PERANAN MODAL SOSIAL DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) INALUM BATUBARA
SKRIPSI
Disusun Oleh :
DEBBY AULIA NIM : 150901068
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2020
ABSTRAK
PT. Inalum batubara merupakan perusahaan yang bergerak pada pengolahan biji aluminium menjadi aluminium mentah. Namun dalam kemajuannya tidak terlepas dari masyarakat sekitar untuk itu perusahaan tidak hanya meningkatkan laba dan kinerja tetapi juga peduli terhadap problem sosial. dalam undang-undang perseroan terbatas (UUPT) Pasal 74 No 40 tahun 2007 perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk pembangunan masyarakat. Melalui Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah komitmen dari suatu perusahaan untuk memberikan kontribusi yang lebih pada masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Informan penelitian ditentukan dengan prosedur purposive. Data dikumpulkan dengan tiga metode yaitu, wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dalam implementasi program CSR perusahaan membangun hubungan kerja sama yang baik antara perusahaan, pemerintah, forum pemuda dan masyarakat setempat yang tujuannya untuk keberhasilan program yang dijalankan dan meraih sejumlah harapan dan kepentingan bersama. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa modal sosial terbangun karena adanya rasa saling percaya dalam menjalin relasi kerjasama yang baik antara kepala desa, forum pemuda, dan masyarakat. Pada pelaksanaannya juga diatur norma-norma yang terdapat dalam kesepatakatan sebagai penerima program, aturan tersebut dilakukan staf CSR untuk menciptakan sikap yang disiplin dan tanggung jawab sebagai penerima manfaat dalam menjalankan program. Serta adanya nilai kerja keras, tanggung jawab, kejujuran, harmonis (keselarasan), dan prestasi sehingga program berhasil dijalankan.
Pemanfaatan modal Modal sosial mampu membangkitkan hubungan kerjasama, sebagai salah satu bentuk relasi yang di idealkan untuk meraih sejumlah harapan, kepentingan dan kebutuhan bersama.
Kata Kunci: Modal Sosial, Implementasi, Program CSR
ABSTRACT
PT. Inalum is a company engaged in processing aluminum ore into raw aluminum. but in its development can not be separated from the surrounding community for that the company not only increases profits and performance but also cares about social problems. in the Limited Liability Company Law (UUPT) Article 74 No 40 of 2007 companies that carry out their business activities are required to carry out social and environmental responsibility for community development. through Corporate Social Responsibility (CSR) is a commitment from the company to contribute more to the community. This research is a qualitative descriptive study. Research informants determined by purposive procedure. Data were collected by three methods, namely, interviews, observation and documentation. Based on research results in the implementation of CSR programs the company builds good cooperative relationships between companies, governments, youth forums and local communities whose purpose is to succeed the program and achieve a number of hopes and shared interests. From the results of the study it was found that social capital was built because of mutual trust in establishing a good cooperative relationship between the village head, youth forum, and the community. In its implementation, the norms contained in the agreement as program recipients are also regulated by CSR staff to create disciplined attitudes and responsibilities as beneficiaries in running the program.
And the value of hard work, responsibility, honesty, harmony (harmony), and achievement so that the program can be successfully run. Utilization of capital Social capital is able to produce cooperative relationships, as an ideal form of relationship to achieve a number of hopes, interests and joint needs.
Keywords: Social Capital, Implementation, CSR Programs
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat yang telah diberikan kepada penulis, kesehatan, kelancaran dan anugerah yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul Peranan Modal Sosial Dalam Implementasi Program CSR Inalum Batubara.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, sehingga skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Demi penyempurnaan, penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan dari semua pihak yang berkompeten dalam bidang ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dan dukungan baik melalui kata-kata penguatan, dukungan moril maupun materil. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Harmona Daulay, M.Si selaku Ketua Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. T. Ilhan Saladin, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara. Sekaligus ketua penguji saya terima kasih atas segala dukungan, kritik dan saran yang diberikan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Junjungan. M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, Penulis ucapkan terimakasih banyak atas ilmu pengetahuan yang diberikan serta kesabaran dalam membimbing saya selama perjalan studi dan penulisan skripsi ini. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan panjang umur selalu kepada bapak.
6. Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M.Si selaku dosen penguji saya yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang membangun dalam penyusunan skripsi ini serta dalam masa perkuliahan saya.
7. Dosen-Dosen Sosiologi yang sudah memberikan saya ilmu pengetahuan, bimbingan serta motivasi selama perkuliahan antara lain Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA; Prof. Dr. Sismudjito, Ph.D; Prof Riza Buana M.Phil, Ph.D; Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, Bapak Drs. Henry Sitorus, M.Si; Bapak Drs. Junjungan SBP Simanjuntak, M.Si; Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M.Si; Ibu Dr. Hadriana Marhaeni Munthe, M.Si; Bapak Henri Sitorus, S.Sos., M.Sc; Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si; Ibu Dra. Linda Elida, M.Si; Bapak Drs. Terang Kita Brahmana, M.SP; Bapak Drs. Mukhtar Efendi Harahap, M.SP; dan Bapak Bisru Hafi, S.Sos., M.Si.
8. Staf dan karyawan Departemen Sosiologi yakni Kak Ernita dan Bang Abel yang telah penulis sibukkan dengan urusan berkas-berkas hingga penulis menyelesaikan studi S1 Sosiologi.
9. Secara khusus saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua yang saya cintai dan kasihi, yaitu Ayah saya Abdul Zakaria S.Sos dan Ibunda saya Halimatun Saddiah S.Sos, M,Si. Terima kasih telah membesarkan serta mendidik dan mendukung saya hingga saat ini. Terimakasi telah berjuang dan bekerja keras serta terus mendukung dalam masa pendidikan saya sehingga saya sampai kepada jenjang pendidikan tinggi. Tanpa do’a dan dukungan Ayah dan Ibunda tercinta, saya tidak akan mampu menyelesaikan studi dengan baik.
10. Kepada adik saya Ihza Mahendra, yang telah menjadi sosok saudara laki- laki yang melengkapi hidup saya, saya ucapkan terimakasih atas segala dukungannya selama ini.
11. Sahabat saya Ira Maya sofa, Silvia Annisa yang telah mendengarkan keluh kesah perjalanan hidup saya, dan memberikan semangat serta motivasi dari awal penulisan sampai selesainya penulisan skripsi, sehingga saya bisa bisa menyelesaikan sampai sekarang. terimakasih telah berbagi pengalaman selama masa perkuliahan saya.
12. Sahabat sekaligus adik tercinta, Ratih Sukawa yang banyak membantu dan memberikan dukungan dan motivasi hidup selama masa pengerjaan skripsi ini, saya ucapkan terimakasih. Semoga tercapai segala keinginan dan cita-cita yang sedang diperjuangkan.
