• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Pendidikan Agama Islam. Oleh NINDI ANASTASYA NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Pendidikan Agama Islam. Oleh NINDI ANASTASYA NIM"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

1

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF,

INOVATIF,KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDI MTsS PONDOK

PESANTREN TERPADU ISTIQAMAH (PPTI) SIMAWANG KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh

NINDI ANASTASYA NIM 14 101 087

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR

2019

(2)

i

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv ABSTRAK

NINDI ANASTASYA, NIM. 14 101 087, judul skripsi

“PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTsS PONDOK PESANTREN TERPADU ISTIQAMAH (PPTI) SIMAWANG” Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Batusangkar Tahun 2019.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih adanya siswa yang bermain-main, bercanda dengan teman yang lain, dan kurang serius dalam mengikuti pelajaran, pada umumnya guru hanya menerangkan di depan kelas dan siswa hanya mendengarkan saja, sehingga siswa merasa bosan dan jenuh. Padahal guru sudah membuat perencanaan dan melaksanakan model PAIKEM. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) oleh guru Pendidikan Agama Islam di MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kabupaten Tanah Datar Kecamatan Rambatan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model Miles dan Huberman. Keabsahan data yang digunakan adalah trianggulasi.Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) oleh guru Pendidikan Agama Islam di MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kabupaten Tanah Datar Kecamatan Rambatan, dapat disimpulkan bahwa guru sudah ada membuat perencanaan pembelajaran mulai dari pembuatan silabus dan RPP, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, dan penilaian.

pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) sudah dilksanakan guru, diantaranya adalah guru telah mengajak siswa untuk belajar aktif dengan menggunakan beberapa metode aktif, guru memberikan metode baru kepada siswa, dalam proses belajar mengajar guru membuat media yang sesuai dengan materi yang diajarkan, media yang digunakan guru sangat efektif, serta siswa merasa senang dalam belajar karena guru dalam belajar guru menggunakan beberapa games-games. Pada langkah evaluasi guru sudah melaksanakan, berupa evaluasi kognitif, afektif dan psikomotor.

(6)

v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING... i

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional... 7

F. Manfaat Manfaat dan Luaran Penelitian ... 8

BAB II : LANDASAN TEORI A. Model Pembealajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) ... 10

1. Konsep Model PAIKEM ... 10

2. Tujuan Pembelajaran PAIKEM ... 16

3. Aspek Model PAIKEM ... 17

4. Keunggulan Model Pembelajaran PAIKEM ... 20

5. Kelemahan Model Pembelajaran PAIKEM ... 21

6. Karakteristik PAIKEM... 21

7. Perencanaan Pembeajaran dengan Menggunakan PAIKEM ... 24

8. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan PAIKEM ... 25

9. Evaluasi Pembelajaran dengan Menggunakan PAIKEM ... 27

B. Guru Pendidikan Agama Islam ... 29

1. Pengertian Guru Agama Islam ... 29

2. Pendidikan Agama Islam ... 30

(7)

vi

3. Tangung jawab Guru Agama Islam ... 31

4. Tugas dan Fungsi Guru Agama Islam ... 32

C. Penelitian Relevan ... 34

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Metode Penelitian... 37

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

D. Instrumen Penelitian... 38

E. Sumber Data ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 42

H. Teknik Penjaminan Keabsahan Data ... 44

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 46

1. Sejarah Ringkas Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang ... 46

2. Profil Sekolah ... 47

3. Susunan Kepengurusan Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang ... 48

4. Visi dan Misi Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang ... 48

5. kegiatan PBM di PondokPesantrenTerpadu Istiqamah (PPTI) Simawang ... 49

B. TemuanKhusus ... 50

1. Perencanaan model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) ... 50

2. Pelaksanaan model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) ... 57

3. Evaluasi pelaksanaan model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) ... 63

(8)

vii

C. Pembahasan ... 69 1. Perencanaan model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) ... 69 2. Pelaksanaan model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) ... 73 3. Evaluasipelaksanaan model pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

(PAIKEM) ... 77 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran... 81 DAFTAR KEPUSTAKAAN ... 83

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu wahana yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perk embangan potensi peserta didik menuju jalan kehidupan yang disediakan oleh sang pencipta, dan peserta didik sendiri yang akan memilih dan memutuskan serta mengembangkan jalan hidup dan kehidupan yang telah dipelajari dan dipilihnya. Fungsi pendidik dalam pendidikan agama Islam adalah berupaya untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode-metode pembelajaran yang memungkinkan dapat membantu kemudahan, kecepatan, kebiasaan, dan kesenangan peserta didik untuk mempelajari Islam dan dijadikan pedoman serta petunjuk hidup dan kehidupannya (Muhaimin, 2004 : 184).

Dalam meningkatkan serta memajukan kualitas manusia, sehingga dengan adanya pendidikan tercipta kader-kader manusia kreatif dan inovatif yang mengembangkan diri mereka sendiri, setiap guru harus memiliki kompetensi dalam mendidik.Kompetensi guru itu adalah seperangkat kemampuan keguruan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Kompetensi guru merupakan kesatuan dari berbagai keterampilan dan hal-hal yang berhubungan dengan tugas dan fungsi pendidik dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran.

Pendidikan Agama Islam memiliki beberapa mata pelajaran salah satunya adalah mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memberikan motivasi, bimbingan pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai perwujudan iman dan taqwa kepada Allah Swt.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pembelajaran ini juga perlu adanya usaha-usaha yang dilakukan guru untuk dapat membangkitkan kreatif siswa dalam proses pembelajaran, baik secara fisik, intelektual dan

1

(10)

emosional, sehingga tercipta suatu kondisi yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). PAIKEM merupakan suatu kegiatan dimana dalam pembelajaran guru menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan.

Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Model yang tepat dalam pengajaran akan menimbulkan motivasi yang tepat bagi peserta didik untuk menyerap dan melaksanakan apa yang telah disampaikan oleh pendidik. Namun kenyataannya dilapangan setiap model pembelajaran tidak selalu tepat dan efisien dalam kondisi kegiatan belajar mengajar.Mengingat hal yang demikian, pendidik harus mampu mempergunakan model yang tepat agar tidak membosankan bagi peserta didik.Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah PAIKEM.

