• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II

Perencanaan tindakan siklus II hampir sama dengan perencanaan tindakan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I.

Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus I diupayakan untuk diperbaiki pada pelaksanaan tindakan siklus II. Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti membagi tahap ini ke dalam dua tahapan yaitu tahap perencanaan umum dan tahap perencanaan khusus. Berdasarkan refleksi pada siklus I, peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II sebagai berikut:

Hal-hal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan umum siklus II adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan yang kemudian dikonsultasikan kepada guru kelas IV SDN Warangan I. RPP ini berguna sebagai pedoman guru pada dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. 2) Peneliti menyusun Lembar Kerja Siswa yang kemudian

dikonsultasikan kepada guru kelas IV SDN Warangan I. 3) Peneliti menyiapkan lembar observasi.

4) Peneliti menyiapkan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran yaitu teropong pecahan.

5) Peneliti menyusun soal post-test yang kemudian dikonsultasikan kepada guru kelas IV SDN Warangan I. Soal post-test diberikan pada akhir setiap siklus.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka hal-hal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan khusus siklus II adalah sebagai berikut:

1) Terhadap hasil observasi butir pengamatan 3, guru membagi siswa secara merata. Pembagian kelompok berdasarkan hasil belajar yang didapatkan pada siklus I. Sehingga siswa yang mengalami kesulitan dapat bertanya kepada siswa yang lain yang sudah paham dan sudah mencapai KKM. Setiap kelompok terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan. Pembagian kelompok ini dibuat secara merata agar dapat bekerjasama dengan baik.

2) Butir pengamatan 4, guru akan lebih tegas untuk menegur siswa yang mengganggu aktivitas kelompok sehingga siswa semua siswa dapat ikut serta berdiskusi bersama teman satu kelompok.

3) Terhadap hasil observasi butir pengamatan 5, guru akan berlatih lebih banyak lagi dalam mempelajari dan berlatih menggunakan alat peraga teropong pecahan sehingga guru terbiasa dalam menggunakan alat peraga teropong pecahan dan menguasai ketika menjelaskan kepada siswa.

4) Terhadap hasil observasi butir pengamatan 6, guru akan lebih menarik perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung sehingga siswa dapat fokus terhadap penjelasan guru dan dapat memahami apa yang guru sampaikan.

5) Terhadap hasil observasi butir pengamatan 7, guru akan memberikan kesempatan lebih banyak lagi kepada setiap kelompok untuk berlatih menggunakan alat peraga teropong pecahan sehingga dapat terbiasa menggunakan alat peraga teropong pecahan.

6) Terhadap hasil observasi butir pengamatan 8, guru akan meminta kepada siswa yang telah mencapai KKM untuk membantu teman lain yang belum paham dan sebaliknya, siswa yang belum paham diminta untuk bertanya kepada yang sudah paham jika mengalami kesulitan sehingga diskusi kelompok dapat berjalan dengan baik.

7) Terhadap hasil observasi butir pengamatan 9, guru akan memberikan soal-soal latihan dan diperagakan menggunakan alat peraga teropong pecahan dan memberikan kesempatan kepada siswa satu-persatu secara bergantian untuk menjawab soal yang diberikan guru, agar siswa belajar mandiri untuk menjawab soal yang diberikan guru dan terbiasa menggunakan alat peraga teropong pecahan

8) Terhadap hasil observasi butir pengamatan 14, guru belajar lebih banyak lagi tentang materi yang disampaikan sehingga ketika pembelajaran berlangsung dapat berjalan dengan lancar.

9) Terhadap hasil observasi butir pengamatan 15, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan bersangkutan dengan materi ataupun penggunaan alat peraga teropong pecahan. Apabila siswa tetap belum berani bertanya, guru akan memberikan reward kepada siswa yang berani mengajukan pertanyaan.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Tindakan siklus II pertemuan I

Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Juni 2016 pukul 07.00-08.10 WIB. Dalam pelaksanaan tindakan tersebut siswa mempelajari tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan berpenyebut tak sama. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan. Deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal (10 menit)

Pada kegiatan awal pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I, guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mengajak siswa untuk berdoa. Setelah itu, guru mempresensi kehadiran siswa.

b) Kegiatan Inti (50 menit)

Guru menjelaskan materi penjumlahan pecahan berpenyebut sama dengan memberikan contoh soal. Contoh pertama adalah cara menjumlahkan pecahan

Cara memperagakan soal tersebut menggunakan alat peraga teropong pecahan langkah-langkahnya adalah:

- Memasang lingkaran pecahan tiga perenam yang berwarna biru pada tiang penyangga

.... 6 2 6

- Kemudian memasang lingkaran pecahan dua perenam yang berwarna biru di atasnya dan mengatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berhimpit dan warnanya tersambung.

- Tampak lima bagian yang berwarna biru yang memeragakan pecahan

6

5 sehinngga

Setelah itu, guru memberikan contoh cara menjumlahkan pecahan berpenyebut berbeda menggunakan alat peraga teropong pecahan. Contoh kedua yaitu menjumlahkan pecahan

.... 4 1 2

1

Cara memperagakan soal tersebut menggunakan alat peraga teropong pecahan langkah-langkahnya adalah:

- Memasang lingkaran pecahan satu perdua yang berwarna merah pada tiang penyangga

- Kemudian memasang lingkaran pecahan satu perempat di atasnya dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kedua pecahan tersambung.

6 5 6 2 6 3

- Karena hasilnya belum jelas (garis pembaginya belum terlihat jelas), maka dipasang lingkaran pecahan yang tidak berwarna untuk melihat pembagiannya yang sama. Guru mencoba memasang lingkaran perempatan, perenaman atau perdelapanan.

- Tampak tiga bagian yang berwarna yang memeragakan pecahan 4 3 , sehingga 4 3 4 1 2 1

Guru membacakan pembagian kelompok yang telah direncanakan sebelumnya. Guru memandu siswa untuk bergabung ke dalam kelompok kecil tersebut. Satu kelas dibagi menjadi 4 kelompok, jadi masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Perwakilan siswa dalam satu kelompok maju ke depan kelas untuk mengambil alat peraga untuk kelompoknya dan mengambil Lembar Kerja Siswa. Siswa bersama kelompoknya mulai

mengerjakan soal pada Lembar Kerja siswa dan

memperagakannya setiap soal dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan secara bergantian dalam satu kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat.

Guru mengecek ketepatan peragaan yang dilakukan siswa dalam kelompoknya. Guru juga memantau diskusi di dalam kelompok agar semua anggota kelompok ikut bekerja sama untuk menyelesaikan soal. Setelah itu, setiap kelompok diminta untuk

tersebut di depan kelas. Setiap kelompok memperagakan satu soal beserta jawabannya. Siswa yang lain diminta untuk menanggapi apa yang disampaikan temannya, kemudian kelompok lain juga melakukan hal yang sama yaitu mendemonstrasikan peragaan setelah kelompok sebelumnya telah selesai melakukan peragaan.

Setelah semua kelompok melakukan demonstrasi, guru mengadakan kuis. Peraturan kuisnya yaitu kelompok yang akan menjawab diminta untuk mengangkat jari, kelompok yang paling cepat mengangkat jari diberi kesempatan untuk menyampaikan jawaban dan memperagakan jawabannya menggunakan alat peraga teropong pecahan. Kelompok yang menjawab dengan benar diberikan reward oleh guru. Kegiatan ini bertujuan agar siswa semakin terbiasa untuk menggunakan alat peraga teropong pecahan.

b) Kegiatan Akhir (10 menit)

Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari yaitu menjumlahkan pecahan yang berpenyebut sama dan tak sama. Menjumlahkan pecahan berpenyebut sama caranya adalah memasang lingkaran pecahan bilangan pertama pada tiang penyangga kemudian memasang lingkaran pecahan bilangan kedua pada tiang penyangga dan dapat ditemukan hasilnya. Menjumlahkan pecahan berpenyebut berbeda diperoleh dengan cara memasang lingkaran pecahan bilangan pertama pada tiang

penyangga dilanjutkan memasang lingkaran pecahan bilangan kedua pada tiang penyangga. Karena belum diketahui hasilnya, dilanjutkan dengan memasang lingkaran pecahan tanpa warna untuk melihat pembagiannya yang sama. Tidak lupa guru memberikan motivasi kepada siswa. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama-sama dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

2) Tindakan Siklus II pertemuan II

Tindakan siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Juni 2016 pukul 07.00-08.10. Materi yang diajarkan pada siklus II pertemuan II adalah pengurangan pada pecahan berpenyebut sama dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. Deskripsi langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan II adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan awal (5menit)

Pada kegiatan awal siklus II pertemuan II, pelaksana tindakan membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mengajak siswa berdoa. Setelah berdoa, guru mempresensi kehadiran siswa.

b) Kegiatan inti (20 menit)

Siswa memperhatikan penjelasan guru yang sedang memberi contoh cara mengurangkan pecahan berpenyebut sama dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan. Contoh pertama adalah cara mengurangkan pecahan

Cara memperagakan soal tersebut menggunakan alat peraga teropong pecahan langkah-langkahnya adalah:

- Memasang lingkaran pecahan enam perdelapan yang berwarna ungu pada tiang penyangga

Kemudian memasang lingkaran pecahan tiga perdelapan yang berwarna abu-abu di atasnya dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kedua pecahan bertumpuk.

- Tampak lingkaran enam sama besar dan warna yang tidak tertutupi tiga bagian. Jadi,

8 3 8 3 8 6

Setelah itu, guru memberikan contoh cara mengurangkan pecahan berpenyebut berbeda menggunakan alat peraga teropong pecahan. Contoh kedua yaitu mengurangkan pecahan

12 3 3 2

Cara memperagakan soal tersebut menggunakan alat peraga teropong pecahan langkah-langkahnya adalah:

- Memasang lingkaran pecahan dua petiga yang berwarna hijau pada tiang penyangga

Kemudian memasang lingkaran pecahan tiga perduabelas yang berwarna abu-abu di atasnya dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kedua pecahan bertumpuk.

- Karena hasilnya belum jelas (garis pembaginya belum terlihat jelas), maka dipasang lingkaran pecahan yang tidak berwarna untuk melihat pembagiannya yang sama. Guru mencoba memasang lingkaran perempatan, perenaman atau perdelapanan.

- Kemudian guru mengatur agar semua garis pembagi pecahan-pecahan yang berwarna dapat berimpit dengan garis pembagi pecahan tanpa warna sehingga dapat ditemukan penyebut untuk hasil pecahan

12 3 3 2

- Kemudian dihitung berapa bagian warna yang tidak tertutupi warna abu-abu. Tampak bahwa ada 3 bagian yang tidak tertutupi warna abu-abu, sehingga

12 5 12 3 3 2

Guru mengarahkan siswa untuk berkumpul bersama kelompok masing-masing seperti pada pertemuan I siklus II, kemudian perwakilan setiap kelompok diminta untuk mengambil alat peraga teropong pecahan beserta Lembar Kerja Siswa. Setiap kelompok mengerjakan soal pada Lembar Kerja Siswa dengan cara menggunakan alat peraga teropong pecahan secara bergantian dan dengan kerjasama antar anggota kelompok agar diperoleh hasil yang tepat. Guru mengecek ketepatan peragaan yang dilakukan siswa. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, setiap kelompok maju kedepan secara bergantian untuk mendemonstrasikan peragaan soal pengurangan beserta jawabannya yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa. Sementara itu, kelompok lain diminta untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh kelompok yang sedang melakukan demonstrasi.

Setelah semua kelompok melakukan demonstrasi, guru mengadakan kuis. Peraturan kuisnya yaitu kelompok yang akan menjawab diminta untuk mengangkat jari, kelompok yang paling cepat mengangkat jari diberi kesempatan untuk menyampaikan jawaban dan memperagakan jawabannya menggunakan alat peraga teropong pecahan. Kelompok yang menjawab dengan benar diberikan reward oleh guru. Kegiatan ini bertujuan agar siswa semakin terbiasa untuk menggunakan

alat peraga teropong pecahan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait materi yang belum jelas. c) Kegiatan akhir (45 menit)

Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari yaitu mengurangkan pecahan yang berpenyebut sama dan tak sama. Mengurangkan pecahan berpenyebut sama caranya adalah memasang lingkaran pecahan berwarna untuk bilangan terkurang pada tiang penyangga kemudian memasang lingkaran pecahan berwarna putih untuk bilangan pengurang pada tiang penyangga dan dapat ditemukan hasilnya. Mengurangkan pecahan berpenyebut berbeda diperoleh dengan cara memasang lingkaran pecahan berwarna untuk bilangan terkurang pada tiang penyangga dilanjutkan memasang lingkaran pecahan berwarna putih untuk bilangan pengurang pada tiang penyangga. Karena belum diketahui hasilnya, dilanjutkan dengan memasang lingkaran pecahan tanpa warna untuk melihat penyekatan yang sama. Tidak lupa guru memberikan motivasi kepada siswa. Guru memberikan soal post-test kepada siswa tentang penjumlahan dan pengurangan pada pecahan. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama-sama dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan guna mengetahui aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tak sama menggunakan alat peraga teropong pecahan. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dalam pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tak sama menggunakan alat peraga teropong pecahan pada tindakan siklus II menunjukkan bahwa semua aspek sudah tercapai, adapun hasilnya sebagai berikut:

1) Butir pengamatan 1, guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru telah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan, sehingga saat pembelajaran berlangsung guru sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan baik.

2) Butir pengamatan 2, guru mempersiapkan alat peraga teropong pecahan. Guru telah mempersiapkan alat peraga teropong pecahan sebelum pembelajaran dimulai, sehingga saat pembelajaran dimulai alat peraga teropong pecahan sudah siap digunakan.

3) Butir pengamatan 3, guru membagi siswa menjadi 3-4 orang per kelompok. Kelompok dibentuk lebih merata berdasarkan hasil

belajarnya yaitu telah mencapai KKM dan yang belum mencapai KKM.

4) Butir pengamatan 4, siswa duduk dengan kelompok masing-masing. Guru dengan tegas menegur siswa sehingga siswa tidak berjalan kesana kemari mengganggu diskusi kelompok dan turut serta bekerjasama dengan kelompoknya.

5) Butir pengamatan 5, guru menjelaskan aturan penggunaan alat peraga teropong pecahan. Guru telah berlatih lebih banyak lagi dalam menjelasakan penggunaan alat peraga teropong pecahan sehingga dapat menjelaskan aturan penggunaan alat peraga teropong pecahan kepada siswa dengan jelas.

6) Butir pengamatan 6, siswa memperhatikan saat guru menjelaskan aturan penggunaan alat peraga teropong pecahan. Siswa memperhatikan guru saat guru menjelaskan aturan penggunaan alat peraga teropong pecahan dengan baik.

7) Butir pengamatan 7, siswa memahami aturan penggunaan alat peraga teropong pecahan. Siswa sudah memahami aturan penggunaan alat peraga teropong pecahan dan tidak kesulitan dalam memperagakan penjumlahan dan pengurangan menggunakan alat peraga teropong pecahan.

8) Butir pengamatan 8, kerjasama siswa dalam kelompok. Kerjasama siswa pada saat diskusi kelompok berjalan dengan baik karena siswa yang mengalami kesulitan dibantu oleh siswa lain yang sudah paham.

9) Butir pengamatan 9, ketepatan siswa dalam menggunakan alat peraga teropong pecahan. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan alat peraga teropong pecahan.

10) Butir pengamatan 10, guru membimbing siswa menggunakan alat peraga teropong pecahan. Guru membimbing siswa secara merata kepada masing-masing kelompok secara bergantian dalam menggunakan alat peraga teropong pecahan.

