahteraan, mengurangi kesenjangansosial pada masyarakat yang berada di sekitar perusahaan melalui program-program yang di jalankan. Sekaligus secara bersaman membangun relasi saling mendukung antara korporasi dengan Stakeholders forum pemuda dan masyarakat Dalam kegiatan CSR yang terprogram disertai dengan adanya kemitraan pemberdayaan masyarakat, maupun keberlanjutan program.
4. Program
. Program kerja disebut juga agenda kegiatan yaitu suatu rencana kegiatan perusahaan yang dibuat untuk jangka waktu tertentu yang disepakati oleh pengurus. melalui program-program kerja yang harus dibuat secara sistematis, terpadu, terperinci serta terarah, sebab program kerja sebagai pegangan perusahaan untuk mencapai tujuan visi, misi. Melalui berbagai program CSR Inalum yang berkepanjangan seperti program pendampingan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pinjaman modal usaha bunga 0,6%, bedah rumah, beasiswa pendidikan, dan sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat kegiatan sosial dan dan keagaaman, khususnya untuk masyarakat yang membutuhkan dan bertempat tinggal di sekitar perusahaan. Program-program yang di berikan adalah langkah yang efektif untuk pembangunan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat sekitar perusahaan. sehingga dalam menjalankan program, staf CSR berpotensi untuk memberikan dukungan dan mengevaluasi program yang sudah di jalankan masyarakat. mengadakan penilaian hasil-hasil dari program kerja yang terencana dan terlaksanakan, evaluasi yang telah di lakukan berorientasi memandang setiap tahapan atau langkah-langkah dalam keberhasilan program CSR.
5. PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum)
PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) berintikan pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Siguragura Tangga di Paritohan dan pabrik peleburan Aluminium di Kuala Tanjung. Energi listrik yang dihasilkan sebagian besar dikomsumsikan ke pabrik peleburan aluminium dan juga disalurkan ke PT. PLN Kitlur Sumbagut melalui saluran hubung (tie line) Gardu Induk Kuala Tanjung,
pabrik peleburan Aluminium dan fasilitas pendukungnya dibangun di atas area 200 Ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka.
Kabupaten Batu Bara, sekitar 110 km dari kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap selat Malaka. perseroan melakukan usaha dalam produksi Alumina, Pabrik Kalsinasi Kokas. Pabrik peleburan aluminium dan turunannya, pemasaran, penjualan, dan distribusi hasil produksi dan produk sejenis lainnya, serta membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik untuk penggunaan sendiri dan penjualan listrik dan menyewakan atau mengerjasamakan sarana dan prasarana yang dimiliki Perseroan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial
Modal sosial adalah salah satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat.
Putnam (2000) menyatakan bahwa modal sosial mengacu pada esensi dari organisasi sosial, seperti trust, norma dan jaringan sosial yang memungkinkan pelaksanaan kegiatan lebih terkoordinasi, dan anggota masyarakat dapat berpartisipasi dan bekerjasama secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan bersama, dan mempengaruhi produktivitas secara individual maupun berkelompok.
Menurut Robert Putnam (dalam Lawang, 2004) modal sosial mengenal 3 aspek penting: bahwa kapital sosial ini dilihat sebagai institusi sosial yang melibatkan jaringan (networks), norma-norma (Norms), kepercayaan (Trust) yang memiliki tujuan yang sama untuk kepentingan bersama. Dasar teori putnam menekankan bahwa kapital sosial sebagai suatu nilai tentang kepercayaan yang didalamnya terdapat timbal balik (mutual trust) antara anggota masyarakat maupun masyarakat secara keseluruhan terhadap pemimpinnya. Modal sosial adalah sebuah sumber daya didalamnya terdapat individu atau kelompok untuk memiliki komitmen. Komitmen dipahami sebagai norma-norma sosial yang menjadi komponen modal sosial misalnya kejujuran, sikap menjaga komitmen, pemenuhan kewajiban, ikatan timbal balik dan yang lainnya.