Pembelajran PAIKEM adalah “kegiatan belajar siswa menggunakan model pembelajaran yang bervariasi (wawancara, pengamatan, bermain peran, penelitian yang belangsung di luar dan di dalam kelas). Dalam model pembelajaran ini, pembelajaran lebih menekankan pada keaktifan siswa untuk berlatih, belajar sehingga baik untuk daya fikir dan keterampilannya serta siswa dituntut untuk berpartisipasi aktif di kelas dan mampu menghargai sesama. Guru yang profesional dan kreatif, inovatif akan merangsang kreatifitas siswa yang nantinya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa (Uzer Usman, 1996 :4).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016, menyatakan bahwa “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,

(11)

minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendi dikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan (PERMENDIKBUD Nomor 22 Tahun 2016 : 1).

Dengan demikian pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar, apabila siswa telah terlibat (aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan) dalam pembelajaran baik fisik, intelektual dan emosional maka telah terciptalah interaksi edukatif di dalam proses pembelajaran tersebut dan tentunya akan menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif serta kualitas pendidikan yang tinggi.

Pelaksanaan pembelajaran PAIKEM memerlukan berbagai keterampilan mengajar.Keterampilan mengajar sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran yaitu “keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Adapun alasan pentingya dilakukan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) oleh guru pendidikan agama Islam di MTsS PPTI Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar, yaitu:

1. Model pembelajaranPAIKEM sangat memungkinkan guru dan siswa sama-sama aktif. Guru secara aktif mengarahkan segenap kemampuannya untuk merancang pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna, sedangkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Suasana menjemukan,tidak menyenangkan, rasa takut yang dimiliki siswa untuk mengikuti pembelajaran akan hilang.

2. Model pembelajaran PAIKEM guru dituntut lebih kreatif dalam menyajikan proses pembelajaran, guru dituntut mampu mengarahkan semua siswa terlibat secaralangsung dalam pembelajaran. Siswa akan lebih kreatif untuk mampuberinteraksi dengan guru dan temannya baik

(12)

dalam mengekplorasi maupunmengkonstruksikan kembali pengetahuan yang diperolehnya sehingga hasilpembelajaran akan meningkat.

Sebagaimana yang diketahui bahwa PAIKEM dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang menekankan agar peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengetahuan awal yang telah dimilikinya, sehingga mereka mampu membangun makna bagi fenomena yang berbeda. Falsafah pragmatisme yang berorientasi pada tercapainya tujuan secara mudah dan langsung juga menjadi landasan PAIKEM, sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subjek aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing belajar mereka (Muhibbin Syah, 2009 : 6).

Dapat diketahui bahwa model pembelajaran PAIKEM merupakan model pembelajaran dimana siswa dituntut untuk terlibat aktif dan dapat mengemukakan gagasan serta ide-ide sendiri saat pembelajaran berlangsung.Akan tetapi pada kenyataannya, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang guru pendidikan agama Islam di MTsS PPTI Simawang, peneliti menemukan ketidaksesuaian antara teori yang ada dengan fakta yang penulis temukan dilapangan.

Fenomena yang ditemukan di lapangan adalah masih adanya siswa yang bermain-main, bercanda dengan teman yang lain, dan kurang serius dalam mengikuti pelajaran. Diketahui bahwa keaktifan, kekreatifan, keefektifan siswa ini sangatlah dituntut dalam belajar, karena dengan belajar kreatif siswa akan memperoleh pengalaman sendiri tentang pembelajaran yang dapat bertahan lama (Observasi, Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah Simawang, 13 November 2017).

Selanjutnya berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru pendidikan agama Islam, bahwa model pembelajaran PAIKEM di Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang sudah dilaksanakan, model pembelajaran ini dilaksanakan pada salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu Al-Qur’an Hadits materi tentang tajwid, selain itu juga dilaksanakan pada setoran ayat atau hafalan.

(13)

Sebelumnya dalam materi tajwid, guru hanya menerangkan didepan kelas dan siswa hanya mendengarkan saja, sehingga siswa merasa bosan dan jenuh.Dalam hal ini terlihatkeaktifan, kekreatifan, keefektifan dan kesenangan siswa tidak ada dalam mengikuti pembelajaran, contohnya siswa bermain-main, siswa sering keluar masuk, banyak siswa yang tidur pada saat pembelajaran berlangsung, kurangnya keseriusan dari siswa dalam proses pembelajaran. Siswa sudah terbiasa dengan mendengarkan guru menjelaskan pelajaran sehingga canggung untuk diajak belajar aktif.

Dalam mengajar biasanya guru hanya menggunakan metode ceramah, siswa mencatat dan sekali-kali siswa bertanya, dan itu hanya dilakukan oleh siswa yang pintar-pintar saja.

Dengan melihat keadaan demikian guru pendidikan agama Islam melaksanakan model pembelajaran PAIKEM, sehingga siswa itu tidak merasa mudah bosan dan jenuh. Selain di materi tajwid, model pembelajaran PAIKEM juga dilaksanakan dalam setoran ayat, yang dahulu guru hanya memberikan tugas hafalan kemudian besok paginya disekolah stor ke guru, maka untuk sekarang guru Pendidikan Agama Islammenggunakan salah satu metode dalam setoran ayat yaitu tutor sebaya(Zaid Alfarisi, S.Ag,Wawancara Pribadi, Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah Simawang, 13 November 2017).

Berdasarkan permasalahan diatas, ppeneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang bagaimana pelaksanaan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) oleh guru Pendidikan Agama Islam, maka berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti memberi judul penelitian ini dengan “Pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) oleh Guru Pendidikan Agama Islam di MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar”

(14)

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini, yaitu pelaksanaan model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) oleh Guru Pendidikan Agama Islam di MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus masalah yang telah ditetapkan tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana perencanaan pelaksanaan model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) oleh Guru Pendidikan Agama Islam di MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) SimawangKecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar?

