METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian
4.3. Variabel Penelitian
4.3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Komunikasi adalah proses belajar sepanjang hidup yang dimulai semenjak bayi, dan membantu anak untuk belajar, membangun relasi sosial, mengekspresikan perasaan, dan berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari (Pierce, 1998). Lebih lanjut Pierce menyebutkan bahwa anak yang mengalami hambatan perkembangan kognitif dan atau fisik akan mengalami kesulitan mengekspresikan diri mereka secara jelas, dan juga memahami apa yang diucapkan pada mereka.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
110
Deskripsi tentang kemampuan komunikasi menggunakan parameter tahapan perkembangan normal mungkin tidak bisa secara tepat mencerminkan kompetensi individu dengan hambatan kognitif, yang belajar arti komunikasi dalam bentuk berbeda melebihi periode waktu yang seharusnya (Romski & Sevcik, 1992), dimana peluang sosial dan pengalamannya berbeda dengan anak-anak yang tidak mengalami hambatan kognitif.
Kemampuan komunikasi di dalam penelitian ini akan diukur melalui beberapa indikator perilaku, yaitu mampu berinteraksi dengan individu lain, mampu menggunakan bahasa verbal untuk merespon, mampu terlibat dalam kegiatan belajar di kelas, mampu menggunakan bahasa non-verbal, mampu mengenali minat dan perasaan orang lain, mampu mengenali perasaannya dan menggunakannya secara tepat. Keenam hal tersebut akan diukur peningkatannya jika diberi perlakuan berupa pembelajaran musik, yaitu belajar bermain instrumen keyboard. Setelah menerima perlakuan berupa pembelajaran musik, hasil pengukuran akan dianalisis untuk melihat tingkat pengaruh pembelajaran musik secara langsung (ataupun melalui peningkatan kemampuan mengolah pendengaran) terhadap kemampuan mengingat, sistem sensorik dan motivasi berkomunikasi yang merupakan modal untuk membangun kemampuan berkomunikasi.
Kemampuan komunikasi dalam penelitian ini akan dilihat dari komunikasi secara verbal dan non-verbal dalam enam area.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
111
1. Area interaksi sosial menggambarkan kemampuan anak untuk berinteraksi
dengan individu lain, teman, anak yang lebih kecil, atau orang dewasa. Selain itu juga memberikan gambaran model interaksi yang sering digunakan.
2. Area komunikasi sosial membandingkan kemampuan individu untuk
berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa verbal maupun non-verbal. Selain itu juga mengukur kemampuan meningkatkan topik pembicaraan, struktur percakapan, struktur kata, efektivitas, perbaikan struktur, dan functional intent. Selanjutnya juga akan menggambarkan lebih lanjut respon individu, kemampuan menggunakan dan merespon permintaan, kemampuan untuk protes, model percakapan, pemahaman dan penggunaan humor, pemahaman dan penggunaan salam, serta pemecahan masalah.
3. Area komunikasi akademik memberikan gambaran tingkat keterampilan
sosial individu yang biasa terlihat di academic setting.
4. Area komunikasi non-verbal menggambarkan kemampuan individu
mengenali dan menggunakan komunikasi non-verbal. Selain itu juga akan
melihat kemampuan memahami dan mnggunakan gestures, body language,
dan ekspresi wajah.
5. Area pengambilan perspektif (perspective taking) menggambarkan
kemampuan individu mengenali sudut pandang orang lain, minat dan perasaan orang lain, dan juga masalah orang lain
6. Area sosial emosional menggambarkan kemampuan individu mengenali
kondisi emosinya sendiri dan emosi orang lain, serta menggunakan kata yang tepat untuk menggambarkan emosinya tersebut.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
112
Kemampuan mengolah pendengaran mengacu pada bagaimana otak menangkap dan menginterpretasikan informasi suara/bunyi. Indikator perilaku diukur dari penguasaan keempat kemampuan.
1. Auditory awareness – kemampuan mendeteksi suara/bunyi, termasuk mengenali lokasi sumber suara/bunyi (sound localization), dan kemampuan memfokusikan perhatian pada informasi auditory utama yang muncul bersama suara/bunyi lain.
2. Auditory discrimination – kemampuan mendeteksi perbedaan antar-suara di sekitarnya, termasuk kemampuan mendeteksi perbedaan aspek non-fonem seperti jeda, intensitas, pitch, dan rima secara keseluruhan (suprasegmentals), dan juga kemampuan mendeteksi perbedaan antar suara/bunyi ucapan yang spesifik (segementals).
3. Auditory identification – kemampuan mengaitkan antara suara/bunyi dan ucapan, termasuk kemampuan mengubah produksi ucapan berdasarkan informasi yang diperoleh dari mendengarkan ucapan diri sendiri (auditory feedback/self-monitoring), dan juga kemampuan mengidentifikasi, menggabungkan, memilah, dan memanipulasi struktur bahasa oral (phonological awareness/auditory analysis).
4. Auditory comprehension – kemampuan memahami pesan suara yang panjang, termasuk terlibat dalam percakapan, mengikuti arahan, dan memahami cerita. Kemampuan ini juga mengukur kemampuan memahami pesan yang tidak
lengkap (auditory closure), kemampuan menggunakan informasi auditory
yang sudah pernah didengar dan yang baru diperoleh (auditory memory),
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
113
serta kemampuan memaknai, mengorganisir, dan memanipulasi bahasa yang
diucapkan (spoken language) pada tingkatan komunikasi dan belajar yang lebih tinggi (linguistic auditory processing).
Pembelajaran musik adalah tahapan program latihan musik mulai dari tahap mengenal melodi lagu, menirukan melodi dan ketukan, mengenal nada dasar pada instrumen keyboard, menirukan bunyi nada dasar pada instrumen keyboard, menirukan kunci/chord pada instrumen keyboard, memainkan lagu secara mandiri. Setiap tahapan yang dilalui oleh Subjek akan diukur pencapaiannya melalui observasi perilaku tampak. Aspek yang diukur meliputi penguasaan tempo, nada, melodi, dan harmoni. Media belajar berupa rekaman lagu yang akan dipelajari, pengeras suara untuk memperdengarkan lagu yang akan dipelajari, dan instrumen keyboard yang akan digunakan untuk memainkan lagu yang telah diperdengarkan sebelumnya.
Tahap pertama dari pembelajaran musik adalah mendengarkan rekaman lagu yang akan dipelajari dan menirukan urutan nada dan ketukan lagu. Subjek belajar mengenali suara, membedakan antara suara rekaman lagu dengan suara lain, menjadi familiar dengan lagu yang akan dipelajari, dan mengenali ketukan/tempo lagu. Selama proses pembelajaran tahap pertama ini guru pelatih mengarahkan Subjek untuk menyadari rekaman lagu yang diperdengarkan, dan memberi contoh perilaku mengikuti ketukan/tempo lagu. Subjek dinilai berhasil menyelesaikan tahap pertama ini jika menunjukkan perilaku menyadari suara rekaman lagu, menirukan nada dan tempo lagu secara mandiri tanpa diarahkan oleh guru.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
114
Tahap kedua dari pembelajaran musik adalah mengenali nada maupun posisi nada pada instrumen keyboard, menirukan permainan melodi, menyesuaikan lirik lagu dengan nada lagu, dan memainkan melodi lagu secara mandiri. Subjek akan belajar urutan nada dasar, mengenali perbedaan antar nada, mengingat urutan nada dasasr dan nada lagu yang dipelajari, menghubungkan nada lagu yang didengarnya pada tahap pertama dengan lirik lagu. Selama proses pembelajaran tahap kedua ini, guru pelatih akan duduk bersebelahan dengan Subjek dan mengarahkan Subjek untuk menyadari perbedaan antar nada dasar, memberi contoh tempo nada maupun urutan nada lagu, dan mengarahkan Subjek untuk menirukan cara guru menghubungkan lirik lagu dengan nada lagu yang ditekan pada instrumen keyboard. Subjek dinilai berhasil menyelesaikan tahap kedua ini jika menunjukkan perilaku mengenali urutan nada dasar maupun nada lagu, memainkan nada lagu sesuai tempo dan lirik lagu yang dinyanyikan oleh guru, menirukan menyanyikan lagu sesuai nada, lirik, dan tempo secara mandiri.
Tahap ketiga dari pembelajaran musik adalah mengenali kunci lagu, mengenali posisi kunci tunggal pada instrumen keyboard, menghubungkan kunci dengan nada lagu yang dimainkan dan tempo lagu. Subjek mengamati guru pelatih memainkan kunci yang dilakukan dengan menggunakan tangan kiri, guru mengarahkan Subjek untuk memainkan melodi menggunakan tangan kanannya sambil guru memainkan kunci lagu yang disesuaikan dengan melodi yang dimainkan oleh Subjek dan lirik lagu yang dinyanyikan oleh Subjek. Subjek dinilai berhasil menyelesaikan tahap ketiga ini jika menunjukkan perilaku
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
115
memainkan nada sesuai lirik lagu yang dinyanyikan oleh guru, memainkan nada lagu sesuai kunci yang dimainkan oleh guru dan tempo lagu.
Tahap keempat dari pembelajaran musik adalah memainkan kunci tunggal dengan menggunakan tangan kiri, menyesuaikan kunci tunggal dengan nyanyian dan tempo, menyesuaian kunci tunggal dan melodi dengan lirik dan tempo lagu. Subjek diarahkan oleh guru untuk mengenali posisi kunci tunggal dengan menirukan guru, menekan kunci tunggal yang sesuai dengan nyanyian lagu, menekan kunci tunggal yang sesuai dengan melodi dan tempo lagu. Subjek dinilai berhasil menyelesaikan tahap keempat ini jika menunjukkan perilaku mengenali posisi kunci tunggal yang diminta oleh guru, menekan kunci lagu yang sesuai dengan lirik lagu yang dinyanyikan oleh guru, menekan kunci lagu yang sesuai dengan tempo dan melodi lagu yang dimainkan secara mandiri.