BAB I : PENDAHULUAN
E. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dan menghindari timbulnya pemahaman yang salah terhadap pengertian dari judul, maka ada baiknya dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan yang berkaitan dengan judul skripsi adalah:
1. Model pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif E-Journal (Muh. Azhar Burhanuddin, 2017 : 7). Adapun yang dimaksud dengan model PAIKEM dalam penelitian ini adalah cara pendidik untuk berbuat, agar peserta didik termotivasi dan mampu mengungkapkan ide-ide yang logis sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik.PAIKEM juga merupakan suatu usaha guru untuk bisa menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran.
2. Guru Pendidikan Agama Islam adalah guru yang mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui ajaran-ajaran agama Islam.
(Zakiah Drajat, 2008:86) yang paling mendasar adalah materi Pendidikan Agama Islam yang diterapkan pada MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Guru Pendidikan Agama Islam juga merupakan guru yang
mengajarkan mata pelajaran Alqur’an Hadits, Sejarah Kebudayaa Islam (SKI), Fiqih dan Akidah Akhlak.
3. Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang adalah suatu lembaga Pendidikan Agama Islam yang menggabungkan 2 madrasah yaitu Madrsah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Lokasi Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang berada ditepi Danau Singkarak dekat pasar Ombilin Nagari Simawang, Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang ini didirikan Tahun 1993 untuk Madrsah Tsanawiyah (MTs) dan Tahun 1996 untuk Madrasah Aliyah (MA).
Secara keseluruhan yang dimaksud dengan judul proposal ini adalah bagaimana pelaksanaan model pembelajaran PAIKEM oleh guru Pendidikan Agama Islam di MTsSPondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.
F. Manfaat dan Luaran Penelitian 1. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis dan secara praktis, yaitu sebagai berikut :
a. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mempraktekkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pendidikan agama Islam yang telah didapatkan selama dibangku perkuliahan.
b. Secara Praktis
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagi penulis, sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman yang bisa di terapkan di sekolah dan menambah keterampilan penulis mengenai pendekatan pembelajaran PAIKEM untuk pembelajaran selanjutnya.
2) Bagi guru, guru akan mempunyai wawasan baru terhadap sistem pembelajaran, dengan sistem pembelajaran yang lebih maka
mengajar menjadi sesuatu yang menarik dan menantang dengan pembelajaran siswa-siswa yang lebih menyenangkan.
3) Bagi siswa, akan sangat menguntungkan dengan adanya penelitian ini karena siswa dapat mengenal model pembelajaran PAIKEM dampaknya dapat mengubah pandangan siswa terhadap.
4) Bagi lembaga IAIN Batusangkar, dapat digunakan sebagai bacaan untuk menambah referensi dan sebagai bacaan di perpustakaan.
2. Luaran Penelitian
Adapun luaran penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah agar dapat diterbitkan pada jurnal serta bisa menambah koleksi bagi perpustakaan nasional maupun internasional.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pembealajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)
1. Konsep Model PAIKEM
PAIKEM singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Model pembelajaran ini menggambarkan keseluruhan proses belajar mengajar yang berlangsung menyenangkan dengan melibatkan peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif selama proses pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tersebut, tentu saja diperlukan ide-ide kreatif dan inovatif guru dalam memilih metode dan merancang strategi pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan dengan aktif dan menyenangkan diharapkan lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tidak efektif apabila tujuan belajar tidak tercapai dengan baik (Endang Mulyatiningsih, 2010: 2-3).
PAIKEM dapat didefinisikan juga sebagai suatu pendekatan mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran dan media pengajaran yang sesuai disertai penataan lingkungan sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
a. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi, seperti
10
menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran aktif memiliki persamaan denganmodel pembelajaran self discovery learning, yakni pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik untuk menemukan kesimpulan sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai nilai baru yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam model pembelajaran aktif, guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada peserta didik. Peserta didik terlibat secara aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan, dan bimbingan serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran (E.
Mulyasa, 2009 : 191-192).
Dapat dipahami bahwa belajar aktif merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran yang memberikan penekanan terhadap keterlibatan siswa di dalamnya baik secara fisik, intelektual, dan emosional melalui kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan siswa tersebut melalui kegiatan fisik, mental, intelektuan, dan emosional yang berusaha mengukur kognitif (kemampuan otak), efektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan siswa dlam pembelajaran).
b. Pembelajaran Inovatif
Dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik. Guru dituntut untuk menciptakan kegiatan baru, tidak seperti biasanya dilakukan. Guru juga harus memfasilitasi atau menjebatani siswa agar mampu melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang belum pernah mereka alami sebelumnya (Remiswal & Rezki Amelia, 2013 : 48).
c. Pembelajaran Kreatif
Kreatif merupakan pembelajaran yang membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar serta
sesama peserta didik lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Gurupun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, guru diharapkan mampu menciptakan kegiatan belajara mengajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik (Mulyono,2011:192).
