• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.2 Deskripsi Jama’ah Salafiyyah

Munculnya gerakan dakwah Jama'ah Salafiyyah sebenarnya dilatarbelakangi oleh terjadinya masa pembaharuan besar-besaran di dunia Islam. Persentuhan dengan

budaya sosial di luar Islam yang didorong oleh kebangkitan bangsa Eropa atau dunia barat di Perancis khususnya dan juga masih banyak praktik-praktik budaya sosial pegaisme yang masih mengakar dan membudaya di tengah masyarakat. Harun Nasution membagainya dalam periode klasik (650-1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern (yang dimulai tahun 1800 M). Ia mengakui bahwa ide-ide pembaharuan Islam sudah mulai muncul bahkan sejak sebelum Islam memasuki periode modern. Dalam masa pra modern inilah beberapa usaha dan pemikiran terjadi diseputar pembaharuan Islam, antara lain :

1. Pembaharuan Kerajaan Turki Utsmani

Pembaharuan di kerajaan Turki Utsmani lebih kepada modernisasi, yaitu adanya persentuhan dengan bangsa-bangsa Eropa. Kekalahan yang terjadi pada abad ke-17, telah mendorong para pemuka kerajaan untuk menyelidiki rahasia keunggulan lawan mereka. Kemudian kerajaan Turki Utsmani melakukan penelitian ke Eropa untuk melihat lebih dekat perubahan yang terjadi. Hasil dari penelitian ini telah mendorong Sultan Mehmed III (1703-1730) yang pada waktu itu berkuasa memulai pembaharuan besar-besaran di kerajaan Turki Utsmani.

2. India

Di india juga terjadi pembaharuan oleh pemuka agama. Pembaharuan ini didorong oleh kemunduran umat Islam dalam berbagai bidang kehidupan dan bercampurnya budaya terhadap agama. Syekh Waliulloh (1703-1762) yang terlahir dari kalangan Islam Sufi menjadi tokoh utama dalam usaha pembaharuan ini. Waliulloh juga beranggapan bahwa sistem pemerintahan umat

Islam harus dikembalikan berdasarkan kekhalifahan yang lebih mendekati demokrasi dan menjunjung tinggi pendapat musyawarah.

3. Arabia

Di Arabia (Arab Saudi) juga muncul pembaharuan dengan Syekh Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787) sebagai pelopornya, yang kemudian dikenal aliran Wahabiyah. Ia melihat bahwa ajaran tauhid (keesaan Tuhan) Islam saat itu telah dirusak oleh pemikiran sufiisme yang berkembang di dunia Islam sejak abad ke-13.Di setiap negara Islam yang ia kunjungi, ia melihat tokoh-tokoh sufi dan kuburan para wali yang seperti itu banyak didatangi umat Islam untuk meminta pertolongan, ada yang meminta pertolongan supaya mendapat anak, memecahkan permasalahan yang dihadapi meminta penyembuhan dan lain-lain.

Hal ini dilihat oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahab sebagai syirik (menyekutukan Tuhan) sebab itu harus dihilangkan. Oleh karena itu tujuan dari gerakan Wahabiyah ini adalah kembali kepada Islam murni dan penekanan aspek hukum. Gerakan pembaharuan yang sering disebut gerakan radikal di zamannya ini mempunyai pengaruh yang sangat luas. Gerakan ini juga menolak taklid dan menganut ijtihad serta menjadikan Al Qur'an dan hadist sebagai sumber utama ajaran Islam.

Dari gerakan pembaharuan Wahabi ini gerakan dakwah Salafiyyah muncul. Syekh Muhammad bin Abdul Wahab tidak menamakan gerakannya sebagai Wahabi akan tetapi "muwahidin" (mengesakan Tuhan), dan oleh

pengikutnya, gerakan ini dinamakan gerakan orang-orang saleh terdahulu atau Salaf, dengan mengambil istilah Ibnu Taimiyyah yang telah memunculkan istilah salaf pada abad pertengahan. Pemikiran Syekh Muhammad bin Abdul Wahab sendiri banyak diilhami dari pemikiran Ibnu Taimiyyah.

Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab banyak diilhami oleh pemikiran dan fatwa-fatwa Ibnu Taimiyyah yang telah ratusan tahun redup karena dihambat penguasa di zamannya. Muhammad bin Abdul Wahab menyandarkan

pemikirannya pada pemikiran Ibnu Taimiyyah4

Istilah Salafiyyah diangkat dari ulama-ulama pembaharu di zaman pertengahan umat Islam yang menganjurkan untuk kembali kepada ajaran murni umat Islam. Dakwah Salafiyyah bukanlah suatu pergerakan politik, dakwah Salafiyyah merupakan Islam

untuk menyerang kebiasaan-kebiasan (adat/tradisi) umat Islam yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam yang murni. Pengikutnya sendiri memunculkan istilah Salafi untuk mendukung ajaran dan fatwa-fatwanya.

Gerakan dakwah ini mengajarkan ketaatan yang total kepada Nabi Muhammad SAW dan Assalaf Assalih. Assalaf merupakan kata umum yang menunjukkan pelopor Islam yang salih dan semua orang Islam yang mengikuti jalan mereka dalam keyakinan, moral, dan tingkah laku. Sedangkan Assalih menunjukkan kepada tiga generasi terbaik umat Islam yaitu sahabat nabi, tabi'I, tabiut, tabi'in (generasi penerus agama) yang telah dijanjikan Nabi Muhammad bahwa "sebaik-baik umatku adalah generasiku kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya". (HR. Bukhori dan Muslim).