2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) oleh Guru Pendidikan Agama Islam di MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar?

3. Bagaiman evaluasi pelaksanaan model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) oleh Guru Pendidikan Agama Islam di MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini berdasarkan sub fokus masalah di atas adalah : 1. Untuk mendeskripsikan perencanaan model pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) oleh Guru Pendidikan Agama Islam di MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) oleh Guru Pendidikan

(15)

Agama Islam di MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

3. Untuk mendeskripsikan evaluasi dalam penggunaan model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) oleh Guru Pendidikan Agama Islam di MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

E. Definisi Operasional

Untuk memudahkan dan menghindari timbulnya pemahaman yang salah terhadap pengertian dari judul, maka ada baiknya dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan yang berkaitan dengan judul skripsi adalah:

1. Model pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif E-Journal (Muh. Azhar Burhanuddin, 2017 : 7). Adapun yang dimaksud dengan model PAIKEM dalam penelitian ini adalah cara pendidik untuk berbuat, agar peserta didik termotivasi dan mampu mengungkapkan ide-ide yang logis sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik.PAIKEM juga merupakan suatu usaha guru untuk bisa menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran.

2. Guru Pendidikan Agama Islam adalah guru yang mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui ajaran-ajaran agama Islam.

(Zakiah Drajat, 2008:86) yang paling mendasar adalah materi Pendidikan Agama Islam yang diterapkan pada MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Guru Pendidikan Agama Islam juga merupakan guru yang

(16)

mengajarkan mata pelajaran Alqur’an Hadits, Sejarah Kebudayaa Islam (SKI), Fiqih dan Akidah Akhlak.

3. Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang adalah suatu lembaga Pendidikan Agama Islam yang menggabungkan 2 madrasah yaitu Madrsah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Lokasi Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang berada ditepi Danau Singkarak dekat pasar Ombilin Nagari Simawang, Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang ini didirikan Tahun 1993 untuk Madrsah Tsanawiyah (MTs) dan Tahun 1996 untuk Madrasah Aliyah (MA).

Secara keseluruhan yang dimaksud dengan judul proposal ini adalah bagaimana pelaksanaan model pembelajaran PAIKEM oleh guru Pendidikan Agama Islam di MTsSPondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

F. Manfaat dan Luaran Penelitian 1. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis dan secara praktis, yaitu sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mempraktekkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pendidikan agama Islam yang telah didapatkan selama dibangku perkuliahan.

b. Secara Praktis

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Bagi penulis, sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman yang bisa di terapkan di sekolah dan menambah keterampilan penulis mengenai pendekatan pembelajaran PAIKEM untuk pembelajaran selanjutnya.

2) Bagi guru, guru akan mempunyai wawasan baru terhadap sistem pembelajaran, dengan sistem pembelajaran yang lebih maka

(17)

mengajar menjadi sesuatu yang menarik dan menantang dengan pembelajaran siswa-siswa yang lebih menyenangkan.

3) Bagi siswa, akan sangat menguntungkan dengan adanya penelitian ini karena siswa dapat mengenal model pembelajaran PAIKEM dampaknya dapat mengubah pandangan siswa terhadap.

4) Bagi lembaga IAIN Batusangkar, dapat digunakan sebagai bacaan untuk menambah referensi dan sebagai bacaan di perpustakaan.

2. Luaran Penelitian

Adapun luaran penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah agar dapat diterbitkan pada jurnal serta bisa menambah koleksi bagi perpustakaan nasional maupun internasional.

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model Pembealajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

1. Konsep Model PAIKEM

PAIKEM singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Model pembelajaran ini menggambarkan keseluruhan proses belajar mengajar yang berlangsung menyenangkan dengan melibatkan peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif selama proses pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tersebut, tentu saja diperlukan ide-ide kreatif dan inovatif guru dalam memilih metode dan merancang strategi pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan aktif dan menyenangkan diharapkan lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tidak efektif apabila tujuan belajar tidak tercapai dengan baik (Endang Mulyatiningsih, 2010: 2-3).

PAIKEM dapat didefinisikan juga sebagai suatu pendekatan mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran dan media pengajaran yang sesuai disertai penataan lingkungan sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

a. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.

Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi, seperti

10

(19)

menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran aktif memiliki persamaan denganmodel pembelajaran self discovery learning, yakni pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik untuk menemukan kesimpulan sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai nilai baru yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam model pembelajaran aktif, guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada peserta didik. Peserta didik terlibat secara aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan, dan bimbingan serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran (E.

Mulyasa, 2009 : 191-192).

Dapat dipahami bahwa belajar aktif merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran yang memberikan penekanan terhadap keterlibatan siswa di dalamnya baik secara fisik, intelektual, dan emosional melalui kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan siswa tersebut melalui kegiatan fisik, mental, intelektuan, dan emosional yang berusaha mengukur kognitif (kemampuan otak), efektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan siswa dlam pembelajaran).

b. Pembelajaran Inovatif

Dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik. Guru dituntut untuk menciptakan kegiatan baru, tidak seperti biasanya dilakukan. Guru juga harus memfasilitasi atau menjebatani siswa agar mampu melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang belum pernah mereka alami sebelumnya (Remiswal & Rezki Amelia, 2013 : 48).

c. Pembelajaran Kreatif

Kreatif merupakan pembelajaran yang membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar serta

(20)

sesama peserta didik lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas- tugas pembelajaran. Gurupun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, guru diharapkan mampu menciptakan kegiatan belajara mengajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik (Mulyono,2011:192).

Dalam pembelajaran kreatif, guru mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran kreatif merupakan sebuah proses mengembangkan kreativitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tau yang tidak pernah berhenti, maka dari iu guru dituntut mampu menciptakan aktivitas pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi imajinasi peserta didik dapat berkembang secara maksimal dan optimal.

Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Dengan demikian peserta didik akan lebih kreatif, jika :

1) Dikembangkannya rasa percaya diri pada peserta didik dan mengurangi rasa takut.

2) Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah.

3) Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya.

4) Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

5) Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara totalitas E-Journal : (Jam’ah Abidin, 2012:42).

(21)

d. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ketujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan cara melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaa, dan penilaian pembelajaran. Seluruh peserta didik harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif, dan terarah pada tujuan dan pembentukkan kompetensi peserta didik.

Pembelajran efektif menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukkan kompetensi.Peserta didik harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru samapi informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam pelaksanaannya, hal ini memerlukan proses pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar.

Pembelajaran efektif perlu ditunjang oleh suasana dan lingkungan belajar yang memadai.Dari itu, guru harus mampu mengelola tempat belajar dengan baik, mengelola peserta didik, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar.dirinya dan dari lingkungannya yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu.

Prosedur proses pembelajaran efektif, yaitu :

1) Melakukan appresiasi, ini diperlukan untuk memotivasi siswa dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorongnya untuk mengetahui hal-hal yang baru.

2) Memperkenalkan materi pokok dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi metode.

3) Mengaktifkan siswa dalam membentuk kompetensi dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa.

(22)

4) Melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan data/dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan perbaikan program pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran efektif merupakan sebuah proses perubahan seseorang dalam tingkah laku dari hasilpembelajaran yang ia dapatkan dari pengalaman.

e. Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat sebuah hubungan yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari peserta didiknya. Hal ini dimungkinkan, karena pesatbnya perkembangan teknologi informasi tidak memungkinkan lagi guru untuk mendapatkan informasi lebih cepat dari peserta didiknya.

Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis, dan tidak ada beban bagi guru maupun peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan peserta didik secara optimal. (E.

Mulyasa, 2009 : 192-194).

Ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, yaitu : (1) Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat

tegang (stress), aman, menarik dan tidak membuat siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.

(23)

(2) Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan.

(3) Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan.

(4) Adanya situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta didik untuk berpikir jauh ke depan mengekplorasi materi yang sedang dipelajari.

(5) Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang, pengaturan tempat duduk leluasa dan sebagainya). (Rezki Amelia, 2013 : 54).

Model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) lahir dari berbagai pendekatan yang berkembang selama ini, seperti SAL (Student Active Learning) yang ada di Indonesia dikenal dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), dengan latar belakang teori pembelajaran dan pengajaran (Teaching and Learning Theory) yang mendukungnya. Pembelajaran aktif (Active Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang melahirkan PAIKEM. PAIKEM bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kaya dan mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Dengan dipergunakannya PAKEM, pembelajaran lebih interaktif dengan banyak kegiatan praktek.Siswa dirangsang untuk mengembangkan pikiran sendiri, dan mengungkapkannya dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan kata-kata sendiri.

Lingkungan kelas dibuat lebih menyenangkan, antara lain dengan memanfaatkan sudut-sudut kelas untuk pojok baca, dan dinding-dinding kelas untuk memajang hasil karya peserta didik, serta digunakannya berbagai alat peraga pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan dapat lebih aktif dalam mengeksplorasi materi pelajaran melalui percobaan, melakukan tugas praktis, diskusi kelompok dan sebagainya E-Journal (Gamar Al Haddar, 2016 :144- 164).

(24)

2. Tujuan Pembelajaran PAIKEM

Pada tahun 1999, UNESCO dan UNICEF bekerja sama dengan Depdiknas dalam mengembangkan program CLCC (Creating Learning Communities for Children) atau yang lebih dikenal dengan Managemen Berbasis Sekolah (MBS). Dalam Managemen Berbasis Sekolah tersebut terdapat tiga komponen penting yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di lembaga pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yaitu : managemen sekolah, peran serta masyarakat baik secara fisik maupun non fisik dan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), yang sesuai dengan prinsipstudent centered learning.

Tujuan PAIKEM adalah terdapatnya paradigma di bidang pendidikan, seperti yang dirancang oleh Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sudah harus beranjak dari : (1) schooling menjadi learning, (2) instuktive menjadi facilitative, (3) government role menjadi community role dan (4) centralistic menjadi decentralistic. Pada saat sekarang, pendidikan tidak hanya tanggung jawab lembaga formal seperti sekolah, tapi sudah menjadi tanggung jawab semua pihak.Ini juga berdasarkan pada konsep tripusat pendidikan yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu pendidikan dilembaga pendidikan, pendidikan di masyarakat dan pendidikan di keluarga.

Perubahan paradigma juga harus terjadi bahwa pada kondisi sekarang ini, peran guru harus menjadi seorang fasilitator yang dapat membantu siswanya dalam belajar, bukan sekedar meyampaikan materi saja tanpa mengetahui apakah materi yang disampaikan itu sudah bisa dipahami oleh siswa atau belum.Perubahan juga berkenaan dengan pengambilan keputusan.Dulunya, keputusan selalu ada ditangan pemerintah pusat (puskur-depdiknas) tanpa memerhatikan aspek-aspek yang terjadi di masing-masing daerah atau satuan pendidikan, namun sekarang menjadi keputusan yang bisa di ambil oleh masing-masing

(25)

daerah atau satuan pendidikan dengan acuan yang telah diberikan oleh pemerintah pusat (Rusman, 2011: 321-322).

Dalam hal ini dapat dipahami, bahwa tujuan PAIKEM adalah terdapatnya paradigm di bidang pendidikan, seperti yang dirancang oleh Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sudah harus beranjak dari : (1) schooling menjadi learning, (2) instuktive menjadi facilitative, (3) government role menjadi community role dan (4) centralistic menjadi decentralistic. Dimana Pada saat sekarang, pendidikan tidak hanya tanggung jawab lembaga formal seperti sekolah, tapi sudah menjadi tanggung jawab semua pihak

3. Aspek Model PAIKEM

Terdapat emapat aspek yang memengaruhi model PAIKEM, yaitu mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi. Apabila dalam sebuah pembelajaran terdapat keempat aspek tersebut, maka criteria PAIKEM terpenuhi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

a. Mengalami

Dari aspek mengalami ini, siswa diajarkan untuk dapat belajar mandiri. Di dalamnya terdapat banyak cara untuk penerapannya, antara lain seperti, eksperimen, pengamatan, percobaan, penyelidikan dan

