• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. TemuanKhusus

3. Evaluasi pelaksanaan model pembelajaran Aktif,

a. Bentuk Kognitif (pengetahuan)

Berdadasarkan hasil wawancara dengan informan I tentang bentuk evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran ,maka diketahui bahwa siswa membuat potongan kertas dan menulis contoh-contoh mad/tajwid pada potongan kertas dan menempelkan kedepan

kelas (Zaid Alfarisi, S.Ag, Wawancara Pribadi, 11 Agustus 2018).

Sedangkan menurut informan II, bentuk evaluasinya berupa soal tanya jawab, atau secara lisan dan secara tertulis. Evaluasi berbentuk tertulis, berupa soal-soal sesuai dengan proses pembelajaran. (Yusrita, S.Pd.I, Wawancara Pribadi, 15 Agustus 2018).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan penelitian di atas maka dapat diketahui bahwa bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu dengan meminta siswa untuk membuat potongan kertas dan menuliskan contoh-contoh mad/tajwid untuk ditempelkan kedepan kelas serta mengevaluasinya melalui soal tanya jawab, atau secara lisan maupun tulisan. Melakukan evaluasi dalam proses pembelajaran sangat penting, karena evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dari hasil pembelajaran yang telah didapatkan dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan I mengenai apakah evaluasi dilakukan setiap kali pertemuan atau diakhir proses pembelajaran oleh guru, dapat diketahui bahwa guru melakukan evaluasi setiap kali pertemuan (Zaid Alfarisi, S.Ag, Wawancara Pribadi, 11 Agustus 2018). Sedangkan menurut informan II mengatakan hal yang berbeda mengenaievaluasi dilakukan setiap kali pertemuan atau diakhir proses pembelajaran, dapat diketahui bahwa evaluasi dilakukan di akhir proses pembelajaran (Yusrita, S.Pd.I, Wawancara Pribadi, 15 Agustus 2018).

Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka dapat diketahui bahwa ada guru yang melakukan evaluasi setiap kali pertemuan dan ada juga guru yang melakukannya di akhir proses pembelajaran untuk menguji kemampuan siswa, dengan cara siswa dapat menyampaikan kembali materi yang minggu lalu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan I mengenai waktu evaluasi ini dilakukan kepada siswa serta cara mengatasi jika ada suatu kendala/halangan ketika ingin melakukan evaluasi, maka

dapat diketahui bahwa waktu yang dilakukannya evaluasi yaitu setiap kali materi telah selesai di ajarkan, kendalanya yaitu waktu yang tidak mencukupi, maka evaluasi dilakukan pada pertemuan berikutnya(Zaid Alfarisi, S.Ag, Wawancara Pribadi, 11 Agustus 2018). Sedangkan menurut informan II mengatakan bahwa 10 menit sebelum berakhir pembelajaran dilakukan evaluasi, tapi adajuga siswa yang terpanggil keluar, maka disana ada halangannya atau yang tidak sesuai dengan keinginan, tetapi hal yang harus di atasi dilakukan evalausi siswa yang halangan nanti disusul evaluasinya atau pada minggu berikutnya (Yusrita, S.Pd.I, Wawancara Pribadi, 15 Agustus 2018).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa guru melakukan evalusi setiap kali materi telah selesai di ajarkan namun ada juga guru melakukannya pada waktu 10 menit sebelum berakhir pembelajaran. dalam mengatasi jika ada suatu kendala atau halangan ketika ingin melakukan evaluasi maka guru melngevaluasi pada pertemuan berikutnya.

b. Bentuk Afektif (sikap)