13. Kepada bapak Ismail Ismadi sebagai manajer, dan bapak thaofan, Alex ridwan, selaku staf perusahaan terimakasih telah atas segala bantuan
dalam dan partisipasinya dalam penelitian saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih atas semua Doa, dukungan dan semangat yang penulis terima selama ini. Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Apabila terdapat kesalahan/kekhilafan dalam bentuk kata, bahasa penyampaian, dan teknik penulisan, dengan rendah hati peneliti mengharapkan agar para pembaca memberi masukan berupa saran yang bertujuan membangun kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Desember 2019
Penulis
Debby Aulia 150901068
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1. Manfaat teoritis ... 5
1.4.2. Manfaat Praktis ... 5
1.5. Defensisi Konsep ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Modal Sosial ... 10
1. Trust (Kepercayaan) ... 13
2. Norma ... 14
5. Nilai ... 15
2.3. Penelitian Terdahulu ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
3.1. Jenis Penelitian... 22
3.2. Lokasi Penelitian ... 22
3.2.1 Bagan Penelitian ... 23
3.3. Unit Analisis dan Informan ... 23
3.3.1. Unit Analisis ... 23
3.3.2. Informan ... 24
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 24
3.4.1. Data Primer ... 24
3.4.2. Data Sekunder ... 26
3.5. Interpretasi Data ... 26
3.6. Keterbatasan Penelitian ... 27
BAB IV INTERPRETASI DATA DAN HASIL PENELITIAN ... 28
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 28
4.1.1. Sejarah PT. Inalum... 29
4.1.3. Kondisi Geografis kependudukan ... 33
4.1.4 Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat ... 36
4.1.5 . Sumber Daya Manusia ... 37
4.1.5.1. Profil Informan ... 38
4.1.6. Bantuan Dan Program CSR PT. Inalum ... 67
4.1.7. Tahapan Implementasi Program CSR ... 74
4.3 Hasil Program Dan Kegiatan CSR ... 81
4.4. Modal Sosial Dalam Implementasi Program CSR ... 88
BAB V PENUTUP ... 111
5.1. KESIMPULAN ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 116
LAMPIRAN PENELITIAN... 118
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Luas Wilayah, Dan Jumlah Penduduk Di Kecamatan Sei Suka...36
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Dan Kegiatan Utama Menurut Jenis Kelamin…...38 Tabel 4.3 Profil Informan Penerima Program ... 65
Tabel 4.4 Hasil Wawancara Implementasi Program CSR ... 76 Tabel 4.5 Hasil Program CSR ... ... 84
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perusahaan Inalum mempunyai tanggung jawab sosial pada masyarakat yaitu Coorporate social responsibility (CSR). PT. Inalum Persero secara sosial berperan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar perusahaan sebab perusahaan menyadari bahwa kelancaran dan keberhasilan operasi perusahaan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat sekitar perusahaan. Kemajuan perusahaan dan kemandirian masyarakat sekitar perusahaan di harapkan dapat tumbuh bersama, demi tercapainya sebuah keseimbangan antara perusahaan dan masyarakat.
Coorporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah komitmen dari suatu perusahaan untuk memberikan kontribusi yang lebih pada masyarakat, baik melalui tindakan sosial maupun tanggung jawab lingkungan. Di Indonesia CSR sekarang dinyatakan lebih tegas lagi dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) Pasal 74 No. 40 Tahun 2007 Setiap keuntungan usaha yang di hasilkan perseroan, perusahaan wajib untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diatur oleh peraturan pemerintah untuk pembangunan masyarakat sekitar perusahaan. Melalui undang-undang ini perusahaan wajib melaksanakannya (Hasibuan Putra Halomoa 2013:1)
Perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial dengan memiliki berbagai program yang di berikan PT.Inalum kepada masyarakat sekitar perushaan yang berada di jalur kawasan skala prioritas yang berada di kawasan
Inalum, program cukup beragam yaitu mulai dari binaan Usaha Mikro Kecil menengah , di berikan pinjaman modal dengan biaya administrasi 0,6% untuk 43 Usaha Kecil Menengah, di bidang UMKM perusahaan mendampingi kelompok usaha mandiri, kelompok ini awalnya sudah ada namun dibutuhkan pendampingan dan pinjaman modal untuk mengembangkan usaha. Agar para wirausaha kecil bisa mengembangkan usahanya dengan menambah produk yang di jual dan meningkatkan akses penjualan untuk menambah pendapatan usaha.
Dalam kemajuan usaha tidak tidak cukup melalui modal tetapi juga di butuhkan pengetahuan seperti keuangan, pemasaran, inovasi atau ide yang akan menambah peningkatan kemajuan usaha, adanya peningkatan skill keterampilan melalui pelatihan-pelatihan manajemen usaha, keterampilan membuat kue, keterampilan teknis mesin, mesin jahit, sablon dan lain sebagainya sehingga kapasitas kelompok UMKM akan bertambah dan meningkatkan kemampuan skill agar usaha kecil diharapkan dapat berkembang menjadi usaha menengah untuk dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga bisa lebih mandiri.
Bantuan pendidikan juga di berikan pihak perushaan kepada siswa dan mahasiwa yang berprestasi dan dari keluarga tidak mampu, yang di berikan kepada siswa tinggal berada di sekitar perusahaan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar perusahaan. Untuk meningkatkan sumber daya manusia, daya saing dan mutu pendidikan masyarakat serkitar agar tidak tertinggal dan sesuai kemajuan perkembangan industri perusahaan. PT. Inalum juga memberikan program bantuan bedah rumah untuk 65 unit rumah kurang layak huni pertahun di daerah kecamatan sei suka daerah operasional perusahaan
yang tujuannya memberikan rumah layak huni dengan lingkungan yang sehat serta kenyamanan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Dalam berbagai kegiatan perusahaan turut melibatkan forum pemuda dalam acara-acara kegiatan sosial seperti, kegiatan sosial seperti sunat massal, bakti sosial, bantuan bencana alam, kegiatan pawai obor dan perlombaan pada acara kemerdekaan 17 Agustus, maupun sosial lainnya. CSR sangat berkontribusi maupun berpartisipasi dalam keolahragaan dan kepemudaan organisasi Inalum juga menggelar pertandingan sepak bola antar pemuda desa atau antar karyawan perusahaan. Pada bidang agama perusahaan juga berpartisipasi dalam acara perayaan hari besar keagamaan seperti acara Israj, miraj, safari ramadhan, kegiatan bersih-bersih masjid, bantuan Idul fitri, Idul Adha Inalum serahkan bantuan hewan kurban 27 ekor lembu untuk masyarakat desa yang berdekatan dengan perusahaan, Natal dan paskah, dan bentuk kepedulian pedulian perusahaan terhadap rumah ibadah dengan membantu memperbaiki masjid dan gereja yang rusak berada di sekitar lingkungan perusahaan Inalum, namun juga fasilitas pendukung rumah ibadah teresebut, dalam pelaksanaan kegiatan tersebut bekerja sama dengan forum pemuda setempat.
Keuntungan dan kondiisi pasar yang stabil dapat memudahkan perusahaan Inalum untuk membantu pembangunan di daerah tempat perusahaan beroperasi, Dana yang digunakan untuk program-program diambil dari setiap 4% keuntungan dari perusahhan yang sudah disusun dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Hal ini merupakan bentuk kepedulian PT.Inalum untuk membantu percepatan pembangunan di daerah guna mengentaskan kemiskinan.
