• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

merasa heran, dan menyadari. Maksud ilokusi komisif berdasarkan analisis data, antara lain; mengabaikan, mengerjakan, menakut-nakuti, mengajak, mempengaruhi, merasa takut, meyakinkan, menghargai, dan berharap. Maksud ilokusi deklarasi berdasarkan analisis data, antara lain; meminta pertolongan, memberi nasehat, memberitahu, tidak percaya, dan mengajak.

Dari hasil analisis data ditemukan 195 data. Data yang paling banyak

ditemukan adalah tindak tutur ilokusi direktif yang berjumlah 73 data, sedangkan

data yang paling sedikit ditemukan adalah tindak tutur ilokusi ekspresif yang

berjumlah 15 data dan tindak tutur ilokusi deklarasi yang berjumlah 15 data.

5.2Saran

Penelitian ini meneliti tentang tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam

novel, khususnya meneliti tentang wujud ilokusi dan maksud ilokusi yang tedapat

dalam novel. Percakapan dalam bentuk tuturan di dalam novel sangat

bermacam-macam. Ekspresi yang ditimbulkan melalui percakapan tokoh dalam novel juga

bermacam-macam. Peneliti lain yang meneliti novel dalam bidang pragmatik,

khusunya dalam tindak tutur ilokusi, disarankan agar meneliti tentang

praanggapan, kedwibahasaan, kesantunan. Karena penelitian tentang tindak tutur

ilokusi sudah banyak dilakukan.

63

DAFTAR PUSTAKA

Black, Elizabeth. 2011. Stilistika Pragmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.

Jakarta: Rineka Cipta.

Cummings, Louise. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra.

Ibrahim, Abd Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usana Offset Printing.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta : U-I Press.

Moleong, Lexy. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pranowo. 2009. Berbahasa Secara Santun.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pratiwi, Vita Dewi. 2011. Tindak Tutur Ilokusi dalam Wacana Novel Grafis Eendaagsche Exprestreinen Pengarang Risdianto dan Yusi Avianto Pareanom. Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma.

Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer.Yogyakarta: Graha Ilmu. Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa Menyibak

Kurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

______________. 2003. Berkelaan Dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: Dioma.

Rani, Abdul, dan Arifin, Bustanul, serta Martutik. 2004. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.

   

Sarwoyo, Ventianus. 2009. Tindak Ilokusi dan Penanda Tingkat Kesantunan di dalam Surat Kabar (Suatu Tinjauan Sosiopragmatik). Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma.

Setyawan, Koen. 2009. Kemamang. Jakarta: Goodfaith Production. Tarigan Henry, Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset. Yule, George. 2006. Pragmatik.. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

   

1. Sinopsis novel Kemamang karya Koen Setyawan.

Novel Kemamang merupakan jenis karya sastra fiksi yang di dalamnya terdapat tokoh-tokoh. Di dalam novel tersebut selain terdapat tokoh juga ada tema, alur, setting, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Unsur unsur tersebut merupakan bagian dari isi novel yang menentukan cerita. Novel

Kemamang ditulis oleh Koen Setyawan. Novel ini dicetak pada bulan Desember tahun 2009, dan diterbitkan oleh Goodfaith Production. Novel ini terdiri dari 35 sub judul dan terdiri dari 317 halaman.

Deskripsi singkat novel Kemamang, dua peneliti harimau jawa terpisah dengan kelompoknya yang dihantui cahaya-cahaya aneh. Keesokan harinya, mereka mendapati dirinya berada di tepian Danau Bakalan, danau yang dianggap angker oleh masyarakat lokal.

Mereka terlibat dalam serentetan kejadian mengerikan seperti sapi yang mati secara mengenaskan, jejak-jejak kaki raksasa, bayangan raksasa mirip buaya bercakar besar, anak-anak yang menghilang di dekat danau, suara-suara gamelan yang terdengar dari dalam danau, dan kemunculan-kemunculan cahaya aneh. Cahaya-cahaya yang dikenal sebagai kemamang, akhirnya menuntun mereka menguak tabir misteri yang menyelimuti Danau Bakalan selama ratusan tahun. Bahaya sedang mengintai dari kedalaman danau. Mereka harus bergerak cepat atau keselamatan penduduk desa jadi taruhannya.

