III. METODE PENELITIAN
3.5. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No. 41 Tahun 1999, Pasal 1).
2) Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap (UU RI No. 41 Tahun 1999, Pasal 1).
3) Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya (UU RI No. 41 Tahun 1999, Pasal 1).
4) Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah (UU RI No. 41 Tahun 1999, Pasal 1).
5) Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan (UU RI No. 41 Tahun 1999, Pasal 1).
6) Kawasan konservasi adalah suatu kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan suaka alam (cagar alam dan suaka margasatwa), kawasan pelestarian alam (taman nasional, taman wisata alam, dan taman hutan raya), dan taman buru.
7) Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan (Keppres RI No. 32 Tahun 1990, Pasal 1).
8) Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi (PP RI No. 28 Tahun 2011, Pasal 1)
9) Keanekaragaman hayati adalah keseluruhan genus, spesies, dan ekosistem di dalam suatu wilayah (WRI – IUCN – UNEP, 1995).
10) Ekosistem sumberdaya alam hayati adalah sistem hubungan timbal balik antara unsur dalam alam, baik hayati maupun nirhayati yang saling tergantung dan pengaruh mempengaruhi (UU RI No. 5 Tahun 1990, Pasal 1). 11) Habitat adalah lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan
berkembang secara alami (UU RI No. 5 Tahun 1990, Pasal 1).
12) Satwaliar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia (UU RI No. 5 Tahun 1990, Pasal 1). 13) Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang hidup di alam bebas dan atau
dipelihara, yang masih mempunyai kemurnian jenisnya (UU RI No. 5 Tahun 1990, Pasal 1).
14) Tumbuh-tumbuhan adalah makhluk yang mempunyai kemampuan menangkap, mengikat, dan mengubah energi sinar matahari menjadi energi bentuk lain yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri dan makhluk lainnya (Fachrul, 2007).
15) Flora adalah kumpulan jenis tumbuhan yang terdapat dalam suatu wilayah (Fachrul, 2007).
16) Vegetasi adalah masyarakat tumbuhan yang terbentuk oleh berbagai populasi jenis tumbuhan yang terdapat di dalam satu wilayah atau ekosistem serta memiliki variasi pada setiap kondisi tertentu (Fachrul, 2007).
17) Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan (Soerianegara dan Indrawan, 1998).
18) Komposisi jenis tumbuhan adalah daftar floristik dari jenis tumbuhan yang ada dalam suatu komunitas (Fachrul, 2007).
19) Struktur ekosistem hutan adalah hasil penataan ruang oleh komponen penyusun tegakan dan bentuk hidup, stratifikasi dan penutupan vegetasi yang digambarkan melalui keadaan diameter, tinggi, penyebaran dalam ruang, keanekaragaman tajuk, serta kesinambungan jenis (Fachrul, 2007). 20) Kerapatan adalah banyaknya individu tumbuhan yang dinyatakan per satuan
luas (Fachrul, 2007).
21) Frekuensi adalah parameter vegetasi yang dapat menunjukkan distribusi atau sebaran jenis tumbuhan dalam ekosistem atau memperlihatkan pola distribusi tumbuhan (Fachrul, 2007).
22) Dominansi adalah parameter vegetasi yang dapat menunjukkan suatu jenis tumbuhan utama yang mempengaruhi dan melaksanakan kontrol terhadap komunitas dengan cara banyaknya jumlah jenis, besarnya ukuran, maupun pertumbuhannya yang dominan (Fachrul, 2007).
23) Indeks Nilai Penting (INP) atau Important Value Index adalah indeks kepentingan yang menggambarkan pentingnya peranan suatu jenis tumbuhan dalam ekosistemnya (Fachrul, 2007).
24) Indeks keanekaragaman (index of diversity) adalah parameter vegetasi yang berguna untuk membandingkan berbagai komunitas tumbuhan, terutama untuk mempelajari pengaruh gangguan faktor-faktor lingkungan atau abiotik terhadap komunitas atau untuk mengetahui keadaan suksesi atau stabilitas komunitas (Fachrul, 2007).
25) Spesies fokal adalah spesies yang mendorong dibentuknya kawasan yang dilindungi (Indrawan et al., 2007).
26) Spesies indikator adalah spesies yang berkaitan erat dengan komunitas hayati yang rentan maupun proses ekosistem yang unik (Indrawan et al., 2007).
27) Spesies payung (umbrella species) adalah spesies yang mempengaruhi keberadaan spesies lainnya (Indrawan et al., 2007).
28) Spesies eksotik (exotic species) adalah spesies yang terdapat di luar distribusi alaminya (Indrawan et al., 2007).
29) Spesies anthropogenik (anthropogenic species) adalah spesies yang penyebarannya dibawa/dibantu oleh manusia.
