BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5. Nilai
2.3. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang di teliti. Penelitian tersebut berfungsi sebagai referensi, perbandingan maupun sebagai dasar pemilihan topik. Masing-masing penelitian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Penelitian Suhadi & dkk (2014) tentang model corporate social responsibility (CSR) perusahaan tambang batubara di kabupaten lahat terhadap pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal. Hasil penelitian menjelaskan peran pemerintah daerah, tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program CSR perusahaan sebagai organisai ekonomi selalu berada dan ada di tengah masyarakat. Perusahaan tidak terlepas dari masyarakat sekitar karena ia hidup, tumbuh dan berkembang serta dikembangkan oleh masyarakat. Oleh karena itu tindakan perusahaan harus sesuai dengan tujuan masyarakat mengenai kohesi sosial, kesejahteraan individu dan kesempatan yang sama untuk semua. Penerapan CSR dikalangan dunia usaha sebagian besar masih dilandasi sifat kedermawanan (philantropy) dan kemurahan hati dalam rangka membantu masyarakat. Penerapannya tergantung pada komitmen pimpimpinan perusahaan, status kepemilikan dan kemapanan perusahaan serta regulasi. Oleh sebab itu peran serta pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan program CSR dilakukan secara stimulan dengan mengedepankan pembangunan masyarakat.
Keberhasilan suatu program nasional seperti program CSR tidak lepas dari peran dari berbagai pihak seperti pemda setempat, masyarakat sekitar perusahaan untuk berhasilnya suatu program pembangunan yang tepat sasaran.
Hubungan sosial adalah merupakan cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprokal (timbal balik), selain itu, norma, jaringan sosial cenderung saling memperkuat.
Keberhasilan program CSR suatu perusahaan didasari atas modal sosial yeng terdiri dari elemen-elemen: Pertama, saling percaya (trust) yang meliputi adanya kejujuran, kewajaran sikap egality, toleransi dan kemurahan hati;
kedua, jaringan sosial yang meliputi adanya partisipasi, pertukaran timbal balik, solidaritas, kerjasama dan keadilan. ketiga, pranata meliputi nilai-nilai yang dimiliki, norma dan sanksi dan aturan-aturan.
Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, berfungsi sebagai pemimpin warga masyarakat, mengemudikan pemerintahan, memberikan petunjuk, menghimpun potensi, memberikan arahan, untuk mengkoordinasi kegiatan, memberi kesempatan dan kemudahan, memantau dan menilai, mengawasi, mendukung, mendorong, dan melindungi. Instrumen untuk mengarahkan kegiatan tersebut di atas melalui “perizinan”. Melalui izin pemerintah mengendalikan dan mengontrol kegiatan masyarakat serta perusahaan. Oleh karena izin disamping sebagai pedoman sekaligus sebagai jaminan terlaksananya kegiatan usahatersebut. Berkaitan dengan program CSR akan terlaksana dengan baik apabila pemerintah daerah setempat juga mempunyai fungsi sebagaimana tersebut di atas melalui IUP perusahaan tam- bang batubara.
2. Penelitian Gina Shabrina (2015) Corporate Social Responsibility merupakan bentuk tanggung jawab yang mutlak dilakukan oleh perusahaan
CSR menjadi sebuah solusi dalam pemecahan masalah di tengah masyarakat terkait dengan dampak operasinya. Penelitian untuk menganalisis kekuatan modal sosial, efektivitas Program Kemitraan, dan taraf hidup masyarakat. Hasil penelitian menyatakan bahwa modal sosial dapat meningkatkan efektivitas Program Kemitraan CSR PT. ANTAM (Aneka Tambang) selain itu juga terdapat hubungan positif kuat antara modal sosial dengan efektivitas Program Kemitraan dengan taraf hidup.
modal sosial dengan taraf hidup masyarakat Desa Bantarkaret terdapat hubungan cukup kuat dengan komponen modal sosial seperti jaringan, kepercayaan dan hubungan sosial dapat mendorong efektivitas program sehingga memudahkan terjadinya peningkatan taraf hidup masyarakat.
hubungan jaringan yang terbentuk dalam masyarakat yang cenderung kuat sehingga masyarakat tergolong mudah dalam mendapatkan pekerjaan formal, pendidikan maupun fasilitas kesehatan. Secara keseluruhan warga Desa Bantar karet memiliki kekuatan modal sosial cenderung kuat.
3. Menurut penelitian Rustinsyah (2016), Kehadiran perusahaan semen dan exploitasi sumberdaya alam berdampak kepada kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar khususnya di desa-desa Ring I. Daerah Ring I merupakan area yang terkena dampak langsung kegiatan perusahaan.
Kewajiban perusahaan semen terhadap masyarakat lokal mengimplementasikan CSR. Program CSR yang diimplementasi di daerah Ring I terdiri lingkungan, pembangunan infrastruktur, pendidikan, keagamaan, kesehatan, pemanfataan sumberdaya lokal, pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dan lain-lain. Untuk mengimplementasikan
program tersebut, perlu modal sosial atau pola kerjasama yang saling terkait antar elemen masyarakat, pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait.
Tulisan ini merupakan bagian dari hasil penelitian tentang Simbiose Mutualistik antara perusahaan pertambangan dan masyarakat lokal” yang dilakukan pada tahun 2015-2016 dengan metode pengumpulan data kualitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa modal sosial berperan penting dalam implementasi program CSR perusahaan semen. Bentuk modal sosial berupa kerjasama antara yang saling terkait antara perusahaan, tokoh masyarakat desa dan aparat desa yang tergabung dalam PKM (Pusat Kegiatan Masyarakat), KPD ( Kelompok Perwakilan Desa), FKM (Forum Kegiatan Masyarakat), aparat desa dan tokoh masyarakat, masyarkat lokal, lembaga-lembaga yang terkait sesuai dengan kegiatannya seperti Perguruan Tinggi, lembaga bimbingan belajar, Puskesmas, Lembaga pelatihan kerja dan lain-lain. Adanya kerjasama antar elemen sehingga program CSR dapat berjalan meskipun belum dirasakan secara merata oleh penduduk desa di daerah Ring.
Dari ketiga hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai dasar dan pembanding, terdapat beberapa persamaan sekaligus perbedaan dengan penelitian yang dilakukan di PT.Inalum. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah adanya unsur-unsur pokok modal sosial yaitu:
adanya jaringan sosial, rasa saling percaya, hubungan timbal balik, Norma.
Sedangkan perbedaan penelitian dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian ini menggunakan modal sosial dalam impelementasi program CSR untuk program yang tepat sasaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. penelitian deskriptif adalah penelitian yang di lakukan dengan tujuan menggambarkan indivudu, komunitas .atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Peneliti berusaha menggali, mengidentifikasi dan menjelaskan modal sosial dalam implementasi program CSR PT.Inalum.
Penelitian memilih metode deskriptif karena metode ini digunakan untuk prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan, melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian yang berdasarkan pada seseorang, lembaga, masyarakat dan lainnya (Soejono,1999:23). Dimana prosedur penelitiannya bersifat menjelaskan, mengelola menggambarkan, dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang di teliti yang memberikan gambaran secara menyeluruh tentang peranan modal sosial dalam implementasi program CSR PT.Inalum Batubara.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian sebagai sasaran yang sangat membantu untuk menentukan data yang diambil, sehingga lokasi sangat menunjang untuk dapat memberikan informasi yang valid. Penelitian ini dilakukan di wilayah lokasi perusahaan PT. Inalum (persero) berada di Kecamatan Sei suka Kabupaten Batu
Bara. untuk mengkaji peran modal sosial dalam implementasi program CSR Inalum.
3.2.1 Bagan Penelitian
Gambar 4.5. Bagan Modal Sosial CSR Dalam Implementasi
3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis
Unit analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus yang di teliti, unit analisis adalah satuan yang berkaitan dengan individu dan kelompok, sebagai subjek penelitian (Hamidi,2005). Dalam penelitian ini yang menjadi yang menjadi unit analisis adalah (1) Staf yang merupakan pelaksana inti pogram CSR yang menyusun rencana kerja anggaran perusahan sampai penerapan bantuan dan program untuk masyarakat (2) Kepala Desa sebagai mitra kerja dalam menjalankan program CSR (3) Forum masyarakat sebagai mitra pengawasan program dan bantuan sosial keagamaan (5) Masyarakat sebagai penerima bantuan dan program.
Modal Sosial Implementasi
CSR Jaringan Sosial
Kepercayaan
Norma
Nilai
3.3.2. Informan
Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan bagaimana langkah yang di tempuh peneliti agar data atau informasi dapat di peroleh.
Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan penelitian (Bungin, 2014). Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis informan yakni informasi kunci dan informan tambahan. Penentuan informan didasarkan pada kriteria berikut ini:
1. Manajer : Ismail midi 2. Staf CSR PT.Inalum : 2 Orang 3. Forum Pemuda Masyarakat: 3 Orang
4. Kepala Desa : 3 Orang (Kepala Desa Lalang), (Kepala Desa Kuala Tanjung), (Kepala Desa Kuala Indah).
5. Masyarakat yang menerima program bantuan sosial : Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) : 4 Orang Bedah Rumah : 3 Orang Bantuan Pendidikan : 2 orang
Dalam penelitian ini yang merupakan Informan kunci adalah manajer dan staf yang melaksanakan program tanggung jawab sosial di sekitar lingkungan perusahaan dan bermitra dengan pemerintah desa, forum pemuda untuk mendukung pelaksanaan program CSR PT.Inalum. Sedangkah informan tambahan adalah masyarakat sebagai penerima manfaat.
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer adalah merupakan sumber data yang yang di peroleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Dara primer dapat berupa opini
subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi benda kejadian atau kegiatan.
1). Observasi
Pengertian metode observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (Bungin, 2007) Hal ini berkaitan dengan pengamatan langsung untuk pengumpulan data yang mendukung hasil wawancara dengan observasi ini dapat melihat langsung bagaimana peran modal sosial antara Staf CSR Inalum, pemerintah, Forum pemuda dan masyarakat dalam mendukung pengelolaan program CSR inalum yang tepat sasaran di Kecamatan Sei Suka.
2). Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk mengkontruksikan mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan. Motivasi, tuntutan, kepedulian, mencari informasi dan memperluas informasi yang di peroleh dari orang lain (Moleong,2016:187). Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dimana mengharuskan pewawancara membuat kerangka garis besar pokok-pokok pertanyaan yang dirumuskan kemudian, dari pertanyaan pokok tersebut akan muncul pertanyaan baru seiring berjalannya proses kegiatan wawancara sehingga pertanyaan yang muncul lebih mendalam dan yang dihasilkan lebih valid.
3). Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumentasi tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan fokus masalah. Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung metode-metode lainnya. Adapun data yang akan dikumpulkan dengan metode dokumentasi yakni foto-foto terkait aktivitas peneliti baik pada saat wawancara maupun observasi.
Metode dokumentasi informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian (Hamidi, 2004:72). Metode merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil wawancara dan observasi yang di lakukan. Adapun objek yang didokumentasi ialah masyarakat yang mendapatkan bantuan sosial dari program CSR Inalum Batubara.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung atau menggunakan media perantara misalnya data yang diperoleh dari buku-buku, ilmiah, tulisan ilmiah, laporan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang dianggap relevan dan berhubungan dengan keabsahan masalah yang di teliti.
3.5. Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan proses penyusunan agar data dapat ditafsirkan (Nasution,1996:126). Analisis data ditandai dengan pengelolahan dan penafsiran
data yang dipereloleh dari setiap informasi baik pengamatan (observasi), wawancara, atau catatan lapangan lainnya yang kemudian ditelaah dan dipelajari.
Pada tahap selanjutnya penyusunan data dalam satuan-satuan yang didapat dilapangan kemudian dikategorikan. Kategori tersebut berkaitan satu sama lain dan di interprestasikan secara kualitatif. Interprestasi data merupakan proses pengolahan data dimulai dari tahap mengedit data sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah secara deskriptif berdasarkan apa yang terjadi di lapangan.
3.6. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian adalah hambatan-hambatan yang di hadapi peneliti dalam melakukan penelitian pada saat di lapangan. Dalam hal ini peneliti mengalami hambatan antara lain: Dalam melakukan wawancara mendalam terhadap informan, adanya kesulitan menemui informan kunci sehingga dialihkan ke Informan lain, adanya keterbatasan waktu yang dimiliki informan dalam melakukan proses wawancara dikarenakan adanya kesibukan-kesibukan informan sehari-hari, selain itu pada saat melakukan wawancara waktu yang di gunakan sangat terbatas. Walaupun demikian peneliti akan berusaha melakukan penelitian ini dengan semaksimal munkin agar data yang dimiliki peneliti dalam melakukan peneliti bersifat vailed dan tujuan yang di inginkan dalam penelitian dapat tercapai.