Komunikasi

Interaksi

Refleksi Mengalami

(26)

wawancara. Karena di aspek pengalaman, anak belajar banyak melalui berbuat dan dengan melalui pengalaman langsung, dapat mengaktifkan banyak indera yang dimiliki anak tersebut. Seperti yang dikemukakan Edgar Dale dalam kerucut pengalamannya (cone experience) bahwa dengan pengalaman langsung sekitar 99% materi yang didapatkan oleh anak akan cepat terserap dan bertahan lebih lama.

b. Komunikasi

Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, antara lain mengemukakan pendapat, presentasi laporan, memajangkan hasil karya. Di aspek ini ada hal-hal yang ingin didapatkan, misalnya anak dapat mengungkapkan gagasan, mengeluarkan gagasannya, memancing gagasan orang lain, dan memuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh guru.

c. Interaksi

Aspek interaksi dapat dilakukan dengan cara interaksi, Tanya jawab, dan saling melempar pertanyaan. Dengan hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat anak-anak berpeluang untuk terkoreksi dan makna yang terbangun semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan hasil bealajar meningkat.

d. Refleksi

Dalam aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah diperbuat/dipikirkan oleh anak selama mereka belajar.

Hal ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan gagasan atau makna yang telah dikeluarkan oleh anak dan agar merekatidak mangulangi kesalahan.Disini anak diharapkan juga dapat menciptakan gagasan- gagasan baru. (Rusman, 2011: 326-328).

Pendekatan PAIKEM ini diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran yang berkualitas/ bermutu dan menghasilkan perubahan yang signifikan, seperti dalam peran guru di kelas, perlakuan terhadap siswa, pertanyaan, latihan, interaksi dan pengelolaan kelas.

(27)

Menurut Tarmizi Ramadhan bahwa prinsip PAIKEM terdiri dari empat prinsip, yaitu :

a) Mengalami

Dalam hal mengalami peserta didik belajar banyak melalui berbuat, pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.Beberapa contoh bentuk konkritnya adalah melakukan pengamatan, percobaan, penyelidikan, wawancara, penggunaan alat peraga.

b) Interaksi

Interaksi antar peserta didik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan guru perlu diuapayakan agar tetap ada dan terjaga agar mempermudah dalam membangun makna.Dengan interaksi pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik, kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang terbangun semakin mantap dan kualitas hasil belajar meningkat.

c) Komunikasi

Komunikasi dapat diartikan sebagai cara menyampaikan apa yang kita ketahui. Interaksi saja belum cukup jika tidak dilengkapi dengan komunikasi, karena interaksi akan lebih bermakna jika interaksi itu komunikatif. Makna yang terkomunikasikan kepada orang lain secara terbuka memungkinkan untuk mendapat tanggapan. Beberapa cara komunikasi yang dapat dilakukan misalnya dengan pajangan, presentasi, laporan.

d) Refleksi

Refleksi berarti memikirkan kembali apa yang diperbuat atau dipikirkan. Melalui refleksi kita dapat mengetahui efektifitas pembelajaran yang sudah berlangsung.Refleksi dapat memberikan peluang untuk memunculkan gagasan baru yang dapat bermanfaat dalam perbaikan makna hasil pembelajaran.Dengan refleksi kesalahan dapat dihindari sehingga tidak terulang lagi.

Penerapan PAIKEM dalam proses pembelajaran :

(28)

a) Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

b) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi peserta didik.

c) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.

d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

e) Guru mendorong peserta didik untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan peserta didik dalam menciptakan lingkungan sekolahnya (Mulyono, 2011 : 195-196).

Berdasarkan penerapan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAIKEM merupakan salah satu pembelajaran berbasis lingkungan.Pembelajaran ini mampu melibatkan peserta didik secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak peserta didik lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

4. Keunggulan Model Pembelajaran PAIKEM

Model pembelajaran PAIKEM membuat guru tidak menoton dalam menyampaikan materi pelajaran, namun dapat bervariatif dan lebih kreatif dalam menampilkan berbagai materi kepada peserta didik. Begitu pula dengan peserta didik, mereka akan lebih enjoy dan tidak mudah bosan dalam menangkap materi. Peserta didik selalu termotivasi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. Guru lebih dekat dengan peserta didik dengan

(29)

prinsip PAIKEM, maka guru selalu menjadi inspirator dan motivator bagi peserta didik.

5. Kelemahan Model Pembelajaran PAIKEM

Kelemahan utama PAIKEM adalah kurang menumbuhkan nalar krisis peserta didik. Hal ini disebabkan iklim kebebasan kreatif sehingga secara tidak lansung menolak metode berpikir logis secara prosedural.Padahal metode berpikir demikian menjadi tumpuan bagi pengembangan berpikir kritis.Terlebih lagi istilah “menyenangkan” dalam PAIKEM yang terkesan kontradiksi dengan keseriusan. Dengan kata lain, jika mrnyenangkan dalam PAIKEM didentik dengan tertawa riang, maka berpikir kritis didentik dengan mengernyitkan kening (Suyadi, 2013 : 175- 176).

6. Karakteristik PAIKEM

Secara teori ada beberapa cirri menonjol yang tampak secara kasat mata tentang strategi PAIKEM dalam proses pembelajaran yaitu:

a. Adanya sumber yang beraneka ragam, dan tidak lagi hanya mengandalkan buku sebagai salah satunya sumber belajar.

b. Sumber yang beraneka ragam tersebut kemudian didesain dengan berbagai kegiatan.

c. Hasil kegiatan belajar mengajar dipajang didinding kelas.

d. Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif.

e. Dalam mengerjakan berbagai tugas siswa baik secara individu maupun secara kelompok mencoba mngembangkan kreativitasnya semaksimal mungkin.

f. Dalam melaksanakan kegiatan yang beraneka ragam tersebut Nampak kesenangan atau antusias siswa.

Disamping itu, criteria ada atau tidaknya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan di antaranya dapat dilihat pada beberapa indikator berikut (Rezki Amelia, 2013 : 61).