Dalam pembelajaran kreatif, guru mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran kreatif merupakan sebuah proses mengembangkan kreativitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tau yang tidak pernah berhenti, maka dari iu guru dituntut mampu menciptakan aktivitas pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi imajinasi peserta didik dapat berkembang secara maksimal dan optimal.
Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Dengan demikian peserta didik akan lebih kreatif, jika :
1) Dikembangkannya rasa percaya diri pada peserta didik dan mengurangi rasa takut.
2) Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah.
3) Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya.
4) Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
5) Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara totalitas E-Journal : (Jam’ah Abidin, 2012:42).
d. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ketujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan cara melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaa, dan penilaian pembelajaran. Seluruh peserta didik harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif, dan terarah pada tujuan dan pembentukkan kompetensi peserta didik.
Pembelajran efektif menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukkan kompetensi.Peserta didik harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru samapi informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam pelaksanaannya, hal ini memerlukan proses pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar.
Pembelajaran efektif perlu ditunjang oleh suasana dan lingkungan belajar yang memadai.Dari itu, guru harus mampu mengelola tempat belajar dengan baik, mengelola peserta didik, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar.dirinya dan dari lingkungannya yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu.
Prosedur proses pembelajaran efektif, yaitu :
1) Melakukan appresiasi, ini diperlukan untuk memotivasi siswa dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorongnya untuk mengetahui hal-hal yang baru.
2) Memperkenalkan materi pokok dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi metode.
3) Mengaktifkan siswa dalam membentuk kompetensi dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa.
4) Melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan data/dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan perbaikan program pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran efektif merupakan sebuah proses perubahan seseorang dalam tingkah laku dari hasilpembelajaran yang ia dapatkan dari pengalaman.
e. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat sebuah hubungan yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari peserta didiknya. Hal ini dimungkinkan, karena pesatbnya perkembangan teknologi informasi tidak memungkinkan lagi guru untuk mendapatkan informasi lebih cepat dari peserta didiknya.
Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis, dan tidak ada beban bagi guru maupun peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan peserta didik secara optimal. (E.
Mulyasa, 2009 : 192-194).
Ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, yaitu : (1) Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat
tegang (stress), aman, menarik dan tidak membuat siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.
(2) Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan.
(3) Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan.
(4) Adanya situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta didik untuk berpikir jauh ke depan mengekplorasi materi yang sedang dipelajari.
(5) Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang, pengaturan tempat duduk leluasa dan sebagainya). (Rezki Amelia, 2013 : 54).
Model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) lahir dari berbagai pendekatan yang berkembang selama ini, seperti SAL (Student Active Learning) yang ada di Indonesia dikenal dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), dengan latar belakang teori pembelajaran dan pengajaran (Teaching and Learning Theory) yang mendukungnya. Pembelajaran aktif (Active Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang melahirkan PAIKEM. PAIKEM bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kaya dan mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Dengan dipergunakannya PAKEM, pembelajaran lebih interaktif dengan banyak kegiatan praktek.Siswa dirangsang untuk mengembangkan pikiran sendiri, dan mengungkapkannya dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan kata-kata sendiri.
Lingkungan kelas dibuat lebih menyenangkan, antara lain dengan memanfaatkan sudut-sudut kelas untuk pojok baca, dan dinding-dinding kelas untuk memajang hasil karya peserta didik, serta digunakannya berbagai alat peraga pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan dapat lebih aktif dalam mengeksplorasi materi pelajaran melalui percobaan, melakukan tugas praktis, diskusi kelompok dan sebagainya E-Journal (Gamar Al Haddar, 2016 :144-164).
2. Tujuan Pembelajaran PAIKEM
Pada tahun 1999, UNESCO dan UNICEF bekerja sama dengan Depdiknas dalam mengembangkan program CLCC (Creating Learning Communities for Children) atau yang lebih dikenal dengan Managemen Berbasis Sekolah (MBS). Dalam Managemen Berbasis Sekolah tersebut terdapat tiga komponen penting yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di lembaga pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yaitu : managemen sekolah, peran serta masyarakat baik secara fisik maupun non fisik dan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), yang sesuai dengan prinsipstudent centered learning.