30) Metode penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian (Eriyatno et al., 2007).
31) Goal atau tujuan adalah keinginan yang paling abstrak dari suatu pengelolaan, umumnya dinyatakan sebagai tujuan akhir yang ingin dicapai oleh pengelolaan dalam jangka waktu yang tak terbatas (Setyadi, et al., 2006).
32) Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra (http://id.wikipedia.org/wiki/Data, 2009).
33) Variabel adalah unit relasional dari analisis yang bisa memikul salah satu kumpulan nilai yang ditunjuk (Black et al., 1992).
34) Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Eriyatno et al., 2007).
35) Teknik adalah cara yang spesifik dalam menyelesaikan masalah tertentu yang ditemui dalam melaksanakan prosedur (Eriyatno et al., 2007).
36) Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah metode yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan suatu masalah disederhanakan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dalam pengambilan keputusan yang efektif atas masalah tersebut (Marimin, 2005). 37) Prinsip adalah landasan kebenaran atau hukum sebagai dasar pemikiran
atau tindakan (Purnomo, 2005).
38) Kriteria adalah standar untuk penilaian sesuatu (Purnomo, 2005).
39) Indikator adalah parameter kualitatif dan atau kuantitatif yang dapat diukur dalam kaitannya dengan kriteria. Indikator merupakan komponen khusus dari suatu kriteria yang dapat diukur dan diuji keabsahannya, dimana melalui indikator dapat diketahui, apakah suatu unit manajemen telah mencapai atau tidak kriteria-kriteria pengelolaan (Setyadi, et al., 2006).
40) Parameter adalah datum hasil pengukuran atribut (Purnomo, 2005).
41) Tegakan pohon eksotik adalah hutan yang didominasi oleh pohon-pohon jenis eksotik (pinus, damar).
42) Tegakan pohon asli adalah hutan yang didominasi oleh pohon-pohon jenis asli (rasamala, puspa, saninten, pasang, manglid, huru)
43) Restorasi Alami adalah kondisi hutan yang dibiarkan tanpa ada tindakan/pengelolaan hingga tercapai suksesi secara alami
44) Restorasi Buatan adalah kondisi hutan yang dipulihkan melalui penanaman pohon jenis asli (native species)
45) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem berbasis komputer yang terdiri atas perangkat keras komputer (hardware), perangkat lunak (software), data geografis, dan sumberdaya manusia (brainware) yang mampu merekam, menyimpan, memperbaharui, menganalisis, dan menampilkan informasi yang bereferensi geografis (Laboratorium Fisik Remote Sensing dan SIG, 2008).
46) Penutupan lahan adalah istilah yang berkaitan dengan jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi (Lillesand et al., 1990).
47) Layer adalah satu set logis dari data tematik yang biasanya diorganisir dengan subyek (Laboratorium Fisik Remote Sensing dan SIG, 2008).
48) Coverage adalah layer peta yang diperoleh dari hasil dijitasi atau otomatisasi.
Coverage ini didefinisikan juga sebagai sekumpulan data dijital yang mewakili satu tema tertentu pada suatu peta. Misalnya coverage sungai, jalan, topografi, penutupan lahan, dan sebagainya baik yang berupa poligon, titik, maupun garis atau kombinasinya (Laboratorium Fisik Remote Sensing dan SIG, 2008).
49) Clip adalah ekstraksi spasial dari feature dari suatu coverage yang berada dalam batas poligon clip (Laboratorium Fisik Remote Sensing dan SIG, 2008).
50) Overlay spasial adalah operasi menggabungkan feature dari dua layer/coverage ke dalam layer baru serta menggabungkan secara relasional tabel atribut feature-nya (Laboratorium Fisik Remote Sensing dan SIG, 2008). 51) Klasifikasi tidak terbimbing (unsupervised classification) adalah klasifikasi
yang proses pembentukan kelas-kelasnya sebagian besar dikerjakan oleh komputer (Jaya, 2007).
52) Klasifikasi terbimbing (supervised classification) adalah klasifikasi yang dilakukan dengan arahan analisis (supervised). Kriteria pengelompokkan kelas ditetapkan berdasarkan penciri kelas (class signature) yang diperoleh analis melalui pembuatan training area (Jaya, 2007).
53) Klasifikasi berbasis obyek (object oriented clasification) adalah klasifikasi yang dilakukan melalui pendekatan analisis citra yang mengkombinasikan informasi spektral dan informasi spasial. Pendekatan ini menggolongkan piksel menjadi obyek sesuai dengan sifat citra dan mengklasifikasikan citra dengan memperlakukan setiap citra sebagai satu kesatuan (Suryadi, 2009).