(30)

Tabel 1.1 Indikator PAIKEM

No Indikator Proses Penjelasan Metode 1 Pekerjaan Peserta

Didik(diungkapkan dengan bahasa atau kata-kata peserta didik itu sendiri).

PAIKEM sangat mengutamakan agar peserta didik mampu berfikir, berkata-kata dan mengungkapkan sendiri.

Guru membimbing peserta didik dan memajang hasil karyanya agar saling belajar.

2 Kegiatan Peserta Didik(peserta didik banyak diberi ksempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri).

Bila peserta didik mengalami atau mengerjakan sendiri, mereka belajar meneliti tentang apa saja.

Guru dan peserta didik interaktif dan hasil pekerjaan peserta didik dipajang untuk meningkatkan motivasi.

3 Ruangan Kelas (penuh pajangan hasil karya peserta didik dan alat peraga sederhana buatan guru dan peserta didik).

Banyak yang dapat dipajang di kelas dan dari pajangan hasilitu peserta didik saling belajar. Alat peraga yang sering dipergunakan

diletakkan strategis.

Pengamatan

ruangan kelas dan dilihat apa saja yang dibutuhkan untuk dipajang di

mana, dan

bagaimana menjaganya.

No Indikator Proses Penjelasan Metode 4 Penataan Meja

Kursi (meja, kursi, tempat belajar peserta didik dapat diatur

Guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan berbagai

Diskusi, kerja kelompok, kerja mandiri,

pendekatan

(31)

secara fleksibel). cara/metode/teknik, misalnya melalui kerja kelompok, diskusi, atau aktifitas peserta didik secara individual.

individual guru kepada murid yang prestasinya kurang

baik dan

sebagainya.

5 Suasana Bebas (peserta didik memiliki dukungan suasana bebas untuk menyampaikan atau mengungkapkan pendapat).

Peserta didik dilatih untuk

mengungkapkan pendapat secara bebas, baik dalm diskusi, tulisan maupun kegiatan lain.

Guru dan sesame peserta didik mendegarkan dan menghargai

pendapat peserta didik lain, diskusi,

dan kerja

individual.

6 Umpan Balik Guru (guru memberi tugas yang bervariasi dan secara langsung member umpan balik agar peserta didik segera memperbaiki kesalahan).

Guru memberikan

tugas yang

mendorong peserta didik berekplorasi dan guru memberikan bimbingan individual atau pun kelompok

dalam hal

penyelesaian masalah.

Penugasan

individual atau kelompok,

bimbingan

langsung, dan penyelesaian

masalah.

No Indikator Proses Penjelasan Metode 7 Sudut Baca (sudut

kelas sangat baik bila diciptakan sebagai sudut baca untuk

Sudut baca di ruang

kelas akan

mendorong peserta

didik gemar

Observasi kelas, diskusi dan pendekatan

terhadap orang tua.

(32)

peserta didik). membaca, (peserta didik didekatkan dengan buku-buku, jurnal dan Koran).

8 Lingkungan Sekitar (lingkungan sekitar sekolah dijadikan media pembelajaran).

Sawah, lapangan, pohon, sungai, kantor pos, puskesmas, stasiun dan lain-lain dioptimalkan

pemanfaatannya untuk pembelajaran.

Observasi lapangan, eksplorasi, diskusi kelompok, tugas individual dan lain- lainnya.

7. Perencanaan Pembeajaran dengan Menggunakan PAIKEM

Perencanaan pembelajaran atau yang sering disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan mata pelajaran yang akan diterapkan oleh guru di dalam kelas. berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram, karena itu RPP harus memiliki daya terap (applicable) yang tinggi. tanpa perencanaan yang matang mustahil target pembelajaran bisa diterapkan secara maksimal, pada sisi lain melalui RPP bisa diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.

Berdasarkan format RPP maka siklus pembelajaran dapat dibagi kepada:

a. Kegiatan awal (pembuka) b. Kegiatan inti

c. Kegiatan penutup (Remiswal dan Rezki Amelia, 2013: 66).

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus

(33)

dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan (Permendikbud Tahun 2016 Nomor 22 : 5)

8. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan PAIKEM

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:

1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

2) Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik.

3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

5) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b. Kegiatan inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning)

(34)

disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

1) Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut

2) Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan.Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

3) Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran

(35)

yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.

2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok.

4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

9. Evaluasi Pembelajaran dengan Menggunakan PAIKEM

Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran (Permendikbud Tahun 2016 Nomor 22 :13).

Untuk melaksanakan penilaian berbasis PAIKEM dalam pembelajaran, maka ada baiknya guru memperhatikan sungguh-sungguh tentang beberapa hal sebagai berikut :

(36)

a. Aktivitas siswa, gunakan aktivitas siswa sebagai salah satu dasar untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar. dengan kata lain aktivitas siswa harus memperoleh penghargaan atau menjadi salah satu poin dalam penilaian. Beberapa indekasinya adalah sebagai berikut :

1) Sering dipilih menjadi ketua kelas.

2) Sering dipilih untuk jadi pelopor.

3) Sering mengajukan pertanyaan.

4) Siswa yang paling aktif melakukan tugas di kelompok.

b. Kreativitas, adakalanya siswa tidak tergolong menonjol dalam berbagai kegiatan kelompok. Tetapi siswa ini sering memberikan jalan keluar jika ada permasalahan yang dihadapi.

Siswa seperti ini juga harus memperoleh poin dalam penilaian.

Indekasinya adalah :

1) Siswa ini tergolong pendiam, tapi ia menjadi penggerak aktivitas yang lain.

2) Siswa yang aktif mencari sesuatu dan memberikan motivasi pada kelompoknya.