Inti cerita yang terdapat dalam novel Kemamang adalah dua peneliti yang bermaksud meneliti tentang jejak harimau jawa justru terlibat dalam suatu kejadian aneh yang tidak mereka duga. Peristiwa aneh dan kejadian mengerikan terjadi pada mereka. Bukan jejak-jejak harimau yang mereka temukan, tetapi keselamatan penduduk desa ada di tangan mereka.

2. Wujud dan maksud tindak tutur ilokusi novel Kemamang

2.1 Wujud dan maksud tindak tutur ilokusi asertif

1. “Lebih baik Mas ke Balai Desa dulu. Lewati jalan ini lurus saja. Kira-kira lima kilometer dari sini. Saya yakin pegawai desa bisa membantu Mas.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang bersifat memberi saran.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah memberi tahu mitra tutur bahwa di balai desa pegawai desa ada pegawai desa yang dapat memberikan pertolongan agar tidak tersesat lagi (halaman 17).

2. “Tak menarik. Tak ada yang baru. Pikiranku ga di situ. Apa yang kamu dapatkan?”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa keluhan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur mengabaikan dalam mengikuti pertemuan Tim (halaman 28).

3. “Akhir-akhir ini beberapa binatang ternak yang digembalakan di dekat danau hilang secara misterius. Beberapa hari kemudian binatang-binatang itu ditemukan mati mengenaskan. Isi perut dan kepalanya hilang.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang bersifat menjelaskan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberi tahu mitra tutur agar menyelidiki penyebab terjadinya binatang hilang secara misterius (halaman. 33).

4. ‘‘He… eh … sepertinya kita tak akan pernah sampai ke tempat lampu itu. Lampu itu seperti menjauhi kita.”

Wujud ilokusi;

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa memberi saran.

Maksud ilokusi;

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur mengabaikan apa yang telah mereka lihat, maksud lain yang melekat agar penutur mengajak mitra tutur beristirahat (halaman 10).

5. “Tak tahulah. Aku sudah capek mengejarnya.”

Wujud ilokusi;

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa keluhan.

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur mengajak mitra tutur beristirahat(halaman 10).

6. “Ada cahaya di kejauhan. Kami mengikutinya sampai kemari.”

Wujud ilokusi;

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa pernyataan.

Maksud ilokusi;

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu terhadap mitra tutur agar mitra tutur memberikan tempat istirahat kepada penutur(halaman 14).

7. “Cahaya itu mendatangi kami. Kami ketakutan dan tak sadarkan diri.”

Wujud ilokusi;

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa pernyataan.

Maksud ilokusi;

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu terhadap mitra tutur agar mitra tutur dapat menolong penutur (halaman 14).

8. “Susah menjelaskannya. Itu semacam makhluk halus. Banyak orang disini melihatnya.”

Wujud ilokusi;

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang bersifat mengklaim.

Maksud ilokusi;

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu terhadap mitra tutur agar mitra tutur berhati-hati menjaga tingkah laku mereka, maksud lain yang terkandung adalah penutur menakut-nakuti mitra tutur supaya tidak berperilaku tidak sopan atau sembarangan (halaman 16).

9. “Ya aku pikir demikian. Kita merasa kejadiannya sangat cepat, tetapi ternyata waktu yang kita alami sangat lama hampir 6 jam lebih. Kita hanya merasakanya selama beberapa menit saja.”

Wujud ilokusi ;

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang bersifat mengklaim.

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur mengajak mitra tutur tidak akan melakukan suatu hal yang dilakukan lagi (halaman 22).

10. “Waduh… aku baru ingat sesuatu. Tim kita ada pertemuan. Sialan!”

Wujud ilokusi ;

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa keluhan.

Maksud ilokusi;

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur mengajak mitra tutur untuk hadir dalam pertemuan tim , maksud kedua adalah penutur menyuruh mitra tutur untuk menghadiri pertemuan Tim (halaman 23).

11. “Ada peneliti UFO yang pernah mengunjungi desa-desa di Jawa. Ia melihat seperti apa yang kita lihat.”

Wujud ilokusi ;

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang bersifat memberitahu.

Maksud ilokusi;

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur mengajak mitra tutur agar melakukan ekspedisi (halaman 29).

12. “Saya tidak tahu, Mas. Tubuhnya masih utuh. Hanya jerohan dan bola matanya saja yang hilang. Otaknya juga hilang.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu mitra tutur tentang apa yang sebenarnya terjadi maksud lain yang terkandung adalah penutur menyuruh mitra tutur untuk menyelesaikan masalah tersebut(halaman 34).

