• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Bhajan pada Masyarakat Hindu

Dalam setiap ajaran agama terdapat tata cara, ritual, doa dan pemujaan kepada Tuhan yang memiliki kekhasan masing-masing. Begitu pula agama Hindu terdapat banyak cara dan teknik upacara pemujaan Tuhan, salah satunya adalah Bhajan. Bhajan berarti memuja, bersujud, bersembah, dalam perkembangan sampai kini, Bhajan berarti Kidung Suci dengan mengutamakan penggunaan nama-nama suci Tuhan (Pemajun, tanpa tahun:V). Pada praktiknya dalam melakukan Bhajan, penganut agama Hindu menyanyikan mantra dan nama-nama suci Tuhan secara beramai-ramai. Bhajan bisa dilakukan di kuil atau tempat khusus tertentu.

Di India Bhajan sudah dilaksanakan pada jaman Purana (300 M - 1200 Masehi). Belum diketemukan bukti otentik bahwa di jaman Wedha (1500 S.M – 300 S.M) dan Upanishad ada pelakasanaan Bhajan. Selanjutnya ahli-ahli India menyebutkan, sistim Bhajan mulai dikenal di India jauh sebelum jaman Purana hanya saja perkembangannya sporadis. Bahkan Bhajan diperkirakan

digunakan sejak jalan Bhakti mulai digunakan oleh “orang awam” sebagai sarana pemenuhan dari manusia-manusia yang gelisah mencari Tuhan dan kebenaran (Pemajun, tanpa tahun: III-VII).

Menurut ajaran Hindu, tidak ada sadhana (praktik spiritual) yang lebih berharga daripada pengulangan nama-nama Tuhan. Mengulang-ulang nama Tuhan dengn cara menyanyikannya atau dikenal dengan Bhajan adalah suatu proses yang bisa melatih pikiran. Latihan spiritual yang bisa membawa berkembangnya pikiran ke dalam kemuliaan dan keagungan nama Tuhan. Bhajan menyebabkan hati menemukan kebenaran dan merasakan bahwa keindahan merupakan manifestasi Tuhan. Bhajan memberikan dorongan kepada manusia untuk menyelami diri dan mencari jati dirinya sendiri (wacanadharma.blogspot.com diakses pada 2 Juli 2015). Dari berbagai penjelasan ini, maka dapat disimpulkan bahwa Bhajan adalah kegiatan pemujaan Tuhan dengan menyanyikan lagu-lagu suci yang di dalamnya sarat dengan nama-nama Tuhan yang bertujuan untuk membawa manusia kepada kesejatian dirinya sendiri.

3.1.1 Masuknya Bhajan di Indonesia

Kata Bhajan sebenarnya hanyalah istilah yang kebetulan tidak akrab di telinga Indonesia. Bhajan sebenarnya sama saja artinya dengan Kidung Suci. Bhajan sudah ada dan berkembang dikalangan keturunan India di Jakarta pada 1968. Disamping itu Bhajan juga dikembangkan oleh Sekte Hare Krishna sekitar tahun 1983 juga di Jakarta. Sebelum masa-masa itu boleh dikata perkembangan Bhajan tidak tercatat (Pemajun, tanpa tahun: III-VII). Bhajan sekarang berkembang pesat di Indonesia, walaupun Bhajan dimulai di India,

dikarenakan banyak warga India masuk ke Indonesia, maka Bhajan juga turut dibawa ke Indonesia. Akibat perkembangan Bhajan di Indonesia, maka tidak sulit untuk mencari informasi dimana tempat untuk upacara Bhajan tersebut. Biasanya di kuil-kuil agama Hindu, para penganut agama Hindu melakukan Bhajan di waktu-waktu tertentu.

Adapun fungsi Bhajan tersebut mencakup dua hal, fungsi ke dalam diri dan ke luar diri manusia, yaitu (Pemajun, tanpa tahun: VIII - XI):

1) Fungsi kedalam manusia, suatu usaha untuk membersihkan seluruh instansi-instansi badan manusia :

a. Panca kosa / 5 Instansi Sarung/lapisan Jiwa (Anna Maya Kosa, Prana Maya Kosa, Mano Maya Kosa, Wijnana Maya Kosa, Ananda Maya Kosa).

b. Panca Stula Bhutta / 5 Unsur yang menjadi bahan baku manusia (Prathivi-Tanah, Apah-Air, Tejas-Api, Wayu-Udara, Akasa-Ether). c. Panca Tan Matra / 5 Indra Dalam (Ganda-Bau, Rasa-Rasa, Rupa-

Warna, Sparsa-Sentuh, Sabda-Bunyi).

d. Panca Indriya / 5 Indra Luar (Hidung, Lidah, Mata, Kulit, Telinga). 2) Fungsi diluar manusia, akibat lain dari Bhajan yang sangat dikehendaki

Bhagawan (Tuhan) adalah pembersihan alam semesta sebagai efek pelaksanaan Bhajan. Pernah diselidiki oleh ahli-ahli dari barat dengan menggunakan “Kamera Kirlian” yang bisa memotret aura manusia dan alam, ternyata efek yang ditimbulkan oleh Bhajan sungguh mencengangkan, alam sekitar tervibrasi sehingga menimbulkan efek kedamaian, kesuburan dan melenyapkan bencana. Jauh sebelum kejadian hal tersebut telah dikatakan oleh Bhagawan sendiri, bahwa

nama-nama Tuhan (yang diberikan oleh Tuhan sendiri atas kehendaknya) yang dinyanyikan dengan suara keras akan menimbulkan efek pembersihan bagi alam semesta beserta isinya.

3) Fungsi kebersamaan, Bhajan dilingkungan Sai telah disusun sedemikian rupa oleh Bhagawan memadukan unsur instansi di dalam manusia dan diluar manusia (mikrokosmos dan makrokosmos) sehingga timbul keselarasan/harmoni. Harmoni antara Bhajan (kidung suci yang dilantunkan) dengan sikap kita menerima lagu Bhajan itu sekaligus sebagai tuntunan untuk menuju kesadaran Agung. Secara fisik Bhajan adalah Patalu (lagu) yang berdasarkan Raga (laras, tuning) dan Tala (ketukan, birama, tempo). Tanpa hal ini, Bhajan sebagai proses spiritual tidak menghasilkan daya yang maksimal. Kebersamaan itu diibaratkan kumparan magnet yang semakin digerakan akan menimbulkan kelipatan energi/kekuatan. Karena antara mereka yang terlibat akan timbul daya sinergis saling memperkuat satu sama lain. Daya-daya yang dihasilkan dari kebersamaan itu adalah pemangkasan watak-watak buruk manusia seperti keakuan, kesombongan, merasa diri paling hebat/menonjol yang sangat menghambat perkembangan spiritual. Maka dari itulah Bhajan bisa dilaksanakan dimana saja asal dalam keadaan “bersama”. Misalnya sambil melaksanakan sewa, sebelum Satsang / pertemuan, menjenguk orang sakit/perkawinan dan lain-lainnya.

4) Fungsi-fungsi lainnya, seringkali Sathya Sai Baba mengatakan,

”Dimana saja NamaKu dilagukan melalui Bhajan secara bersama

Bhajanpundiyakini dikalangan Sai Bhakta sendiri untuk mengundang kehadiran Sad Guru Bhagawan Sri Sathya Sai Baba memberikan rakhmat, tuntunan spiritual dan perlindungan bagi kita semua.

Dari pemaparan fungsi-fungsi diatas, bisa disimpulkan bahwa Bhajan memiliki banyak fungsi untuk manusia maupun untuk alam semesta. Untuk diri sendiri, Bhajan dapat membersihkan segala kotoran batin yang terdapat di dalam batin dan pikiran. Apabila jiwa telah bersih, maka akan melahirkan perbuatan yang baik. Perbuatan baik kepada diri sendiri, sesama makhluk hidup dan alam sekitar. Diri yang bersih secara lahir batin akan menghadirkan cahaya Ketuhanan dari dalam diri.

Ritus adalah alat manusia religius untuk melakukan perubahan (Ghazali, 2011:50). Dalam konteks ini, maka dapat disimpulkan bahwa Bhajan merupakan ritus pembersihan diri karena setiap kali selesai melaksanakan Bhajan diharapkan para pesertanya memperoleh pencapaian kebersihan hati dan pikiran. Kebersihan hati dan pikiran ini diyakini dapat diperoleh karena di setiap nama suci Tuhan yang dilantunkan dalam Bhajan mengandung kekuatan Illahiah yang bisa membersihkan jiwa serta melindungi para pesertanya dari segala marabahaya.

Dokumen terkait