Pada sistem pelaksanaan program-program CSR. Perusahaan perlu menjalin menjalin kerja sama dengan melibatkan pemerintah desa, forum pemuda, untuk memperhatikan dan membantu masyarakat yang membutuhkan dan program dijalankan sesuai yang di harapkan. Hubungan kerja sama yang terjalin harus mempunyai modal sosial sebagai salah satu faktor penting agar program dapat berjalan dengan baik, tepat sasaran dan tercapai. Pembentukan modal sosial dapat mempercepat dalam merealisasi sebuah program dengan adanya norma (norms), nilai kepercayaan (trust), jaringan sosial didalamnya yang menjadi kolaborasi, koordinasi untuk kepentingan bersama (Hamzah,2017). Modal sosial diyakini sebagai salah satu komponen utama dalam menggerakkan kebersamaan, mobilitas ide, saling percaya dan saling menguntung untuk mencapai kemajuan bersama. Salah satu faktor pendukung keberlanjutan suatu program karena kekuatan modal sosial yang telah dimiliki suatu masyarakat masyarakat mampu memudahkan program dalam memberikan informasi dan akan dikembangkan dalam kelompok.
Agar program Coorporate Social Responsibility (CSR) berhasil efektif dan efisien, maka perlu adanya modal sosial yang membangkitkan hubungan kerjasama dalam implementasi program CSR yang melibatkan pemerintah maupun forum pemuda. hubungan kerja sama yang di libatkan baik dalam pelaksanaan program-program CSR secara bersama-sama dalam meraih sejumlah harapan. Hal ini lah yang membuat peneliti tertarik melihat bagaimana peran modal sosial dalam implementasi program CSR Inalum dalam membentuk hubungan kerja sama yang di bangun antara perusahaan dengan pihak lainnya
dalam mendukung terealisasinya program yang tepat sasaran melalui, kepercayaan, norma, nilai.
1.2. Rumusan Masalah
Sebuah penelitian harus memiliki batasan-batasan permasalahan yang harus diamati maupun di teliti sehingga penelitian dapat terfokus dalam tergambarnya suatu masalah dan peneliti tidak keluar dari jalur yang sudah di tetapkan. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran modal sosial dalam implementasi program CSR PT. Inalum?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengkaji peran modal sosial sebagai mitra dalam menjalankan program-program CSR PT.Inalum, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis yaitu
a. Diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan, wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa sosiologi yang melakukan kajian-kajian ilmiah,
b. Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu sosiologi kontemporer.
1.4.2. Manfaat Praktis
Adapun yang menjadi manfaat praktis dari penelitian ini adalah
a. Untuk dapat menambah, memperdalam dan mengembangkan pengetahuan penulis dalam pemanfaatan modal sosial pada suatu perusahaan.
b. Manfaat praktis yang penting hasil peneliitian ini dapat menambah wawasan informasi bagi CSR di perusahaan lain.
1.5. Defensisi Konsep
Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian, konsep juga berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk menindak lanjuti penelitian tersebut serta menghindari timbulnya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam penelitian.
Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian adalah sebagai berikut:
1. Modal Sosial
Modal sosial sebagai unsur utama dalam bekerjanya suatu hubungan kemitraan perusahaan dengan stakeholders dan instansi yang saling terkait dalam rangka pengembangan sosial ekonomi masyarakat melalui program-program yang dijalankan. dimana hubungan mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerja sama, pertukaran sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang dapat meningkatkan efisiensi hubungan sosial dalam koordinasi kerjasama yang baik untuk tercapainya suatu tujuan. Pada penelitian ini modal sosial berperan dalam hubungan sosial antara CSR, Kepala Desa maupun Forum pemuda untuk berkoordinasi dan bekerjasama untuk mengimplementasi program CSR untuk masyarakat sekitar
sekitar perushaan, melalui, jaringan, kepercayaan, norma dan nilai yang memungkinkan program dapat berjalan efisien dan efektif.
2. Implementasi
Implementasi merupakan rangkaian aktivitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana diharapkan. Pada penelitian ini bahwa dalam rangkaian kegiatan implementasi program CSR, pertama administratif dan menyusun program kerja serta, kemudian sumber daya keuangan dan tentu saja penetapan siapa yang bertanggung jawab melaksanakan kebijaksanaan tersebut. selanjutnya bagaimana mengahantarkan kebijaksanaan program CSR secara tepat sasaran ke masyarakat. Melalui hubungan kerja sama perusahan dengan forum pemuda dan kepala desa untuk bantuan dan program yang tepat sasaran, agar tujuan dari perusahaan tercapai.
3. CSR (Corporate Social Responsibility)
Coorporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban koorporasi untuk turut menciptakan kesejahteraan, mengurangi kesenjangansosial pada masyarakat yang berada di sekitar perusahaan melalui program-program yang di jalankan. Sekaligus secara bersaman membangun relasi saling mendukung antara korporasi dengan Stakeholders forum pemuda dan masyarakat Dalam kegiatan CSR yang terprogram disertai dengan adanya kemitraan pemberdayaan masyarakat, maupun keberlanjutan program.
4. Program
. Program kerja disebut juga agenda kegiatan yaitu suatu rencana kegiatan perusahaan yang dibuat untuk jangka waktu tertentu yang disepakati oleh pengurus. melalui program-program kerja yang harus dibuat secara sistematis, terpadu, terperinci serta terarah, sebab program kerja sebagai pegangan perusahaan untuk mencapai tujuan visi, misi. Melalui berbagai program CSR Inalum yang berkepanjangan seperti program pendampingan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pinjaman modal usaha bunga 0,6%, bedah rumah, beasiswa pendidikan, dan sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat kegiatan sosial dan dan keagaaman, khususnya untuk masyarakat yang membutuhkan dan bertempat tinggal di sekitar perusahaan. Program-program yang di berikan adalah langkah yang efektif untuk pembangunan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat sekitar perusahaan. sehingga dalam menjalankan program, staf CSR berpotensi untuk memberikan dukungan dan mengevaluasi program yang sudah di jalankan masyarakat. mengadakan penilaian hasil-hasil dari program kerja yang terencana dan terlaksanakan, evaluasi yang telah di lakukan berorientasi memandang setiap tahapan atau langkah-langkah dalam keberhasilan program CSR.
5. PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum)
PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) berintikan pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Siguragura Tangga di Paritohan dan pabrik peleburan Aluminium di Kuala Tanjung. Energi listrik yang dihasilkan sebagian besar dikomsumsikan ke pabrik peleburan aluminium dan juga disalurkan ke PT. PLN Kitlur Sumbagut melalui saluran hubung (tie line) Gardu Induk Kuala Tanjung,
pabrik peleburan Aluminium dan fasilitas pendukungnya dibangun di atas area 200 Ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka.
Kabupaten Batu Bara, sekitar 110 km dari kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap selat Malaka. perseroan melakukan usaha dalam produksi Alumina, Pabrik Kalsinasi Kokas. Pabrik peleburan aluminium dan turunannya, pemasaran, penjualan, dan distribusi hasil produksi dan produk sejenis lainnya, serta membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik untuk penggunaan sendiri dan penjualan listrik dan menyewakan atau mengerjasamakan sarana dan prasarana yang dimiliki Perseroan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial
Modal sosial adalah salah satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat.
Putnam (2000) menyatakan bahwa modal sosial mengacu pada esensi dari organisasi sosial, seperti trust, norma dan jaringan sosial yang memungkinkan pelaksanaan kegiatan lebih terkoordinasi, dan anggota masyarakat dapat berpartisipasi dan bekerjasama secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan bersama, dan mempengaruhi produktivitas secara individual maupun berkelompok.