Sedangkan menurut Fukuyama (2000) modal sosial sebagai kumpulan nilai-nilai atau norma-norma informal secara spontan yang terbagi di antara para
anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di antara mereka. Pendapat Fukuyama ini sejalan dengan pendapat James Coleman dalam (Field,2003) modal sosial adalah merepresentasikan sumber daya karena hal ini melibatkan harapan akan resiprositas (timbal balik) dan melampaui individu mana pun sehingga melibatkan jaringan yang lebih luas yang hubungan-hubungannya diatur oleh tingginya tingkat kepercayaan dan nilai-nilai bersama. menurut (Putnam, dalam Rajab, 2005). Modal sosial menunjuk pada ciri-ciri pada organisasi sosial yang berbentuk jaringan-jaringan horisontal yang di dalamnya berisi norma-norma yang memfasilitasi koordinasi, kerja sama, dan saling mengendalikan yang manfaatnya bisa dirasakan bersama anggota organisasi
Pada dasarnya kemampuan masyarakat untuk dapat saling bekerja sama tidak terlepas dari adanya peran modal sosial yang mereka miliki. hakikat modal sosial adalah hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga menghasilkan kerjasama untuk membentuk suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. kerja sama tersebut diwarnai oleh suatu pola interelasi yang timbal balik dan saling menguntungkan (resiprocity) dan di bangun atas kepercayaan (trust) yang di topang oleh norma-norma dan nilai sosial yang positif dan kuat (Hasbullah 2006)
Dari beberapa defenisi diatas beberapa unsur pokok modal sosial antara lain sebagai berikut: Dalam menjalankan CSR, tentu melihat modal sosial yang terjalin antara perusahaan dengan kepala desa dan forum pemuda, dengan adanya modal sosial yang di bangun akan mempengaruhi keberhasilan CSR nilai-nilai kepercayaan (trust), jaringan sosial (social networking), norma sosial (social norms) dan nilai sosial (social values) hal tersebut akan mendorong hubungan
kerjasama, koordinasi bersama Kepala Desa dan pemuda setempat dengan cara melibatkan bagian perencanaan dan implementasi program CSR yang tepat sasaran.
1. Jaringan sosial (Social network)
Jaringan memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi.
memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan membangun hubungan kerja sama untuk mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Mereka kemudian membangun inter-relasi yang kental, baik bersifat formal maupun informal.
Masyarakat yang memiliki jaringan sosial akan memperkuat perasaan kerjasama para anggota nya serta manfaat-manfaat dari partisipasinya (Putnam, 1993).
Jaringan kerja sama antara CSR dengan kepala desa maupun forum pemuda setempat merupakan hasil dari keadaan sosial, ekonomi dimasyarakat serta pentingnya jaringan dalam pencapaian pembangunan masyarakat.
memperlancar semua program untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat lokal sehingga berjalan dengan baik. masing-masing memiliki sumber daya untuk mempromosikan jaringan yang lebih luas untuk mencapai keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Melalui pendekatan kelembagaan dan pendekatan sinergi. pendekatan yang bisa memberikan hasil yang maksimal dalam pembangunan khususnya untuk pembangunan sosial ekonomi masyarakat sekitar perusahaan, beberapa pendekatan dalam mencapai kesejahteraan masyarakat merupakan hubungan sosial yang dikarakteristikkan dengan adanya hubungan diantara beberapa level dari kekuatan sosial maupun status sosial yang ada dalam masyarakat misalnya hubungan antara perusahaan dengan masyarakat umum.
1. Trust (Kepercayaan)
Kepercayaan adalah harapan yang tumbuh dalam suatu masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan bekerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama dalam komunitas (Fukuyama, 1995).
