• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Kemandirian Belajar Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNJ

PROFIL KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA (Manifestasi Pemberian Kuis dan Tugas di Perkuliahan)

3.1. Deskripsi Kemandirian Belajar Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNJ

Kemandirian belajar mahasiswa secara keseluruhan (angkatan tahun 2013, tahun 2012, tahun 2011) dengan kategori tinggi dari rekruitmen Mandiri lebih banyak dibandingkan dari rekuitmen SMBPTN dan Undangan. Kemandirian belajar mahasiswa dari rekruitmen Undangan lebih banyak dari rekruitmen SMBPTN. Kemandirian belajar mahasiswa dengan kategori rendah lebih banyak dari rekruitmen SMBPTN dibandingkan dari rekruitmen Undangan dan Mandiri, dan rekruitmen Mandiri lebih banyak dari Undangan. Sebangian besar mahasiswa Pendidikan Matematika dari rekruitmen Undangan, Mandiri dan SMBPTN memilki kemandirian belajar pada kategori sedang, dan hanya sebagian kecil mahasiswa pendidikan mahasiswa yang memilki kemandirian belajar dengan kategori rendah lebih banyak di bandingkan dengan kategori tinggi. Kemandirian belajar mahasiswa dari rekruitmen Undangan lebih homogen dan lebih tinggi dibandingkan dari rekruitmen Mandiri dan SMBPTN. Kemandirian belajar mahasiswa dari rekruitmen Mandiri lebih tinggi dibandingkan dari rekruitmen SMBPTN.

Gambar 1 Boxplot Kemandirian Belajar Berdasarkan Angkatan

Sebangian besar mahasiswa Pendidikan Matematika tahun 2011 dari rekruitmen Undangan, Mandiri dan SMBPTN memilki kemandirian belajar pada kategori sedang, dan mahasiswa pendidikan mahasiswa yang memilki kemandirian belajar dengan kategori rendah lebih banyak di bandingkan dengan kategori tinggi. Kemandirian belajar mahasiswa angkatan tahun 2011 dengan kategori tinggi dari rekruitmen Undangan lebih banyak dibandingkan dari rekruitmen SMBPTN dan Mandiri. Kemandirian belajar mahasiswa dengan kategori rendah dari rekruitmen Mandiri lebih banyak dibandingkan dari rekruitmen Undangan dan SMBPTN.

Sebangian besar mahasiswa Pendidikan Matematika tahun 2012 dari rekruitmen Undangan, Mandiri dan SMBPTN memilki kemandirian belajar pada kategori sedang, dan hanya sebagian kecil saja mahasiswa memilki kemandirian belajar dengan kategori rendah lebih banyak di bandingkan dengan kategori tinggi. Kemandirian belajar mahasiswa angkatan tahun 2012 dengan kategori tinggi dari rekruitmen Mandiri lebih banyak dibandingkan dari rekuitmen SMBPTN dan Undangan, dan kemandirian belajar mahasiswa dengan rekruitmen mahasiswa dari rekruitmen Undangan sama banyaknya dari rekruitmen SMBPTN. Kemandirian belajar mahasiswa dengan kategori rendah lebih banyak dari rekruitmen SMBPTN dibandingkan dari rekruitmen Undangan dan Mandiri.

Sebangian besar mahasiswa Pendidikan Matematika tahun 2013 dari rekruitmen Undangan, Mandiri dan SMBPTN memilki kemandirian belajar pada kategori sedang, dan hanya sebagian kecil saja mahasiswa memilki kemandirian belajar dengan kategori tinggi lebih banyak di bandingkan dengan kategori rendah.

Kemandirian belajar mahasiswa angkatan tahun 2013 dengan kategori tinggi dari rekruitmen Mandiri lebih banyak dibandingkan dari rekuitmen SMBPTN dan Undangan, dan kemandirian belajar mahasiswa dengan rekruitmen mahasiswa dari rekruitmen SMBPTN lebih banyak dari rekruitmen Undangan. Kemandirian belajar mahasiswa dengan kategori rendah dari rekruitmen SMBPTN lebih banyak dibandingkan dari rekruitmen Undangan dan Mandiri.

Gambar 1 Boxplot Kemandirian Belajar Berdasarkan Rekruitman Mahasiswa 3.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil pengujian anava dua jalan diperoleh sign. > 0,05 untuk baris angkatan, rekruitmen dan angkatan*rekriiutmen. Ini memiliki makna pertama tidak ada perbedaan kemandirian belajar mahasiswa angkatan tahun 2011, 2012 dan 2013; kedua tidak perbedaan kemandirian belajar mahasiswa dengan jalur Undangan, Mandiri dan SMBPTN; ketiga tidak ada interaksi antara angkatan dan jalur rekruitmen terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Hasil ini sesuai dengan hasil deskriptif bahwa sebagian besar mahasiswa dari jalur Undangan, Mandiri dan SMBPTN memiliki kemandirian belajar dalam kategori sedang.