Tujuan PAIKEM adalah terdapatnya paradigma di bidang pendidikan, seperti yang dirancang oleh Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sudah harus beranjak dari : (1) schooling menjadi learning, (2) instuktive menjadi facilitative, (3) government role menjadi community role dan (4) centralistic menjadi decentralistic. Pada saat sekarang, pendidikan tidak hanya tanggung jawab lembaga formal seperti sekolah, tapi sudah menjadi tanggung jawab semua pihak.Ini juga berdasarkan pada konsep tripusat pendidikan yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu pendidikan dilembaga pendidikan, pendidikan di masyarakat dan pendidikan di keluarga.
Perubahan paradigma juga harus terjadi bahwa pada kondisi sekarang ini, peran guru harus menjadi seorang fasilitator yang dapat membantu siswanya dalam belajar, bukan sekedar meyampaikan materi saja tanpa mengetahui apakah materi yang disampaikan itu sudah bisa dipahami oleh siswa atau belum.Perubahan juga berkenaan dengan pengambilan keputusan.Dulunya, keputusan selalu ada ditangan pemerintah pusat (puskur-depdiknas) tanpa memerhatikan aspek-aspek yang terjadi di masing-masing daerah atau satuan pendidikan, namun sekarang menjadi keputusan yang bisa di ambil oleh masing-masing
daerah atau satuan pendidikan dengan acuan yang telah diberikan oleh pemerintah pusat (Rusman, 2011: 321-322).
Dalam hal ini dapat dipahami, bahwa tujuan PAIKEM adalah terdapatnya paradigm di bidang pendidikan, seperti yang dirancang oleh Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sudah harus beranjak dari : (1) schooling menjadi learning, (2) instuktive menjadi facilitative, (3) government role menjadi community role dan (4) centralistic menjadi decentralistic. Dimana Pada saat sekarang, pendidikan tidak hanya tanggung jawab lembaga formal seperti sekolah, tapi sudah menjadi tanggung jawab semua pihak
3. Aspek Model PAIKEM
Terdapat emapat aspek yang memengaruhi model PAIKEM, yaitu mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi. Apabila dalam sebuah pembelajaran terdapat keempat aspek tersebut, maka criteria PAIKEM terpenuhi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
a. Mengalami
Dari aspek mengalami ini, siswa diajarkan untuk dapat belajar mandiri. Di dalamnya terdapat banyak cara untuk penerapannya, antara lain seperti, eksperimen, pengamatan, percobaan, penyelidikan dan
Komunikasi
Interaksi
Refleksi Mengalami
wawancara. Karena di aspek pengalaman, anak belajar banyak melalui berbuat dan dengan melalui pengalaman langsung, dapat mengaktifkan banyak indera yang dimiliki anak tersebut. Seperti yang dikemukakan Edgar Dale dalam kerucut pengalamannya (cone experience) bahwa dengan pengalaman langsung sekitar 99% materi yang didapatkan oleh anak akan cepat terserap dan bertahan lebih lama.
b. Komunikasi
Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, antara lain mengemukakan pendapat, presentasi laporan, memajangkan hasil karya. Di aspek ini ada hal-hal yang ingin didapatkan, misalnya anak dapat mengungkapkan gagasan, mengeluarkan gagasannya, memancing gagasan orang lain, dan memuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh guru.
c. Interaksi
Aspek interaksi dapat dilakukan dengan cara interaksi, Tanya jawab, dan saling melempar pertanyaan. Dengan hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat anak-anak berpeluang untuk terkoreksi dan makna yang terbangun semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan hasil bealajar meningkat.
d. Refleksi
Dalam aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah diperbuat/dipikirkan oleh anak selama mereka belajar.
Hal ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan gagasan atau makna yang telah dikeluarkan oleh anak dan agar merekatidak mangulangi kesalahan.Disini anak diharapkan juga dapat menciptakan gagasan-gagasan baru. (Rusman, 2011: 326-328).
Pendekatan PAIKEM ini diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran yang berkualitas/ bermutu dan menghasilkan perubahan yang signifikan, seperti dalam peran guru di kelas, perlakuan terhadap siswa, pertanyaan, latihan, interaksi dan pengelolaan kelas.
Menurut Tarmizi Ramadhan bahwa prinsip PAIKEM terdiri dari empat prinsip, yaitu :
a) Mengalami
Dalam hal mengalami peserta didik belajar banyak melalui berbuat, pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.Beberapa contoh bentuk konkritnya adalah melakukan pengamatan, percobaan, penyelidikan, wawancara, penggunaan alat peraga.
b) Interaksi
Interaksi antar peserta didik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan guru perlu diuapayakan agar tetap ada dan terjaga agar mempermudah dalam membangun makna.Dengan interaksi pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik, kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang terbangun semakin mantap dan kualitas hasil belajar meningkat.