Kepercayaan sosial yang tinggi (high-trust) dalam masyarakat cenderung memiliki aturan-aturan sosial bersifat positif, tercipta partisipasi dan solidaritas kuat yang mampu membuat masing-masing individu bersedia mengikuti aturan, sehingga ikut memperkuat rasa kebersamaan. Kepercayaan (saling percaya) yang dimilki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat pada akhirnya akan terbentuk hubungan-hubungan kerjasama yang baik pula.
Kerja sama sebagai proses sosial asosiatif dimana trust menjadi dasar terjalinnya hubungan antar individu dan kelompok, kepercayaan kesediaan seseorang untuk memiliki perasaan yakin akan menambah semangat kerjasama dan akan mendorong integrasi sosial yang tinggi yang kemudian diberikan orang lain dalam situasi tertentu. Kepercayaan (trust) adalah suatu keadaan psikologis berupa pengharapan yang positif yang diatur oleh nilai-norma terhadap keinginan ataupun tujuan dari perilaku orang lain. Norma-norma tersebut bisa berupa nilai juga standar-standar profesional dan aturan-aturan perilaku. Lawang dalam (Damsar 2009: 186) menyimpulkan inti konsep kepercayaan tersebut sebagai berikut:
1. Hubungan sosial antara dua orang atau lebih, termasuk dalam hubungan ini adalah institusi yang di wakili oleh orang atau individu.
2. Harapan yang terkandung dalam hubungan itu jika di realisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak.
3. Interaksi adalah hal yang memungkinkan hubungan dan harapan itu terwujud.
Giddens dalam (Damsar, 2009:187-193) kepercayaan dapat tumbuh dan berkembang dalam dua lingkungan yakni pada masyarakat pra modern dan modern. masyarakat pramodern yang di maksud Giddens disini adalah bukan masyarakat yang benar-benar terisolasi melainkan juga masyarakat yang sedang menuju masyarakat industri atau masyarakat transisi. Dalam masyarakat modern kepercayaan dapat tumbuh dan berkembang pada sistem abstrak seperti transaksi uang, etika professional, juga dapat berkembang pada relasi personal seperti persahabatan, yang terakhir pada orientasi masa depan seperti misalnya kontrak bisnis, sedangkan dalam masyarakat pramodern kepercayaan dapat tumbuh dalam tempat lingkungan.
3. Hubungan timbal balik
Reciprocal (Timbal balik) merupakan tindakan bersama yang dijumpai dalam bentuk memberi, saling menerima dan saling membantu yang dapat muncul dari interaksi sosial. Modal sosial selalu diwarnai oleh kecenderungan saling bertukar kebaikan di antara individu-individu yang menjadi bagian atau anggota jaringan. Hubungan timbal balik ini juga dapat diasumsikan sebagai saling melengkapi dan saling mendukung satu sama lain (dalam Soetomo, 2006).
2. Norma
Norma-norma akan berperan dalam mengontrol hubungan antara individu pada suatu entitas sosial tertentu. Aturan-aturan tersebut biasanya tidak tertulis, namun demikian dipahami oleh setiap individu dalam konteks hubungan sosial
ekonomi. Norma untuk selalu bekerja sama dengan orang lain karena norma merupakan aturan yang terjaga dengan baik yang akan berdampak positif bagi kualitas hubungan yang terjalin serta meningkatkan berlangsungnya kohesifitas sosial yang hidup dan kuat. (Hasbullah, 2006 )
Dalam pengertian bahwa supaya hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana di harapkan, di rumuskan norma-norma masyarakat. mula-mula norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja. Namun lama-kelamaan norma tersebut di buat secara sadar. Norma-norma yang ada di dalam masyarakat, mempunyai kekuatan mengikat sehingga masyarakat akan mendapatkan sanksi bila melanggarnya yang lebih sering ditunjuk kan dalam bentuk sikap, seperti penolakan atau tidak melibatkan seseorang yang melanggar norma.