11) Butir pengamatan 11, guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Guru memberikan motivasi kepada siswa pada saat pembelajaran berlangsung sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Misalnya “Anak-anak ayo semangat, kalian harus memperhatikan agar nanti mendapatkan nilai yang bagus”.

12) Butir pengamatan 12, guru menjelaskan materi pembelajaran secara runtut. Guru menyampaikan materi dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir secara runtut.

13) Butir pengamatan 13, guru menggunakan alat peraga teropong pecahan di dalam pembelajaran secara efektif. Guru selalu menggunakan alat peraga teropong pecahan ketika menjelaskan, sehingga alat peraga teropong pecahan berguna secara efektif.

14) Butir pengamatan 14, guru menguasai materi pembelajaran. Guru menguasai materi pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan.

10) Butir pengamatan 15, siswa aktif bertanya apabila materi yang disampaikan guru belum jelas. Siswa sudah berani bertanya apabila mengalami kesulitan terkait materi yang dipelajari.

Hasil observasi pembelajaran pada siklus II pertemuan I diperoleh skor 51 (85%) dan pada pertemuan kedua diperoleh skor 57 (95%) dari skor maksimal ideal 60. Observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan diperoleh persentase skor rata-rata 90%. Hal itu dapat diketahui dari rangkuman hasil observasi pada tabel 9.

Tabel 9. Persentase Skor Aktivitas Guru dan Siswa dalam Penggunaan Alat Peraga Teropong Pecahan pada Pelaksanaan Tindakan Siklus II

No Pertemuan JumlahSkor Persentase

1 Ke-1 51 85%

2 Ke-2 57 95%

Persentase Skor Rata-rata Aktivitas Guru dan Siswa dalam Penggunaan Alat Peraga Teropong Pecahan pada

Pelaksanaan Tindakan Siklus II

90%

Berdasarkan tabel 9 persentase aktivitas guru dan siswa dalam penggunaan alat peraga teropong pecahan pada siklus II mengalami kenaikan sebesar 19,17% dari persentase aktivitas guru dan siswa dalam penggunaan alat peraga teropong pecahan pada siklus I. Hasil observasi

tindakan siklus II pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihat pada lampiran.

Berdasarkan nilai post-test siklus II pada materi penjumlahan dan pengurangan pada alat peraga teropong pecahan pada siswa kelas IV SDN Warangan I menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 80,67. Siswa yang berhasil mencapai KKM adalah 13 siswa (86,67%) atau siswa yang belum mencapai KKM adalah 2 siswa (13,33%). Data nilai post-test pada siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Peningkatan prestasi belajar materi penjumlahan dan pengurangan pecahan pada kelas IV SDN Warangan I dari tahap siklus 1 ke siklus II dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Persentase Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Tahap Siklus I dan Siklus II

No Tahap Nilai Rata-rata Kelas

Ketuntasan Persentase Tuntas BelumTuntas Tuntas BelumTuntas

1 Siklus I 60,2 8 7 53,33% 46,67%

2 Siklus II 80,67 13 2 86,67% 13,33%

Berdasarkan data tabel 10 dapat dilihat nilai rata-rata kelas dari tahap siklus I ke siklus II meningkat sebanyak 20,47 (80,67-60,2). Persentase siswa yang mencapai KKM pada tahap siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan sebanyak 33,34% (86,67%-53,33%). Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I.

d. Refleksi

Data hasil observasi dalam pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan menggunakan alat peraga teropong pecahan yang telah diuraikan di atas digunakan oleh guru dan observer untuk melakukan refleksi. Hasil refleksi menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan yang dideskripsikan di atas telah diterapkan secara optimal dan sudah tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas IV SDN Warangan I. Hal itu dibuktikan oleh hasil post-test pada akhir siklus II. Persentase siswa yang sudah mencapai KKM sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu 75%, sedangkan pencapaian nilai rata-rata kelas adalah 80,67 yang berarti telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan yaitu≥ 65. Berdasarkan hasil nilaipost-testdi atas maka pembelajaran dikatakan berhasil dan penelitian dihentikan.

Dokumen terkait