Tabel 2 Hasil Analisis Data Anava Dua Jalan

Source Type III Sum

of Squares df Mean Square Sig. Angkatan 1.044.290 2 522.15 0.062 Rekruitmen 341.879 2 170.94 0.397 Angkatan * Rekruitmen 1.787.425 4 446.86 0.051 4. Pembahasan Hasil

Hasil penelitian expost facto menyatakan pertama tidak ada perbedaan kemandirian belajar mahasiswa angkatan tahun 2011, 2012 dan 2013; kedua tidak perbedaan kemandirian belajar mahasiswa dengan jalur Undangan, Mandiri dan SMBPTN; ketiga tidak ada interaksi antara angkatan dan jalur rekruitmen terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Hasil sesuai dengan hasil deskriptif bahwa sebagian besar mahasiswa dari jalur Undangan, Mandiri dan SMBPTN memiliki kemandirian belajar dalam kategori sedang.

Pelaksanaan kuis untuk mahasiswa angkatan tahun 2013 sekitar 28 sks dari 60 sks yang ditempuhnya, mahasiswa angkatan tahun 2012 sekitar 50 sks dari 110 sks yang ditempuhnya, mahasiswa angkatan tahun 2011 sekitar 40 sks dari 130 sks yang ditempuhnya dan mahasiswa angkatan tahun 2010 sekitar 50 sks dari 140 sks yang telah ditempuhnya. Dari data diwawancara ini prosentase bobot sks perkuliahan berbeda

melaksanakan kuis dalam perkuliahan dan pelaksanaan kuis tergantung dosen yang mengampunya. Frekuensi pemberian kuis pada mahasiswa juga bervariasi misalnya ada dosen yang melaksanakan kuis 8 kali dalam satu semeter, ada yang 4-5 kali atau setiap pertemuan. Pelaksanaan kuis juga bervariasi, setelah akhir subbab, beberapa bab atau atau pelaksanaan kuis dilakukan secara tiba-tiba dengan soal-soal dari materi yang belum diajarkan. Kuis seperti ini biasanya untuk mengetahui apakah siswa telah mempelajari materi kuliah pada pertemuan itu.

Nilai kuis biasanya digunakan sebagai nilai tambahan untuk nilai UTS, nilai UAS atau sebagai pengganti nilai UTS. Presentase nilai untuk kuis juga beragam, tergantung dosen mana yang mengadakan, ada yang memberikan presentase 20% untuk kuis atau 30% untuk kuis sisanya untuk nilai UTS dan UAS.

Sebagian besar mahasiswa belajar untuk kuis pada malam hari sebelum pelaksanaan kuis, ada mahasiswa tidak belajar untuk kuis karena tidak mampu membagi waktu antara belajar, organisasi dan mengajar les private. Sebagian besar mahasiswa belajar dari catatan kuliah, catatan kakak tingkat atau bank soal (BASO) yang diproduksi oleh BEMJ Matematika. Hasil kuis menunjukkan beberapa mahasiswa mendapat nilai kurang baik karena tidak memahami konsep materi yang dikuiskan. Hal ini disebabkan mahasiswa tersebut menghafalkan jawaban soal yang ada di BASO sehingga mahasiswa tersebut tidak mampu menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah.

Tugas yang diberikan dosen bentuknya bervariasi yakni tugas rumah, presentasi, makalah, portofolio, dan project. Pemberian tugas pada umumnya disesuaikan dengan materi yang dipelajari dalam proses perkuliahan, namun ada beberapa dosen yang memberikan tugas yang tidak linear dengan materi yang dipelajari. Proporsi pemberian tugas dosen beragam, sebagaian besar dosen memberikan tugas dengan porporsi yang sesuai tetapi ada dosen yang memberikan tugas secara berlebihan. Tugas presentase yang dilaksanakan mahasiswa, ada dosen tidak memberikan masukan terhadap hasil presentasi sehingga mahasiswa tidak mendapat pengetahuan yang lebih dalam dari materi yang dipresentasikan

Mahasiswa menyelesaikan tugas tergantung dari diri mahasiswa tersebut, sebagian besar menyelesaikan tugas satu hari sebelum waktu pengumpulan namun ada mahasiswa yang menyelesaikan tugas pada waktu luang seperti disetiap akhir pekan, waktu kosong sebelum perkuliahan berikutnya. Mahasiswa seringkali malas mengerjakan tugas dalam bentuk makalah, oleh karena itu banyak mahasiswa melakukan copy paste beberapa materi dari internet.

Kemandirian belajar mahasiswa angkatan tahun 2011, 2012 dan 2103 dalam hal mengerjakan soal latihan sudah cukup baik. Sebagian besar mahasiswa mengerjakan soal-soal yang ada tanpa diminta oleh dosen untuk melatih kemampuannya dalam pemecahan masalah. Mahasiswa sering mencari soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang cukup tinggi diinternet atau beberapa buku. Mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mengatur diri mereka untuk belajar dan memutuskan dimana, kapan, mengapa, dan yang harus dilakukan (Zimmermen, 1998).