5. Nilai
Nilai adalah suatu ide yang dianggap benar dan penting oleh anggota komunitas dan diwariskan secara turun temurun. Nilai-nilai tersebut antara lain mengenai etos kerja (kerja keras), disiplin, tanggung jawab, harmoni (keselarasan), kompetisi dan prestasi. Dalam implementasi program CSR ada nilai-nilai sosial ditanam kan antara satu sama lain untuk meningkatkan etos kerja dan bertanggung jawab secara bersama-sama dalam menjalankan program guna mencapai prestasi hasil yang membanggakan seperti: terciptanya hubungan yang harmonis, keberlanjutan operasional dan peningkatan sosial ekonomi masyarakat, terciptanya kondisi aman dan kondusif dan menambah citra perusahhan yang
merupakan berupa keberhasilan program sehingga perusahaan dapat menuai citra positif (Coorporate Image), atau tanggapan baik yang dipandang masyarakat.
2.2. Pentagonal Asset
Keberlangsungan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan akan mengasilkan tercapainya kesejahteraan masayakat sekitar perusahaan, di butuhkan asset modal yaitu, sumber daya manusia, alam, modal sosial, finansial, dan fisik.
Kelima aset tersebut dikenal dengan nama pentagon asset, yang mendominasi lima dalam aspek keberlanjutan pengembangan masyarakat. digambarkan dalam bentuk pentagon, seperti jaring laba-laba Spiderman.
Human Capital (Sumberdaya Manusia) masuk kategori aset ini adalah
Pendidikan, Pengetahuan dan keterampilan, Kapasitas untuk bekerja sama, kapasitas untuk beradaptasi.
Diagram Pentagonal Asset
Sumber daya alam manusia
Fisik Finansial
Modal sosial
Sumber daya manusia
Natural Capital (Sumberdaya Alam) mencakup: penghijauan hutan
mangrove, kelautan, budidaya tanaman dan sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan.
Financial Capital (Sumberdaya Keuangan) yaitu: keuntungan perusahaan, dana khusus sebagai anggaran program CSR yang di tetap kan perusahaan.
Social Capital (Sumberdaya Sosial) adalah jaringan dan koneksi, dalam
bekerja sama, hubungan baik dengan forum pemuda dan masyarakat, hubungan yang berbasis rasa saling percaya dan saling mendukung keberhasilan program CSR PT. Inalum dalam mendukung keberlanjutan pembangunan masyarakat.
fisik (Sumberdaya Infrastruktur) Infrastruktur termasuk sarana dan
prasarana jalan dan pembangunan, alat bantuan dan peralatan untuk produksi, bibit, pupuk, pestisida, mesin jahit,mesin penggilingan padi
Diagram pentagonal asset mempresentasikan asset yang dimiliki dalam keberlangsungan pembangunan masyarakat, namun dalam fokus penelitian yang dilakukan peneliti adalah modal sosial sebagai asset yang di perlukan, untuk menjalankan program yang efektif dan efisien.
2.3. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang di teliti. Penelitian tersebut berfungsi sebagai referensi, perbandingan maupun sebagai dasar pemilihan topik. Masing-masing penelitian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Penelitian Suhadi & dkk (2014) tentang model corporate social responsibility (CSR) perusahaan tambang batubara di kabupaten lahat terhadap pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal. Hasil penelitian menjelaskan peran pemerintah daerah, tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program CSR perusahaan sebagai organisai ekonomi selalu berada dan ada di tengah masyarakat. Perusahaan tidak terlepas dari masyarakat sekitar karena ia hidup, tumbuh dan berkembang serta dikembangkan oleh masyarakat. Oleh karena itu tindakan perusahaan harus sesuai dengan tujuan masyarakat mengenai kohesi sosial, kesejahteraan individu dan kesempatan yang sama untuk semua. Penerapan CSR dikalangan dunia usaha sebagian besar masih dilandasi sifat kedermawanan (philantropy) dan kemurahan hati dalam rangka membantu masyarakat. Penerapannya tergantung pada komitmen pimpimpinan perusahaan, status kepemilikan dan kemapanan perusahaan serta regulasi. Oleh sebab itu peran serta pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan program CSR dilakukan secara stimulan dengan mengedepankan pembangunan masyarakat.
