• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Desain Penelitian

Desain penelitian secara luas berarti semua proses yang diperlukan peneliti untuk memecahkan masalah dalam penelitian yang sedang dilakukan (Sukardi, 2013:27). Sedangkan secara sempit, desain penelitian adalah penggambaran penelitian penelitian secara jelas, sehingga orang lain yang berkepentingan misalnya guru mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan permasalahan dengan ubahan yang ada dalam konteks penelitian, dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan (Sukardi, 2013:28). Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan peneliti untuk memecahkan masalah penelitian, sehingga orang lain yang berkepentingan dapat mengetahui tentang gambaran jelas penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti membagi desain penelitian menjadi dua yaitu rancangan penelitian dan rancangan tindakan yang diuraikan sebagai berikut:

70 1. Rancangan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Hal itu menyebabkan penelitian ini membutuhkan model atau desain penelitian yang dapat diterapkan. Pada penelitian tindakan kelas ini, menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc. Taggart. Kemmis mengembangkan modelnya berdasarkan konsep ahli Lewin yang kemudian disesuaikan dengan beberapa pertimbangan (Kasihani Kasbolah, 2011:113). Dalam perencanaan, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk pemecahan masalah. Adapun skema alur tindakan model Kemmis & Mc. Taggart dalam Kasihani Kasbolah (2011:113) adalah sebagai berikut:

71 2. Rancangan Tindakan

Secara garis besar ada 4 tahap yang harus dilalui yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan refleksi. Adapun penjelasan masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk merancang penelitian tindakan yang bertujuan meningkatkan prestasi belajar matematika. Pada tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Suharsimi dkk, 2009:17). Perencanaan dalam penelitian ini meliputi:

1) Peneliti merumuskan masalah penelitian setelah melakukan observasi awal. Peneliti kemudian mengkonsultasikan masalah tersebut dengan guru kelas IV, dan menjelaskan apabila akan dilakukan penelitian tindakan kelas dengan alat peraga kartu bilangan pada mata pelajaran matematika.

2) Peneliti melakukan komunikasi dengan guru kelas IV untuk merencanakan kegiatan pembelajaran dengan alat peraga kartu bilangan. Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan penelitian.

3) Peneliti bersama dengan guru mendiskusikan dan membuat RPP, LKS, lembar evaluasi, serta menyiapkan instrumen penelitian.

72

4) Peneliti mempersiapkan alat peraga kartu bilangan beserta perlengkapan lain yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan. 5) Peneliti melatih guru kelas IV dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran menggunakan alat peraga kartu bilangan agar tidak terjadi diskomunikasi antara guru dan peneliti.

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Tahap kedua dalam penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas (Suharsimi dkk, 2009:18). Pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan. Dalam penelitian tindakan ini, menggunakan model kolaboratif partisipatif dimana guru kelas IV sebagai pelaku yang melaksanakan pembelajaran dan peneliti yang bertindak sebagai pengamat/observer. Materi yang diajarkan adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, diajarkan dengan alat peraga kartu bilangan. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini meliputi:

1) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan alat peraga kartu bilangan sesuai dengan RPP. Pelaksanaan kegiatan meliputi: a) Kegiatan awal

Kegiatan awal berupa memberi salam, presensi siswa, memberi apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran.

73

Kegiatan inti berupa guru menggunakan alat peraga kartu bilangan ketika menjelaskan matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dilanjutkan dengan mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) melalui diskusi kelompok.

c) Penutup

Kegiatan penutup berupa penyimpulan hasil pembelajaran, mengerjakan soal evaluasi serta refleksi.

2) Peneliti mengamati dan mencatat hal-hal penting ketika guru melakukan pembelajaran menggunaka alat peraga kartu bilangan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga dalam pelaksanaan penelitian tindakan adalah pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas sebagai pelaksana tindakan dan peneliti. Kegiatan pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama dengan pelaksanaan tindakan, ketika guru menggunakan alat peraga kartu bilangan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Oleh karena itu, Kasihani Kasbolah (1998:91) menyebutkan bahwa pada tahap pengamatan atau observasi tidak lain adalah upaya untuk mengamati pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa, baik sebelum pelaksanaan tindakan, pada saat pelaksanaan tindakan maupun setelah pelaksanaan tindakan kelas.

74

Observasi atau pengamatan yang dilakukan yaitu mencakup kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam interaksi individu maupun kelompok. Data yang diperoleh dari pelaksanaan tahap pengamatan ini adalah data tentang proses pembelajaran di kelas dan data kemajuan hasil belajar siswa. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan mengarah kepada perubahan positif dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Kasihani Kasbolah (1998:92), menjelaskan bahwa apabila tidak terjadi perubahan positif maka peneliti harus segera mencari dan menemukan faktor penyebabnya, dan menentukan langkah perbaikannya.

d. Refleksi (Reflecting)

Tahap keempat dalam penelitian tindakan merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (Suharsimi Arikunto dkk,2009:19). Pendapat lain disampaikan oleh Kasihani Kasbolah (1998:100), yang menyebutkan bahwa refleksi dilakukan tidak hanya pada akhir pelaksanaan tindakan namun juga pada saat merencanakan, ketika tindakan dilakukan dan setelah pelaksanaan tindakan. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kelas IV. Refleksi yang dilakukan secara diskusi bersamaan akan memberikan dasar perbaikan nyata yang lebih baik (Suwarsih Madya, 2009:64). Dari hasil refleksi yang

75

dilakukan, akan dapat menentukan langkah perubahan selanjutnya. Apabila misalnya hasil tindakan pada siklus pertama belum sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana untuk siklus berikutnya, begitupun seterusnya.

Dokumen terkait