Berdasarkan wawancara dengan informan I mengenai cara mendekati siswa yang melanggar aturan dalam proses pembelajaran dengan melaksanakan model PAIKEM, maka dapat diketahui bahwa siswa diberikan hukuman membuat media pembelajaran tajwid sebanyak mungkin (sambil memberi pemahaman)(Zaid Alfarisi, S.Ag, Wawancara Pribadi, 11 Agustus 2018). Sedangkan menurut informan II mengatakan hal yang berbeda bahwa sebelum awal mulai proses belajar mengajar dibuat kontrak, apabila siswa berbuat pelanggaran pertama dikasih peringatan, peringatan berupa lirikan mata, kalau masih membuat kesalahan juga dengan teguran suara, dan juga peringatan ketiga, setelah itu diberikan tindakan langsung seperti di coret namanya atau belajar diluar kelas (Yusrita, S.Pd.I, Wawancara Pribadi, 15 Agustus 2018).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa guru memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar peraturan, seperti membuat media pembelajaran, namun ada juga guru yang memberi peringatan berupa lirikan mata, teguran dengan suara dan jika masih tetap melakukan pelanggaran maka namanya dicoret atau belajar diluar kelas.

Selanjutnya berdasarkan wawancara dengan informan I mengenai siswa yang terlambat datang (sudah lewat waktu yang diberikan), maka diketahui bahwa guru tetap membolehkan masuk untuk mengikuti proses pembelajaran, tetapi diberikan sanksi sebelumnya, sanksi yang diberikan sesuai dengan materi yang di ajarkan, seperti menghafal ayat, hadits dan lainnya (Zaid Alfarisi, S.Ag, Wawancara Pribadi, 11 Agustus 2018). Sedangkan informan II melontarkan hal yang brbeda, bahwa apabila siswa sudah terlambat 3X maka belajarnya di luar, kalau sudah 2X diperbolehkan masuk untuk mengikuti proses belajar mengajar tetapi duduknya paling depan (Yusrita, S.Pd.I, Wawancara Pribadi, 15 Agustus 2018).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa guru membolehkan siswa yang datang terlambat melebihi dari waktu yang diberikan, disamping itu juga diberikan sanksi seperti hafalan ayat dan hadits, namun ada juga guru yang membolehkan siswa masuk kelas apabila terlambat 2X tetapi duduknya paling depan, tapi apabila sudah terlambat 3X maka siswa tidak boleh masuk dan belajar di luar kelas. Sanksi yang diberikan oleh guru untuk melatih siswa, agar siswa menjadi anak yang disiplin dalam masalah waktu.

Berdasarkan wawancara dengan informan I tentang cara menilai sikap kepada siswa, apakah dalam proses pembelajaran (jam waktu belajar) atau bisa di luar jam waktu belajar, maka diketahui bahwa guru menilai sikap siswa dari dua kategori, kategori pertama penilaian dilakukan sewaktu proses belajar mengajar berlangsung dan nilai yang kedua itu dari selama waktu disekolah atau sesudah proses

belajar mengajar (formatif dan normatif) (Zaid Alfarisi, S.Ag, Wawancara Pribadi, 11 Agustus 2018). Sedangkan menurut informan II mengatakan bahwa materi PAI itu diluar dan di dalam proses pembelajaran dilakukan penilaian, karna naik tidak naiknya siswa tergandung kepada guru PAI dan guru PKN (Yusrita, S.Pd.I, Wawancara Pribadi, 15 Agustus 2018).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa guru dalam menilai sikap siswa dengan dua kategori yaitu penilaian yang dilakukan dalam proses belajar mengajar berlangsung dan penilaian yang dilakukan selama waktu disekolah atau sesudah proses belajar mengajar, karena sikap siswa tidak hanya di nilai didalam proses belajar mengajar berlangsung saja tetapi diluar kelas atau selama disekolah sikap siswa juga dinilai.

c. Bentuk Psikomotor (keterampilan)

Berdasarkan wawancara dengan informan I tentang bentuk penilaian keterampilan siswa yang dilakukan dalam proses pembelajaran, maka diketahui bahwa bentuk penilaian keterampilan yang dilakukan ada dua yaitu :Keterampilan membaca ayat dan hadist dengan tajwid yang benar, dan keterampilan menulis ayat dan hadist dengan tajwid yang benar)(Zaid Alfarisi, S.Ag, Wawancara Pribadi, 11 Agustus 2018). Sedangkan menurut nforman II, diketahui bahwa bentuk penilaian keterampilan yang dilakukan yaitu :keterampilan kreativitasnya, kemudian bagaimana siswa menciptakan keterampilannya dengan baik, seperti bacaan shalat, bacaan yang betulnya, bentuk prakteknya, ada yang bentuk portofolio, bentuk projeck, ada juga bentuk praktek (Yusrita, S.Pd.I, Wawancara Pribadi, 15 Agustus 2018).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa guru dalam menilai keterampilan siswa yang dilakukan dalam proses pembelajaran yaitu keterampilan membaca, menulis dan juga dinilai kekreatifitasnya.

Berdasarkan wawancara dengan informan I mengenai perubahan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran, maka diketahui bahwa setelah model PAIKEM dilaksanakan, cukup banyak perubahan yang dirasakan siswa dibandingkan model pembelajaran lainnya, karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran (Zaid Alfarisi, S.Ag, Wawancara Pribadi, 11 Agustus 2018). Sedangkan menurut informan II mengatakan bahwa setiap guru harus melihat proses suatu perubahan, kalau tidak ada perubahan nanti, dipertanyakan guru tersebut, melihat perubahan itu dari hari ke hari kalau ada sanksi apakah ada perubahan atau tidak terhadap siswa (Yusrita, S.Pd.I, Wawancara Pribadi, 15 Agustus 2018).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran model PAIKEM sudah terlihat perubahan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan, karena dalam hali ini siswa terlibat aktif dalam belajar dan tidak membuat siswa tersebut bosan dan jenuh.

Berdasarkan wawancara dengan informan I mengenaiberapa persen nilai keterampilan siswa yang diambil oleh guru, diketahui bahwa nilai keterampilan siswa yang di ambil yaitu 30% dari keseluruhan nilai (Zaid Alfarisi, S.Ag, Wawancara Pribadi, 11 Agustus 2018). Sedangkan menurut nforman II, nilai yang di ambil yaitu 20% Keterampilan, 40% Tugas, 50% Uji Akhir Semester (Yusrita, S.Pd.I, Wawancara Pribadi, 15 Agustus 2018).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa dalam pengambilan nilai guru mengambil 30% dari keseluruhan , namun ada juga guru ang mengambil nilai berbeda-beda seperti nilai Keterampilan20%, Tugas 40%, Uji Akhir Semester 50%

.

C. Pembahasan

1. Perencanaan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

Persiapan sebuah lembaga untuk menjalankan program adalah perncanaan. Perencanaan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) harus direncanakan dengan baik dan pelaksanaannya dengan baik. Perencanaan secara umum dapat diartikan sebagai proses penyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta penyusunan peta kerja dan cara-cara kerja dalam mencapai tujuan dan sasaran. Jika rencana telah tersusun maka proses pengorganisasian menjadi sangat penting dan inilah kaitan yang sangat erat dengan manajemen (Asmendri dan Firman, 2015: 1).

Perencanaan pembelajaran, guru sudah memahami dan merangkaikan kegiatan yang tersusun secara sistematis, untuk mengarahkan seluruh kegiatan pembelajaran agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik.Oleh karena itu, guru membuat perencanaan pembelajaran difungsikan sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.Perencanaan pembelajaran dijadikan pegangan yang sangat penting dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, perencanaan pembelajaran juga merupakan kegiatan awal yang dibuat guru sebelum proses pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru dapat diciptakan melalui perencanaan pembelajaran yang baik dan tepat. Pembuatan perencanaan pembelajaran yang baik, terarah, dan sistematis merupakan salah satu alat yang sangat dibutuhkan bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang maksimal E-Journal: (Muhammad Azhar Burhanuddin, 2017: 44)

a. Rancangan Pembuatan Silabus

Silabus merupakan acuan penyususnan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus dikemangkan

berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (Permendikbud Tahun 2016 Nomor 22, hal : 5-6).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dipahami bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Dalam pembuatan RPP dan pelaksanaannya dalam proses pembelajaran itu sangat dibutuhkan.

Berdasarkanalam hasil wawancara yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa pada umumnya dalam rancangan serta pembuatan silabus dalam proses pembelajaran sudah ada terlakasana dengan baik.

Guru telah membuat silabus berdasarkan Kurikulum 13, karena disekolah tersebut sudah memakai Kurikulum 13. Semua guru yang mengajar telah merancang dan membuat silabus, karna silabus merupakan arahan atau pedoman dalam pembelajaran. Dengan adanya silabus dapat mengarahkan guru supaya lancar dalam membuat RPP.

Guru menyesuaikan dengan Standar Pendidikan Nasional, dan guru hanya melanjutkan apa yang telah ditetapkan oleh kementrian agama untuk bidang studi agama dan bidang studi umum berdasarkan kisi-kisi SKL yang telah dibagikan di sekolah.

b. Seperangkat RPP

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru pendidikan agama Islam, maka penulis memperoleh informasi bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu perencanaan kegiatan pembelajaran yang disusun guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan awal, inti dan penutup. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun

untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Dengan adanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat mempermudah, memperlancar guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Sebelum melaksanakan pembelajaran guru sudah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena guru itu sendiri yang membuatnya sehingga dengan adanya RPP guru akan mudah dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Tujuan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu untuk mengarahkan guru dalam mengajar, supaya guru dalam mengajar tidak melenceng dari materi yang diajarkan dan dapat mempermudah, memperlancar guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Namun, ada kendala yang dihadapi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap tahun ada perubahan, ada yang terbaru yaitu literasi/ pojok baca, dan ada juga dalam metode yang digunakan yang tidak cocok, karena dalam menerapkannya akan dicocokkan dengan situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan akat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih (Permendikbud Tahun 2016 Nomor 22, hal : 6).

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih, dengan tujuan yaitu untuk mengarahkan guru dalam mengajar, supaya guru dalam mengajar tidak melenceng dari materi yang diajarkan dan dapat mempermudah, memperlancar guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

c. Media Pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Pada hakikatnya media merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. akhir dari pemilihan media adalah penggunaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan pelajar dapat berinteraksi dengan media yang dipilih. Pemilihan media perlu dilakukan agar dapat menentkan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran peserta didik E-Journal: (Iwan Falahudin, 2014 : 111).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tentang penggunaan media pembelajaran, penulis memperoleh informasi bahwa media yang digunakan dalam pelaksanaan model PAIKEM yaitu dengan menggunakan berbagai media seperti game, gambar, video, potongan-potongan kertas dan siswa itu sendiri yang dijadikan sebagai media, karena dengan model ini banyak siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Media merupakan sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

penggunaan media secara kreatif akan mendorong siswa untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan siswa sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (Basyiruddin Usman dan Asnawir, 2002 : 11).

Adapun pertimbangan gurudalam memilih dan mencocokkan media yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaranyang akan di ajarkan, agar dapat membantu siswa lebih aktif lagi. Karena media pembelajaran sangat penting dalam pembelajaran. Tanpa media pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan maksimal.

2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru PAI tentang bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

a. Kegiatan Membuka / Pendahuluan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi mulai dari kegiatan pendahuluan sudah sesuai, guru telah melakukan bahwa siswa itu diminta untuk berdo’a terebih dahulu, setelah siswa berdo’a guru mengkondisikan siswa, mengambil absen siswa, memberikan appresiasi, menanyakan kepada siswa tentang apa materi yang minggu lalu serta guru mengaitkan materi yang lalu dengan materi yang akan baru diajarkan. Dalam memberikan appresiasi sebelum masuka materi baru pendidik melakukannya dalam proses pembelajaran dengan tujuan melihat kemampuan siswa. setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa, ueu menjelaskan secara lisan sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.

b. Kegiatan Inti

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan penelitian, dapat diketahui bahwa dalam proses kegiatan inti guru menjelaskan terlebih dahulu materi pembelajaran. Karena menjelaskan merupakan aktivitas

yang paling sering dilakukan oleh guru dalam menyampaikan informasi. Dalam kegiatan pembelajaran, menjelaskan berarti mengorganisasikan, manyajikan dan menyampaikan materi pembelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis sehingga dengan mudah dipahami oleh peserta didik.

Dalam hal ini terkait mengenai penggunaan media yang bervariasi, maka diketahui bahwa sudah ada guru menggunakan media yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran, dan ada juga guru yang belum menggunakannya, karena tidak sesuai dengan metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Serta cara guru memotivasi siswa yaitu dengan meyakinkan siswa bahwa tidak adanya materi yang sulit, guru juga mengaitkan materi dengan pengalaman kehidupan sehari-hari serta menggunakan media, seperti menampilkan gambar kemudian siswa diminta untuk memperhatiakannya dan ditelaah apa yang ada digambar tersebut sesuai dengan pengalaman kehidupannya sehari-hari. Dalam pembelajaran siswa dituntut aktivitasnya melalui demontrasi, siswa juga terlibat langsung dalam belajar serta mempraktekkan secara langsung sesuai materi yang diajarkan.

Bentuk pelaksanaan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) adalah guru telah mengajak siswa untuk belajar aktif dengan menggunakan beberapa metode aktif, guru memberikan metode baru kepada siswa, dalam proses belajar mengajar guru membuat media yang sesuai dengan materi yang diajarkan, media yang digunakan guru sangat efektif, serta siswa merasa senang dalam belajar karena guru dalam belajar guru menggunakan beberapa games-games.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah upaya guru yang dilakukan oleh pendidik untuk merealisasikan ranangan yang telah disusun baik didalam silabus maupun rencana pembelajaran. Karena

itu, pelaksanaan kegiatan pembelajaran menunjukkan penerapan langkah-langkah metode dan strategi kegiatan belajar mengajar.

Pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan alokasi waktu jam tatap muka untuk SD/MI : 35 menit, SMP/MTS : 40 menit, SMA/MA : 45 menit dan untuk tingkat SMK/MAK : 45 menit.

Kegiatan ini menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

Tugas guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut :

1) Guru wajib menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dalam menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta mewujudkan kerukunan dalam kehidupan bersama.

2) Guru wajib menjadi teladan bagi peserta didik dalam menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik dan sumber daya lain sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.

4) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.

5) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

6) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.

7) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.

8) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

9) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.

10) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.

11) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata pelajaran; dan guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan (Permendikbud Tahun 2016 Nomor 22, hal : 10)

c. Kegiatan Penutup

Menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajarioleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar (Fadriati, 2014: 81).

Dalam kegiatan menutup pelajaran ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya:

1) Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang dibahas.

2) Mengorganisasi kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajari.

3) Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas (Wina Sanjaya, 2008: 43-44) Bedasarkan teori diatas dapat dipahami bahwa dalam kegiatan menutup pelajaran seorang guru harus bisa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan penelitianmaka dapat diketahui bahwa guru sudah

melakukan kegiatan penutup dalam pembelajaran, yang mana guru dalam menutup proses pembelajaran yaitu guru berpedoman kepada RPP, yang mana dalam RPP siswa diminta terlebih dahulu untuk menyimpulkan materi pembelajaran, dan guru mengulang kembali kesimpulan dari materi pelajaran apabila kurang sempurna simpulan dari siswa tersebut serta memberi penguatan. Setelah itu guru menyampaikan materi untuk meinggu selanjutnya serta mengevalauasi atau melakukan tes.

3. Evaluasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

Evaluasi bukan hanya sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidensial, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas. Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.

Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan balikan bagi guru dalam

Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan balikan bagi guru dalam