Keberhasilan suatu program nasional seperti program CSR tidak lepas dari peran dari berbagai pihak seperti pemda setempat, masyarakat sekitar perusahaan untuk berhasilnya suatu program pembangunan yang tepat sasaran.
Hubungan sosial adalah merupakan cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprokal (timbal balik), selain itu, norma, jaringan sosial cenderung saling memperkuat.
Keberhasilan program CSR suatu perusahaan didasari atas modal sosial yeng terdiri dari elemen-elemen: Pertama, saling percaya (trust) yang meliputi adanya kejujuran, kewajaran sikap egality, toleransi dan kemurahan hati;
kedua, jaringan sosial yang meliputi adanya partisipasi, pertukaran timbal balik, solidaritas, kerjasama dan keadilan. ketiga, pranata meliputi nilai-nilai yang dimiliki, norma dan sanksi dan aturan-aturan.
Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, berfungsi sebagai pemimpin warga masyarakat, mengemudikan pemerintahan, memberikan petunjuk, menghimpun potensi, memberikan arahan, untuk mengkoordinasi kegiatan, memberi kesempatan dan kemudahan, memantau dan menilai, mengawasi, mendukung, mendorong, dan melindungi. Instrumen untuk mengarahkan kegiatan tersebut di atas melalui “perizinan”. Melalui izin pemerintah mengendalikan dan mengontrol kegiatan masyarakat serta perusahaan. Oleh karena izin disamping sebagai pedoman sekaligus sebagai jaminan terlaksananya kegiatan usahatersebut. Berkaitan dengan program CSR akan terlaksana dengan baik apabila pemerintah daerah setempat juga mempunyai fungsi sebagaimana tersebut di atas melalui IUP perusahaan tam- bang batubara.
2. Penelitian Gina Shabrina (2015) Corporate Social Responsibility merupakan bentuk tanggung jawab yang mutlak dilakukan oleh perusahaan
CSR menjadi sebuah solusi dalam pemecahan masalah di tengah masyarakat terkait dengan dampak operasinya. Penelitian untuk menganalisis kekuatan modal sosial, efektivitas Program Kemitraan, dan taraf hidup masyarakat. Hasil penelitian menyatakan bahwa modal sosial dapat meningkatkan efektivitas Program Kemitraan CSR PT. ANTAM (Aneka Tambang) selain itu juga terdapat hubungan positif kuat antara modal sosial dengan efektivitas Program Kemitraan dengan taraf hidup.
modal sosial dengan taraf hidup masyarakat Desa Bantarkaret terdapat hubungan cukup kuat dengan komponen modal sosial seperti jaringan, kepercayaan dan hubungan sosial dapat mendorong efektivitas program sehingga memudahkan terjadinya peningkatan taraf hidup masyarakat.
hubungan jaringan yang terbentuk dalam masyarakat yang cenderung kuat sehingga masyarakat tergolong mudah dalam mendapatkan pekerjaan formal, pendidikan maupun fasilitas kesehatan. Secara keseluruhan warga Desa Bantar karet memiliki kekuatan modal sosial cenderung kuat.
3. Menurut penelitian Rustinsyah (2016), Kehadiran perusahaan semen dan exploitasi sumberdaya alam berdampak kepada kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar khususnya di desa-desa Ring I. Daerah Ring I merupakan area yang terkena dampak langsung kegiatan perusahaan.
Kewajiban perusahaan semen terhadap masyarakat lokal mengimplementasikan CSR. Program CSR yang diimplementasi di daerah Ring I terdiri lingkungan, pembangunan infrastruktur, pendidikan, keagamaan, kesehatan, pemanfataan sumberdaya lokal, pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dan lain-lain. Untuk mengimplementasikan
program tersebut, perlu modal sosial atau pola kerjasama yang saling terkait antar elemen masyarakat, pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait.