c) Komunikasi
Komunikasi dapat diartikan sebagai cara menyampaikan apa yang kita ketahui. Interaksi saja belum cukup jika tidak dilengkapi dengan komunikasi, karena interaksi akan lebih bermakna jika interaksi itu komunikatif. Makna yang terkomunikasikan kepada orang lain secara terbuka memungkinkan untuk mendapat tanggapan. Beberapa cara komunikasi yang dapat dilakukan misalnya dengan pajangan, presentasi, laporan.
d) Refleksi
Refleksi berarti memikirkan kembali apa yang diperbuat atau dipikirkan. Melalui refleksi kita dapat mengetahui efektifitas pembelajaran yang sudah berlangsung.Refleksi dapat memberikan peluang untuk memunculkan gagasan baru yang dapat bermanfaat dalam perbaikan makna hasil pembelajaran.Dengan refleksi kesalahan dapat dihindari sehingga tidak terulang lagi.
Penerapan PAIKEM dalam proses pembelajaran :
a) Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
b) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi peserta didik.
c) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.
d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
e) Guru mendorong peserta didik untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan peserta didik dalam menciptakan lingkungan sekolahnya (Mulyono, 2011 : 195-196).
Berdasarkan penerapan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAIKEM merupakan salah satu pembelajaran berbasis lingkungan.Pembelajaran ini mampu melibatkan peserta didik secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak peserta didik lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
4. Keunggulan Model Pembelajaran PAIKEM
Model pembelajaran PAIKEM membuat guru tidak menoton dalam menyampaikan materi pelajaran, namun dapat bervariatif dan lebih kreatif dalam menampilkan berbagai materi kepada peserta didik. Begitu pula dengan peserta didik, mereka akan lebih enjoy dan tidak mudah bosan dalam menangkap materi. Peserta didik selalu termotivasi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. Guru lebih dekat dengan peserta didik dengan
prinsip PAIKEM, maka guru selalu menjadi inspirator dan motivator bagi peserta didik.
5. Kelemahan Model Pembelajaran PAIKEM
Kelemahan utama PAIKEM adalah kurang menumbuhkan nalar krisis peserta didik. Hal ini disebabkan iklim kebebasan kreatif sehingga secara tidak lansung menolak metode berpikir logis secara prosedural.Padahal metode berpikir demikian menjadi tumpuan bagi pengembangan berpikir kritis.Terlebih lagi istilah “menyenangkan” dalam PAIKEM yang terkesan kontradiksi dengan keseriusan. Dengan kata lain, jika mrnyenangkan dalam PAIKEM didentik dengan tertawa riang, maka berpikir kritis didentik dengan mengernyitkan kening (Suyadi, 2013 : 175-176).
6. Karakteristik PAIKEM
Secara teori ada beberapa cirri menonjol yang tampak secara kasat mata tentang strategi PAIKEM dalam proses pembelajaran yaitu:
a. Adanya sumber yang beraneka ragam, dan tidak lagi hanya mengandalkan buku sebagai salah satunya sumber belajar.
b. Sumber yang beraneka ragam tersebut kemudian didesain dengan berbagai kegiatan.
c. Hasil kegiatan belajar mengajar dipajang didinding kelas.
d. Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif.
e. Dalam mengerjakan berbagai tugas siswa baik secara individu maupun secara kelompok mencoba mngembangkan kreativitasnya semaksimal mungkin.
f. Dalam melaksanakan kegiatan yang beraneka ragam tersebut Nampak kesenangan atau antusias siswa.
Disamping itu, criteria ada atau tidaknya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan di antaranya dapat dilihat pada beberapa indikator berikut (Rezki Amelia, 2013 : 61).
Tabel 1.1 Indikator PAIKEM
No Indikator Proses Penjelasan Metode 1 Pekerjaan Peserta
No Indikator Proses Penjelasan Metode 4 Penataan Meja
secara fleksibel). cara/metode/teknik,
No Indikator Proses Penjelasan Metode 7 Sudut Baca (sudut
peserta didik). membaca, (peserta
7. Perencanaan Pembeajaran dengan Menggunakan PAIKEM
Perencanaan pembelajaran atau yang sering disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan mata pelajaran yang akan diterapkan oleh guru di dalam kelas. berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram, karena itu RPP harus memiliki daya terap (applicable) yang tinggi. tanpa perencanaan yang matang mustahil target pembelajaran bisa diterapkan secara maksimal, pada sisi lain melalui RPP bisa diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
Berdasarkan format RPP maka siklus pembelajaran dapat dibagi kepada:
a. Kegiatan awal (pembuka) b. Kegiatan inti
c. Kegiatan penutup (Remiswal dan Rezki Amelia, 2013: 66).
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus
dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan (Permendikbud Tahun 2016 Nomor 22 : 5)
8. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan PAIKEM
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk