• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SMA Negeri 1 Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta. Objek dari penelitian ini merupakan siswa kelas X IPS 1 yang berjumlah 32 orang. Penelitian ini dilakukan selama 6 minggu, dari tanggal 15 April - 20 Mei. Dalam penelitian ini peneliti melakukan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, namun sebelum melaksanakan siklus I dan II, peneliti terlebih dahulu melakukan pra siklus untuk mengetahui keadaan awal sebelum nenerapkan model yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam siklus I terdapat 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua digunakan untuk kegiatan proses pembelajaran sedangkan pada pertemuan ketiga digunakan untuk uji kompetensi atau tes. Siklus II terdapat 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama untuk kegiatan proses pembelajaran sedangkan pertemuan kedua digunakan untuk uji kompetensi atau tes.

1. Observasi Pra Siklus

Observasi pra siklus dilakukan pada tanggal 25 Maret 2017 di kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik pada mata pelajaran sejarah. Observasi pra siklus ini dilakukan pada jam pelajaran ke 3 dan 4. Guru mata pelajaran sejarah di kelas ini adalah Pak Triyana, S.Pd.

Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan ada beberapa siswa yang terlambat masuk kelas. Setelah itu, siswa mulai membuka LKSnya. Ketika guru menerangkan materi pembelajaran ada beberapa siswa yang kurang

memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Lalu setelah itu guru memberikan pertanyaan pada siswa, akan tetapi hanya beberapa siswa yang dapat menjawab. Lalu guru membentuk kelompok untuk melakukan kegiatan diskusi atas pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru. Setelah itu, siswa menyampaikan hasil diskusinya setiap kelompok di wakilkan satu orang. Berikut tabel hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa SMA Negeri 1 Ngaglik di kelas.

Tabel 14: On Task

No Aspek yang Diamati Jumlah

Siswa Presentase %

1 Siswa perhatikan guru 18 56,25%

2 Siswa mencatat penjelasan materi yang

di sampaikan oleh guru 14 43,75%

3 Siswa aktif bertanya 7 21,87%

4 Siswa terlibat aktif dalam diskusi 11 34,37

5 Siswa menjalin kerjasama dalam

kelompoknya 16 50%

6 Siswa mampu mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya 6 18,75%

7 Siswa memperhatikan presentasi

kelompok lain 8 25%

8 Siswa mampu menyimpulkan materi

pembelajaran 10 31,25%

Tabel 15: Off Task

No Aspek yang Diamati Jumlah

Siswa Presentase %

1 Siswa ribut sendiri saat guru

menjelaskan materi pembelajaran 12 37,5%

2 Siswa main HP sendiri saat

pembelajaran berlangsung 5 15,65

3 Siswa mengantuk di dalam kelas 4 12,5%

4 Siswa asik mengobrol dengan temannya 12 37,5%

5 Siswa sering keluar masuk kelas saat

54

Berdasarkan hasil observasi pra siklus dalam kegiatan belajar siswa di atas menunjukkan siswa yang memperhatikan guru berjumlah 18 siswa atau 56,25%, siswa mencatat penjelasan materi yang di sampaikan oleh guru berjulmah 14 siswa atau 43,75%, siswa yang aktif bertanya berjumlah 7 siswa atau 21,87%, siswa yang terlibat aktif dalam diskusi berjumlah 11 siswa atau 34,37%, siswa yang menjalin kerjasama dengan kelompoknya berjumlah 16 siswa atau 50%, siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya berjumlah 6 siswa atau 18,75%, siswa yang memperhatikan presentasi kelompok lain berjumlah 8 siswa atau 25%, dan yang dapat menyimpulkan materi pembelajaran berjumlah 10 siswa atau 31,25%. Sedangkan siswa yang ribut sendiri berjumlah 12 siswa atau 37,5%, siswa yang main HP saat pembelajaran berlangsung berjumlah 5 siswa atau 15,65%, terdapat juga siswa yang mengantuk dalam kelas berjumlah 4 siswa atau 12,5, Siswa asik mengobrol dengan temannya berjumlah 12 siswa atau 37,5%, dan siswa juga sering keluar masuk kelas saat proses pembelajaran berlangsung yang berjumlah 6 siswa atau 18,75%. Hal inilah yang menunjukkan bahwa siswa kurang berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam aspek kooperatif belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik. Adapun aspek yang dinilai meliputi, mengambil giliran saat diskusi, bertanggung jawab terhadap kelompok, bekerja sama dalam kelompok, memberikan pendapat, gagasan saat diskusi, menghargai pendapat teman, mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok, membantu anggota kelompok dalam memecahkan masalah saat pembelajaran, presentasi hasil kerja kelompok, dan mendengarkan teman saat

diskusi kelompok. Berikut ini merupakan tabel aspek kooperatif belajar siswa di kelas X IPS 1 pada Pra Siklus:

Tabel 16: Data Kegiatan Kooperatif Siswa Pra Siklus No Kegiatan Kooperatif yang Diamati Jumlah

Siswa

Persentase %

1. Mengambil giliran saat diskusi 12 37%

2. Bertanggung jawab terhadap kelompok 15 46,87%

3. Bekerja sama dalam kelompok 18 56,25%

4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi 13 40, 62%

5. Menghargai pendapat teman 20 62,5%

6. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota

kelompok 6 18,75%

7. Presentasi hasil kerja kelompok 6 18,75%

8. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 20 62,5%

Berdasarkan hasil observasi pra siklus dalam aspek kooperatif yang diamati di atas menunjukkan siswa yang mengambil giliran saat diskusi berjumlah 12 siswa atau 37,5%, bertanggung jawab terhadap kelompok berjumlah 15 siswa atau 46,87%, Bekerja sama dalam kelompok berjumlah 18 siswa atau 56,25%, memberikan pendapat, gagasan, saat diskusi berjumlah 13 siswa atau 40, 62%, menghargai pendapat teman berjumlah 20 siswa atau 62,5%, Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok berjumlah 6 siswa atau 18,75%, presentasi setiap kelompok berjumlah 6 siswa atau 18,75%, dan mendengarkan teman saat diskusi kelompok 20 siswa atau 62,5%.

Selain kegiatan siswa selama proses belajar mengajar juga terdapat pengamatan terhadap motivasi siswa. Dengan cara memberikan kuesioner pada siswa yang bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik. Berikut ini merupakan tabel kuesioner motivasi pra siklus:

56

Tabel 17: Data Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa Kelas X IPS 1

No Nama Skor 1 ASM 69 2 AMH 78,5 3 AHA 63 4 ANA 58 5 ARS 71 6 ANV 62,5 7 AS 59,5 8 ARN 68 9 DDS 71,5 10 DPS 73,5 11 ENJ 70,5 12 ENA 71,5 13 FA 69,5 14 FR 77,5 15 GDP 76 16 GP 71,5 17 JGP 76,5 18 LPA 78,5 19 LPR 74,5 20 LRS 72 21 MAR 74,5 22 MWL 46,5 23 NK 74,5 24 NRL 78 25 RHH 63,5 26 RPS 76 27 RPN 69,5 28 RPNK 70,5 29 SAP 67,5 30 TR 71 31 VAW 63,5 32 YL 65,5 Rata-rata 70,20 Skor Tertinggi 78,5 Skor terendah 46,5

Untuk mengetahui tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat digunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 18: Data Analisis Keadaan Awal Motivasi Siswa

No. Kriteria Skala

Motivasi Frekuensi Persentase (%) Rata-rata 1. Sangat Tinggi 90-100 0 0 70,20 2. Tinggi 80-89 0 0 3. Cukup 70-79 19 59,38 4. Rendah 60-69 10 31,24 5. Sangat Rendah 0-59 3 9,38 Jumlah 32 100

Berdasarkan data di atas, motivasi kelas X IPS 1 masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya data menyebutkan 9,38% motivasi belajar sejarah sangat rendah, selain itu, motivasinya masih terbilang cukup dengan menyebutkan 31,24%, dan setengah dari siswanya motivasi belajar sejarah terbilang cukup dengan data yang menyebutkan 59,38%.

Untuk mengetahui jumlah persentase tingkat prestasi belajar siswa dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

58

Selain observasi terhadap motivasi belajar siswa, peneliti juga melihat keadaan awal prestasi siswa. Hal ini dilakukan karena salah satu tujuan PTK adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Berikut ini merupakan tabel keadaan awal prestasi belajar sejarah kelas X IPS I SMA Negeri 1 Ngaglik:

Tabel 19: Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPS 1

No Nama Nilai Keterangan

Lulus Tidak lulus

1 ASM 52 √ 2 AMH 78 √ 3 AHA 77 √ 4 ANA 76 √ 5 ARS 70 √ 6 ANV 73 √ 7 AS 87 √ 8 ARN 80 √ 9 DDS 71 √ 10 DPS 60 √ 11 ENJ 73 √ 12 ENA 71 √ 13 FA 78 √ 14 FR 68 √ 15 GDP 72 √ 16 GP 78 √ 17 JGP 76 √ 18 LPA 77 √ 19 LPR 82 √ 20 LRS 78 √ 21 MAR 73 √ 22 MWL 76 √ 23 NK 81 √ 24 NRL 70 √ 25 RHH 81 √ 26 RPS 71 √ 27 RPN 76 √ 28 RPNK 83 √ 29 SAP 76 √

30 TR 71 √ 31 VAW 69 √ 32 YL 75 √ Jumlah 2379 18 14 Persentase 56,25% 43,75% Nilai Tertinggi 87 Nilai terendah 52 Rata-rata 74,34

Berdasarkan tabel di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik menunjukkan siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 14 siswa atau 43,75%. Sedangkan yang telah mencapai KKM berjumlah 18 siswa atau 56,25%. Berdasarkan data tersebut sebelum menerapkan model pembelajaran Mind Mapping masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM sehingga prestasi siswa rendah. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping.

Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 20: Data Analisis Prestasi Belajar Pra Siklus

No. Kriteria Skala

Motivasi Frekuensi Persentase (%) Rata-rata 1. Sangat Tinggi 90-100 0 0 74,34 2. Tinggi 80-89 6 18,75 3. Cukup 70-79 22 68,75 4. Rendah 60-69 3 9,38 5. Sangat Rendah 0-59 1 3,12 Jumlah 32 100

Berdasarkan data di atas, siswa dengan kriteria prestasi belajar rendah masih banyak yang berjumlah 9,38%, dan yang paling rendah berjumlah 3,12%, yang cukup berjumlah 68,75%, dan yang memiliki prestasi tinggi berjumlah

60

18,75%. Untuk mengetahui jumlah persentase tingkat prestasi belajar siswa sejarah dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Gambar IV: Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa 2. Siklus I

Siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pada pertemuan pertama dan kedua untuk melakukan proses kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama tanggal 22 April 2017 dan pertemuan kedua pada tanggal 29 April 2017. Sedangkan pada pertemuan ketiga dilakukan uji kompetensi atau tes.

Pada pertemuan pertama, materi pembelajarannya tentang “Akulturasi dan perkembangan budaya Islam” yaitu tentang Seni bangunan, seni ukir dan aksara dan seni sastra. Sedangkan pada petemuan kedua materinya tentang “Kesenian,

upacara dan sistem kalender. Dalam proses pembelajarannya mulai diterapkan model Mind Mapping.

a. Perencanaan Siklus I

Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I sebagai berikut:

Guru membuat perangkat pembelajaran meliputi; RPP, materi pembelajaran, dan media pembelajaran. Berikut merupakan uraian dari perangkat tersebut. a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dapat menjadi pedoman bagi guru agar selama proses pembelajaran berlangsung indikatornya dapat tercapai semua dan langkah-langkahnya dapat berjalan dengan sesuai yang diharapkan. RPP yang dibuat dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model Mind Mapping. Dalam siklus I terdapat dua RPP.

b) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang digunakan pada siklus I adalah tentang akulturasi

dan perkembangan budaya Islam” dimana terdapat seni bangunan, seni ukir dan aksara, seni sastra, kesenian, upacara dan sistem kalender.

c) Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang guru gunakan adalah power point (PPT), video, peta, dan gambar-gambar.

d) Observasi kegiatan belajar siswa

Untuk mengobservasi kegiatan siswa selama proses pelajaran sejarah dengan menggunkan model pembelajaran Mind Mapping.

b. Tindakan Siklus I

Tindakan yang dilakukan pada siklus I mengarah pada Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Kelas (RPP). Dalam tindakan siklus I guru menerapkan

62

model pembelajaran Mind Mapping. Pada siklus I dilakukan sebanyak dua kali tindakan.

1) Tindakan Pertemuan Pertama

Guru pada siklus I ini dilakukan dua kali pertemuan. Di dalam pertemuan pertama ini dilaksanakan tanggal 22 April 2017 pada hari Sabtu. Pertemuan pertama ini menyampaikan materi Akulturasi dan perkembangan budaya Islam: Seni bangunan, aksara dan seni sastra serta seni ukir. Pelaksanaan di pertemuan pertama, guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Mind Mapping. Pertemuan pertama dalam tahap ini guru melakukan pembelajaran seperti rencana yang dibuat dalam tahap perencanaan.