Tulisan ini merupakan bagian dari hasil penelitian tentang Simbiose Mutualistik antara perusahaan pertambangan dan masyarakat lokal” yang dilakukan pada tahun 2015-2016 dengan metode pengumpulan data kualitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa modal sosial berperan penting dalam implementasi program CSR perusahaan semen. Bentuk modal sosial berupa kerjasama antara yang saling terkait antara perusahaan, tokoh masyarakat desa dan aparat desa yang tergabung dalam PKM (Pusat Kegiatan Masyarakat), KPD ( Kelompok Perwakilan Desa), FKM (Forum Kegiatan Masyarakat), aparat desa dan tokoh masyarakat, masyarkat lokal, lembaga-lembaga yang terkait sesuai dengan kegiatannya seperti Perguruan Tinggi, lembaga bimbingan belajar, Puskesmas, Lembaga pelatihan kerja dan lain-lain. Adanya kerjasama antar elemen sehingga program CSR dapat berjalan meskipun belum dirasakan secara merata oleh penduduk desa di daerah Ring.
Dari ketiga hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai dasar dan pembanding, terdapat beberapa persamaan sekaligus perbedaan dengan penelitian yang dilakukan di PT.Inalum. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah adanya unsur-unsur pokok modal sosial yaitu:
adanya jaringan sosial, rasa saling percaya, hubungan timbal balik, Norma.
Sedangkan perbedaan penelitian dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian ini menggunakan modal sosial dalam impelementasi program CSR untuk program yang tepat sasaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. penelitian deskriptif adalah penelitian yang di lakukan dengan tujuan menggambarkan indivudu, komunitas .atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Peneliti berusaha menggali, mengidentifikasi dan menjelaskan modal sosial dalam implementasi program CSR PT.Inalum.
Penelitian memilih metode deskriptif karena metode ini digunakan untuk prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan, melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian yang berdasarkan pada seseorang, lembaga, masyarakat dan lainnya (Soejono,1999:23). Dimana prosedur penelitiannya bersifat menjelaskan, mengelola menggambarkan, dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang di teliti yang memberikan gambaran secara menyeluruh tentang peranan modal sosial dalam implementasi program CSR PT.Inalum Batubara.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian sebagai sasaran yang sangat membantu untuk menentukan data yang diambil, sehingga lokasi sangat menunjang untuk dapat memberikan informasi yang valid. Penelitian ini dilakukan di wilayah lokasi perusahaan PT. Inalum (persero) berada di Kecamatan Sei suka Kabupaten Batu
Bara. untuk mengkaji peran modal sosial dalam implementasi program CSR Inalum.
3.2.1 Bagan Penelitian
Gambar 4.5. Bagan Modal Sosial CSR Dalam Implementasi
3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis
Unit analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus yang di teliti, unit analisis adalah satuan yang berkaitan dengan individu dan kelompok, sebagai subjek penelitian (Hamidi,2005). Dalam penelitian ini yang menjadi yang menjadi unit analisis adalah (1) Staf yang merupakan pelaksana inti pogram CSR yang menyusun rencana kerja anggaran perusahan sampai penerapan bantuan dan program untuk masyarakat (2) Kepala Desa sebagai mitra kerja dalam
Unit analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus yang di teliti, unit analisis adalah satuan yang berkaitan dengan individu dan kelompok, sebagai subjek penelitian (Hamidi,2005). Dalam penelitian ini yang menjadi yang menjadi unit analisis adalah (1) Staf yang merupakan pelaksana inti pogram CSR yang menyusun rencana kerja anggaran perusahan sampai penerapan bantuan dan program untuk masyarakat (2) Kepala Desa sebagai mitra kerja dalam