BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Deskripsi Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Kemamang karya Koen Setyawan. Data dalam penelitian ini berupa percakapan tokoh yang terdapat
dalam novel Kemamang karya Koen Setyawan. Untuk mendeskripsikan data penelitian lebih jelas, akan dijelaskan beberapa tuturan sebagai berikut ini.
(1)“Akhir-akhir ini beberapa binatang ternak yang digembalakan di dekat danau hilang secara misterius. Beberapa hari kemudian binatang-binatang itu ditemukan mati mengenaskan. Isi perut dan kepalanya hilang” (Kemamang hal. 33).
Tuturan tersebut disampaikan oleh Kades Tasripan terhadap Hari. Wujud
ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah ilokusi asertif yang bersifat
menjelaskan. Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah
penutur memberi tahu mitra tutur agar menyelidiki penyebab terjadinya binatang
hilang secara misterius. Dari tuturan tersebut dapat dijelaskan bahwa dilihat dari
maksud ilokusinya, penutur mengajak mitra tutur untuk melakukan sesuatu
tindakan, dengan cara penyampaian tuturan yang bersifat menjelaskan.
(2)“Tak menarik. Tak ada yang baru. Pikiranku ga di situ. Apa yang kamu dapatkan?” (Kemamang halaman 28).
Tuturan tersebut disampaikan oleh Panji terhadap Hari. Wujud ilokusi
yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah ilokusi asertif yang berupa
mengabaikan dalam mengikuti pertemuan Tim. Tuturan tersebut dapat dijelaskan
bahwa dilihat dari maksud ilokusinya, penutur sebenarnya tidak serius dalam
mengikuti pertemuan Tim, karena penutur sebelumnya sudah memiliki
angan-angan bahwa pertemuan Tim itu tidak menarik. Oleh karena itu penutur
mengeluh, menyampaikan keluhan terhadap mitra tutur ketika ditanya oleh mitra
tutur.
(3)“Lebih baik Mas ke Balai Desa dulu. Lewati jalan ini lurus saja. Kira-kira lima kilometer dari sini. Saya yakin pegawai desa bisa membantu Mas”(Kemamang halaman 17).
Tuturan tersebut disampaikan oleh Lelaki Tua terhadap Hari. Wujud
ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah ilokusi asertif yang bersifat
memberi saran. Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah
memberi tahu mitra tutur bahwa di balai desa pegawai desa ada pegawai desa
yang dapat memberikan pertolongan agar tidak tersesat lagi. Dari tuturan tersebut
dapat dijelaskan bahwa dilihat dari maksud ilokusinya, penutur sebenarnya tidak
dapat menolong mitra tutur, sehingga penutur menyuruh mitra tutur agar mitra
tutur melakukan suatu tindakan yang bersifat memberi saran.
(4)“Bune, tolong ambilkan air putih!”(Kemamang halaman 40).
Tuturan tersebut disampaikan oleh Kades terhadap Istri Kades. Wujud
ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah ilokusi direktif yang
bersifat memerintah. Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut
adalah penutur menyuruh mitra tutur agar membuatkan minuman karena sedang
ada tamu, maksud lain yang terkandung dalam tuturan tersebut, penutur menemui
Tuturan tersebut dapat dijelaskan jika dilihat dari maksud ilokusinya, bahwa
seorang penutur melakukan tuturan yang menimbulkan efek terhadap mitra tutur,
dengan cara penyampaian tuturan yang bersifat menyuruh atau memerintah.
(5)“Lebih baik kita ke tempat bangkai sapimu ditemukan!”(Kemamang
halaman 47).
Tuturan tersebut disampaikan oleh Kades Tasripan terhadap Rianto.
Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah ilokusi direktif yang
bersifat memerintah. Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut
adalah penutur menyuruh mitra tutur kembali ke tempat bangkai-bangkai sapi
tersebut ditemukan, maksud lain yang terkandung, Kades Tasripan merasa jika
perjalanannya sia-sia karena tidak menemukan petunjuk sapi-sapi tersebut mati.
Tuturan tersebut dapat dijelaskan bahwa dilihat dari maksud ilokusinya, penutur
mengajak mitra tutur untuk melakukan sesuatu tindakan, dengan cara
penyampaian tuturan yang bersifat menyuruh atau memerintah.
(6)“Lihat ini apa yang saya temukan. Sebuah jejak kaki!”(Kemamang
halaman 48).
Tuturan tersebut disampaikan oleh Panji terhadap Kades Tasripan. Wujud
ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah ilokusi direktif yang
bersifat memerintah. Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut
adalah penutur menyuruh mitra tutur agar mitra tutur melihat apa yang telah
dilihat oleh penutur. Tuturan tersebut dapat dijelaskan bahwa dilihat dari maksud
ilokusinya, penutur mengajak mitra tutur untuk melakukan sesuatu tindakan,
(7)“Terima kasih”(Kemamang hal 41).
Tuturan tersebut disampaikan oleh Rianto terhadap Istri Kades. Wujud
ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah ilokusi ekspresif yang
bersifat berterima kasih. Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut
adalah penutur mengekspresikan sikap psikologis mitra tutur atas perbuatan yang
dilakukan oleh mitra tutur.
(8)“Ya… ya. Tentu saja. Kami yakin. Binatang itu menyelam ke dalam air.”(Kemamang hal 46).
Tuturan tersebut disampaikan oleh Rianto terhadap Kades Tasripan.
Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah ilokusi komisif
yang bersifat bersumpah. Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut
adalah penutur menyatakan sumpah untuk meyakinkan mitra tutur. Dari tuturan
tersebut dapat dijelaskan bahwa penutur memberikan suatu keyakinan agar mitra
tutur percaya dan yakin tentang yang dikatakan oleh penutur.
(9)“Ya. Tapi aku yakin binatang itu masuk ke dalam air”(Kemamang
halaman 50).
Tuturan tersebut disampaikan oleh Hari terhadap Kades Tasripan. Wujud
ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah ilokusi komisif yang
bersifat bersumpah. Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut
adalah penutur berusaha meyakinkan mitra tutur melalui tuturan yang bersifat
bersumpah. Tuturan tersebut dapat dijelaskan bahwa dilihat dari maksud
ilokusinya, penutur meyakinkan mitra tutur untuk melalui tuturan, yang dapat
(10)“Itulah yang mengejutkan saya. Meskipun berat, rasanya saya sudah mengikhlaskan sapi saya. Tapi saya takut. Kejadiannya benar-benar menakutkan bagi kami semua”(Kemamang halaman 41).
Tuturan tersebut disampaikan oleh Hari terhadap Kades Tasripan. Wujud
ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah ilokusi deklarasi yang
bersifat berpasrah. Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan tersebut adalah
penutur berusaha memberitahu apa sebenarnya terjadi tuturan yang menyatakan
pasrah. Tuturan tersebut dapat dijelaskan bahwa dilihat dari maksud ilokusinya,
penutur menceriterakan mitra tutur apa yang sebenarnya terjadi, yang
mengandung sifat pasrah.
Data semacam itulah yang dianalisis dan dideskripsikan dalam penelitian
ini untuk mengetahui wujud tindak tutur ilokusi dan maksud ilokusi yang terdapat
dalam novel Kemamang karya Koen Setyawan.