Menurut Robert Putnam (dalam Lawang, 2004) modal sosial mengenal 3 aspek penting: bahwa kapital sosial ini dilihat sebagai institusi sosial yang melibatkan jaringan (networks), norma-norma (Norms), kepercayaan (Trust) yang memiliki tujuan yang sama untuk kepentingan bersama. Dasar teori putnam menekankan bahwa kapital sosial sebagai suatu nilai tentang kepercayaan yang didalamnya terdapat timbal balik (mutual trust) antara anggota masyarakat maupun masyarakat secara keseluruhan terhadap pemimpinnya. Modal sosial adalah sebuah sumber daya didalamnya terdapat individu atau kelompok untuk memiliki komitmen. Komitmen dipahami sebagai norma-norma sosial yang menjadi komponen modal sosial misalnya kejujuran, sikap menjaga komitmen, pemenuhan kewajiban, ikatan timbal balik dan yang lainnya.
Sedangkan menurut Fukuyama (2000) modal sosial sebagai kumpulan nilai-nilai atau norma-norma informal secara spontan yang terbagi di antara para
anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di antara mereka. Pendapat Fukuyama ini sejalan dengan pendapat James Coleman dalam (Field,2003) modal sosial adalah merepresentasikan sumber daya karena hal ini melibatkan harapan akan resiprositas (timbal balik) dan melampaui individu mana pun sehingga melibatkan jaringan yang lebih luas yang hubungan-hubungannya diatur oleh tingginya tingkat kepercayaan dan nilai-nilai bersama. menurut (Putnam, dalam Rajab, 2005). Modal sosial menunjuk pada ciri-ciri pada organisasi sosial yang berbentuk jaringan-jaringan horisontal yang di dalamnya berisi norma-norma yang memfasilitasi koordinasi, kerja sama, dan saling mengendalikan yang manfaatnya bisa dirasakan bersama anggota organisasi
Pada dasarnya kemampuan masyarakat untuk dapat saling bekerja sama tidak terlepas dari adanya peran modal sosial yang mereka miliki. hakikat modal sosial adalah hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga menghasilkan kerjasama untuk membentuk suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. kerja sama tersebut diwarnai oleh suatu pola interelasi yang timbal balik dan saling menguntungkan (resiprocity) dan di bangun atas kepercayaan (trust) yang di topang oleh norma-norma dan nilai sosial yang positif dan kuat (Hasbullah 2006)
Dari beberapa defenisi diatas beberapa unsur pokok modal sosial antara lain sebagai berikut: Dalam menjalankan CSR, tentu melihat modal sosial yang terjalin antara perusahaan dengan kepala desa dan forum pemuda, dengan adanya modal sosial yang di bangun akan mempengaruhi keberhasilan CSR nilai-nilai kepercayaan (trust), jaringan sosial (social networking), norma sosial (social norms) dan nilai sosial (social values) hal tersebut akan mendorong hubungan
kerjasama, koordinasi bersama Kepala Desa dan pemuda setempat dengan cara melibatkan bagian perencanaan dan implementasi program CSR yang tepat sasaran.
1. Jaringan sosial (Social network)
Jaringan memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi.
memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan membangun hubungan kerja sama untuk mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Mereka kemudian membangun inter-relasi yang kental, baik bersifat formal maupun informal.
Masyarakat yang memiliki jaringan sosial akan memperkuat perasaan kerjasama para anggota nya serta manfaat-manfaat dari partisipasinya (Putnam, 1993).
Jaringan kerja sama antara CSR dengan kepala desa maupun forum pemuda setempat merupakan hasil dari keadaan sosial, ekonomi dimasyarakat serta pentingnya jaringan dalam pencapaian pembangunan masyarakat.
memperlancar semua program untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat lokal sehingga berjalan dengan baik. masing-masing memiliki sumber daya untuk mempromosikan jaringan yang lebih luas untuk mencapai keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Melalui pendekatan kelembagaan dan pendekatan sinergi. pendekatan yang bisa memberikan hasil yang maksimal dalam pembangunan khususnya untuk pembangunan sosial ekonomi masyarakat sekitar perusahaan, beberapa pendekatan dalam mencapai kesejahteraan masyarakat merupakan hubungan sosial yang dikarakteristikkan dengan adanya hubungan diantara beberapa level dari kekuatan sosial maupun status sosial yang ada dalam masyarakat misalnya hubungan antara perusahaan dengan masyarakat umum.
1. Trust (Kepercayaan)
Kepercayaan adalah harapan yang tumbuh dalam suatu masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan bekerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama dalam komunitas (Fukuyama, 1995).
Kepercayaan sosial yang tinggi (high-trust) dalam masyarakat cenderung memiliki aturan-aturan sosial bersifat positif, tercipta partisipasi dan solidaritas kuat yang mampu membuat masing-masing individu bersedia mengikuti aturan, sehingga ikut memperkuat rasa kebersamaan. Kepercayaan (saling percaya) yang dimilki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat pada akhirnya akan terbentuk hubungan-hubungan kerjasama yang baik pula.
Kerja sama sebagai proses sosial asosiatif dimana trust menjadi dasar terjalinnya hubungan antar individu dan kelompok, kepercayaan kesediaan seseorang untuk memiliki perasaan yakin akan menambah semangat kerjasama dan akan mendorong integrasi sosial yang tinggi yang kemudian diberikan orang lain dalam situasi tertentu. Kepercayaan (trust) adalah suatu keadaan psikologis berupa pengharapan yang positif yang diatur oleh nilai-norma terhadap keinginan ataupun tujuan dari perilaku orang lain. Norma-norma tersebut bisa berupa nilai juga standar-standar profesional dan aturan-aturan perilaku. Lawang dalam (Damsar 2009: 186) menyimpulkan inti konsep kepercayaan tersebut sebagai berikut:
1. Hubungan sosial antara dua orang atau lebih, termasuk dalam hubungan ini adalah institusi yang di wakili oleh orang atau individu.
2. Harapan yang terkandung dalam hubungan itu jika di realisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak.
3. Interaksi adalah hal yang memungkinkan hubungan dan harapan itu terwujud.
Giddens dalam (Damsar, 2009:187-193) kepercayaan dapat tumbuh dan berkembang dalam dua lingkungan yakni pada masyarakat pra modern dan modern. masyarakat pramodern yang di maksud Giddens disini adalah bukan masyarakat yang benar-benar terisolasi melainkan juga masyarakat yang sedang menuju masyarakat industri atau masyarakat transisi. Dalam masyarakat modern kepercayaan dapat tumbuh dan berkembang pada sistem abstrak seperti transaksi uang, etika professional, juga dapat berkembang pada relasi personal seperti persahabatan, yang terakhir pada orientasi masa depan seperti misalnya kontrak bisnis, sedangkan dalam masyarakat pramodern kepercayaan dapat tumbuh dalam tempat lingkungan.
3. Hubungan timbal balik
Reciprocal (Timbal balik) merupakan tindakan bersama yang dijumpai dalam bentuk memberi, saling menerima dan saling membantu yang dapat muncul dari interaksi sosial. Modal sosial selalu diwarnai oleh kecenderungan saling bertukar kebaikan di antara individu-individu yang menjadi bagian atau anggota jaringan. Hubungan timbal balik ini juga dapat diasumsikan sebagai saling melengkapi dan saling mendukung satu sama lain (dalam Soetomo, 2006).
