• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.3. Pembangunan Model

3.3.1. Perumusan Kriteria Kawasan Hutan Konservasi yang Perlu Segera Direstorasi

Perumusan kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi dilakukan melalui pendekatan dua aspek, yaitu: aspek tingkat kepentingan (importance) suatu kawasan hutan konservasi dan aspek tingkat kemendesakan (urgency) suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi. a. Metode Pengumpulan Data:

Untuk memperoleh data/persepsi tentang kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi berdasarkan aspek tingkat kepentingan (importance) suatu kawasan hutan konservasi dan aspek tingkat kemendesakan (urgency) suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi dilakukan melalui wawancara (interview) dengan pakar/ahli yang menjadi nara sumber, yaitu berasal dari Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi, Kemenhut dan Puslit Biologi, LIPI. Sebagai bahan wawancara (interview) digunakan kuesioner yang berisi kriteria hipotetik kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi berdasarkan hasil studi literatur (Lampiran 21). Kriteria

hipotetik tersebut berfungsi untuk memudahkan pakar/ahli dalam memahami tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengumpulan data yang dilakukan. Pakar/ahli yang menjadi nara sumber kemudian merumuskan kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi sesuai dengan persepsinya. Kriteria yang dirumuskan pakar/ahli tersebut bisa sama atau berbeda dengan kriteria hipotetik yang telah disusun karena tergantung pada persepsi pakar/ahli tersebut dalam memandang suatu kriteria (Lampiran 5). Pakar/ahli yang menjadi nara sumber kemudian memberikan arahan terhadap variabel penilaian untuk masing-masing kriteria yang telah dirumuskannya beserta arahan skala intensitas untuk variabel penilaiannya, sedangkan untuk detail variabel penilaiannya dirumuskan melalui hasil studi literatur maupun arahan pakar/ahli tersebut.

b. Metode Analisis Data:

Jika terdapat beberapa pakar/ahli, maka dilakukan rekapitulasi terhadap rumusan kriteria yang dihasilkan oleh masing-masing pakar tersebut dan untuk kriteria-kriteria yang mirip/serupa digabungkan. Setelah diperoleh rumusan kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi yang dihasilkan oleh pakar/ahli, kemudian rumusan kriteria tersebut diboboti oleh pengambil kebijakan yang menjadi nara sumber.

Pembobotan terhadap masing-masing kriteria dilakukan melalui teknik perbandingan berpasangan (pairwise comparisons) dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Jika terdapat beberapa pengambil kebijakan, maka terlebih dahulu dicari nilai rata-rata geometrik dari nilai perbandingan berpasangan yang dilakukan oleh para pengambil kebijakan tersebut untuk selanjutnya dilakukan perhitungan bobot masing-masing kriteria dengan menggunakan software Expert Choice 2000.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut diperoleh matriks kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi, yang berisi: kriteria, bobot kriteria, variabel penilaian, dan skala intensitas.

Untuk menentukan kategori prioritas suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi dengan memperhatikan aspek tingkat kepentingan (importance) suatu kawasan hutan konservasi dan aspek tingkat kemendesakan (urgency) suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Berdasarkan matriks kriteria kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi, plotkan kawasan hutan konservasi yang akan dinilai sesuai dengan nilai kondisi kawasan hutan konservasi tersebut pada masing- masing aspek (tingkat kepentingan dan tingkat kemendesakan).

2) Perhitungan skor masing-masing kriteria pada masing-masing aspek dilakukan dengan cara mengalikan bobot dengan skala intensitas masing- masing kriteria pada masing-masing aspek.

3) Penjumlahan total skor untuk masing-masing aspek. Untuk menentukan prioritas suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi, maka nilai total skor untuk masing-masing aspek tersebut diletakkan pada kuadran yang sesuai (Gambar 5), yaitu sebagai berikut: Prioritas I (Kuadran I), Prioritas II (Kuadran II), Prioritas III (Kuadran III), Prioritas IV (Kuadran IV). 4) Kategori penilaian untuk merumuskan prioritas suatu kawasan hutan

konservasi untuk direstorasi dapat dilihat pada diagram matriks prioritas suatu kawasan hutan konservasi untuk direstorasi (Gambar 6), yaitu sebagai berikut: Prioritas I (tingkat kepentingan tinggi – tingkat kemendesakan tinggi), Prioritas II (tingkat kepentingan rendah – tingkat kemendesakan tinggi), Prioritas III (tingkat kepentingan tinggi – tingkat kemendesakan rendah), Prioritas IV (tingkat kepentingan rendah – tingkat kemendesakan rendah).

Gambar 5 Posisi kuadran prioritas restorasi suatu kawasan hutan konservasi Tingkat kemendesakan Rendah Tinggi T i n g k a t k e p e n t i n g a n Rendah Tinggi Kuadran I (Prioritas I) Kuadran II (Prioritas II) Kuadran III (Prioritas III) Kuadran IV (Prioritas IV)

Mendesak (M) Tidak Mendesak (TM)

Penting (P)

Prioritas I: (Suatu kawasan hutan konservasi bernilai penting

dan mendesak untuk direstorasi)

Prioritas III: (Suatu kawasan hutan koservasi bernilai penting,

tetapi tidak mendesak untuk direstorasi)

Tidak Penting (TP)

Prioritas II: (Suatu kawasan hutan konservasi tidak bernilai penting, tetapi mendesak

untuk direstorasi)

Prioritas IV: (Suatu kawasan hutan konservasi tidak bernilai

penting dan tidak mendesak untuk

direstorasi)

Gambar 6 Diagram matriks prioritas restorasi suatu kawasan hutan konservasi

3.3.2. Perumusan Kriteria Lokasi/Bagian Kawasan Hutan Konservasi Tertentu yang Perlu Segera Direstorasi

Perumusan kriteria lokasi/bagian kawasan hutan konservasi tertentu yang perlu segera direstorasi dilakukan melalui pendekatan terhadap kriteria yang dapat berlaku umum pada semua kawasan hutan konservasi.

a. Metode Pengumpulan Data:

Untuk memperoleh kriteria yang dapat berlaku umum pada semua kawasan hutan konservasi dilakukan melalui studi literatur terhadap kondisi kawasan hutan konservasi tersebut, terutama pada kawasan taman nasional. Kemudian pada kawasan taman nasional tersebut ditentukan kriteria yang dapat berlaku umum pada semua kawasan taman nasional. Kriteria tersebut dapat dijadikan sebagai kriteria hipotetik yang selanjutnya diajukan kepada pakar/ahli sebagai bahan untuk merumuskan kriteria lokasi/bagian kawasan hutan konservasi tertentu yang perlu segera direstorasi. Perumusan kriteria lokasi/bagian kawasan hutan konservasi tertentu yang perlu segera direstorasi oleh pakar/ahli disajikan pada Lampiran 6.

Tahapan metode pengumpulan data selanjutnya sama seperti metode pengumpulan data pada subbab 3.3.1.

Tingkat

Kemendesakan

Tingkat Kepentingan

b. Metode Analisis Data:

Metode analisis data untuk merumuskan kriteria lokasi/bagian kawasan hutan konservasi tertentu yang perlu segera direstorasi sama seperti metode analisis data pada subbab 3.3.1.

Untuk menentukan lokasi/bagian kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi dilakukan dengan menggunakan metode Geographical Information System (GIS), yaitu melalui skoring dan overlay. Model analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

= = n i i ixS B Y 1

dimana: Y = Nilai prioritas lokasi/bagian kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi

Bi = Bobot kriteria ke-i

Si = Skala intensitas kriteria ke-i

Kategori penilaian untuk merumuskan lokasi/bagian kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi adalah sebagai berikut:

(1) Prioritas I (Prioritas Sangat Tinggi) (2) Prioritas II (Prioritas Tinggi) (3) Prioritas III (Prioritas Sedang) (4) Prioritas IV (Prioritas Rendah)

Untuk kawasan hutan konservasi yang berupa hutan tanaman dengan tegakan penyusunnya jenis eksotik secara otomatis dimasukkan ke dalam kategori Prioritas I (Prioritas Sangat Tinggi), karena menurut kaidah konservasi terdapatnya keaslian di suatu kawasan hutan konservasi merupakan suatu hal yang mutlak.

Adapun penentuan panjang selang interval untuk tiap kategori penilaian ditentukan dengan rumus:

P = ∑ - n Ymin Ymax Dimana:

P = Panjang selang interval tiap kategori penilaian Ymax = Nilai maksimum

Ymin = Nilai minimum

n = Jumlah kategori penilaian

Kegiatan analisis data spasial dilakukan dengan menggunakan software Arc GISversion 9.3.

3.3.3. Penentuan Acuan Restorasi

Untuk memperoleh data dalam menentukan acuan restorasi di kawasan hutan konservasi dilakukan melalui kegiatan analisis vegetasi menggunakan metode jalur berpetak pada ekosistem/tipe vegetasi hutan alam yang menjadi ekosistem acuan bagi kawasan/bagian kawasan hutan konservasi yang akan direstorasi. Metode jalur berpetak merupakan kombinasi antara metode jalur dan metode garis berpetak, yaitu untuk pohon digunakan metode jalur, sedangkan untuk semai, pancang, dan tiang digunakan metode garis berpetak (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

3.3.4. Penentuan Prioritas Jenis Terpilih

Untuk menentukan prioritas jenis terpilih dilakukan dengan menyeleksi jenis-jenis tumbuhan asli yang mampu hidup/terdapat pada seluruh tipe vegetasi hutan yang dimiliki oleh kawasan hutan konservasi. Sehingga untuk memperoleh data tersebut, selain dilakukan melalui kegiatan analisis vegetasi pada tipe vegetasi hutan alam, juga dilakukan melalui kegiatan analisis vegetasi pada tipe vegetasi hutan lainnya yang terdapat di suatu kawasan hutan konservasi.

Dokumen terkait