Sebagian besar mahasiswa Pendidikan Matematika selalu mempelajari kembali materi yang telah diberikan dosen karena sebagian besar mahasiswa merasa tidak dapat langsung memahami penjelasan dosen di perkuliahan. Mereka mengulang kembali soal latihan yang telah diselesaikan dikelas dan mengerjakan soal latihan untuk menyiapkan kuis. Proses pengulangan ini dilakukan supaya mahasiswa memahami konsep sehingga dapat menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah. Mahasiswa sering mencari soal-soal diinternet sehingga mendapatkan soal-soal yang lebih bervariasi jenis dan taraf sukarnya. Kemandirian belajar mahasiswa ini sesuai yang dikatakan Ramdass &

Zimmerman (2011), yaitu peserta didik mengembangkan ketrampilan kemandirian selama dengan pemberian tugas.

Kendala yang dialami mahasiswa dalam menyelesaikan tugas individu diantaranya kekurangan waktu dalam mengerjakan tugas. Kekurangan waktu tersebut terjadi karena banyaknya tugas yang diberikan dari beberapa dosen, tugas yang diberikan sangat sulit, mahasiswa tidak bisa membagi waktu antara belajar, organisasi dan mengajar les private. Kendala dalam menyelesaikan tugas kelompok adalah beberapa mahasiswa dalam anggota sulit diajak kerjasama, sulit mencari waktu yang sesuai untuk mengerjakan bersama-sama.

5. Simpulan

Kemandirian belajar mahasiswa Pendidikan Matematika sebagai manifestasi pemberian kuis dan tugas dalam perkuliahan tidak berbeda berdasarkan angkatan dan jalur rekruitmen. Sebagian besar mahasiswa Pendidikan Matematika memiliki kemandirian belajar dalam kategori sedang.

Frekuensi dan materi kuis yang dilaksanakan dalam perkuliahan sangat bervariasi. Sebagian besar mahasiswa belajar untuk kuis pada malam hari sebelum pelaksanaan kuis. Mahasiswa belajar dari catatan kuliah, catatan kakak tingkat atau bank soal (BASO) yang diproduksi oleh BEMJ Matematika. Mahasiswa yang menghafalkan jawaban soal yang ada di BASO mengakibatkan mahasiswa tidak mampu menyelesaikan soal yang berbeda.

Tugas yang diberikan dosen bentuknya bervariasi yakni tugas rumah, presentasi, makalah, portofolio, dan project. Pemberian tugas pada umumnya disesuaikan dengan materi yang dipelajari dalam proses perkuliahan. Sebagian besar mahasiswa mengerjakan soal latihan yang memiliki tingkat kesukaran yang cukup tinggi berasal dari buku atau internet dengan tujuan mahasiswa memilki kemampuan menyelesaikan soal yang berbeda. Soal-soal ini bukan merupakan tugas dari Dosen. Namun ada sebagian kecil mahasiswa mengerjakan tugas berbentuk makalah dengan cara copy paste dari internet dan pada saat presentase ada dosen tidak memberikan masukan terhadap hasil presentasi sehingga mahasiswa tidak mendapat pengetahuan yang lebih dalam dari materi yang dipresentasikan.

6. Daftar Pustaka

Arends, Richard I. (2008). Learning To Teach: Belajar untuk Belajar terjemahan Helly Prajitno. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Bistari. (2010). Pengembangan Kemandirian Belajar Berbasis Nilai untuk Meningkatkan

Komunikasi Matematik.” Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA, Vol 1 No.1 Tahun. Victor Cifarelli, (2010). Tracy Goodson-Espy and Jeong-Lim Chae. Students’ Beliefs With Self-Regulated Problem Solving in College Algebra. Journal of Advanced Academics Vol. 21 No. 2, 204–232.

Cleary, Timothy J. Cleary dan Barry J. Zimmerman. (2004). Self Regulation Emprowermant Program: a School Based Program to Enhance Self-Regulated and Melf-motivated Cycles of Student Learning. Psychology in the Schools, Vol. 41 No. 5.

Dawson, Theo L. Metacognition and learning in adulthood. Developmental Testing Service, LLC. https://dts.lectica.org/PDF/Metacognition.pdf (diakses 15 April 2014)

Knowles. (1980). The Modern Practice of Adult Education. New York: The Adult Education Company.

Kornell, Nate, Lisa K Son, dan Herbert S Terrace. "Transfer of Metacognitive Skills and Hint Seeking in Monkeys," Psychological Science. Volume 18, Number 1, 2007,

www.columbia edu/cu/psycholociy/ /KornellSonTerrace2007 pdf (diakses 25 April 2014)

Ramdass, Darshanand dan Barry J. Zimmerman. (2011). Developing Self- Regulation Skills: The Important Role of Homework. Journal of Advanced Academics, Vol. 22 No. 2 Tahun, 194–218

Stone, Nancy J. (2000). Exploring the Relationship between Calibration and Self Regulated Learning. Educational Psychology Review, Vol. 12 No. 4 Tahun

Tahar, Irzan. (2006). Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar Pada Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 7 No. 2.

Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Zimmerman, B. J. (1998). Academic studying and the development of personal skill: A self-regulatory perspective. Educational Psychologist, 33, 73–86.

PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

Garis besar

Dokumen terkait