BAB 2 Landasan Teori
2.4. Demografi
2.4.1 Definisi demografi
Demografi adalah studi tentang populasi manusia dalam hal ukuran, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin, ras, mata pencaharian, dan data statistik lainnya (Kotler dan Armstrong dalam Sangadji & Sopiah, 2013). Variabel demografi merupakan variabel yang menjelaskan karakteristik suatu populasi dan dikelompokkan dalam kelompok yang sama . Ciri demografis yaitu telaah mengenai populasi manusia dalam arti jumlah, kepadatan, lokasi, umur jenis kelamin, ras dan jenis pekerjaan.
Menurut Hauser dan Duncan (dalam Cox, 1976) Demografi adalah studi tentang ukuran, distribusi territorial dan komposisi populasi serta perubahan
didalamnya. Beberapa komposisi perubahan dalam demografi dapat diidentifikasikan sebagai populasi jumlah angka kematian, kelahiran, pergerakan wilayah dan mobilitas sosial (perubahan status). Komposisi yang ditekankan dalam definisi ini juga menyangkut jenis kelamin, status sosial kecerdasan serta karakteristik fisik seperti tinggi badan.
Penjelasan terkait demografi juga diperkuat oleh pendapat Hisrich (dalam Jati & Yoenanto, 2013) yang mengatakan faktor demografi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain: umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, pendapatan dan ras. Pendapat lain juga mengatakan faktor demografi terdiri dari usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendapatan dan pendidikan (Jati & Yoenanto, 2013).
Jadi faktor demografi yang dimaksud dalam penelitian ini ialah karakteristik populasi yang dikelompokkan dalam karakter yang sama. Faktor demografi terbagi dari: umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, pendapatan dan ras. Definisi faktor demografi penelitian ini ialah sebagaimana yang dikemukakan oleh Hisrich (dalam Jati & Yoenanto, 2013).
2.4.2 Dimensi demografi
Demografi merupakan variabel yang menjelaskan karaktersitik suatu populasi yang dikelompokan dalam karakteristik yang sama. Variabel demografi terdiri dari jenis kelamin, pendidikan, usia, status pekerjaan, pendapatan (Akbulut Y.,2017). Berikut penjelasan mengenai masing-masing dimensi variabel demografi:
2.4.2.1 Jenis kelamin
Jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara biologis sejak individu dilahirkan. Seks (jenis kelamin) berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki memproduksi sperma, sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan diantara keduanya (Hungu dalam Fibrianto, 2016).
Jenis kelamin menurut Baron & Byrne, (2005) ialah tentang maskulinitas dan feminimitas sebagai produk fator genetik yang sudah ada saat pembuahan serta menghasilkan perbedaan baik secara anatomis maupun secara fisiologis. Dimensi jenis kelamin dari variabel demografis memiliki pengaruh terhadap cyberloafing (Garret & Danziger, 2008). Penelitian ini menggunakan definisi yang dijelaskan oleh Hungu (dalam Fibrianto, 2016) yaitu perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara biologis sejak individu lahir.
2.4.2.2 Usia
Usia lebih umum dikenal dengan istilah umur yang berarti rentang kehidupan diukur dengan tahun, dikatakan masa dewasa awal adalah ketika usia (18-40) tahun, dewasa madya (41-60) tahun, dan dewasa lanjut lebih dari 60 tahun (Ilfa dalam Adi Santika, 2015). Kemudian dalam penelitian ini menggunakan rentang usia dewasa awal yaitu (18-41) tahun dan dewasa madya (41-60) tahun. Pemilihan sampel dewasa awal dan dewasa madya dengan alasan kedua rentang usia tersebut masih dalam kondisi produktif bekerja sedangkan usia 60 tahun keatas individu sudah
tidak memungkinkan lagi untuk bekerja karena individu sudah memasuki masa pension.
2.4.3 Skoring variabel jenis kelamin
Pengukuran variabel jenis kelamin didapatkan dari data yang diperoleh melalui kuesioner penelitian. Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang berisi item jenis kelamin yang sudah diberikan. Jenis kelamin dalam penelitian ini termasuk idepeneden variabel dan bersifat kategorik. Penghitungan variabel kategorik dilakukan dengan menggunakan variabel dummy. Variabel dummy berfungsi memprediksi nilai variabel tergantung dengan menggunakan variabel-variabel yang bersifat kategorikal dalam hal ini adalah jenis kelamin (Sawono, 2013). Data kategorikal perlu diikutsertakan dalam analisis data dengan menggunakan software SPSS. Jenis kelamin dibuatkan menjadi kode dummy dimana angka 1 untuk kode dummy laki-laki dan 0 untuk kode dummy perempuan.
2.4.4 Skoring variabel usia
Pengukuran variabel usia dalam penelitian ini didapatkan dari identitas responden yang diperoleh dari kuesioner penelitian. Responden diminta mengisi kuesioner dan berisi item rentang usia yang telah disajikan. Usia dalam penelitian ini termasuk idependen variabel. Variabel ini perlu diikutsertakan dalam analisis data dengan menggunakan software SPSS. Langkahnya adalah dengan menggunakan skala rasio dibuatkan menjadi dewasa awal (18-40) tahun, dewasa madya (41-60) tahun, dan dewasa lanjut ketika individu berusia lebih dari 60 tahun. Namun dalam penelitian ini usia dewasa lanjut atau individu yang berusia 60 tahun tidak diikut sertakan dalam proses pengambilan data karena usia 60 tahun umumnya sudah
memasuki masa pensiun dan tidak produktif untuk bekerja. Kemudian data usia yang akan dianalisis dalam Penelitian ini ialah Individu dengan usia dewasa awal dan dewasa madya. Kode dummy untuk data usia dewasa awal (18-40) ialah 0 tahun dan 1 untuk usia dewasa madya (41-60) tahun.
2.4.5. Pengaruh Faktor Demografi terhadap Cyberloafing
Demografi adalah studi tentang populasi manusia dalam hal ukuran, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin, ras, mata pencaharian, dan data statistik lainnya (Kotler dan Armstrong dalam Sangadji & Sopiah, 2013). Variabel demografi dipelajari dalam ilmu kependudukan untuk mengetahui karakteritik tertentu yang ada pada suatu populasi penduduk. Penelitian yang akan dilakukan ini membahas dua variabel yang memiliki pengaruh terhadap perilaku cyberloafing yaitu jenis kelamin dan usia. Penelitian yang dilakukan oleh (Hurriyati, 2017) menemukan adanya pengaruh yang signifikan jenis kelamin dan usia dengan menggunakan sampel Pegawai Negeri Dinas Pekerjaan Umum Kota Palembang. Sumbangan untuk setiap variabel sebear 1% untuk Jenis Kelamin dan 10% untuk Usia.
Penelitian yang dilakukan oleh (Ahmad & Omar, 2017) dengan menggunakan mengukur variabel Jenis kelamin terhadap cyberloafing menunjukkan bahwa Pegawai dengan jenis laki-laki lebih cenderung untuk terlibat dalam cyberloafing. Hasil penelitian yang sudah dilakukan memberi bukti cukup yang menerangkan bahawa variabel Demografi berimplikasi terhadap