2. Norma
Norma-norma akan berperan dalam mengontrol hubungan antara individu pada suatu entitas sosial tertentu. Aturan-aturan tersebut biasanya tidak tertulis, namun demikian dipahami oleh setiap individu dalam konteks hubungan sosial
ekonomi. Norma untuk selalu bekerja sama dengan orang lain karena norma merupakan aturan yang terjaga dengan baik yang akan berdampak positif bagi kualitas hubungan yang terjalin serta meningkatkan berlangsungnya kohesifitas sosial yang hidup dan kuat. (Hasbullah, 2006 )
Dalam pengertian bahwa supaya hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana di harapkan, di rumuskan norma-norma masyarakat. mula-mula norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja. Namun lama-kelamaan norma tersebut di buat secara sadar. Norma-norma yang ada di dalam masyarakat, mempunyai kekuatan mengikat sehingga masyarakat akan mendapatkan sanksi bila melanggarnya yang lebih sering ditunjuk kan dalam bentuk sikap, seperti penolakan atau tidak melibatkan seseorang yang melanggar norma.
5. Nilai
Nilai adalah suatu ide yang dianggap benar dan penting oleh anggota komunitas dan diwariskan secara turun temurun. Nilai-nilai tersebut antara lain mengenai etos kerja (kerja keras), disiplin, tanggung jawab, harmoni (keselarasan), kompetisi dan prestasi. Dalam implementasi program CSR ada nilai-nilai sosial ditanam kan antara satu sama lain untuk meningkatkan etos kerja dan bertanggung jawab secara bersama-sama dalam menjalankan program guna mencapai prestasi hasil yang membanggakan seperti: terciptanya hubungan yang harmonis, keberlanjutan operasional dan peningkatan sosial ekonomi masyarakat, terciptanya kondisi aman dan kondusif dan menambah citra perusahhan yang
merupakan berupa keberhasilan program sehingga perusahaan dapat menuai citra positif (Coorporate Image), atau tanggapan baik yang dipandang masyarakat.
2.2. Pentagonal Asset
Keberlangsungan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan akan mengasilkan tercapainya kesejahteraan masayakat sekitar perusahaan, di butuhkan asset modal yaitu, sumber daya manusia, alam, modal sosial, finansial, dan fisik.
Kelima aset tersebut dikenal dengan nama pentagon asset, yang mendominasi lima dalam aspek keberlanjutan pengembangan masyarakat. digambarkan dalam bentuk pentagon, seperti jaring laba-laba Spiderman.
 Human Capital (Sumberdaya Manusia) masuk kategori aset ini adalah
Pendidikan, Pengetahuan dan keterampilan, Kapasitas untuk bekerja sama, kapasitas untuk beradaptasi.
Diagram Pentagonal Asset
Sumber daya alam manusia
Fisik Finansial
Modal sosial
Sumber daya manusia
 Natural Capital (Sumberdaya Alam) mencakup: penghijauan hutan
mangrove, kelautan, budidaya tanaman dan sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan.
 Financial Capital (Sumberdaya Keuangan) yaitu: keuntungan perusahaan, dana khusus sebagai anggaran program CSR yang di tetap kan perusahaan.
 Social Capital (Sumberdaya Sosial) adalah jaringan dan koneksi, dalam
bekerja sama, hubungan baik dengan forum pemuda dan masyarakat, hubungan yang berbasis rasa saling percaya dan saling mendukung keberhasilan program CSR PT. Inalum dalam mendukung keberlanjutan pembangunan masyarakat.
 fisik (Sumberdaya Infrastruktur) Infrastruktur termasuk sarana dan
prasarana jalan dan pembangunan, alat bantuan dan peralatan untuk produksi, bibit, pupuk, pestisida, mesin jahit,mesin penggilingan padi
Diagram pentagonal asset mempresentasikan asset yang dimiliki dalam keberlangsungan pembangunan masyarakat, namun dalam fokus penelitian yang dilakukan peneliti adalah modal sosial sebagai asset yang di perlukan, untuk menjalankan program yang efektif dan efisien.
2.3. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang di teliti. Penelitian tersebut berfungsi sebagai referensi, perbandingan maupun sebagai dasar pemilihan topik. Masing- masing penelitian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Penelitian Suhadi & dkk (2014) tentang model corporate social responsibility (CSR) perusahaan tambang batubara di kabupaten lahat terhadap pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal. Hasil penelitian menjelaskan peran pemerintah daerah, tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program CSR perusahaan sebagai organisai ekonomi selalu berada dan ada di tengah masyarakat. Perusahaan tidak terlepas dari masyarakat sekitar karena ia hidup, tumbuh dan berkembang serta dikembangkan oleh masyarakat. Oleh karena itu tindakan perusahaan harus sesuai dengan tujuan masyarakat mengenai kohesi sosial, kesejahteraan individu dan kesempatan yang sama untuk semua. Penerapan CSR dikalangan dunia usaha sebagian besar masih dilandasi sifat kedermawanan (philantropy) dan kemurahan hati dalam rangka membantu masyarakat. Penerapannya tergantung pada komitmen pimpimpinan perusahaan, status kepemilikan dan kemapanan perusahaan serta regulasi. Oleh sebab itu peran serta pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan program CSR dilakukan secara stimulan dengan mengedepankan pembangunan masyarakat.
Keberhasilan suatu program nasional seperti program CSR tidak lepas dari peran dari berbagai pihak seperti pemda setempat, masyarakat sekitar perusahaan untuk berhasilnya suatu program pembangunan yang tepat sasaran.
Hubungan sosial adalah merupakan cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprokal (timbal balik), selain itu, norma, jaringan sosial cenderung saling memperkuat.
Keberhasilan program CSR suatu perusahaan didasari atas modal sosial yeng terdiri dari elemen-elemen: Pertama, saling percaya (trust) yang meliputi adanya kejujuran, kewajaran sikap egality, toleransi dan kemurahan hati;
kedua, jaringan sosial yang meliputi adanya partisipasi, pertukaran timbal balik, solidaritas, kerjasama dan keadilan. ketiga, pranata meliputi nilai-nilai yang dimiliki, norma dan sanksi dan aturan-aturan.
Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, berfungsi sebagai pemimpin warga masyarakat, mengemudikan pemerintahan, memberikan petunjuk, menghimpun potensi, memberikan arahan, untuk mengkoordinasi kegiatan, memberi kesempatan dan kemudahan, memantau dan menilai, mengawasi, mendukung, mendorong, dan melindungi. Instrumen untuk mengarahkan kegiatan tersebut di atas melalui “perizinan”. Melalui izin pemerintah mengendalikan dan mengontrol kegiatan masyarakat serta perusahaan. Oleh karena izin disamping sebagai pedoman sekaligus sebagai jaminan terlaksananya kegiatan usahatersebut. Berkaitan dengan program CSR akan terlaksana dengan baik apabila pemerintah daerah setempat juga mempunyai fungsi sebagaimana tersebut di atas melalui IUP perusahaan tam- bang batubara.