3) Siswa yang memiliki ide-ide kreatif untuk memecahkan masalah yang dihadapi kelompoknya.

c. Efektivitas, kelompok yang paling cepat dan dinilai benar dalam melakukan kegiatan dikelompok juga berhak untuk diberikan penghargaan tersendiri dalam peilaian (Dasyim Budimansyah dkk, 2008: 149)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa penilaian (evaluasi) tidak hanya dilakukan pada akhir dari proses pembelajaran saja, tetapi juga harus dilakukan pada awal pembelajaran, baik penilaian proses maupun penilaian hasil belajar. Membuat pertanyaan merupakan kunci utama dalam membuka gerbang pembelajaran. Oleh karena itu pertanyaan dapat diberikan pada permulaan pembelajaran atau

(37)

ditengah-tengah proses pembelajaran bahkan bisa juga di akhir pembelajaran.

B. Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Guru Agama

Ada beberapa macam pengertian guru agama, yaitu :

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia guru agama adalah guru yang mengajarkan mata pelajaran agama (Departemen Pendidikan Nasional, 2008 : 469).

b. Guru agama adalah orang yang bertanggung jawab terhadap potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik (Abdul Mujib, 2006 : 87).

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa guru agama adalah orang yang bertugas mengajarkan mata pelajaran agama di sekolah umum dan rumpun mata pelajaran Agama Islam pada madrasah dilingkungan Kementrian Agama dan guru agama mempunyai tanggung jawab sebagai pembentuk pribadi anak sesuai dengan ajaran Islam, ia juga bertanggung jawab kepada Allah Swt.

Guru agama adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing. Guru agama tidak sama dengan pengajar, sebab pengajar itu hanya menyampaikan materi pengajaran kepada peserta didik, tetapi seorang guru agama juga membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi.

Dalam konsep pendidikan Islam, kalau dikaitkan dengan pendidik sebenarnya, Allah Swt. ditempatkan sebagai pendidik yang Maha Agung, yang kemudian mendidik rasul-Nya dengan system pendidikan yang terbaik.Pada kedudukan sebagai tokoh pendidik utama, tugas dan wewenang itu dilimpahkan kepada kedua orang tua kemudian dilimpahkan lagi kepada tenaga professional, yaitu para pendidik.

(38)

Menurut Ibnu Jama’ah yang dikutip oleh Abd al-Amir Syams al- Din, etika pendidik terbagi atas tiga macam, yaitu :

1) Etika yang berkaitan dengan dirinya sendiri, yaitu :

a) Memiliki sifat-sifat keagamaan yang baik, yang meliputi patuh dan tunduk terhadap syariat Allah dalam bentuk ucapan dan tindakan, baik yang wajib maupun yang sunnah, senantiasa membaca Al-Qur’an, zikir kepada-Nya baik dengan hati maupun lisan.

b) Memiliki sifat-sifat akhlak yang mulia, seperti menghias diri dengan memelihara diri, rendah hati, dan menerima apa adanya.

2) Etika terhadap peserta didik, yaitu :

a) Sifat-sifat sopan santun (adabiyah), yang terkait dengan akhlak mulia.

b) Sifat-sifat memudahkan, menyenangkan, dan menyelamatkan (muhniyyah).

3) Etika dalam proses belajar mengajar, yaitu :

a) Sifat-sifat memudahkan, menyenangkan, dan menyelamatkan (muhniyyah).

b) Sifat-sifat seni, yaitu seni mengajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik tidak merasa bosan. (Abdul Mujib, 2006 : 98).

2. Pendidikan Agama Islam

Zakiah Drajat, merumuskan pengertian Pendidikan Agama Islam dalah sebagai berikut :

a. Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai pandangan hidup.

b. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan atas dasar ajaran agama Islam.

(39)

c. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang memulai ajaran- ajaran agama Islam agar nantinya setelah selesai dari pendidikannya ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak (Zakiah Drajat, 1992 : 86).

Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendewasakan anak agar ia mempunyai kepribadian dan latihan yang sesuai dengan pokok-pokok ajaran Islam.

3. Tanggung Jawab Guru Agama

Dalam buku Bukhari Umar, tugas guru agama yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan serta membimbing hati manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebab tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan kepada peserta didik, berarti ia mengalami kegagalan di dalam tugasnya, sekalipun peserta didik memiliki prestasi akademis yang luar biasa. Hal tersebut mengandung arti terkaitan antara ilmu dan amal sholeh (Bukhari Umar, 2010 : 87).

Dari kutipan diatas dapat dipahami, bahwa seorang guru bertanggung jawab dalam membina, membimbing dan menyempurnakan akhlak peserta didiknya. Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratisdanbertanggungjawab. Maka seorang guru bertanggung jawab dalam membina, membimbing dan mengarahkan serta mengembangkan potensi tersebut yang dimliki oleh peserta didik.

(40)

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Karena besarnya tanggung jawab guru terhadap anak didiknya, hujan dan panas bukanlah menjadi penghalang bagi guru untuk selalu hadir di tengah-tengah anak didiknya.

Menurut Wens Tanlain, guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sifat, yaitu :

a. Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan.

b. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira (tugas bukan menjadi beban baginya).

c. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat yang timbul (kata hati).

d. Menghargai orang lain termasuk anak didik.

e. Bijaksana dan hati-hati (tidak nekat, tidak sembrono, tidak singkat akal).

f. Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Syaiful Bahri Djamarah, 2005 : 35-36).

Jadi, guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik.

Dengan demikian tanggung jawab guru adalah untuk membentuk anak didik agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang.

4. Tugas dan Fungsi Guru Agama

Menurut Al-Ghazali dalam buku Bukhari Umar tugas guru agama yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan serta membimbing hati manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

sebab tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan kepada peserta didik, berarti ia mengalami kegagalan di dalam tugasnya, sekalipun peserta didik memiliki prestasi

(41)

akademis yang luar biasa. Hal tersebut mengandung arti terkaitan antara ilmu dan amal sholeh (Bukhari Umar, 2010 : 87).

Sorang pendidik bukan hanya orang yang mampu memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi pendidik juga bertanggung jawab atas pengelolaan, pengarah, fasilitator, dan perencanaan. Oleh karena itu adapun fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan yaitu : a. Guru sebagai pendidik, yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Sebagai pendidik, seorang guru harus memnuhi standar kualitas pribadi tertentu, antara lain :

1) Penuh rasa tanggung jawab, dalam arti mengetahui dan memahami nilai, norma, moral dan social serta berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut terutama didepan siswanya.