4

dalam totalitasnya yang menuntun manusia apapun budayanya, ras atau warna kulitnya. Dakwah Salafiyyah merupakan ajaran yang lengkap dan sempurna dalam memahami Islam dan melaksananakan tindakan sesuai dengan ajaran-ajarannya dan sumbernya (Rahmad,2005:61).

Golongan Salafi juga mengatakan bahwa mereka adalah penganut paham

Ahlussunnah wal Jamaah5

a. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Tuhan dan orang yang menyembah selain dari Tuhan telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh.

sejati. Bagi mereka dakwah Salafiyyah merupakan satu-satunya Islam yang benar dengan klaim bahwa seorang muslim tidak ada pilihan lain selain menjadi kaum Salaf. Untuk itu mereka harus mentaati kelompok yang telah dijamin berhasil menang dan selamat dari pengadilan akhirat. Merujuk kepada Ibnu Taimiyyah, mereka menyatakan bahwa siapa pun yang berbeda dan berseberangan dari ajaran Nabi Muhammad SAW sesudah jalan yang benar dan diperlihatkan secara jelas kepada mereka, berarti telah keluar dari agama Islam yang sebenarnya, dan siapa pun yang mengikuti ajaran kaum Salaf berarti ia telah mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW (Rahmad,2005:63).

Berikut ciri-ciri ajaran Salafi Wahabi :

b. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya

karena mereka mencintai pertolongan bukan lagi dari Tuhan tetapi dari syekh atau wali dan dari kekuatan ghaib, orang islam demikian juga telah menjadi musyrik.

5

c. Menyebut nama Nabi, syekh atau malaikat sebagai perantara dalam do'a yang merupakan syirik.

d. Meminta syafaat selain kepada Tuhan juga syirik. e. Bernazar kepada selain dari Tuhan juga syirik.

f. Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur'an, hadist dan qiyas (analogi) merupakan kekufuran.

g. Tidak percaya kepada kada dan kadar Tuhan juga merupakan kekufuran.

h. Demikian pula menafsirkan Al Qur'an dengan takwil (interpretasi bebas)

merupakan kekufuran (Nasution,2003).

Dakwah Salafi dibangun atas beberapa prinsip tauhid dan taskiyah. Tauhid berarti menerima dan percaya dengan keesaan Allah dan keunikan pesan-Nya. Artinya untuk beribadah hanya semata-mata kepada Allah dan untuk mengabdi kepadaNya menurut tata aturan-aturanNya. Tauhid juga menuntut ketaatan kepada nabi secara penuh. Yang disayangkan oleh Jama'ah Salafiyyah adalah ketaatan yang benar kepada nabi Muhammad SAW dan cinta yang benar telah melemah dan menghilang di kalangan umat Islam. Menurut Jama’ah Salafi USU, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

a.Umat Islam telah meninggalkan sunnah Nabinya dan tidak mempraktekkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

b.Menyebarkan sejumlah hadist lemah dan palsu dikalangan umat Islam sehingga mereka beribadah dan berdalil dengannya.

c.Munculnya berbagai bid'ah di kalangan umat Islam. d.Taklid buta terhadap salah satu mazhab tertentu.

e.Munculnya fatwa Islam tanpa pengetahuan atau dalil.

f. Berakhirnya penerapan syari'ah atau hukum Islam di seluruh negeri-negeri Islam dan diganti oleh ideologi dan huku m orang–orang kafir.

Sedangkan tazkiyah berarti memurnikan diri sendiri dengan tunduk dan patuh kepada perintah-perintah Allah. Dalam bentuk yang sempurna tazkiyah akan menjadikan seseorang mengabdi hanya kepada Allah dengan penyerahan yang total. Adapun tujuan dari dakwah Salafiyyah adalah antara lain:

a. Kembali kepada Alqur'an dan sunnah Rasululloh yang otentik dan mengembalikan pemahaman atas keduanya sesuai dengan pemahaman dan praktek kaum Salaf.

b. Mengingatkan kaum muslimin untuk membersihkan kehidupan mereka dari

segala bentuk syirik, bid'ah, khurafat atau pemikiran lain yang tidak dikenal dalam ajaran-ajaran islamyang esensial dan murni.

c. Membersihkan sunnah dari hadist yang lemah dan palsu.

d. Mendidik kaum muslimin untuk tunduk kepada ajaran agama Islam yang benar, bertindak sesuai dengan ajaran-ajarannya dan membekali dirinya dengan moral dan etika.

e. Bekerja keras untuk menghidupkan kembali pemikiran Islam dalam bingkai prinsip-prinsip Islam dan melawan ketaatan yang buta kepada mazhab dan fanatisme kepada golongan. Masalah ini menyebabkan pemisahan kaum muslimin dari sumber-sumber Islam yang asli dan murni dan menjauhkan mereka dari persaudaran sejati sesama muslim.

f. Menghadirkan solusi Islam yang yang realistik bagi masalah kontemporer dan bekerja keras untuk mewujudkan jalan hidup yang benar dan membangun masyarakat islam yang diatur oleh hukum Islam.

Dalam mewujudkan tujuannya dakwah Salafi menekankan pada sektor pendidikan, bukan saja pada proses pendidikan akademis tetapi melalui proses pembinaan yang membuat proses pendidikan itu sempurna yang pada akhirnya menumbuhkan pribadi muslim yang paham agamanya dan menjalankannya dengan cara yang sebaik-baiknya.

Dokumen terkait