Dalam pelaksanaan kegiatan inti langkah yang dilakukan oleh guru adalah membagi kelompok yang terdiri dari 5- 6 siswa. Setelah terbentuk kelompok lalu dibagikan kertas manila kepada setiap kelompok dan pensil warna. Setelah diskusi lalu siswa mengerjakannya. Setelah selesai lalu hasil karyanya siswa di presentasikan. Kelompok yang lain lalu memberi tanggapan atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. Lalu siswa akan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2) Tindakan pertemuan kedua

Pertemuan kedua ini dilaksanakan tanggal 29 April 2017 pada hari Sabtu. Dalam pertemuan ini guru melakukan proses belajar dan mengajar. Di dalam Pertemuan kedua ini menyampaikan materi Akulturasi dan perkembangan budaya Islam : Kesenian, upacara dan Sistem kalender. Pelaksanaan penelitian ini di pertemuan kedua, guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

model Mind Mapping. Pertemuan kedua dalam tahap ini guru melakukan pembelajaran seperti rencana yang dibuat dalam tahap perencanaan.

Dalam pelaksanaan kegiatan inti langkah yang dilakukan oleh guru adalah membagi kelompok yang terdiri dari 5- 6 siswa. Setelah terbentuk kelompok lalu dibagikan kertas manila kepada setiap kelompok dan pensil warna. Setelah diskusi lalu siswa mengerjakannya. Setelah selesai lalu hasil karyanya mereka di presentasikan. Kelompok yang lain lalu memberi tanggapan atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. Lalu siswa akan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c. Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I

Guru melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam aspek kooperatif belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik. Adapun aspek yang dinilai meliputi, mengambil giliran saat diskusi, bertanggung jawab terhadap kelompok, bekerja sama dalam kelompok, memberikan pendapat, gagasan saat diskusi, menghargai pendapat teman, mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok, membantu anggota kelompok dalam memecahkan masalah saat pembelajaran, presentasi setiap kelompok, dan mendengarkan teman saat diskusi kelompok. Berikut ini merupakan tabel aspek kooperatif belajar siswa di kelas X IPS 1 pada siklus I.

64

Tabel 21: Data Kegiatan Kooperatif Siswa Pertemuan 1 Siklus I No Kegiatan Kooperatif yang Diamati Jumlah

Siswa

Persentase %

1. Mengambil giliran saat diskusi 16 50%

2. Bertanggung jawab terhadap kelompok 19 59,38%

3. Bekerja sama dalam kelompok 22 68,75%

4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi 16 50%

5. Menghargai pendapat teman 24 75%

6. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota

kelompok 12 37,5%

7. Presentasi hasil kerja kelompok 12 37,5%

8. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 24 75% Berdasarkan hasil observasi siklus I dalam aspek kooperatif yang diamati di atas menunjukkan siswa siswa yang mengambil giliran saat diskusi berjumlah 16 siswa atau 50%, bertanggung jawab terhadap kelompok berjumlah 19 siswa atau 59,38%, Bekerja sama dalam kelompok berjumlah 22 siswa atau 68,75%, memberikan pendapat, gagasan, saat diskusi berjumlah 16 siswa atau 50%, menghargai pendapat teman berjumlah 24 siswa atau 75%, Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok berjumlah 12 siswa atau 37,5%, presentasi setiap kelompok berjumlah 12 siswa atau 37,5%, dan mendengarkan teman saat diskusi kelompok 24 siswa atau 75%. Dengan data tersebut memperlihatkan bahwa terjadi dari aspek bekerjasama dalam kelompok, menghargai pendapat teman, dan mendengarkan teman saat diskusi kelompok telah mengalami peningkatan.

Tabel 22: Data Kegiatan Kooperatif Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus I No Kegiatan Kooperatif yang Diamati Jumlah

Siswa

Persentase %

1. Mengambil giliran saat diskusi 18 56,25%

2. Bertanggung jawab terhadap kelompok 22 68,75%

4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi 18 56,25%

5. Menghargai pendapat teman 26 81,25%

6. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota

kelompok 16 50%

7. Presentasi hasil kerja kelompok 16 50%

8. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 26 81,25% Berdasarkan hasil observasi siklus I dalam aspek kooperatif yang diamati di atas menunjukkan siswa siswa yang mengambil giliran saat diskusi berjumlah 18 siswa atau 56,25%, bertanggung jawab terhadap kelompok berjumlah 22 siswa atau 68,75%, Bekerja sama dalam kelompok berjumlah 25 siswa atau 78,12%, memberikan pendapat, gagasan, saat diskusi berjumlah 18 siswa atau 56,25%, menghargai pendapat teman berjumlah 26 siswa atau 81,25%, Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok berjumlah 16 siswa atau 50%, presentasi setiap kelompok berjumlah 16 siswa atau 50%, dan mendengarkan teman saat diskusi kelompok 26 siswa atau 81,25%.

Saat pelaksanaan siklus I, guru mengukur tingkat pemahaman siswa dengan prestasi. Berdasarkan dari hasil analisis data sebelumnya diketahui kondisi awal prestasi siswa masih rendah. Dalam pengamatan prestasi belajar siswa siklus I dilakukan melalui cara uji kompetensi atau tes. Pada siklus I menggunakan model Mind Mapping. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 23: Data Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPS 1 Siklus I

No Nama Nilai Keterangan

Lulus Tidak Lulus

1 ASM 76 √

2 AMH 65 √

3 AHA 57 √

4 ANA 80 √

66 6 ANV 52 √ 7 AS 80 √ 8 ARN 78 √ 9 DDS 91 √ 10 DPS 57 √ 11 ENJ 87 √ 12 ENA 76 √ 13 FA 91 √ 14 FR 70 √ 15 GDP 80 √ 16 GP 85 √ 17 JGP 78 √ 18 LPA 87 √ 19 LPR 87 √ 20 LRS 83 √ 21 MAR 85 √ 22 MWL 72 √ 23 NK 85 √ 24 NRL 80 √ 25 RHH 87 √ 26 RPS 78 √ 27 RPN 54 √ 28 RPNK 91 √ 29 SAP 83 √ 30 TR 76 √ 31 VAW 63 √ 32 YL 85 √ Jumlah 2491 24 8 Persentase 75% 25% Nilai Tertinggi 91 Nilai Terendah 52 Rata-rata 77,85

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah belum baik. Tabel di atas menunjukkan sebanyak 8 siswa tidak dapat mencapai KKM dan 24 siswa yang dapat mencapai KKM.

Berdasarkan observasi kegiatan, diperoleh data prestasi belajar siswa yakni sebagai berikut:

Tabel 24: Data Analisis Prestasi Siswa Pada Siklus I

No. Kriteria Skala

Motivasi Frekuensi Persentase (%) Rata-rata 1. Sangat Tinggi 90-100 4 12,5 77,85 2. Tinggi 80-89 14 43,75 3. Cukup 70-79 8 25 4. Rendah 60-69 2 6,25 5. Sangat Rendah 0-59 4 12,5 Jumlah 32 100

Berdasarkan data di atas, siswa dengan kriteria prestasi belajar sangat rendah berjumlah 12,5%, dan yang rendah berjumlah 6,25%, pada kriteria yang cukup berjumlah 25%, yang memiliki prestasi tinggi berjumlah 43,75% dan pada kriteria sangat tinggi berjumlah 12,5%. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi yang sangat tinggi. Meskipun ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM. Untuk melihat prestasi belajar siswa dapat dilihat melalui diagram dibawah ini:

68

d. Refleksi Siklus I

Refleksi siklus ini memiliki tujuan untuk mengetahui keberhasilan dari siklus I yang dilaksanakan melalui pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Berdasarkan analisis data diketahui dalam siklus I menunjukkan hasil yang belum optimal atau dapat dikatakan belum mengalami peningkatan secara signifikan dalam hal meningkatkan prestasi belajar siswa karena ada beberapa aspek yang belum mengalami peningkatan karena dalam pembelajaran kooperatif ada beberapa aspek yang harus di tingkatkan, yaitu mengambil giliran saat diskusi, bertanggungjawab terhadap kelompok, memberikan pendapat, gagasan saat diskusi, mengkomuniksaikan jawaban kepada anggota kelompok, dan presentasi hasil kerja kelompok.

Dalam siklus I motivasi dapat dilihat dari aspek kegiatan belajar yang diikuti siswa dalam proses belajar dalam kelas. Terjadi peningkatan dari pra siklus ke siklus I, meskipun belum secara signifikan. Bahwa pada siklus I telah membuktikan dari hasil data bahwa aspek bekerjasama dalam kelompok, menghargai pendapat teman dan mendengarkan teman saat diskusi kelompok mengalami signifikan dari pra siklus ke siklus I. Selanjutnya, yang masih harus di tingkatkan dalam proses kegiatan belajar yaitu mengambil giliran saat diskusi, bertanggungjawab terhadap kelompok, memberikan pendapat, gagasan dan diskusi, mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok, dan presentasi hasil kerja kelompok agar mengalami signifikan. Oleh karena itu dilanjutkan pada siklus II agar mengalami signifikan.

Prestasi belajar siswa dalam siklus I mengalami peningkatan meskipun belum secara signifikan karena masih terdapat sebagian siswa belum mencapai KKM yaitu 8 siswa atau 25% siswa. Oleh karena itu, pada siklus I dapat dikatakan belum sepenuhnya berhasil. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang prestasinya masih belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75, dan hal ini menjadi suatu refleksi untuk perbaikan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa agar menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan model yang digunakan guru belum sepenuhnya berhasil pada siklus I ini karena masih beradaptasi dan belajar memahami dengan model pembelajaran Mind Mapping yang diterapkan oleh guru.

Melihat dari hasil siklus I, guru berusaha memperbaiki proses pembelajaran untuk diterapkan pada siklus II agar dapat berhasil dan maksimal sehingga meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping sesuai dengan target indikator yaitu 80%. 3. Siklus II

Guru pada siklus II didasarkan oleh hasil refleksi siklus I. Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk mengajar pada tanggal 13 Mei 2017, sedangkan pada pertemuan kedua digunakan untuk ujian atau tes pada tanggal 22 Mei 2017. Tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dengan menggunkan model pembelajaran Mind Mapping. Pada siklus II guru melaksanakan dua kali pertemuan sebagai berikut:

70

a. Perencanaan Siklus II

Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan pada siklus I, maka diadakan tindakan selanjutnya, yaitu siklus II. Perencanaan pada siklus II sama dengan siklus I, yaitu guru membuat perangkat pembelajaran meliputi; RPP, materi pembelajaran, media pembelajaran. Berikut merupakan uraian dari perangkat tersebut.

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dapat menjadi pedoman bagi guru agar selama proses pembelajaran berlangsung indikatornya dapat tercapai semua dan langkah-langkahnya dapat berjalan dengan sesuai yang diharapkan. RPP yang dibuat dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model Mind Mapping. Dalam siklus II terdapat 1 RPP.

b) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang digunakan pada siklus II adalah tentang proses integrasi nusantara meliputi peranan ulama dalam proses integrasi, peran pedagang dan peran bahasa.

c) Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang guru gunakan adalah power point (PPT), video, peta, dan gambar-gambar.

d) Observasi kegiatan belajar siswa

Untuk mengobservasi kegiatan siswa selama proses pelajaran sejarah dengan menggunkan model pembelajaran Mind Mapping.

b. Tindakan Siklus II

Tindakan yang dilakukan pada siklus II mengarah pada Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Kelas (RPP). Dalam tindakan siklus II guru menerapkan model pembelajaran Mind Mapping. Pada siklus II dilakukan sebanyak satu kali tindakan.

1) Tindakan Pertemuan 1

Tindakan yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Akan tetapi pada siklus II hanya dilakukankan satu kali pertemuan dikarenakan pada tanggal 27 Mei 2017 libur puasa, jadi sekolah diliburkan.

Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 13 Mei 2017 pada jam 3 dan 4. Materi pembelajaran pada siklus II adalah proses integrasi nusantara. Pada tindakan siklus II guru menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Guru pada siklus II ini dilakukan satu kali pertemuan. Pertemuan pertama ini menyampaikan materi Proses Integrasi Nusantara: Peranan para ulama dalam proses integrasi, peran perdagangan, dan peran bahasa. Pelaksanaan penelitian ini di pertemuan pertama, guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Mind Mapping. Pertemuan pertama dalam tahap ini guru melakukan pembelajaran seperti rencana yang dibuat dalam tahap perencanaan.

Dalam pelaksanaan kegiatan inti langkah yang dilakukan oleh guru adalah membagi kelompok yang terdiri dari 5- 6 siswa. Setelah terbentuk kelompok lalu

72

dibagikan kertas manila kepada setiap kelompok dan pensil warna. Setelah diskusi lalu siswa mengerjakannya. Setelah selesai lalu hasil karyanya mereka di presentasikan. Kelompok yang lain lalu memberi tanggapan atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. Lalu siswa akan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Untuk mengobservasi kegiatan siswa selama proses pelajaran sejarah dengan

Dokumen terkait