2) Berwibawa, dalam arti memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai dan moral, social dan intelektual dalam diri pribadinya serta memiliki kelebihan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan kepada siswanya.

3) Dewasa dan mandiri dalam mengambil keputusan. Dalam mendidik dan mengajar seorang guru senantiasa perlu mengambil berbagai macam keputusan untuk dapat bertindak sesuai dengan kondisi siswanya.

4) Berdisiplin, dalam arti taat kepada peraturan dan tata tertib kelas dan sekolah secara konsisten atas kesadaran sendiri.

b. Guru sebagai pengajar, yang memiliki tanggung jawab untuk merancang dan mendesain pembeajaran, menyusun silabus, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, melakukan pengembangan materi ajar, mencari dan membuat sumber dan media pembelajaran, serta

(42)

memilih pendekatan dan strategi pembelajaran yang efektif dan efesien.

c. Guru sebagai pelatih, mampu menunjukkan perhatian pada semua peserta didik dan memahami kesulitan-kesulitan yang sering mereka hadapi. Guru yang suka melatih siswa untuk berbuat, berpikir, berwatak baik, serat mampu mengantarkan siswa menjadi generasi masa depan dengan cara memberikan kepada siswa sesuatu yang paling berharga yaitu nilai-nilai keunggulan, keahlia n dan keterampilan hidup (Mujtahid, 2011 : 44-45)

C. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Gamar Al Haddar yang berjudul :

“Evaluasi Pelaksanaan Model Pembelajaran aktif, kreatif, efektif Dan menyenangkan (PAKEM) Pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Lazuardi Global Islamic School, Depok”hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Lazuardi Global Islamic School, Depok berdasarkan Evaluasi Konteks, Input dan Proses telah memenuhi acuan standar yang ada dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pada pasal 19. Adapun pada Evaluasi Produk yakni pada bagian rubrik penilaian akhir untuk siswa yang digunakan oleh sekolah perlu adanya revisi terkait dengan skor persentase kognitif dan afektif. Seharusnya, aspek afektif memiliki persentase yang lebih tinggi karena penilaian akhir ini terkait dengan salah satu aspek kepuasan siswa terhadap hasil yang diperolehnya dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.

2. Penelitian yang dilakukan oleh R. Andi Ahmad Gunadi yang berjudul

“Evaluasi Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Dan Menyenangkan Dengan Model Context Input Process Product”hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pada evaluasi konteks, landasan yuridis dan studi

(43)

kelayakan, sudah memenuhi standar yang ditetapkan undang-undang.

Pada evaluasi masukan, pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai peraturan pemerintah. Pada evaluasi Proses, kompetensi guru baik, proses pembelajaran baik. Pada evaluasi Produk, nilai hasil belajar baik, tingkat pencapaian perkembangan siswa baik, daya saing siswa ke sekolah lanjutan, baik.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rusydi Ikhsan yang berjudul :

“Penerapan Pembelajran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di” SMPN 1 PARIGI KABUPATEN GOA”hasil penelitian ini adalah pada umumnya pembelajaran aktif. inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) telah diterapkan di SMPN 1 Parigi pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Faktor pendukung dan kendala pada penerapan PAIKEM pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMPN 1 Parigi kabupaten Gowa, faktor pendukung diantaranya adalah lingkungan sekolah yang juga merupakan sumber belajar, motivasi dari pimpinan kepada guru untuk mengadakan pelatihan atau workshop, mengikutsertakan guru dalam kegiatan pelatihan dalam hal metode pembelajaran serta mengadakan supervise kepada para pendidik yang berkaitan dengan proses pembelajaran kelas, sedangkan faktor kendala diantaranya adalah motivasi peserta didik, kemampuan guru serta tersedianya fasilitas dan media pembelajaran.

4. Sedangkan aspek yang diteliti adalah “Pelaksanaan Model Pembelajran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) oleh Guru Pendidikan Agama Islam di MTs PPTI Simawang” hasil penelitian ini adalah model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektifdan menyenangkan (PAIKEM) olehguru Pendidikan Agama Islamdi MTsS Pondok Pesantren Terpadu Istiqamah (PPTI) SimawangKabupaten Tanah Datar Kecamatan Rambatan, dapat disimpulkan bahwaguru sudah ada membuat perencanaan pembelajaran mulai dari pembuatan silabus dan RPP,kegiatan pembelajaran, alokasi

(44)

waktu, sumber belajar, dan penilaian. pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) sudah dilksanakan guru, namun dalam pelaksanaan masih ada guru yang belum menggunakan media yang bervariasi, seperti masih hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, belum ada menerapkan metode diskusi dan demontrasi agar bisa menugunakan media yang bervariasi. Pada langkah evaluasi guru sudah melaksanakan, berupa evaluasi kognitif, afektif dan psikomotor.

Gambar

Tabel 1.1  Indikator PAIKEM

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Tugas Akhir dengan judul “Perancangan dan

Salah satu hikmat utama Rasul diutus, untuk menyempurnakan akhlak tentulah tidak mungkin ditinggalkan oleh setiap pendidik maupun peserta didik, terutamanya kepada

DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) adalah piranti dalam jaringan komputer, yang diletakkan di kantor sentral telepon yang menerima sinyal dari

Yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan soal. Aktivitas siswa dalam memecahkan soal yang diberikan guru merupakan aktivitas yang penting ditekankan karena dalam

Berdasarkan rancangan penelitian, langkah-langkah dan pertimbangan guru PAI maka dalam penetapan sampel yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman orang tua berada pada kategori paham dengan jumlah 48 orang tua (98.0%), yang terlihat dari hasil masing-masing

Adapun yang menjadi fokus pengembangan dalam penelitian ini adalah Pengembangan media komik berbasis pendekatan scientific pada materi makanan dan minuman yang

Sejalan dengan pendapat di atas menurut Shoimin dalam Nasruddin (2015:18) menyatakan bahwa reward sebagai alat pendidikan diberikan ketika seorang anak melakukan