BAB IV
INTERPRETASI DATA DAN HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan di tiga Desa yaitu Desa Kuala Tanjung, Desa Kuala Indah dan Desa Lalang di Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara. Dan mayoritas penduduk tinggal didesa ini adalah etnis melayu dan jawa, yang merupakan mata pencaharian masyarakat didesa adalah nelayan pedagangan petani dan sebagaian karyawan perusahaan. Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis merupakan daerah kawasan Industri yang merupakan tempat berdirinya PT. Inalum sebuah perusahaan besar Perseroan Terbatas Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum) yang menerima dampak langsung dimasyarakat sekitar perusahaan.
Salah satu tempat berdirinya perusahaan Inalum adalah Desa Kuala Tanjung. Dimana dahulunya merupakan daerah yang terisolir. Dikatakan demikian, karena masih sangat minim kondisinya, seperti masih rendahnya ekonomi masyarakat sekitar, kurang memadainya fasilitas dan sarana umum seperti jalan, tempat ibadah dan pengetahuan masyarakat sekitar yang terbatas.
Untuk itu perusahaan berperan melalui tanggung jawab sosial yang berkepanjangan secara sustainability dalam meningkatkan sosial ekonomi pengembaangan keahlian dan pendidikan SDM masyarakat sekitar perusahaan, dengan memberikan bantuan dan program-program CSR kepada masyarakat sekitar lingkungan perusahaan pada program bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan pemberdayaan masyarakat, Bedah Rumah, pendidikan
beasiswa, Kegiatan Sosial, Kepemuda olahraga dan Keagamaan maupun Pembangunan Sarana Ibadah, bantuan dan program ini diberikan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, sebab perusahaan memahami bahwa kemajuan dari sebuah perusahaan tidak hanya mencari keuntungan saja tetapi juga harus memikirkan kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. Untuk itu pada pelaksanaan kewajiban program CSR, melibatkan Pemerintah Desa beserta forum pemuda bersinergi untuk berkerja sama saling koordinasi, komunikasi yang lebih baik dalam hal teknis perencanaan dan pelaksanaan program. Sehingga dalam pelaksanaan program-program CSR Inalum dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
4.1.1. Sejarah PT. Inalum
Sejarah singkat setelah upaya memanfaatkan potensi sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut. tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima laporan dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang tentang studi kelaikan Proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya. Pada tanggal Tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari pemerintah jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 perusahaan penanam modal jepang menandatangani perjanjian induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium
Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. PT. Inalum (Persero) resmi menjadi BUMN pada tanggal 21 April 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2014.
PT. Inalum adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pabrik Peleburan Aluminium. Inalum membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air Terdiri dari Stasiun pembangkit listrik Siguragura dan tangga yang juga dikenal dengan PLTA No. 2, berlokasi di Paritohan Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. kedua stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memakai air sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba ke Selat Malaka. Oleh karena itu tenaga listrik yang dihasilkan sangat tergantung pada tinggi muka air Danau Toba. kapasitas terpasang dari kedua stasiun pembangkit adalah 603 MW, output tetap sebesar 426 MW dan output puncak sebesar 513 MW.
Tenaga listrik yang dihasilkan dipakai untuk industri Aluminium di Kuala Tanjung dan sesuai dengan perjanjian Induk kelebihan tenaga tenaga listrik dari kebutuhan perusahaan untuk operasi PLTA, pabrik peleburan dan sarana penunjang lainnya di salurkan kepada masyarakat melalui PLN dengan batasan beban puncak 50 MW dan energi listrik sebesar 218 GWh setiap tahun. Inalum memulai pembangunan pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibu kota Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982.
Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12
Menteri Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 Februari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasil dicetak.
Pabrik peleburan dengan kapasitas produksi sebesar 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap Selat Malaka. Pada tanggal 14 Oktober 1982, Inalum memulai pengiriman aluminium ingot menuju Jepang dengan kapal Ocean Prima yang memuat 4.800 ton meninggalkan Kuala Tanjung dan Inalum menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium didunia. Produksi satu juta ton berhasil dicapai pada tanggal 8 februari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, ke empat juta ton pada 16 Desember 2003 dan ke lima juta ton pada 11 Januari 2008.
Produk Inalum diserap industri menjadi komoditi bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk Inalum adalah 99.70%
dan 99.90%. Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung bergerak dalam bidang mereduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik karbon, pabrik reduksi, dan pabrik penuangan serta fasilitas pendukung lainnya (https://inalum.id).