2. Penelitian Gina Shabrina (2015) Corporate Social Responsibility merupakan bentuk tanggung jawab yang mutlak dilakukan oleh perusahaan
CSR menjadi sebuah solusi dalam pemecahan masalah di tengah masyarakat terkait dengan dampak operasinya. Penelitian untuk menganalisis kekuatan modal sosial, efektivitas Program Kemitraan, dan taraf hidup masyarakat. Hasil penelitian menyatakan bahwa modal sosial dapat meningkatkan efektivitas Program Kemitraan CSR PT. ANTAM (Aneka Tambang) selain itu juga terdapat hubungan positif kuat antara modal sosial dengan efektivitas Program Kemitraan dengan taraf hidup.
modal sosial dengan taraf hidup masyarakat Desa Bantarkaret terdapat hubungan cukup kuat dengan komponen modal sosial seperti jaringan, kepercayaan dan hubungan sosial dapat mendorong efektivitas program sehingga memudahkan terjadinya peningkatan taraf hidup masyarakat.
hubungan jaringan yang terbentuk dalam masyarakat yang cenderung kuat sehingga masyarakat tergolong mudah dalam mendapatkan pekerjaan formal, pendidikan maupun fasilitas kesehatan. Secara keseluruhan warga Desa Bantar karet memiliki kekuatan modal sosial cenderung kuat.
3. Menurut penelitian Rustinsyah (2016), Kehadiran perusahaan semen dan exploitasi sumberdaya alam berdampak kepada kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar khususnya di desa-desa Ring I. Daerah Ring I merupakan area yang terkena dampak langsung kegiatan perusahaan.
Kewajiban perusahaan semen terhadap masyarakat lokal mengimplementasikan CSR. Program CSR yang diimplementasi di daerah Ring I terdiri lingkungan, pembangunan infrastruktur, pendidikan, keagamaan, kesehatan, pemanfataan sumberdaya lokal, pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dan lain-lain. Untuk mengimplementasikan
program tersebut, perlu modal sosial atau pola kerjasama yang saling terkait antar elemen masyarakat, pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait.
Tulisan ini merupakan bagian dari hasil penelitian tentang Simbiose Mutualistik antara perusahaan pertambangan dan masyarakat lokal” yang dilakukan pada tahun 2015-2016 dengan metode pengumpulan data kualitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa modal sosial berperan penting dalam implementasi program CSR perusahaan semen. Bentuk modal sosial berupa kerjasama antara yang saling terkait antara perusahaan, tokoh masyarakat desa dan aparat desa yang tergabung dalam PKM (Pusat Kegiatan Masyarakat), KPD ( Kelompok Perwakilan Desa), FKM (Forum Kegiatan Masyarakat), aparat desa dan tokoh masyarakat, masyarkat lokal, lembaga-lembaga yang terkait sesuai dengan kegiatannya seperti Perguruan Tinggi, lembaga bimbingan belajar, Puskesmas, Lembaga pelatihan kerja dan lain-lain. Adanya kerjasama antar elemen sehingga program CSR dapat berjalan meskipun belum dirasakan secara merata oleh penduduk desa di daerah Ring.
Dari ketiga hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai dasar dan pembanding, terdapat beberapa persamaan sekaligus perbedaan dengan penelitian yang dilakukan di PT.Inalum. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah adanya unsur-unsur pokok modal sosial yaitu:
adanya jaringan sosial, rasa saling percaya, hubungan timbal balik, Norma.
Sedangkan perbedaan penelitian dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian ini menggunakan modal sosial dalam impelementasi program CSR untuk program yang tepat sasaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. penelitian deskriptif adalah penelitian yang di lakukan dengan tujuan menggambarkan indivudu, komunitas .atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Peneliti berusaha menggali, mengidentifikasi dan menjelaskan modal sosial dalam implementasi program CSR PT.Inalum.
Penelitian memilih metode deskriptif karena metode ini digunakan untuk prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan, melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian yang berdasarkan pada seseorang, lembaga, masyarakat dan lainnya (Soejono,1999:23). Dimana prosedur penelitiannya bersifat menjelaskan, mengelola menggambarkan, dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang di teliti yang memberikan gambaran secara menyeluruh tentang peranan modal sosial dalam implementasi program CSR PT.Inalum Batubara.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian sebagai sasaran yang sangat membantu untuk menentukan data yang diambil, sehingga lokasi sangat menunjang untuk dapat memberikan informasi yang valid. Penelitian ini dilakukan di wilayah lokasi perusahaan PT. Inalum (persero) berada di Kecamatan Sei suka Kabupaten Batu
Bara. untuk mengkaji peran modal sosial dalam implementasi program CSR Inalum.
3.2.1 Bagan Penelitian
Gambar 4.5. Bagan Modal Sosial CSR Dalam Implementasi
3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis
Unit analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus yang di teliti, unit analisis adalah satuan yang berkaitan dengan individu dan kelompok, sebagai subjek penelitian (Hamidi,2005). Dalam penelitian ini yang menjadi yang menjadi unit analisis adalah (1) Staf yang merupakan pelaksana inti pogram CSR yang menyusun rencana kerja anggaran perusahan sampai penerapan bantuan dan program untuk masyarakat (2) Kepala Desa sebagai mitra kerja dalam menjalankan program CSR (3) Forum masyarakat sebagai mitra pengawasan program dan bantuan sosial keagamaan (5) Masyarakat sebagai penerima bantuan dan program.
Modal Sosial Implementasi
CSR Jaringan Sosial
Kepercayaan
Norma
Nilai
3.3.2. Informan
Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan bagaimana langkah yang di tempuh peneliti agar data atau informasi dapat di peroleh.
Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan penelitian (Bungin, 2014). Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis informan yakni informasi kunci dan informan tambahan. Penentuan informan didasarkan pada kriteria berikut ini:
1. Manajer : Ismail midi 2. Staf CSR PT.Inalum : 2 Orang 3. Forum Pemuda Masyarakat: 3 Orang
4. Kepala Desa : 3 Orang (Kepala Desa Lalang), (Kepala Desa Kuala Tanjung), (Kepala Desa Kuala Indah).
5. Masyarakat yang menerima program bantuan sosial : Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) : 4 Orang Bedah Rumah : 3 Orang Bantuan Pendidikan : 2 orang
Dalam penelitian ini yang merupakan Informan kunci adalah manajer dan staf yang melaksanakan program tanggung jawab sosial di sekitar lingkungan perusahaan dan bermitra dengan pemerintah desa, forum pemuda untuk mendukung pelaksanaan program CSR PT.Inalum. Sedangkah informan tambahan adalah masyarakat sebagai penerima manfaat.
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer adalah merupakan sumber data yang yang di peroleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Dara primer dapat berupa opini
subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi benda kejadian atau kegiatan.
1). Observasi
Pengertian metode observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (Bungin, 2007) Hal ini berkaitan dengan pengamatan langsung untuk pengumpulan data yang mendukung hasil wawancara dengan observasi ini dapat melihat langsung bagaimana peran modal sosial antara Staf CSR Inalum, pemerintah, Forum pemuda dan masyarakat dalam mendukung pengelolaan program CSR inalum yang tepat sasaran di Kecamatan Sei Suka.
2). Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk mengkontruksikan mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan. Motivasi, tuntutan, kepedulian, mencari informasi dan memperluas informasi yang di peroleh dari orang lain (Moleong,2016:187). Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dimana mengharuskan pewawancara membuat kerangka garis besar pokok-pokok pertanyaan yang dirumuskan kemudian, dari pertanyaan pokok tersebut akan muncul pertanyaan baru seiring berjalannya proses kegiatan wawancara sehingga pertanyaan yang muncul lebih mendalam dan yang dihasilkan lebih valid.
3). Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumentasi tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan fokus masalah. Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung metode-metode lainnya. Adapun data yang akan dikumpulkan dengan metode dokumentasi yakni foto-foto terkait aktivitas peneliti baik pada saat wawancara maupun observasi.
Metode dokumentasi informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian (Hamidi, 2004:72). Metode merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil wawancara dan observasi yang di lakukan. Adapun objek yang didokumentasi ialah masyarakat yang mendapatkan bantuan sosial dari program CSR Inalum Batubara.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung atau menggunakan media perantara misalnya data yang diperoleh dari buku-buku, ilmiah, tulisan ilmiah, laporan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang dianggap relevan dan berhubungan dengan keabsahan masalah yang di teliti.
3.5. Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan proses penyusunan agar data dapat ditafsirkan (Nasution,1996:126). Analisis data ditandai dengan pengelolahan dan penafsiran
data yang dipereloleh dari setiap informasi baik pengamatan (observasi), wawancara, atau catatan lapangan lainnya yang kemudian ditelaah dan dipelajari.
Pada tahap selanjutnya penyusunan data dalam satuan-satuan yang didapat dilapangan kemudian dikategorikan. Kategori tersebut berkaitan satu sama lain dan di interprestasikan secara kualitatif. Interprestasi data merupakan proses pengolahan data dimulai dari tahap mengedit data sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah secara deskriptif berdasarkan apa yang terjadi di lapangan.
3.6. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian adalah hambatan-hambatan yang di hadapi peneliti dalam melakukan penelitian pada saat di lapangan. Dalam hal ini peneliti mengalami hambatan antara lain: Dalam melakukan wawancara mendalam terhadap informan, adanya kesulitan menemui informan kunci sehingga dialihkan ke Informan lain, adanya keterbatasan waktu yang dimiliki informan dalam melakukan proses wawancara dikarenakan adanya kesibukan-kesibukan informan sehari-hari, selain itu pada saat melakukan wawancara waktu yang di gunakan sangat terbatas. Walaupun demikian peneliti akan berusaha melakukan penelitian ini dengan semaksimal munkin agar data yang dimiliki peneliti dalam melakukan peneliti bersifat vailed dan tujuan yang di inginkan dalam penelitian dapat tercapai.
BAB IV
INTERPRETASI DATA DAN HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan di tiga Desa yaitu Desa Kuala Tanjung, Desa Kuala Indah dan Desa Lalang di Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara. Dan mayoritas penduduk tinggal didesa ini adalah etnis melayu dan jawa, yang merupakan mata pencaharian masyarakat didesa adalah nelayan pedagangan petani dan sebagaian karyawan perusahaan. Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis merupakan daerah kawasan Industri yang merupakan tempat berdirinya PT. Inalum sebuah perusahaan besar Perseroan Terbatas Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum) yang menerima dampak langsung dimasyarakat sekitar perusahaan.
Salah satu tempat berdirinya perusahaan Inalum adalah Desa Kuala Tanjung. Dimana dahulunya merupakan daerah yang terisolir. Dikatakan demikian, karena masih sangat minim kondisinya, seperti masih rendahnya ekonomi masyarakat sekitar, kurang memadainya fasilitas dan sarana umum seperti jalan, tempat ibadah dan pengetahuan masyarakat sekitar yang terbatas.
Untuk itu perusahaan berperan melalui tanggung jawab sosial yang berkepanjangan secara sustainability dalam meningkatkan sosial ekonomi pengembaangan keahlian dan pendidikan SDM masyarakat sekitar perusahaan, dengan memberikan bantuan dan program-program CSR kepada masyarakat sekitar lingkungan perusahaan pada program bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan pemberdayaan masyarakat, Bedah Rumah, pendidikan
beasiswa, Kegiatan Sosial, Kepemuda olahraga dan Keagamaan maupun Pembangunan Sarana Ibadah, bantuan dan program ini diberikan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, sebab perusahaan memahami bahwa kemajuan dari sebuah perusahaan tidak hanya mencari keuntungan saja tetapi juga harus memikirkan kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. Untuk itu pada pelaksanaan kewajiban program CSR, melibatkan Pemerintah Desa beserta forum pemuda bersinergi untuk berkerja sama saling koordinasi, komunikasi yang lebih baik dalam hal teknis perencanaan dan pelaksanaan program. Sehingga dalam pelaksanaan program-program CSR Inalum dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
4.1.1. Sejarah PT. Inalum
Sejarah singkat setelah upaya memanfaatkan potensi sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut. tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima laporan dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang tentang studi kelaikan Proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya. Pada tanggal Tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari pemerintah jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 perusahaan penanam modal jepang menandatangani perjanjian induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium
Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. PT. Inalum (Persero) resmi menjadi BUMN pada tanggal 21 April 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2014.
PT. Inalum adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pabrik Peleburan Aluminium. Inalum membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air Terdiri dari Stasiun pembangkit listrik Siguragura dan tangga yang juga dikenal dengan PLTA No. 2, berlokasi di Paritohan Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. kedua stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memakai air sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba ke Selat Malaka. Oleh karena itu tenaga listrik yang dihasilkan sangat tergantung pada tinggi muka air Danau Toba. kapasitas terpasang dari kedua stasiun pembangkit adalah 603 MW, output tetap sebesar 426 MW dan output puncak sebesar 513 MW.
Tenaga listrik yang dihasilkan dipakai untuk industri Aluminium di Kuala Tanjung dan sesuai dengan perjanjian Induk kelebihan tenaga tenaga listrik dari kebutuhan perusahaan untuk operasi PLTA, pabrik peleburan dan sarana penunjang lainnya di salurkan kepada masyarakat melalui PLN dengan batasan beban puncak 50 MW dan energi listrik sebesar 218 GWh setiap tahun. Inalum memulai pembangunan pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibu kota Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982.
Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12
Menteri Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 Februari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasil dicetak.
Pabrik peleburan dengan kapasitas produksi sebesar 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap Selat Malaka. Pada tanggal 14 Oktober 1982, Inalum memulai pengiriman aluminium ingot menuju Jepang dengan kapal Ocean Prima yang memuat 4.800 ton meninggalkan Kuala Tanjung dan Inalum menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium didunia. Produksi satu juta ton berhasil dicapai pada tanggal 8 februari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, ke empat juta ton pada 16 Desember 2003 dan ke lima juta ton pada 11 Januari 2008.
Produk Inalum diserap industri menjadi komoditi bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk Inalum adalah 99.70%
dan 99.90%. Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung bergerak dalam bidang mereduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik karbon, pabrik reduksi, dan pabrik penuangan serta fasilitas pendukung lainnya (https://inalum.id).
\
Struktur organisasi CSR PT. Inalum Ismail Midi
SCD
Fahmi Hidayat Salma Aribah
Sumber : (Data Primer)
a. Visi Misi PT. Inalum Visi:
1. Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu Ramah Lingkungan.
Misi:
1. Menjalankan operasi peleburan aluminium terpadu yang menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan.
2. Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha berkesinambungan.
(Ismail Midi)
(Program Kemitraan & Bina Lingkungan)
Edi Permadi A. Muthalib Efendi Ibrahim
Taofan Dinar Bambang widianto
Nabilah Calista B.A (Magang) Muhammad Alex Ridwan
3. Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar melalui program CSR yang tepat sasaran.
4. Meningkatkan kompetensi SDM secara terencana dan berkesinambungan untuk kelancaran operasional dan pengembangan industri aluminium.
4.1.3. Kondisi Geografis kependudukan
Kecamatan Sei Suka merupakan kecamatan yang terletak di Kabupaten Batubara luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Sei Suka menempati luas 17,147 Km2 (17147 Ha) Letak di atas permukaan Laut: 0-18 meter dpl.
Wilayah kecamatan Sei Suka sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medang Deras di sebelah Selatan Kecamatan Air Putih, sebelah barat dan timur Kabupaten Simalungun Barat, Kabupaten Serdang Bedagai, kecamatan yang terdiri dari yang terdiri dari 20 desa. dan 162 dusun, dan dengan jumlah penduduk di Kecamatan Sei Suka tahun 2017 berjumlah yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan.
1. Desa Kuala Tanjung
Merupakan salah satu dari 10 desa yang terletak di dekat Pantai Timur, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara dengan letak geografis pada posisi 03° 22’ 30” LU dan 99° 26’ 00” BT. Masyarakat yang tinggal di Desa ini, sebagaimana desa-desa yang ada di Batubara, mayoritas suku Melayu. Hal ini dapat dilihat dari kentalnya budaya melayu yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat tersebut dari memakai bahasa melayu yang dipakai dalam sehari-hari dan tetap melestarikan kain songket. Selain itu, masyarakat yang tinggal Desa Kuala Tanjung memiliki mata pencaharian yang beragam, tetapi mayoritas adalah nelayan dan petani, meskipun ada beberapa orang yang
berdagang dan juga memiliki ternak sapi, dan ayam, tetapi bukan menjadi prioritas penghasilan, karena di daerah ini berdekatan dengan laut dan yang menjadi sumber utama penghasilan. dari hasil nelayan. Jumlah rumah tangga (RT) di Desa Kuala Tanjung adalah 1.494 dan jumlah penduduk sebanyak 6.427 jiwa dengan rasio jenis kelamin Laki-laki 3.237 jiwa dan Perempuan 3.190 jiwa. Desa Kuala Tanjung mempunyai luas wilayah 7.15 Ha, yang terbagi atas 6 dusun yang wilayahnya memiliki batas batas yakni:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Selat Melaka Sumatera
 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pakam
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kuala Indah
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lalang
2. Desa Lalang
Desa Desa Lalang posisi terletak pada daerah pantai yakni berjarak 0-2 km dari laut. Letak Wilayah yaitu 3.0.20”1–3.0.24”20 Lintang Utara dan 99.0.18”36–
99.0.19”4 Bujur Timur. Pantai yang dekat dengan desa secara alamiah menyebabkan masyarakat memanfaatkan potensi alam yang ada dengan menjadi nelayan guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Desa Lalang adalah salah satu desa dari 10 desa yang ada di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara.
Jumlah rumah tangga (RT) di Desa lalang adalah 764 dan jumlah penduduk sebanyak 3.312 jiwa dengan rasio jenis kelamin Laki-laki 1.620 jiwa dan Perempuan 1.692 jiwa. Desa Lalang mempunyai luas wilayah 3.95 Ha, yang terbagi atas 7 dusun yang wilayahnya memiliki batas batas yakni:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Selat Sumatera.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pakam.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pematang Kuing.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Medang.
3. Desa Kuala Indah
Desa Kuala Indah Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara, daerah tidak jauh dari pantai kuala indah, desa kuala indah salah satu daerah tempat berdirinya gardu induk PLN untuk aliran ke industri Inalum, masyarakat asli desa kuala indah mayoritas suku melayu dan sudah turun temurun, adapun mata pencaharian masyarakat di desa sebagian nelayan, pedagang dan juga peternak sapi, masyarakat disana juga memanfaatkan pantai untuk dijadikan objek wisata salah satunya pantai alam datuk yang lumayan banyak pengunjung karena di bangun dengan nuansa yang unik sehingga banyak menarik para wisatawan yang datang.
Jumlah rumah tangga (RT) di Desa Kuala Indah adalah 820 rumah tangga dan jumlah penduduk sebanyak 3.658 jiwa dengan rasio jenis kelamin Laki-laki 1.882 jiwa dan Perempuan 1.776 jiwa. Desa Lalang mempunyai luas wilayah 5,05 Ha, yang terbagi atas 5 dusun yang wilayahnya memiliki batas batas yakni:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Selat Sumatera,
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kuala Tanjung,
 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pematang Kuing
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Medang.
Sumber : Kecamatan Sei Suka Dalam Angka 2015 Tabel 4.1.
Nama Desa/Kelurahan, Luas Wilayah, Jumlah Dusun Dan Jumlah Penduduk Di Kecamatan Sei Suka
NO Nama Desa/
Kelurahan
Luas Wilayah(Km)
Jumlah Dusun
Penduduk Jumlah
1 Sei Suka/ Deras 7.96 11 4.940
2 Perkebunan Sipare-pare
22.74 7 5.046
3 Desa Lalang 3.95 7 3.312
4 Pematang Jering 10.38 10 3.721
5 Pematang Kuing 18.83 9 3.351
6 Kwala Tanjung 7.15 6 6.427
7 Kwala Indah 5.05 5 3.658
8 Tanjung Gading 0.80 5 1.120
9 Simpang Kebun Kopi
0.34 5 1.138
10 Brohol 1.05 7 1.696
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara 2015 4.1.4 Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat
Masyarakat di Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara memiliki beragam jenis pekerjaan yang menyebabkan tingkat pendapatan masyarakat sekitar bervariasi, kecamatan sei suka merupakan daerah yang sangat dekat dengan laut melaka sehingga tak sedikit masyarakat yang bekerja sebagai nelayan
maupun (buruh nelayan), pada sektor pertanian masyarakat juga menggantungkan hidupnya sebagai petani dan sebagaian masyarakat bekerja sebagai pedagang yang menjual kebutuhan pokok, peternak dan juga karyawan di daerah sekitar kawasan industri, pengolahan minyak kelapa sawit, PT. Multimas, PT. Domba Mas maupun PT. Asahan Aluminium. untuk itu adanya kawasan Industri yang berdiri sangat berdampak langsung pada kondisi sosial ekonomi perusahaan terutama masyarakat sekitar.
Maka dari itu Inalum sebagai perusahaan BUMN yang berada di wilayah tersebut perlu memikirkan bentuk tanggung jawab sosial nya (CSR) dalam meningkatkan pembangunan sosial ekonomi maupun lingungan sekitar perusahaan.
4.1.5 . Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada di Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara pada bidang pendidikan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
penduduk minimal lulusan SLTA umum berjumlah 277 orang, STM kejuruan berjumlah 116 orang, Diploma I/ Akta I berjumlah 16 orang, Diploma II/Akta II 16 orang, Sarjana muda/Diploma III berjumlah 11 orang, S1 Sarjana lengkap berjumlah 5 orang. dan jumlah orang yang bekerja berjumlah 1.7047.bukan angkatan kerja Ibu rumah tangga berjumlah 10.343 pengangguran berjumlah 2.895 orang, dan lainnya 3.510 .