13.“Mungkin 12 kali atau lebih. Tapi waktu saya masih muda, kejadian itu pernah terjadi. Ternak-ternak tiba-tiba hilang di tepi danau dan ditemukan dalam keadaan mati dan hilang jerohannya. Orang sini menganggapnya dimakan oleh jenglot.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa mengklaim.

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu mitra tutur tentang apa yang sebenarnya terjadi maksud lain yang terkandung adalah penutur menyuruh mitra tutur untuk menyelesaikan masalah tersebut(halaman 34).

14.“Ya Makhluk halus. Manusia kerdil dengan rambut panjang. Orang-orang percaya makhluk itu mengisap darah. Untuk menjaga agar ternaknya tidak dimakan jenglot, orang-orang mulai mengecat ternaknya dengan pewarna. Orang sini menyebutnya sumbo. Biasanya berwarna merah muda.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa mengklaim.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu mitra tutur tentang apa yang sebenarnya terjadi, maksud lain yang terkandung adalah penutur menyuruh mitra tutur berhati-hati dan waspada(halaman 34).

15.“Perasaan saya, waktu terjadi peristiwa itu Cuma sebentar saja. Tetapi, ternyata saya cocokkan dengan jam tangan saya, ternyata berlangsung sangat lama. Lalu ketika saya pulang, saya hampir tak bisa tidur selama 3 hari. Berikutnya saya hampir tak bisa bangun selama 2 hari. Tidakkah itu aneh?”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur mengajak mitra tutur agar tidak melakukan hal seperti itu lagi (halaman 36).

16.Ya. Mungkin semacam perasaan aneh dan seperti diikuti terus-menerus. Tapi akan hilang dengan sendirinya. Anda tak perlu khawatir. Dulu memang banyak yang bertemu kemamang. Tetapi sekarang sudah jarang.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu mitra tutur tentang apa yang sebenarnya terjadi, maksud lain yang terkandung adalah penutur menasehati mitra tutur (halaman 36).

17.“Saya tidak mengatakannya demikian. Maksud saya, orang-orang jarang bertemu kemamang karena memang jarang ada yang pergi ke danau. Terutama menjelang maghrib.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu mitra tutur agar tidak pergi ke danau pada waktu maghrib tiba (halaman 36).

18.“Saya tidak tahu ada yang percaya kemamang itu berhubungan dengan makhluk-makhluk di danau. Tapi yang jelas, kami tak punya bukti apa pun.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menakut-nakuti mitra tutur (halaman 37).

19.“Saya pikir demikian. Lalu tiba-tiba kami mendengar suara gemericik air dari arah danau. Saat itu gelap. Kami hanya melihat bayangan semak. Saya dan teman-teman sangat ketakutan setengah mati. Apalagi malam-malam begini. Di tepi danau lagi. Tapi kami penasaran. Jadi kami memberanikan diri untuk mendekati danau dan menyorotkan lampu senter ke permukaan air danau. Lalu kami melihat sesuatu yang besar menyelam ke dalam air. Saya tak tahu apa itu. Tapi nampaknya besar sekali. Mungkin itu binatang buas yang memakan sapi saya, Pak Kades.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu mitra tutur tentang apa yang sebenarnya terjadi, maksud lain yang terkandung adalah penutur menyuruh mitra tutur untuk menyelesaikan masalah tersebut (halaman 41).

20.“Saya masih tak habis pikir. Bagaimana sapi itu bisa sampai ke dekat danau. Malam-malam begini lagi.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa mengeluh.

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur penutur menyuruh mitra tutur untuk menyelesaikan masalah tersebut (halaman 42).

21.“Ya, benar, Mas. Sudah ada 6 kejadian ternak hilang dalam 3 bulan ini. Mungkin pencurian. Tapi hingga sekarang pelakunya belum tertangkap. Tapi kalau dipikir-pikir, kalau benar sapi itu dicuri, buat apa pencurinya membawa sapi itu ke dekat danau? Itu kan sama saja dengan bunuh diri?”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa mengklaim.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu mitra tutur tentang apa yang sebenarnya terjadi, maksud lain yang terkandung adalah penutur menyuruh mitra tutur untuk menyelesaikan masalah tersebut (halaman 42).

22.“Hanya buaya yang bisa terjun ke dalam air tanpa menimbulkan bunyi yang keras. Lagi pula binatang macam apa lagi yang bisa melakukannya? Tetapi kaki buaya tak seperti itu bentuknya. Saya jadi bingung sendiri, Pak.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa megklaim.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu mitra tutur tentang apa yang sebenarnya terjadi maksud lain yang terkandung adalah penutur menyuruh mitra tutur untuk menyelesaikan masalah tersebut (halaman 52).

23.“Lebih baik kita lapor polisi.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyarankan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur untuk menyelesaikan masalah tersebut (halaman 52).

24.“Mereka menuduh pelakunya para penganut aliran sesat. Tapi mereka tak menemukan bukti-bukti.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa mengklaim.

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur mengajak mitra tutur untuk menyelesaikan masalah tersebut(halaman 56).

25. “Bagaimana mungkin? Kamu orang Biologi. Harusnya kamu tahu”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa mengklaim.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur untuk melakukan sesuatu(halaman 57)

26.“Mungkin ada binatang purba yang tinggal di danau itu…”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa mengklaim

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur untuk melakukan sesuatu agar mitra tutur mengetahui penyebab peristiwa itu (halaman 58).

27. “Kita pernah tersesat di hutan di dekat danau itu dan bertemu kemamang. Mungkinkah kita dekat dengan kerajaan siluman itu?”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu mitra tutur tentang apa yang sebenarnya terjadi, maksud lain yang terkandung adalah penutur berusaha meyakinkan mitra tutur (halaman 65).

28.“Entahlah. Aku rasa dongeng Prabu Maheso itu ada hubungannya dengan kemamang dan segala misteri ini. Kita harus pergi ke danau itu pada malam hari!”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur untuk segera memecahkan masalah yang terjadi (halaman 65).

29.“Ada bocah hilang!”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur agar segera mencari bocah yang hilang tersebut (halaman 70).

30. “Ada patahan ranting!”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur agar berhati-hati (halaman 75)

31.“Ya. Nampaknya bocah itu menuju … hutan!”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur agar mencari bocah tersebut(halaman 76).

32. “Itu hanya suara angin”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur agar mengabaikan sesuatu yang terjadi atau yang dialami mitra tutur(halaman 80).

33.“S…saya… saya pikir kita sudah melangkah terlalu jauh ke dalam hutan,”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur agar tidak melanjutkan perjalanan (halaman 85).

34. “Aduh! Kepalaku … Di mana orang-orang yang lain?”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa mengeluh.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur agar memberikan pertolongan (halaman 93).

35. “Itu serangan psikologis. Ketakutan kitalah yang mereka kendalikan. Aku juga sama bodohnya denganmu… Mereka sepertinya hanya ingin mengusir kita saja,”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa mengklaim.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur agar mengabaikan sesuatu yang menjadi persoalan (halaman 94).

36.“Kita jatuh ke dalam jurang. Itu yang bisa aku tahu …”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur agar meminta pertolongan atau berusaha naik ke atas, atau menyelamatkan diri dari jurang (halaman 94)

37. “Terlalu curam di sini. Mungkin kita harus berjalan agak jauh untuk menemukan jalan yang lebih landai.”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyarankan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur agar melakukan sesuatu (halaman 96).

38. “Oke. Ini satu-satunya harapan kita. Tapi kita harus berhati-hati. Pohon ini bisa sewaktu-waktu tumbang!”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyarankan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur agar berhati-hati (halaman 99).

39.“Aku mendengar suara auman di atas sana!”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur menyuruh mitra tutur agar berhati-hati (halaman 109).

40.“Baiklah. Saat aku hampir di atas sana. Aku melihat semak-semak itu bergerak-gerak. Lalu ada suara auman. Seperti suara buaya dan harimau. Aku tak tahu pasti. Tapi terdengar keras dan menyeramkan…”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif yang berupa menyatakan.

Maksud ilokusi:

Maksud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah penutur memberitahu mitra tutur tentang apa yang sebenarnya terjadi (halaman 110).

41.“Ya. Pohon itu tumbang. Di dekat kaki kita,”

Wujud ilokusi:

Wujud ilokusi yang terkandung dalam tuturan di atas adalah ilokusi asertif

Dokumen terkait