\
Struktur organisasi CSR PT. Inalum Ismail Midi
SCD
Fahmi Hidayat Salma Aribah
Sumber : (Data Primer)
a. Visi Misi PT. Inalum Visi:
1. Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu Ramah Lingkungan.
Misi:
1. Menjalankan operasi peleburan aluminium terpadu yang menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan.
2. Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha berkesinambungan.
(Ismail Midi)
(Program Kemitraan & Bina Lingkungan)
Edi Permadi A. Muthalib Efendi Ibrahim
Taofan Dinar Bambang widianto
Nabilah Calista B.A (Magang) Muhammad Alex Ridwan
3. Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar melalui program CSR yang tepat sasaran.
4. Meningkatkan kompetensi SDM secara terencana dan berkesinambungan untuk kelancaran operasional dan pengembangan industri aluminium.
4.1.3. Kondisi Geografis kependudukan
Kecamatan Sei Suka merupakan kecamatan yang terletak di Kabupaten Batubara luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Sei Suka menempati luas 17,147 Km2 (17147 Ha) Letak di atas permukaan Laut: 0-18 meter dpl.
Wilayah kecamatan Sei Suka sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medang Deras di sebelah Selatan Kecamatan Air Putih, sebelah barat dan timur Kabupaten Simalungun Barat, Kabupaten Serdang Bedagai, kecamatan yang terdiri dari yang terdiri dari 20 desa. dan 162 dusun, dan dengan jumlah penduduk di Kecamatan Sei Suka tahun 2017 berjumlah yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan.
1. Desa Kuala Tanjung
Merupakan salah satu dari 10 desa yang terletak di dekat Pantai Timur, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara dengan letak geografis pada posisi 03° 22’ 30” LU dan 99° 26’ 00” BT. Masyarakat yang tinggal di Desa ini, sebagaimana desa-desa yang ada di Batubara, mayoritas suku Melayu. Hal ini dapat dilihat dari kentalnya budaya melayu yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat tersebut dari memakai bahasa melayu yang dipakai dalam sehari-hari dan tetap melestarikan kain songket. Selain itu, masyarakat yang tinggal Desa Kuala Tanjung memiliki mata pencaharian yang beragam, tetapi mayoritas adalah nelayan dan petani, meskipun ada beberapa orang yang
berdagang dan juga memiliki ternak sapi, dan ayam, tetapi bukan menjadi prioritas penghasilan, karena di daerah ini berdekatan dengan laut dan yang menjadi sumber utama penghasilan. dari hasil nelayan. Jumlah rumah tangga (RT) di Desa Kuala Tanjung adalah 1.494 dan jumlah penduduk sebanyak 6.427 jiwa dengan rasio jenis kelamin Laki-laki 3.237 jiwa dan Perempuan 3.190 jiwa. Desa Kuala Tanjung mempunyai luas wilayah 7.15 Ha, yang terbagi atas 6 dusun yang wilayahnya memiliki batas batas yakni:
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Selat Melaka Sumatera
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pakam
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kuala Indah
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lalang
2. Desa Lalang
Desa Desa Lalang posisi terletak pada daerah pantai yakni berjarak 0-2 km dari laut. Letak Wilayah yaitu 3.0.20”1–3.0.24”20 Lintang Utara dan 99.0.18”36–
99.0.19”4 Bujur Timur. Pantai yang dekat dengan desa secara alamiah menyebabkan masyarakat memanfaatkan potensi alam yang ada dengan menjadi nelayan guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Desa Lalang adalah salah satu desa dari 10 desa yang ada di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara.
Jumlah rumah tangga (RT) di Desa lalang adalah 764 dan jumlah penduduk sebanyak 3.312 jiwa dengan rasio jenis kelamin Laki-laki 1.620 jiwa dan Perempuan 1.692 jiwa. Desa Lalang mempunyai luas wilayah 3.95 Ha, yang terbagi atas 7 dusun yang wilayahnya memiliki batas batas yakni:
Jumlah rumah tangga (RT) di Desa lalang adalah 764 dan jumlah penduduk sebanyak 3.312 jiwa dengan rasio jenis kelamin Laki-laki 1.620 jiwa dan Perempuan 1.692 jiwa. Desa Lalang mempunyai luas wilayah 3.95 Ha, yang terbagi atas 7 dusun yang wilayahnya memiliki batas batas yakni: